Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

RUIGIGO FUKUSHI TOTSUZEN, KYUU NI, IKINARI, DAN FUI-NI DALAM NOVEL BLACK BULLET VOLUME 1 KARYA SHIDEN KANZAKI Asmarani, Widyas; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3557

Abstract

Abstrak: Rugigo adalah “sinonim” dalam bahasa Indonesia. Sulit untuk membedakan kata-kata ruigigo di Indonesia karena kebanyakan mereka memiliki arti yang sama. Misalnya, fukushi totsuzen, kyuu ni, ikinari, dan fui ni. Dalam bahasa Indonesia mereka memiliki arti yang sama, yaitu "tiba-tiba", tetapi mereka memiliki sedikit perbedaan. Totsuzen sering digunakan untuk menunjukkan keadaan yang terjadi sangat cepat. Kyuu ni sering digunakan untuk menceritakan suatu kondisi yang terjadi sangat cepat, tetapi bisa dikatakan itu akan terjadi. Ada perubahan dari awal ke akhir keadaan. Ikinari sering digunakan untuk mengatakan bahwa sesuatu terjadi tanpa peringatan sama sekali dan cenderung mengabaikan proses umum. Fui ni sering digunakan untuk orang yang mengalami acara tersebut dan tidak dapat memprediksi acara yang akan datang. Penggunaannya tergantung pada konteks kalimat tetapi itu mungkin mengubah artinya.Kata kunci: Rugigo, Novel Black Bullet Volume 1 Abstract: Rugigo is “sinonim” in Indonesian. It is hard to differentiate the words of ruigigo in Indonesia because mostly they have a similar meaning. For example fukushi totsuzen, kyuu ni, ikinari, and fui ni. In Indonesian they have the same meaning, namely “tiba-tiba”, but they have slight differences. Totsuzen is often used to show a circumstance that happened really fast. Kyuu ni is often used to tell a condition that happened really fast, but could tell it would happen.  There is a change from beginning to the end of circumstance. Ikinari is often used to tell that something happened without warning at all and tend to skip the common process. Fui ni is often used to one who experienced the event and unable to predict the upcoming event. The use depends on the context of the sentence but it might change the meaning.Keywords: Rugigo, Black Bullet Volume 1’ Novel
ANALISIS ETIKA MORAL BUSHIDOU DALAM DORAMA REMAKE GREAT TEACHER ONIZUKA 2012 KARYA TORU FUJISAWA Nurcahyono, Dimas Putra Dewa Ari; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3234

Abstract

Abstrak: Terebi dorama adalah media yang dianggap tepat untuk disisipi nilai kebudayaan Jepang. Salah satunya adalah etika moral bushido. Penelitian ini fokus pada etika moral bushido  yang terdapat pada dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012. Dalam penelitian ini fokus pada penggalian data yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan, yakni etika moral dalam dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012. Pada penelitian ini, disimak isi cerita dalam dorama lalu mencatat kalimat pada dialog yang termasuk dalam etika moral bushido. Melalui pendekatan moral dan metode kualitatif, informasi yang didapat kemudian dikelompokkan dan dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini terdapat 5 etika moral bushido pada dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012, yaitu etika moral keadilan, etika moral kebajikan, etika moral keberanian, etika moral kejujuran, dan etika moral kehormatan.Kata kunci: Etika Moral, Bushido, Drama Televisi Abstract: Terebi dorama is media that are considered appropriate to be inserted Japanese cultural values. One of them is bushido moral ethics. Focus of this research is bushido moral ethics that found in dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012. In this research the writer tries to explore data relating to the problem raised, moral ethics analysis in dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012. In this research, the writer listens contents of the story in the drama and then records the sentences in the dialogue which are included in bushido moral ethics. With moral approaches and qualitative methods, information obtained then grouped and then analyzed for conclusion. The results of this research can be concluded that there are 5 bushido moral ethics in dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012, that is justice of moral ethics, virtue moral ethics, courage moral ethics, honesty moral ethics, honor moral ethics.Keywords: Moral Ethics, Bushido, Television Drama
ANALISIS UNGKAPAN EMOSI CINTA TERHADAP TOKOH UTAMA PADA KOMIK ANOHANA VOLUME 1 DAN 2 KARYA MARI OKADA Munaadiyah, Lailatul; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i1.4614

Abstract

Abstrak: Penelitian ini meneliti tentang ungkapan emosi cinta serta faktor cinta pada tokoh utama pada komik AnoHana volume 1 dan 2 karya Mari Okada. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikolinguistik. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang diambil ungkapan emosi cinta serta faktor penyebab cinta pada tokoh utama komik AnoHana volume 1 dan 2 karya Mari Okada. Penelitian ini menghasilkan temuan seperti berikut : pertama ungkapan emosi cinta dalam manga AnoHana volume 1 dan 2 terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1) penerimaan, terdapat 3 data; 2) persahabatan, terdapat 7 data; 3) kepercayaan, terdapat 4 data; 4) kebaikan hati, terdapat 5 data; 5) rasa dekat, terdapat 1 data; 6) kasih, terdapat 4 data. Kedua ungkapan emosi cinta tidak hanya diungkapkan karena tindakan tokoh utama sendiri, tetapi juga karena ucapan dan tindakan dari tokoh lain yang dapat membuat ungkapan emosi cinta muncul. Ketiga Faktor penyebab cinta dalam manga AnoHana volume 1 dan 2 terdiri dari beberapa faktor, yaitu : 1) kedekatan, terdapat 9 data; 2) karakter, terdapat 9 data; 3) saling suka, terdapat 6 data; 4) momen, terdapat 12 data.Kata Kunci : Psikolinguistik, Ungkapan Emosi Cinta, Faktor Penyebab Cinta. Abstract: This research will be discussing about the expression of love emotions and the love factor of the main character in the comics AnoHana volumes 1 and 2 by Mari Okada. The approach used in this research is the psycholinguistic approach. While the method used is descriptive qualitative method. The data source is taken from the expression of emotion of love and the factors that cause love in the main character AnoHana comics volume 1 and 2 by Mari Okada. This research produces findings such as the following: first the expression of emotion of love in the AnoHana manga volumes 1 and 2 consists of several types, namely: 1) acceptance, there are 3 data; 2) friendship, there are 7 data; 3) trust, there are 4 data; 4) kindness, there are 5 data; 5) feeling close, there is 1 data; 6) love, there are 4 data. Both expressions of the emotions of love are not only expressed because of the actions of the main character himself, but also because of the words and actions of other characters who can make the expression of emotion of love emerge. The three factors causing love in AnoHana manga volumes 1 and 2 consist of several factors, namely: 1) closeness, there are 9 data; 2) characters, there are 9 data; 3) like each other, there are 6 data; 4) moments, there are 12 data.Keywords: Psycholinguistics, Expressions of Love Emotions, Factors Causing Love.
ANALISIS UNGKAPAN BAHAGIA DALAM MANGA GOCHUUMON WA USAGI DESU KA? VOLUME 1 Hamzah, Mochamad Alqhollibi; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4299

Abstract

Abstrak: Manga merupakan salah satu karya sastra yang barasal dari Jepang. Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? adalah Manga karya Koi. Manga ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari tokoh utama bernama Cocoa Hoto. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti ungkapan bahagia dan faktor penyebab bahagia dalam Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? volume 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikolinguistik. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut. Pertama, ungkapan bahagia tidak hanya diungkapkan karena tindakan tokoh utama sendiri, tetapi juga karena ucapan dan tindakan dari tokoh lain. Berikutnya, Ungkapan bahagia masing-masing tokoh berbeda sesuai kondisi bahagia dan faktor penyebabnya. Selanjutnya, Faktor penyebab bahagia dalam Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? volume 1 terdiri dari: 1) kenikmatan ada 7; 2) pekerjaan ada 1; 3) masa depan ada 2; 4) persahabatan dan dukungan sosial 9; 5) hubungan sosial ada 2; 6) gratifikasi ada 5; 7) kesehatan ada 2; 8) masa lalu ada 1. Dan faktor penyebab bahagia yang paling banyak adalah persahabatan dan dukungan sosial.Kata kunci: Psikolinguistik, Ungkapan Bahagia, Faktor Bahagia, Manga Abstract: Manga is one of the literary works that originated from Japan. Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? is a work manga by koi. This manga tells about the daily life of the main character named Cocoa Hoto. This research aims to researching the expression of happiness and the factors that cause happiness in the Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? volume 1. This research uses a qualitative descriptive method and the approach uses a psycholinguistic approach. The data in this research are happy expressions taken from the words of the characters. This research produces the following findings: First, the expression of happiness is not only expressed by the actions of the main character himself, but also because of the words and actions of other characters. Next, the happy expressions of each character differ according to happy conditions and their causal factors. Hereinafter, Factors causing happiness in the Manga Gochuumon wa Usagi Desu ka? volume 1 consists of: 1) pleasure there are 7; 2) work there are 1; 3) future there are 2; 4) friendship and social support there are 9; 5) social relations there are 2; 6) gratification there are 5; 7) health there are 2; 8) past there are 1.  And the most contributing factors to happiness are friendship and social support. Keywords: Psycholinguistics, Happy Expressions, Factor of Happy, Manga
PERBANDINGAN AOMORI NEBUTA MATSURI DENGAN PERAYAAN OGOH-OGOH DI BALI Dewi, Sri Mistiana; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3228

Abstract

Abstrak: Setiap Negara memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya Jepang dan Indonesia.  Di Jepang memiliki perayaan yang bernama Aomori Nebuta Matsuri, dan perayaan tersebut memiliki kesamaan dengan perayaan yang ada di Indonesia yaitu perayaan Ogoh-Ogoh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perbandingan dari kedua perayaan tersebut, yaitu Aomori Nebuta Matsuri dan perayaan Ogoh-Ogoh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Aomori Nebuta Matsuri dengan perayaan Ogoh-Ogoh. Dari perbandingan tersebut penulis akan membahas tentang perbedaan dan persamaan Aomori Nebuta Matsuri dengan perayaan Ogoh-Ogoh di Bali, baik dari segi boneka, sistem perayaan, dan makna kedua perayaan. Penelitian?ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah aomori nebuta matsuri ialah sebuah perayaan yang diselenggarakan untuk mengusir roh jahat dan membuat sebuah arak-arakan sambil membawa boneka raksasa. Boneka raksasa tersebut terbuat dari kertas dan berupa lampion. Kemudian, dihanyutkan ke sungai. Sedangkan ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang berbentuk Bhuta Kala, boneka tersebut juga terbuat dari kertas, yang akan diarak mengelilingi desa. Setelah itu, boneka raksasa tersebut dibakar. Kedua perayaan tersebut memiliki makna yang sama yaitu untuk menghalau nasib buruk.Kata kunci: Aomori Nebuta Matsuri, Ogoh-Ogoh, boneka raksasa, menghalau nasib buruk. Abstract: Every country has a variety of cultures, including Japan and Indonesia. In Japan there is a celebration called Aomori Nebuta Matsuri, and the celebration has similarities with celebrations in Indonesia, the Ogoh-Ogoh celebration. The formulation of the problem in this study is the comparison of the two celebrations, namely Aomori Nebuta Matsuri and Ogoh-Ogoh celebration. The purpose of this study was to determine the comparison of Aomori Nebuta Matsuri with the Ogoh-Ogoh celebration. From this comparison the writer will discuss the differences and similarities of Aomori Nebuta Matsuri with the Ogoh-Ogoh celebration in Bali, both in terms of puppets, a system of celebrations, and the significance of both celebrations. This research uses descriptive analysis method. The results of this study are aomori nebuta matsuri is a celebration held to ward off evil spirits and make a procession while carrying giant puppets. The giant doll is made of paper and in the form of lanterns. Then, washed into the river. While ogoh-ogoh is a giant doll in the form of Bhuta Kala, the doll is also made of paper, which will be paraded around the village. After that, the giant doll was burned. Both celebrations have the same meaning which is to dispel bad luck.Keywords: Aomori Nebuta Matsuri, Ogoh-Ogoh, giant puppet, dispel bad luck.
PENYAJIAN KISAHAN DAN UJARAN TOKOH AKU DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO: KAJIAN STILISTIKA Andari, Novi; Amalijah, Eva
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.981 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2157

Abstract

Daya pikat karya sastra itu muncul karena rangkaian kata maupun dialog-dialog yang membangkitkan emosi. Penglihatan suatu karya sastra dari sudut pandang yang berbeda dan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan tafsiran yang berbeda pula. Penyajian pikiran dan ucapan tokoh tersebut merupakan hasil reproduksi pengarang dalam suatu karya sastra. Dalam novel Kitchen, tidak semua bentuk kisahan dan ujaran ada. Penelitian untuk mengungkap adanya kisahan dan ujaran dalam novil Kitchen ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode kepustakaan yang mengkaji data berdasarkan bahan-bajan tertulis. Dalam novel Kitchen terdapat bentuk-bentuk kisahan oleh pencerita akuan; kisahan oleh pencerita diaan; situasi ujaran antartokoh; cakapan tokoh yang disajikan kata demi kata; pencerita akuan yang menyajikan pikirannya sendiri; reproduksi cakapan yang menggunakan tanda petik maupun yang tidak menggunakan tanda petik; serta ujaran tak langsung si pencerita yang menyampaikan isi ujaran tokoh kepada pembaca. Namun dalam novel ini tidak ditemukan ujaran tak langsung yang bebas. Kata kunci: Stilistika, Penyajian Ujaran, Novel
PENYAJIAN KISAHAN DAN UJARAN TOKOH AKU DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO: KAJIAN STILISTIKA Andari, Novi; Amalijah, Eva
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.981 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2157

Abstract

Daya pikat karya sastra itu muncul karena rangkaian kata maupun dialog-dialog yang membangkitkan emosi. Penglihatan suatu karya sastra dari sudut pandang yang berbeda dan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan tafsiran yang berbeda pula. Penyajian pikiran dan ucapan tokoh tersebut merupakan hasil reproduksi pengarang dalam suatu karya sastra. Dalam novel Kitchen, tidak semua bentuk kisahan dan ujaran ada. Penelitian untuk mengungkap adanya kisahan dan ujaran dalam novil Kitchen ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode kepustakaan yang mengkaji data berdasarkan bahan-bajan tertulis. Dalam novel Kitchen terdapat bentuk-bentuk kisahan oleh pencerita akuan; kisahan oleh pencerita diaan; situasi ujaran antartokoh; cakapan tokoh yang disajikan kata demi kata; pencerita akuan yang menyajikan pikirannya sendiri; reproduksi cakapan yang menggunakan tanda petik maupun yang tidak menggunakan tanda petik; serta ujaran tak langsung si pencerita yang menyampaikan isi ujaran tokoh kepada pembaca. Namun dalam novel ini tidak ditemukan ujaran tak langsung yang bebas. Kata kunci: Stilistika, Penyajian Ujaran, Novel