Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Dampak Terapi Sitikolin, Sosiodemografi dan Komorbiditas Terhadap Nilai GCS Pasien Stroke di RSUP dr. M. Djamil Padang Abdillah, Rahmad; Armenia, Armenia; Anggadireja, Kusnandar
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol 19 No Supl1 (2017): Vol 19 Supplement 1, December 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesadaran pasien adalah salah satu luaran penting dalam penanganan stroke, penurunan kesadaran pada pasien stroke dapat memperburuk prognosis dan salah satu faktor mortalitas pada pasien stroke. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak terapi sitikolin, sosiodemografi (usia, jenis kelamin,dan pekerjaan)dankomorbiditas pasien stroke terhadap Glasgow Coma Scale (GCS). Sebanyak 82 pasien stroke berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari tiga karakteristik sosiodemografi tersebut hanya umur dan jenis perkerjaan yang mempengaruhi nilai GCS (p<0,05). Namun tidak terdapat pengaruh variasi dosis sitikolin dan komorbiditas terhadap nilai GCS pasien stroke (p>0,1). Ditemukan dampak interaksi antara jenis stroke danvariasi dosis sitikolin, jenis stroke, terapi sitikolin, kejadian stroke berulang, danjenis stroke, serta komorbiditasdankejadian stroke berulang, terhadap nilai GCS (p<0,05).
The cholesterol-lowering activity of Averrhoa bilimbi L. leaves ethyl acetate fraction in hypercholesterolemic model Rahmad Abdillah; Fitra Fauziah; Putri Indah Lestari; Fitri Rachmaini
Pharmaciana Vol 12, No 1 (2022): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.752 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v12i1.19667

Abstract

Averrhoa bilimbi L. is used widely as spices and traditional medicine, which contained several chemical compounds such as alkaloid, flavonoid, saponin, and tannin. The aim of this study is to discover the best dose of ethyl acetate fraction from A.bilimbi leaves, which have pharmacology activity on total cholesterol and triglycerides in the hypercholesterolemic model. Thirty adult male white mice were divided into six groups; each group was containing five animals. Five groups were given high-fat diet foods and PTU induced the animals to obtain hypercholesterolemia with a frequency of 1 time a day orally for 14 days, while the normal group was given vehicle (Na CMC 5%) and standard feed. On the 15th day the normal group was given vehicle (Na CMC 5%), negative control group was given high-fat feed, positive control group was given atorvastatin dose 0.26 mg/kg BW, and another group was given ethyl acetate fraction of A.bilimbi leaves dose 200, 400, and 800 mg/kg BW orally. All animal were treated until the 28th day. On day 29, the bloods were taken to determine the total cholesterol and trygliceride levels using clinical photometer 5010 v5+. The data was statistically analyzed using a one-way ANOVA followed by the Duncan Multiple Range Test.. This study indicates that administration of ethyl acetate fraction from A.bilimbi leaves can affect the total cholesterol levels and triglycerides in hypercholesterolemic mice (P<0.05). Ethyl acetate fraction dose 200 mg/kg BW shows the best activity in decreasing total cholesterol levels and triglycerides on mice hypercholesterolemic model (P<0.05).
AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL HERBA GREGES OTOT (Equisetum debile Roxb.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN Rahmad Abdillah; Aried Eriadi; Yetti Nurul Khasanah
Jurnal Farmasi Higea Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.348 KB) | DOI: 10.52689/higea.v10i1.178

Abstract

Diare merupakan masalah yang banyak terdapat di negara berkembang dimana diare dapat menyebabkan dehidrasi yang merupakan salah satu penyebab kematian. Herba greges otot (Equisetum debile Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai antidiare. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antidiare ekstrak etanol herba greges otot (Equisetum debile Roxb.) pada mencit putih jantan. Metode yang digunakan adalah metode proteksi dan metode transit intestinal. Ekstrak diberikan secara oral dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 750 mg/kgBB, sebagai pembanding digunakan loperamid HCl dosis 2 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba greges otot (Equisetum debile Roxb.) pada dosis 750 mg/kgBB memberikan pengaruh antidiare lebih baik dibandingkan dengan dosis 500 mg/kg BB dan dosis 250 mg/kgBB (p<0.05). Peningkatan aktivitas antidiare terlihat seiring dengan peningkatan dosis pemberian ekstrak etanol greges otot (Equisetum debile Roxb.).
Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Darah Fraksi Air Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Pada Pemodelan Diabetes Rahmad Abdillah; Fitra Fauziah; Ariska Tirdia Sari
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v12i2.316

Abstract

Penderita diabetes mellitus memerlukan jangka panjang, bahkan seumur hidup untuk mengurangi gejala dan mencegah progresivitas penyakit agar tidak berkembang ke arah komplikasinya, sedangkan terapi diabetes yang dikonsumsi dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek fraksi air daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap nilai glukosa darah mencit putih jantan BALB/C yang diinduksi aloksan. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, fraksi air dosis 125, 250 dan 500 mg/kgBB, dan pembanding (metformin 1,3 mg/kgBB). Fraksi air diberikan secara per oral selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air daun belimbing wuluh dapat mempengaruhi kadar glukosa darah mencit putih jantan (sig<0,05), dimana dosis 500 mg/kgBB memberikan efek penurunan glukosa darah paling tinggi. Pemberian fraksi air juga mempengaruhi rasio organ pankreas (sig<0,05), tetapi tidak mempengaruhi rasio organ jantung dan hati (sig>0,05) sebagai indikator makro patologis.
Rasionalitas Penggunaan Obat Diabetes Mellitus Tipe 2 komplikasi Nefropati di Rumah Sakit Umum Pusat dr. M.Djamil Padang Widya Kardela; Rahmad Abdillah; Garmi Handicka
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.356 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i2.239

Abstract

Diabetes merupakan sindrom yang disebabkan oleh kekurangan insulin secara relative dan atau absolut. Diabetes mellitus tipe 2 lebih disebabkan oleh kerusakan sekresi insulin dan resistensi insulin daripada defisiensi insulin. Diabetes mellitus komplikasi nefropati dapat memicu kegagalan fungsi ginjal. Pengobatan yang rasional mengharuskan pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 komplikasi nefropati (ND) untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien yang mana dapat dipantau dengan indikator 4T+1W. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kerasionalan penggunaan obat antidiabetes pada pasien DM tipe 2 komplikasi ND rawat inap RSUP DR.M.Djamil padang. Studi prospektif dengan metode cross sectional menggunakan data rekam medis dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 32 pasien, yang memenuhi kriteria inklusi hanya 20 pasien (62%). Pembagian pasien berdasarkan jenis kelamin mendapati 13 pasien (56%) pasien wanita lebih banyak dibandingkan dengan pasien pria hanya 6 pasien (44%) dan rentang umur yang paling banyak menderita penyakit tersebut adalah lansia akhir dengan 8 pasien (40%) serta tingkat pendidikan pasien yang banyak adalah sekolah menengah atas (SMA) yaitu 12 pasien (60%). Hasil evaluasi penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi pada rumah sakit tersebut mendapati 100% tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan telah waspada terhadap efek samping. Sedangkan kajian ketepatan dosis terhadap obat antidiabetes dan antihipertensi sebesar 57% dan 90%. Pada penelitian ini ditemukan adanya ketidaktepatan regimen dosis.
The comparison between combination of candesartan-amlodipine and candesartan-furosemide on blood pressure in hypertensive patients with chronic kidney disease Fitri Rachmaini; Dian Ayu Juwita; Almahdy A; Rahmad Abdillah; Yolanda Mayestika Wati
Pharmaciana Vol 12, No 2 (2022): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.191 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v12i2.21491

Abstract

Chronic renal disease is significantly increased by hypertension. Controlling blood pressure is critical in hypertensive individuals. Patients who have good blood pressure (BP) control can reduce morbidity and mortality. This study aimed to compare blood pressure reduction of candesartan-amlodipine with the candesartan-furosemide combination in hypertensive patients with chronic renal disease. The study was conducted by a cohort study design. Retrieval of medical record data was carried out prospectively during the period February-April 2019. The blood pressure reduction was assessed by changes in mean systolic and mean diastolic blood pressure and mean diastolic blood pressure and was analyzed statistically with the SPSS program. A total of 54 patients met the inclusion criteria, consisting of 27 patients receiving candesartan-amlodipine combination and 27 patients receiving candesartan-furosemide combination therapy. The results of the sociodemographic characteristics patients were male 30 patients (55.6%), age 56-65 years 24 patients (44.4%), senior high school education level 31 patients (57.4%). Candesartan-amlodipine and candesartan-furosemide combinations both decreased blood pressure in patients. However, the result of the statistical analysis revealed that there was no significant difference in blood pressure decline. (p> 0.05) between the two combinations.
EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA) TERHADAP SPLENOMEGALI PADA MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI JON FARIZAL; RAHMAD ABDILLAH; LENI MARLINA
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v10i1.2370

Abstract

Pendahuluan: Demam malaria merupakan penyakit yang masih menjadi masalah di negara berkembang. Plasmodium berghei adalah Parasit intraseluler fakultatif, maka sistem imunitas yang berperan yaitu sistem seluler. Morinda citrifolia merupakan tanaman obat tradisional yang mengandung banyak senyawa aktif yang dapat menurunkan indek splenomegali. Membuktikan efek ekstrak etanol morinda citrifolia terhadap splenomegali pada mencit Balb/c yang diinfeksi Plasmodium berghei. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rangcangan the post test only control group design pada hewan coba mencit balb/c yang terdiri dari 24 ekor mencit jantan, dibagi menjadi 4 kelompok. (K) merupakan kelompok kontrol di beri Aquadest, dan kelompok perlakuan (P1,P2,P3) yang diberi ekstrak morinda citrifolia dengan dosis bertingkat (0,64 mg/kgBb/hari, 1,28 mg/kgBb/hari, 2,56 mg/kgBb/hari). Proses perlakuan diberikan selama 14 hari dan pada hari ke-6 diinfeksi dengan Plasmodium berghei sebanyak 0,1 ml x 106 secara intraperitoneal. Hari ke-14 dilakukan pembedahan isolasi limpa dilanjutkan pemeriksaan indek limpa. Data diperoleh dari penghitungan indek limpa. Uji beda untuk indek splenomegali menggunakan One Way ANOVA yang diteruskan dengan Post Hoct Test. Hasil dan Pembahasan: Ekstrak etanol Morinda citrifolia dapat menurunkan indek limpa, antara kontrol dengan perlakuan P1,P2 dan P3 mempunyai perbedaan yang signifikan, akan tetapi antar perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Ekstrak etanol Morinda citrifolia berbagai dosis dapat menurunkan indek splenomegali pada mencit Babl/c yang diinfeksi Plasmodium berghei.
Effect of Propolis on Bone Quality and Cortical Bone Thickness of Ovariectomized Female Wistar White Rats as A Model for Osteoporosis Juwita, Dian Ayu; Ahmadin, Almahdy; Rachmaini, Fitri; Abdillah, Rahmad; Fatma, Rosalia Medisa
Pharmaceutical Sciences and Research
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Estrogen deficiency increases the rate of osteoporosis, especially in menopausal women, by altering the bone tissue microarchitecture. Propolis has compounds that could be used as an alternative therapy to treat estrogen deficiency and to protect against bone damage. This study aims to determine the effect of propolis on bone quality and cortical bone thickness of femoral metaphysis in ovariectomized female Wistar white rats as a model for menopausal osteoporosis. The rats were divided into five groups: negative control group (not subjected to ovariectomy), sham group (subjected to ovariectomy), and treatment groups that were subjected to ovariectomy and given propolis orally at a dose of 180 mg/kg BW, 360 mg/kg BW, and 720 mg/kg BW for 30 days. Bone quality and cortical bone thickness testing were undertaken on the 31st day. The osteoblast and osteoclast cell examination was evaluated using an Olympus BX 51 light microscope at 400x magnification for bone quality and the Betaview program, Beta 3.1MP Sony Exmor CMOS Sensor camera at 40x magnification for cortical bone thickness. Data were analyzed using the one-way ANOVA and continued with Duncan’s multiple range tests. It was found that propolis had a significant effect on the ratio of osteoblast and femur bone osteoclasts (p0.05). The administration of propolis at a dose of 180 mg/kg BW, 360 mg/kg BW, and 720 mg/kg BW had an effect in decreasing the ratio of osteoblasts and metaphysical osteoclast cells of femoral metaphysics. However, propolis administration did not affect the thickness of the femoral metaphysical cortical bone
Drugs Related Problems (DRPs) Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) Di RSUP Dr. M. Djamil Dian Ayu Juwita; Fitri Rachmaini; Rahmad Abdillah; Meliani Meliani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9 (2022): J Sains Farm Klin 9(suplemen), Desember 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.sup.184-189.2022

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara ireversibel yang dapat mempengaruhi proses eliminasi obat dari dalam tubuh. Drugs Related Problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa terkait pengobatan bersifat aktual ataupun potensial yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kejadian DRPs dan hubungan antara kejadian DRPs dengan kondisi pulang pasien didiagnosis PGK. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis pasien pada tahun 2021. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji korelasi Spearman Rank. Sebanyak 74 pasien memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 44 pasien laki-laki (59,46%) dan 30 pasien perempuan (40,54%). Rentang usia pasien PGK terbanyak adalah 46-55 tahun, yakni 22 pasien (29,73%). Ditemukan kejadian DRPs yakni indikasi tanpa terapi pada 7 pasien (35%), dosis obat kurang pada 1 pasien (5%), dan dosis obat berlebih pada 12 pasien (60%). Pada penelitian ini 67 orang pasien (90,54%) pulang dengan kondisi perbaikan, 5 orang pasien (6,76%) pulang dengan kondisi belum sembuh, dan 2 orang pasien (2,74%) meninggal. Dapat disimpulkan bahwa pada terdapat kejadian DRPs meliputi indikasi tanpa terapi, dosis obat kurang, dan dosis obat berlebih yang ditemukan pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dalam penelitian ini. Tidak ada hubungan bermakna antara kejadian DRPs dengan kondisi pulang pasien (p>0,05).
Pengaruh Penggunaan Obat Antihipertensi Terhadap Tekanan Darah Dan Proteinuria Pada Pasien Preeklampsia Berat Di RSUP Dr. M. Djamil Fitri Rachmaini; Dian Ayu Juwita; Rahmad Abdillah; Melvi Auliya Rifqi
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9 (2022): J Sains Farm Klin 9(suplemen), Desember 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.sup.175-183.2022

Abstract

Kondisi preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia yang beresiko meningkatkan angka kematian bagi ibu dan janin. Obat antihipertensi dapat digunakan untuk pengobatan preeklampsia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan obat antihipertensi terhadap nilai tekanan darah dan proteinuria pasien didiagnosis preeklampsia berat. Metode yang digunakan adalah retrospektif cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis dari Januari sampai Desember 2021. Data disajikan dalam 76 pasien memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 pasien (23%) menggunakan monoterapi antihipertensi metildopa atau nifedipin, 30 pasien (39,47%) menggunakan kombinasi metildopa dan nifedipin, dan empat pasien (5,26%) menggunakan kombinasi metildopa, nifedipin dan furosemide. Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (TDS/TDD) paling besar yaitu 85,25 mmHg dan 29,5 mmHg. Sedangkan rata-rata penurunan nilai proteinuria paling besar yaitu 2. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan penggunaan obat antihipertensi terhadap TDS (p=0,000), TDD (p=0,000), dan nilai proteinuria (p=0,002). Penurunan nilai tekanan darah dan proteinuria lebih efektif terjadi pada terapi kombinasi dibandingkan dengan monoterapi.