Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI SEKITAR KAWASAN HUTAN LINDUNG REGISTER 30 KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2010 Feni Rosalia; Yuni Ratnasari
Sosiohumaniora Vol 18, No 1 (2016): SOSIOHUMANIORA, MARET 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.76 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v18i1.9354

Abstract

Hutan kemasyarakatan (Hkm) adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Kebijakan Hutan kemasyarakatan mengizinkan masyarakat untuk dapat mengelola sebagian dari sumberdaya hutan dengan rambu-rambu yang telah ditentukan Permintaan dari kelompok-kelompok petani hutankemasyarakatan mengenai perizinan Hkm di sekitar kawasan hutan lindung register 30 Tanggamus sangat tinggi dan banyak tumbuh kelompok-kelompok baru yang merupakan kelompok-kelompok potensial menjadi kelompok pengelola Hkm yang bagus. Namun kenyataannya banyak kelompok tani yang belum memperoleh izin pengelolaan Hkm bahkan ada kelompok tani yang tidak mampu membuat draft/proposal izin pengelolaan Hkm, Dari 38 kelompok tani yang mengajukan izin, baru 14 kelompok tani yang telah memperoleh izin pengelolaan HKm, sedangkan kelompok tani lainnya ada yang masih tahap verifikasi, namun ada juga yang tidak jelas sampai sejauh mana proses perizinan tersebut berlangsung. Kondisi tersebut jelas merupakan suatu masalah, karena belum didapatnya izin pengelolaan Hkm tidak hanya mengakibatkan petani sekitar kawasan hutan tidak dapat memanfaatkan hutan sebagai penyangga kehidupan ekonomi, sosial dan ekologis mereka, namun akibat lebih jauh adalah ketika kelompok tani tidak mampu berfungsi sebagai pengelola fungsi hutan yang optimal bahkan ketika akhir-akhir ini banyak terjadi alih fungsi hutan yang tidak sesuai peruntukan dan penggunaan lahannya.Tujuan penelitian adalah pertama, mengidentifikasi kendala apa saja yangdihadapi kelompok tani register 30 Kabupaten Tanggamus sehingga belum dapat membuat atau memperoleh izin Hutan Kemasyarakatan, dan kedua, mengetahui faktor-faktor pendukung untuk melakukan percepatan proses pengajuan perizinan Hkm di kawasan hutan register 30 Kabupaten Tanggamus. Melalui FGD dan wawancara dengan petani, aparat masyarakat, tokoh masyarakat, Watala dan Dinas Kehutanan diperoleh hasil bahwa kendala yang dihadapi kelompok tani di register 30 adalah adanya keterbatasan pengetahuan petani tentang proses/ tatacara pengajuan izin pengelolaan Hkm, terbatasnya tenaga fasilitator, dan adanya “oknum” (elit desa, LSM dan bahkan aparat pemerintah) yang justru memanfaatkan kebijakan Hkm untuk mencari keuntungan sepihak. Faktor pendukung percepatan proses pengajuanperizinan Hkm di register 30 adalah melalui kegiatan pendampingan masyarakat/fasilitasi kepada kelompok tani dan pengemasan pesan dan pembuatan draft buku panduan Hkm.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN PASCA TSUNAMI BAGI KELOMPOK SADAR WISATA MINANG RUA BAHARI SEBAGAI KEARIFAN SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINAN DAN BANGKIT MENUJU KEMANDIRIAN Dian Kagungan; Feni Rosalia; Anna Gustina Zainal
Seandanan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.915 KB) | DOI: 10.23960/seandanan.v1i2.14

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengenalan dan pendampingan dari aspek manajerial (managerial skill) dan kemampuan teknis (techniccal skill) guna mempermudah kelembagaan kelompok sadar wisata bersama masyakarat Desa Kelawi, mengembangkan pengelolaan pariwisata berkelanjutan melalui kegiatan pemberdayaan yang akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat, mendukung program Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yakni Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan), Oleh karena itu, program-program yang dirumuskan dan diimplementasikan harus senantiasa melibatkan masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sebagai salah satu upaya percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana khusuanya di desa Kelawi yang akan menjadi lokasi kegiatan pengabdian ini. Metode yang digunakan : Focus grup discussion, pendidikan dan pelatihan, ceramah dan simulasi berupa kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal serta evaluasi seluruh hasil kegiatan ini. Lokasi kegiatan desa Kelawi Kecamatan Bakauheni, peserta kegiatan ini berjumlah 20 orang meliputi:, Kepala Desa, beserta aparatur, ketua dan anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis), Kelompok Pemuda dan Karangtaruna, tokoh masyarakat/ BPD, dan karang taruna. Luaran yang ditargetkan (utama):: Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal Sumbangsih, Video kegiatan berdurasi 5 menit. Luaran tambahan : artikel ilmiah yang akan diseminarkan dalam forum ilmiah kegiatan pengabdian masyarakat. Hasil dan rekomendasi dari kegiatan ini adalah : Pelaksanaan kegiatan pengabdian di desa Kelawi ditempuh melalui beberapa aspek yaitu Kemampuan analisis peserta di desa Kelawi ini secara singkat dapat ditingkatkan terutama dalam aspek kognitif dan afektif. Secara kognitif rata-rata mengalami kenaikan sekitar 55% dari kemampuan dasar peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta pelatihan memiliki motivasi yang tinggi untuk mengaplikasikan hasil-hasil pelatihan pada aktifitas-aktifitas di bidang kepariwisataan,termasuk pengembangan area wisata air terjun, yang merupakan spot wisata yang sedang dikembangkan bekerjasama dengan IFTA. Kedepan untuk tetap melakukan kegiatan-kegiatan serupa secara berkala guna meningkatkan kinerja dan kontribusi anggota kelompok sadar wisata secara umum dengan mengaktifkan kelembagaan desa lainnya, atau melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi/ LSM yang concern terhadap pengembangan pariwisata yang memiliki kapasitas terkait dengan kegiatan /Pengabdian kepada masyarakat ini, serta terus melakukan evaluasi kegiatan sebagai input untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya. Key words : pendidikan dan pelatihan, pengembangan, pariwisata, pasca tsunami