Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Rumah Tangga Gembala Sidang Menjadi Role Model Bagi Jemaat Sembiring, Lena Anjarsari; Simon, Simon
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i2.15

Abstract

ABSTRACTThis paper discusses the congregation pastor household being a role model for the congregation. The method used in this research is descriptive qualitative method with a literature approach. The result of this discussion is shepherd in Greek uses the word ποιμένας (poimenas) which means a feeder, protector and guide. God gives a pastor's ministry to a person for the purpose of carrying out the task of shepherding and educating His people so that they can live more properly and spiritually mature. Through the task God has delegated to the pastor to serve the congregation, his life and household should become a role model for the congregation. The pastor becomes a role model for the congregation starting from his marriage, has a good track record in life, is able to lead all members of his family, and the wife's lifestyle does not become a stumbling block. Why is the congregation pastor's household required to be a role model for the congregation, because the congregation pastor is closely related to the spiritual arrangement and arrangement of the church's household life. ABSTRAK Tulisan ini membahas mengenai Rumah Tangga Gembala Sidang Menjadi Role Model Bagi Jemaat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Hasil dari pembahasan ini adalah gembala dalam bahasa Yunani  menggunakan kata ποιμένας (poimenas) yang diartikan seorang pemberi makan, pelindung dan penuntun. Tuhan mengaruniakan jawatan gembala kepada seseorang tujuannya untuk mengemban tugas menggembalakan dan mendidik jemaat-Nya agar mereka makin hidup benar dan dewasa secara kerohanian. Melalui tugas yang didelegasikan oleh Allah kepada gembala sidang untuk melayani jemaat, maka kehidupan dan rumah tangganyapun sudah sepatutnya menjadi role model bagi jemaat. Gembala sidang menjadi role model bagi jemaat dimulai dari pernikahannya, memiliki track record hidup yang baik, mampu memimpin seluruh anggota keluarganya, serta gaya hidup istri tidak menjadi batu sandungan. Mengapa rumah tangga gembala sidang dituntut menjadi role model bagi jemaat, karena gembala sidang erat kaitannya dalam penataan kerohanian dan penataan kehidupan rumah tangga jemaat.
Peran Gembala Sidang Dalam Mengkaderisasi Istri Bagi Kepemimpinan Gereja Lokal Anatje Ivone Sherly Lumantow; Simon Simon
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 2 No. 2 (2021): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 2, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v2i2.37

Abstract

Abstract: This study departs from the factual event that the pastor's wife refused to continue the transition of the pastor's leadership in the local church. The refusal of the shepherd's wife to replace the husband as the leader of the congregation has to do with self-capacity, likes and dislikes by disapproving persons. Based on these events, this topic wants to outline how the role of the pastor of the congregation in the wiring of the wife to prepare to become a leader, in the event of a leadership transition. This paper uses qualitative methods with a literary approach accompanied by indirect interviews. The description in this article suggests, the shepherd can make efforts to care for the wife by preparing and encouraging the wife to reach a qualified academic level. Another catheterization effort that can be made by the pastor of the congregation is to give a stage in pastoral ministry, and train the wife's skills to form leadership in her. By doing the wiring as a form of preparing the wife to be a leader in the event of a leadership transition in the local church. The coding was also done by the apostle Paul to the women, so that the early church grew wider because of the role of women who became leaders in the ministry.   Keywords: Cadreization, Ministry, Pastor of the Church, Women.   Abstrak: Kajian ini berangkat dari peristiwa faktual bahwa adanya istri gembala yang ditolak untuk melanjutkan transisi kepemimpinan gembala sidang di gereja lokal. Penolakan istri gembala untuk menggantikan suami sebagai pemimpin jemaat berkaitan dengan kapasitas diri, like dan dislike oleh oknum yang tidak menyetujui. Berdasarkan peristiwa tersebut, topik ini hendak menguraikan bagaimana peran gembala sidang dalam pengkaderisasian istri untuk persiapan menjadi pemimpin,  andai terjadi transisi kepemimpinan. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literatur disertai wawancara bersifat tidak langsung. Uraian pada artikel ini mengemukakan, gembala dapat melakukan upaya kaderisasi kepada istri dengan cara mempersiapkan dan mendorong istri mencapai jenjang akademik yang mumpuni. Upaya kaderisasi lain yang dapat dilakukan oleh gembala sidang adalah dengan memberi panggung dalam pelayanan pastoral, serta melatih ketrampilan istri untuk membentuk kepemimpinan dalam dirinya. Dengan melakukan pengkaderisasian itu sebagai wujud mempersiapkan istri menjadi pemimpin bila terjadi transisi kepemimpinan di dalam gereja lokal. Pengkaderisasian pun dilakukan oleh rasul Paulus kepada para perempuan-perempuan, sehingga gereja mula-mula semakin berkembang luas karena adanya peran para perempuanyang menjadi pemimpin dalam pelayanan.    Kata Kunci: Gembala Sidang, Kaderisasi, Pelayanan, Perempuan.
Perspektif Alkitab Terhadap Pernikahan Semarga Ruth Rita; Simon Simon
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.159

Abstract

Pernikahan semarga adalah pernikahan yang dilakukan oleh kedua pasangan dengan marga yang sama. Contohnya bila si pria bermarga Siagian, maka pasangannya juga bermarga Siagian. Dalam perspektif adat-istiadat, pernikahan semarga dilarang keras walaupun pelakunya tidak dari satu ibu atau bapak. Dasar pelarangan adat-istiadat atas pernikahan semarga diantaranya adalah tidak adanya kejelasan status adat bagi mereka yang menikah semarga. Adat menentang pernikahan semarga karena mempercayai bahwa keturunan yang dilahirkan oleh pelaku berpotensi menjadi anak yang “abnormal.” Tulisan ini membahas bagaimana perspektif Alkitab tentang pernikahan semarga dan apa yang menjadi dasar sebuah pernikahan menurut Alkitab. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan literatur dan eksposisi Alkitab. Hasil dari penelitian ini adalah pernikahan semarga bukanlah pertentangan, karena dasar pernikahan dalam Alkitab adalah kesamaan kepercayaan kepada Tuhan yang benar serta firman Allah menjadi fondasi dalam pernikahan. Walau Alkitab tidak melarang pernikahan semarga, namun bukan berarti orang percaya menjadikan itu sebagai suatu kebebesan, karena adat adalah bagian dari norma yang perlu diperhatikan di mana seseorang tinggal.
Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pertumbuhan Rohani Anak Semuel Ruddy Angkouw; Simon Simon
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.953 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.3

Abstract

AbstractParents who are given a mandate by God to be the main spiritual educators for their children. The purpose of God is to encourage parents as the main spiritual educators for their children, so that their children will experience spiritual growth in their faith in Him. This paper discusses the role of parents in Christian religious education on children's spiritual growth. The method used in this writing is a quantitative method with a questionnaire approach accompanied by descriptions of the answers of the respondents to the questionnaires that were distributed. The findings of this study are the respondents, in this case the church Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Glenmore Kabupaten Banyuwangi, carry out its role as a parent in cultivating Christian values for the spiritual growth of children although not significantly overall.Key words: Spiritual Growth, Congregation, Christian Education. AbstrakOrang tua diberikan mandat oleh Allah untuk menjadi tenaga pendidik kerohanian yang utama bagi anak-anaknya. Tujuan Allah menghimbau orang tua sebagai pendidik kerohanian utama bagi anak, agar kerohanian anak mengalami pertumbuhan secara iman kepada-Nya. Tulisan ini membahas tentang peran orang tua dalam pendidikan agama Kristen terhadap pertumbuhan kerohanian anak. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan angket disertai pendeskrifsian jawaban para responden atas angket yang dibagikan. Temuan dari penelitian ini adalah para respoden dalam hal ini jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Glenmore Kabupaten Banyuwangi, melaksanakan perannya sebagai orang tua dalam penanaman nilai-nilai kekristenan untuk pertumbuhan kerohanian anak walau tidak secara signifikan secara keseluruhan.Kata kunci: Pertumbuhan Rohani, Jemaat, Pendidikan Agama Kristen
Model Kepemimpinan yang Ideal Dalam Penataan Organisasi Gereja Simon Simon; Alvonce Poluan
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.108 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.22

Abstract

AbstractThe basic idea of this article comes from factual events there are disputes between the leaders of the church organization and the members they lead. Disputes are caused by the leadership model run by the leader in organizing the organization that does not match the expectations (expectations) of the subordinates. The research method used in the writing of this article is a qualitative method with a literature approach and in-person interviews. The description of this paper, the church organization stands on the permission of God initiated by His servants. With the organization, the church provides a sketch of who is the leader and who is being led. The leadership model needed in the organization of the church by a leader is non-tribalism, open to input and criticism, not concerned with personal interests but not to self-indulgence in practical politics. The achievement of organization missions is on the shoulders of the leader, whether to mobilize all the resources possessed by the organization components of the church. AbstrakIde dasar dari artikel ini berangkat dari peristiwa faktual, adanya perselisihan antara pemimpin  organisasi gereja dengan anggota yang dipimpin. Perselisihan itu timbul ditenggarai oleh model kepemimpinan yang dijalankan oleh si pemimpin dalam penataan organisasi tidak sesuai dengan ekspektasi (harapan) oleh bawahan. Metode yang peniliti gunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan disertai wawancara secara langsung. Uraian dari tulisan ini, organisasi gereja berdiri atas seijin Tuhan yang diprakarsai oleh hamba-hamba-Nya. Dengan adanya organisasi gereja memberikan sketsa siapa yang menjadi pemimpin dan siapa yang dipimpin. Model kepemimpinan yang dibutuhkan dalam penataan organisasi gereja oleh seorang pemimpin adalah tidak sukuisme, terbuka kepada masukan dan kritikan, tidak mementingkan kepentingan pribadi maupun golongan serta tidak menceburkan diri pada politik praktis. Tercapainya sebuah visi-misi organisasi ada dalam pundak sang pemimpin, apakah ia bisa menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki oleh kompomen organisasi gereja tersebut.
RESPON ORANG KRISTEN TERHADAP PEMBERITAAN TELEVISI MENGENAI COVID-19 Simon Simon
Jurnal STT Gamaliel Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Gamaliel Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : STT Gamaliel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38052/gamaliel.v2i2.52

Abstract

ABSTRAK - Artikel ini menyoroti respon orang Kristen terhadap pemberitaan televisi terkait Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan konten analisis. Hasil dari temuan artikel ini mengungkapkan bahwa pemberitaan televisi terkat Covid-19 lebih cenderung memberitakan angka-angka kematian dibandingkan dengan peliputan pasian yang sembuh. Kemudian dalam pemberitaan Covid-19 kepada pemirsa, narasi ketakutan sering digemakanoleh televisi dibandingkan narasi yang sifatnya menyemangati atau mengajak untuk bersikap optimisme. Selain itu, pemberitaan televisi dalam negeri masih lebih dominan mengekor pada pemberitaan media luar negeri. Berdasarkan fakta  pemberitaan televisi tentang Covid-19 ini maka orang Kristen perlu meresponinya dengan hati dan pikiran tetap tenang yang diperoleh melalui perenungan Firman Tuhan dan iman yang teguh kepada Allah, melakukan pembanding informasi dari apayang ditonton, serta tidak ikut tersugesti atau terpengaruh. ABSTRACT - This article highlights how Christians have responded to television coverage regarding Covid-19. The method used is descriptive qualitative method with content analysis approach. The results of the findings of this article reveal that television coverage related to Covid-19 is more likely to report mortality rates than coverage of patients who recover. Then in Covid-19 reporting to viewers, narratives of fear are often echoed by television compared to narratives that are encouraging or inviting to be optimistic. In addition, domestic television coverage is still more dominant following foreign media coverage. Seeing this fact in relation to television coverage of Covid-19, Christians should respond with a calm heart and mind, make comparisons of information about what they watch, and not be suggested or influenced. This can be applied by Christians when the Word of God is firmly meditate on and believed and becomes a guide for their life.
VIRTUALISASI TUHAN: Menyelak Ownership Tokoh Agama Elia Tambunan; Simon Simon
CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.837 KB) | DOI: 10.54592/jct.v1i2.29

Abstract

The boom of information, communication and technology is changing the landscape of religious performance, especially when the West falls into a workaholicism without losing spiritualism by not leaving work. Moreover, when the world is hit by the Covid-19 pandemic, that performance is increasingly finding momentum in the virtual space. Islamic and Christian leaders are required to exist in shepherding faith of their people. Using modern socio-religious studies, religious phenomena in the digital space are analyzed in this paper to nark the virtualization of religious actorship. The data is collected from an integration of literature and social media related to the teachings of Islamic and Christian religious figures. From there, it was found, because of the sophistication of digital technology, religion in the virtual industry is trapped as a content commodity that has succeeded in placing religious figures as central actors, but often away from the supervision and control of the audience. The virtualization of religion places the religious leader as filmmakers as well as the main actors in their sacred duties but also turns towards ownership in many ways. This is revealed from the theoretical framework, namely the spiritual market, which is used here.ABSTRAKDentuman teknologi mengubah lanskap performa agama, khususnya ketika dunia Barat gila kerja tanpa kehilangan spiritualisme dengan tidak meninggalkan pekerjaan. Banyak agamawan tidak siap, tetapi banyak juga yang merekayasa diri, terlebih ketika dunia dihantam pandemic Covid-19, performa tersebut semakin menemukan momentum di ruang virtual. Pemimpin Islam dan Kristen dituntut eksis untuk menggembalakan iman umat. Lewat studi sosial keagamaan modern, fenomena keagamaan di ruang digital dianalisis dalam tulisan ini untuk menyelak virtualisasi pemeranan tokoh agama. Data dikumpulkan dari perpaduan literatur dan media sosial terkait dengan ajaran tokoh agama Islam dan Kristen. Dari sana ditemukan, oleh karena kecanggihan teknologi digital, agama dalam industri virtual terperangkap sebagai komoditas konten yang berhasil menempatkan tokoh agama sebagai aktor sentral, namun sering luput dari kontrol audiens. Secara baru, virtualisasi agama menempatkan para tokoh agama menjadi sineas sekaligus pemeran utama dalam tugas-tugas kudus mereka namun juga berkelok ke arah kepemilikan dalam banyak hal. Hal itu terungkap dari kerangka teori, yaitu pasar rohani dalam studi sosial keagamaan, yang digunakan di sini. Kata kunci: Aktor Agama, Kepemilikan, Pasar Rohani, Virtualisasi Tuhan
Efisiensi Kepemimpinan Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Semuel Rudy Angkouw; Simon Simon
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.884 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v1i1.8

Abstract

This paper describes the efficiency of field-response leadership for church growth. The method used in the writing of this article is a qualitative method with a literature. The main idea was topic because it was found that there were shepherds who did not carry out their leadership duties as an efficient return. The impact on the growth of the church is minimal because there is no quantity increase. The growth of the church is due to being encouraged to be rewarded efficiently in shepherding the church. From the aspect of the reciprocal field manager, it can empower quickly, measurably and structurally what time, energy, and money has.Keywords: Efficiency, Pastor, Church Growth ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang efisiensi kepemimpinan gembala sidang bagi pertumbuhan gereja. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Gagasan pokok lahirnya topik ini karena ditemukan fakta, adanya gembala-gembala yang tidak melakukan tugas kepemimpinanya sebagai gembala secara efisien. Dampaknya pertumbuhan gereja minim karena tidak tercipta pertambahan secara kuantitas. Pertumbuhan gereja terjadi karena didorong bila gembala efisien dalam menggembalakan jemaat. K-efisien kepempinan gembala sidang dapat dilakukan dengan memberdayakan memberdayakan secara tepat, terukur, dan terstruktur apa yang dimiliki baik waktu, tenaga, uang. Kata-kunci: Efisiensi, Gembala, Pertumbuhan Gereja
Pelatihan Penggunaan Mendeley Desktop dalam Penulisan Karya Ilmiah bagi Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia Simon Simon; Tommy Lantang; Auw Tammy Yulianto; Albertus Kurniadi Saputro
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1: Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3171.381 KB) | DOI: 10.53547/rcj.v5i1.157

Abstract

The world's demands for publication in accredited journals and international journals require articles to be written using the Mendeley application. However, the use of the Mendeley application in writing articles is still not fully understood by students. Among the groups who did not understand were the postgraduate students of the Anugrah Indonesia Theological College (STTAI). Writing references in scientific works as well as in the work of assignments, is still done manually. On that basis, this topic was written by researchers to explain about Mendeley Desktop as well as provide mentoring training in using Mendeley Desktop and Mendeley Web Importer. This mentoring training was conducted for 40 STTAI postgraduate students for four weeks online with a duration of two and a half to three hours. As a result of this mentoring training on the use of Mendeley Desktop, STTAI postgraduate students know and are proficient in Mendeley Desktop. After training, students can use Mendeley in writing references for every lecture assignment and writing articles or thesis or dissertation proposals. This shows that the mentoring training for using Mendeley Desktop has achieved satisfactory results as expected.Keywords: mendeley desktop; reference; training; accompaniment; scientific work; STTAI AbstrakTuntutan dunia publikasi pada jurnal-jurnal terakreditasi dan jurnal internasional mewajibkan artikel menulis dengan menggunakan aplikasi mendeley. Namun, penggunaan aplikasi mendeley dalam penulisan artikel kebanyakan masih belum dipahami oleh para mahasiwa. Kelompok yang belum memahami itu di antaranya dari para mahasiwa pascasarjana Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia (STTAI). Penulisan referensi dalam karya ilmiah maupun dalam pengerjaan tugas, masih dilakukan secara manusal. Atas dasar itulah, maka topik ini ditulis oleh peneliti untuk menjelaskan perihal mendeley desktop sekaligus memberikan pelatihan pendampingan dalam menggunakan mendeley desktop dan mendeley web importer. Pelatihan pendampingan ini dilakukan kepada 40 mahassiwa pascasarjana STTAI selama empat minggu melalui daring dengan durasi waktu dua setengah sampai tiga jam. Hasil dari pelatihan pendampingan penggunaan mendeley desktop ini, para mahasiwa pascasarjana STTAI mengetahui dan mahir dalam mendeley desktop. Setelah dilakukan pelatihan, maka setiap tugas perkuliahan dan penulisan artikel maupun proposal tesis atau disertasi, mahasiswa dapat menggunakan mendeley dalam penulisan referensi. Ini menunjukkan pelatihan pendampingan penggunaan mendeley desktop ini mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. Kata Kunci: mendeley desktop; referensi; pelatihan; pendampingan; karya ilmiah; STTAI
Peran Roh Kudus Bagi Hamba Tuhan Dalam Merintis Gereja Simon Simon
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i2.33

Abstract

Salah satu instrument pertumbuhan gereja secara kuantitas dilihat dari pertambahan gereja baru yang berdiri. Bila ingin terjadi mutiplikasi gereja, maka harus ada hamba Tuhan yang merintis, dengan terlebih dahulu mereka dibekali dan dipersiapkan. Ini sejalan bila melihat perkembangan gereja mula-mula, para rasul merintis gereja dan mengirim tenaga-tenaga untuk melakukannya. Di tengah kompleksitas tantangan dalam merintis gereja di masa kini, maka perlu meyakinkan calon hamba Tuhan agar tidak takut serta semangatnya tidak surut walau hambatan menghadang. Artikel ini membahas bagaimana peran Roh Kudus kepada hamba Tuhan dalam merintis gereja dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dikaitkan dari pengalaman para rasul dalam merintis gereja dalam Kisah Para Rasul. Hasil dari ulasan artikel ini didapatkan suatu jawaban, peran Roh Kudus dalam merintis gereja jika diltelusuri dari pengalaman para Rasul, Ia berperan menyingkapkan pekerjaan tipu muslihat, memberikan kebijkasaan, menggerakkan orang untuk berkorban finansial. Roh Kudus juga memberikan sikap ketenangan dikala menghadapi permasalahan, dan meluputkan dari ancaman bahaya. Kata Kunci: Merintis, Gereja, Roh Kudus, Hamba Tuhan