Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

INTISARI HUBUNGAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SRAGEN Purwanto, Dody; Anggraeni, Titik; S, Sri Sayekti Heni
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 7 No. 2 Juli 2014
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.541 KB)

Abstract

Latar Belakang: Dari studi pendahuluan terhadap pasien yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2009 di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Sragen menunjukkan komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan perawat masih kurang baik yaitu sebanyak 60%, sedangkan kepuasan pasien masih kurang yaitu sebanyak 50 %. Tujuan: Mengetahui hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat kepuasan pasien di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Sragen. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan uji statistik korelasi Spearman Rank. Dengan jumlah populasi 945 pasien dan jumlah sampel 75 pasien. Hasil: Komunikasi verbal kurang sebanyak 4 responden 5,3%, cukup sebanyak 21 responden (28%) dan baik sebanyak 50 responden (66,7%). Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki komunikasi verbal yang baik. Komunikasi non verbal kurang sebanyak 2 responden (2,7%), cukup sebanyak 25 responden (33,3%) dan baik sebanyak 48 responden (64%). Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki komunikasi non verbal yang baik. Kepuasan kurang sebanyak 11 responden (14,7%), cukup sebanyak 13 responden (17,3%) dan baik sebanyak 51 responden (68%). Hubungan antara komunikasi verbal dengan kepuasan pasien dibuktikan dengan hasil uji statistik r = 0, 846; P = 0,000 dengan kekuatan hubungan sebesar 84,6 %. Hubungan antara komunikasi non verbal dengan kepuasan pasien dibuktikan dengan hasil uji statistik r = 0,596;P= 0,000 dengan kekuatan hubungan sebesar 59,6 %. Simpulan: Ada hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal dengan kepuasan pasien yang dibuktikan dengan hasil uji statistik sebesar r=0,705, P = 0,000, dengan level of significant 5 % (0,000 < 0,05).
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MENDETEKSI TANDA DAN GEJALA HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RS TNI AU LANUD ADI SOEMARMO COLOMADU KARANGANYAR Maharani, Dwi Sari; Herawati, Vitri Dyah; Anggraeni, Titik
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 7 No. 2 Juli 2014
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.761 KB)

Abstract

Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara peringkat empat dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbesar di dunia. Penderita Diabetes Mellitus dapat hidup nyaman apabila dapat mengontrol kadar gula darah pada level yang normal. Komplikasi awal dari tidak terkontrolnya kadar gula darah adalah kondisi Hiperglikemia dan Hipoglikemia. Peran perawat adalah sangat kompleks dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien karena perawat mendampingi pasien selama 24 jam. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan Mendeteksi Tanda Dan Gejala Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian comparatif study dengan desain one group pretest-post test dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik menggunakan test. Penelitian ini melibatkan 45 responden di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar. Hasil: Hasil pretest adalah 12 (26,7%) pada kategori rendah, 5 orang (11,1%) responden pada kategori tinggi. Pada posttest menunjukkan bahwa 22 responden (48,9%) termasuk kategori sedang. 10 orang (22,2%) responden pada kategori rendah. 13 orang (28,9%) responden pada kategori tinggi. Nilai t hitung = 47,663 > t tabel = 1,671 atau P = 0,000 < 0.05. . Simpulan: pendidikan kesehatan efektif terhadap peningkatan Pengetahuan Mendeteksi Tanda Dan Gejala Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar.
HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHANTERHADAP STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH DESA JEMBUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI, JAWA TENGAH Anggraeni, Titik; ., Herbasuki
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Hubungan Waktu Pemberian Makanan Tambahanterhadap Status Gizi Bayi Di Wilayah Desa Jembungan, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah. ASI dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi akan zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi memerlukan makanan tambahan. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah 6 bulan, jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan. Bila diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu.Tujuan Penelitian ini Mendiskripsikan waktu pemberian makanan tambahan bayi di wilayah desa Jembungan,mendiskripsikan status gizi bayi di desa Jembungan dan untukmengetahui hubungan waktu pemberian makanan tambahan dengan statusgizi bayi. Jenis penelitian adalah Explanatory research dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi adalah 70.Sampel yang dipakai berjumlah 42 responden.Pengambilan sampel dengan metode random sampling, Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.Analisis data menggunakan ujiKendall Tau (Ï„). Hasil Penelitian menunjukkan Waktu pemberian makanan tambahan sebagian besar ibu bayi memberikan pada usia kurang dari 6 bulan sebanyak (81,0%). Status gizi bayi hasil penimbangan adalah baik sebanyak (97,6%). (3).Analisis data dengan uji Kendall Tau (Ï„)menunjukkan tidak adahubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi sebesar 0,076 dan nilai signifikansi sebesar 0,628. Tidak ada hubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi.
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN MINUMAN KUNYIT ASAM DALAM PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN MOJOSONGO Anggraeni, Titik; Saputro, Bambang Sudono Dwi; Wikanti, Nuraini
Jurnal AKPER GSH Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dismenorea rate in Indonesia is 64,25% that consist of primary dismenorea is 54,98% and secondary dismenorea is 9,36%. Primary dismenorea is sufferedby 60 – 75% of the teenagers. Dismenorea causes the woman can’t walk, can’t sleep well, get badmood, lost concentration and the other activities. Disorder one way to decrease dismenorea is by compressing using warm water and consuming turmeric acid. The goal of the research is to knoe the comparison of the influences of compressing using warm water and consuming turmeric acid towrd the decreasing of dismenorea of teenagers in Mojosongo district. This research uses Quasi exsperiment design, with pre and post test with coparation group, where the researcher compares the influences of compressing using warm water and comsuming turmeric acid in this experiment that the samples has benn observed before and after that the sample was reobserved. This research use 30 responndents as the samples by using purposive sampling technique. The data is  processed by using SPSS program to analyze univariate and bivariate with Wilcoxon and Mann Withney U test was got the minimum and maximum score, for warm compress is 0 and 7 and comsuming tumericacid is 0 and 4, with p score is 0,313 so ita can be concluded thereis no significant difference between the group that compressing using warm water and consuming turmeric acid, both of them have influencesfor decreasing disminorea rate.
Physical Activities and Sleeping Habits in Children and Adolescent During Pandemic Covid-19: A Systematic Review Sarwoko, Sarwoko; Anggraeni, Titik; Bahri, Ahmad Syamsul
Journal of Maternal and Child Health Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Journal of Maternal and Child Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.525 KB)

Abstract

Background:Lockdown during the COVID-19 pandemic can affect the behavior of daily habits among children and adolescents. This study aims to determine the effect of the COVID-19 pandemic lockdown on the physical activity and sleeping habits of children and adolescents.Subjects and Method:This study is a syste­matic review by searching for articles using the online database PubMed and BASE. The depe­n­dent variable is the COVID-19 lock­do­­wn. The independent variables are physical activity and sleep habits.Results:: A total of 8 articles were included in the qualitative analysis. 6 articles explained that the lockdown during the COVID-19 virus pandemic reduced the frequency of physical activity in children and adolescents. 6 articles explained that the lockdown during the COVID-19 pandemic caused disturbances in sleep qua­lity and an imbalance of sleep time in children and adolescents.Conclusion:The lockdown policy or activity restriction during the COVID-19 pandemic signi­­ficantly reduces physical activity and causes sleep quality disturbances and imba­lance sleep time in children and adolescents.Keywords: COVID-19, children, sleep, physi­cal activities, confinementCorrespondence: Sarwoko. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali. Email: sanuria­21@­gmail­.­com.­ Mobile: 087835594214Journal of Maternal and Child Health (2021), 06(02): 154-164https://doi.org/10.26911/thejmch.2021.06.02.03
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN MINUMAN KUNYIT ASAM DALAM PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN MOJOSONGO Anggraeni, Titik; Saputro, Bambang Sudono Dwi; Wikanti, Nuraini
Jurnal AKPER GSH Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dismenorea rate in Indonesia is 64,25% that consist of primary dismenorea is 54,98% and secondary dismenorea is 9,36%. Primary dismenorea is sufferedby 60 – 75% of the teenagers. Dismenorea causes the woman can’t walk, can’t sleep well, get badmood, lost concentration and the other activities. Disorder one way to decrease dismenorea is by compressing using warm water and consuming turmeric acid. The goal of the research is to knoe the comparison of the influences of compressing using warm water and consuming turmeric acid towrd the decreasing of dismenorea of teenagers in Mojosongo district. This research uses Quasi exsperiment design, with pre and post test with coparation group, where the researcher compares the influences of compressing using warm water and comsuming turmeric acid in this experiment that the samples has benn observed before and after that the sample was reobserved. This research use 30 responndents as the samples by using purposive sampling technique. The data is  processed by using SPSS program to analyze univariate and bivariate with Wilcoxon and Mann Withney U test was got the minimum and maximum score, for warm compress is 0 and 7 and comsuming tumericacid is 0 and 4, with p score is 0,313 so ita can be concluded thereis no significant difference between the group that compressing using warm water and consuming turmeric acid, both of them have influencesfor decreasing disminorea rate.
Hubungan Waktu Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Bayi Di Desa Jembungan Anggraeni, Titik; Prihatin, Tut Wuri
Jurnal Smart Keperawatan Vol 3, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskp.v3i1.464

Abstract

ASI dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi akan zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi memerlukan makanan tambahan. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah 6 bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan atau diare. Tujuan Penelitian ini adalah Menganalisis Hubungan waktu pemberian makanan tambahan dengan status gizi bayi.Jenis penelitian adalah Explanatory research dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi adalah 70 dan 42 sampel. Pengambilan sampel dengan metode random sampling, Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data yang digunakan Kendall Tau (τ) dengan program SPSS.Hasil Penelitian ini adalah (1) Waktu pemberian makanan tambahan sebagian besar ibu bayi memberikan pada usia kurang dari 6 bulan sebanyak (81,0%). (2) Status gizi bayi hasil penimbangan adalah baik sebanyak (97,6%). (3) Hasil Uji Kendall Tau (τ) tidak ada hubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi sebesar 0,076 dengan nilai signifikansi 0,628. Simpulan : tidak ada hubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi. Kata kunci       :  makanan tambahan; waktu pemberian; status gizi bayi THE RELATION OF TIME OF ADDITIONAL FEEDING ON THE NUTRITIONAL STATUS OF INFANTS IN JEMBUNGAN VILLAGE  ABSTRACTBreastfeeding can provide all the babies need for nutrients until they reach 6 months of age. After the babies need feeding. Additional feeding should be given after 6 months because if it is given too early will reduce the consumption of breastfeeding and the infant may experience indigestion or diarrhea. The purposes of this reseacrh was to analyze relationship of time of additional feeding on the nutritional status of infants. This is an explanatory research with cross-sectional approach. Of 70 populations, 42 were drawn as samples with random sampling method. Data collected with questioners. Data was anallized with Kendall Tau (τ). The results of this research are (1) Most mothers give additional feeding when their babies were less than 6 months of age (81,0%). (2) The nutrients status of infants were good (97,6%). (3) The result of Kendall Tau (τ) Test shows there were no relationship between time of additional feeding on the nutrients status of infants with the value of 0,076 and level of significant of 0,628. There is no relationship of time of additional feeding on infant’s nutritional status. Key Words:  additional feeding; the giving times of; infant’s nutritional status
Hubungan Waktu Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Bayi Di Desa Jembungan Titik Anggraeni; Tut Wuri Prihatin
Jurnal Smart Keperawatan Vol 3, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskp.v3i1.464

Abstract

ASI dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi akan zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi memerlukan makanan tambahan. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah 6 bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan atau diare. Tujuan Penelitian ini adalah Menganalisis Hubungan waktu pemberian makanan tambahan dengan status gizi bayi.Jenis penelitian adalah Explanatory research dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi adalah 70 dan 42 sampel. Pengambilan sampel dengan metode random sampling, Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data yang digunakan Kendall Tau (τ) dengan program SPSS.Hasil Penelitian ini adalah (1) Waktu pemberian makanan tambahan sebagian besar ibu bayi memberikan pada usia kurang dari 6 bulan sebanyak (81,0%). (2) Status gizi bayi hasil penimbangan adalah baik sebanyak (97,6%). (3) Hasil Uji Kendall Tau (τ) tidak ada hubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi sebesar 0,076 dengan nilai signifikansi 0,628. Simpulan : tidak ada hubungan waktu pemberian makanan tambahan terhadap status gizi bayi. Kata kunci       :  makanan tambahan; waktu pemberian; status gizi bayi THE RELATION OF TIME OF ADDITIONAL FEEDING ON THE NUTRITIONAL STATUS OF INFANTS IN JEMBUNGAN VILLAGE  ABSTRACTBreastfeeding can provide all the babies need for nutrients until they reach 6 months of age. After the babies need feeding. Additional feeding should be given after 6 months because if it is given too early will reduce the consumption of breastfeeding and the infant may experience indigestion or diarrhea. The purposes of this reseacrh was to analyze relationship of time of additional feeding on the nutritional status of infants. This is an explanatory research with cross-sectional approach. Of 70 populations, 42 were drawn as samples with random sampling method. Data collected with questioners. Data was anallized with Kendall Tau (τ). The results of this research are (1) Most mothers give additional feeding when their babies were less than 6 months of age (81,0%). (2) The nutrients status of infants were good (97,6%). (3) The result of Kendall Tau (τ) Test shows there were no relationship between time of additional feeding on the nutrients status of infants with the value of 0,076 and level of significant of 0,628. There is no relationship of time of additional feeding on infant’s nutritional status. Key Words:  additional feeding; the giving times of; infant’s nutritional status
INTISARI HUBUNGAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SRAGEN Dody Purwanto; Titik Anggraeni; Sri Sayekti Heni S
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 7 No. 2 Juli 2014
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Dari studi pendahuluan terhadap pasien yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2009 di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Sragen menunjukkan komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan perawat masih kurang baik yaitu sebanyak 60%, sedangkan kepuasan pasien masih kurang yaitu sebanyak 50 %. Tujuan: Mengetahui hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat kepuasan pasien di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Sragen. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan uji statistik korelasi Spearman Rank. Dengan jumlah populasi 945 pasien dan jumlah sampel 75 pasien. Hasil: Komunikasi verbal kurang sebanyak 4 responden 5,3%, cukup sebanyak 21 responden (28%) dan baik sebanyak 50 responden (66,7%). Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki komunikasi verbal yang baik. Komunikasi non verbal kurang sebanyak 2 responden (2,7%), cukup sebanyak 25 responden (33,3%) dan baik sebanyak 48 responden (64%). Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki komunikasi non verbal yang baik. Kepuasan kurang sebanyak 11 responden (14,7%), cukup sebanyak 13 responden (17,3%) dan baik sebanyak 51 responden (68%). Hubungan antara komunikasi verbal dengan kepuasan pasien dibuktikan dengan hasil uji statistik r = 0, 846; P = 0,000 dengan kekuatan hubungan sebesar 84,6 %. Hubungan antara komunikasi non verbal dengan kepuasan pasien dibuktikan dengan hasil uji statistik r = 0,596;P= 0,000 dengan kekuatan hubungan sebesar 59,6 %. Simpulan: Ada hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal dengan kepuasan pasien yang dibuktikan dengan hasil uji statistik sebesar r=0,705, P = 0,000, dengan level of significant 5 % (0,000 < 0,05).
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MENDETEKSI TANDA DAN GEJALA HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RS TNI AU LANUD ADI SOEMARMO COLOMADU KARANGANYAR Dwi Sari Maharani; Vitri Dyah Herawati; Titik Anggraeni
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 7 No. 2 Juli 2014
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara peringkat empat dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbesar di dunia. Penderita Diabetes Mellitus dapat hidup nyaman apabila dapat mengontrol kadar gula darah pada level yang normal. Komplikasi awal dari tidak terkontrolnya kadar gula darah adalah kondisi Hiperglikemia dan Hipoglikemia. Peran perawat adalah sangat kompleks dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien karena perawat mendampingi pasien selama 24 jam. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan Mendeteksi Tanda Dan Gejala Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian comparatif study dengan desain one group pretest-post test dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik menggunakan test. Penelitian ini melibatkan 45 responden di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar. Hasil: Hasil pretest adalah 12 (26,7%) pada kategori rendah, 5 orang (11,1%) responden pada kategori tinggi. Pada posttest menunjukkan bahwa 22 responden (48,9%) termasuk kategori sedang. 10 orang (22,2%) responden pada kategori rendah. 13 orang (28,9%) responden pada kategori tinggi. Nilai t hitung = 47,663 > t tabel = 1,671 atau P = 0,000 < 0.05. . Simpulan: pendidikan kesehatan efektif terhadap peningkatan Pengetahuan Mendeteksi Tanda Dan Gejala Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus di RS TNI AU Lanud Adi Soemarmo Colomadu Karanganyar.