Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Meningkatkan Penanaman Nilai Agama Anak Melalui Metode Bercerita pada Kelompok B TK PGRI II Kungguma Kecamatan Labuan Anifah, Anifah
Bungamputi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Bungamputi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Permasalahan dalam  penelitian  ini  adalah  apakah penanaman nilai agama anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita pada kelompok B di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan. Penelitian dilaksanakan  di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan, melibatkan 20 orang anak terdiri atas 8 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian  ini  menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri  atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat  tahap  yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan melalui  observasi dan pemberian tugas selanjutnya diolah secara deskriptif dengan menggunakan kriteria penilaian dipindahkan ke dalam bentuk kuantitatif, untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak melalui metode bercerita  pada kelompok B di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian tentang pemahaman nilai agama anak dalam berdoa kategori SB 5%, B 10%, C 35%, dan K 50%, kemudian pemahaman nilai agama anak yang patuh pada guru kategori SB 5%, B 10%, C 49%, K 45%, dan kemampuan anak yang rajin belajar dengan kategori SB 10%, B 10%, C 30%, K 50%. Setelah dilakukan tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode bercerita dapat meningkatkan penanaman nilai agama anak, terbukti ada peningkatan kemampuan dari siklus I ke siklus II dalam berdoa kategori sangat baik dan baik dari 50% menjadi 80% (30%), kemampuan patuh pada guru kategori sangat baik dan baik dari 45% menjadi 85% (40%), kemampuan rajin belajar kategori sangat baik dan baik dari 50% menjadi 80% (30%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 33,33% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat nilai agama pada dirinya  tetapi hanya berkisar 6,66% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori kurang.   Kata Kunci :  Peningkatan Penanaman Nilai Agama Anak, Metode Bercerita
PERANAN TENAGA PENGAJAR (DOSEN) PROFESIONAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Wau, Yasaratodo; Anifah, Anifah; Zati, Vidya Amalia
JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA Vol 15, No 29 (2017): JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA
Publisher : JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The purpose of research here is To be able to describe the role of professional teaching staff (Lecturer) in the formation of student characters. To be able to describe the role of professional faculty (Lecturer) in improving the quality of learning, to see the role of professional teaching staff (Lecturer) and the formation of student character in improving the quality of learning in the Out of School education program. The type of this research is quantitative descriptive research. This research is a research using regression analysis research two predictor. Data analysis technique used in this research In this study used the data validity and data reliability test method in viewing the role of professional lecturers in the formation of student character to improve the quality of learning through the initial test and final test. Data analysis technique in the form of quantitative descriptive method then used frequency table with product moment correlation formula.For result of this research is There is existence of reabel data from 15 items to 30 respondents with result 80,1% between role of lecturers (lecturer) professional in forming student character for improvement of learning quality. To see hypothesis test from X1 data with Y then used correlation test and regression 2 person variable. The result of X1 data to Y has a significant role between professional teaching staff with learning quality with correlation data X1 = 5,75% to data Y = 0,01%. Correlation data X2 to Y has significant and valid data between variables X2 and Y. The data has a role of 7.35% formation of student characters on the quality of learning 0.1%. The data of linear regression analysis 2 predictors between X1, X2 and Y. The data result is 0.737% with 0.543%. Where has a significant and valid role between professional faculty in the formation of student characters to improve the quality of learning diprodi outside education faculty of science faculty of state universities university. Kata Kunci: Guru Profesional, Pembangunan Karakter, Kualitas Pembelajaran
PERANAN TENAGA PENGAJAR (DOSEN) PROFESIONAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Wau, Yasaratodo; Anifah, Anifah; Zati, Vidya Amalia
JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA Vol 15, No 29 (2017): JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jkss.v15i29.7172

Abstract

ABSTRACT The purpose of research here is To be able to describe the role of professional teaching staff (Lecturer) in the formation of student characters. To be able to describe the role of professional faculty (Lecturer) in improving the quality of learning, to see the role of professional teaching staff (Lecturer) and the formation of student character in improving the quality of learning in the Out of School education program. The type of this research is quantitative descriptive research. This research is a research using regression analysis research two predictor. Data analysis technique used in this research In this study used the data validity and data reliability test method in viewing the role of professional lecturers in the formation of student character to improve the quality of learning through the initial test and final test. Data analysis technique in the form of quantitative descriptive method then used frequency table with product moment correlation formula.For result of this research is There is existence of reabel data from 15 items to 30 respondents with result 80,1% between role of lecturers (lecturer) professional in forming student character for improvement of learning quality. To see hypothesis test from X1 data with Y then used correlation test and regression 2 person variable. The result of X1 data to Y has a significant role between professional teaching staff with learning quality with correlation data X1 = 5,75% to data Y = 0,01%. Correlation data X2 to Y has significant and valid data between variables X2 and Y. The data has a role of 7.35% formation of student characters on the quality of learning 0.1%. The data of linear regression analysis 2 predictors between X1, X2 and Y. The data result is 0.737% with 0.543%. Where has a significant and valid role between professional faculty in the formation of student characters to improve the quality of learning diprodi outside education faculty of science faculty of state universities university. Kata Kunci: Guru Profesional, Pembangunan Karakter, Kualitas Pembelajaran
Meningkatkan Penanaman Nilai Agama Anak Melalui Metode Bercerita pada Kelompok B TK PGRI II Kungguma Kecamatan Labuan Anifah, Anifah
Bungamputi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Bungamputi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Permasalahan dalam  penelitian  ini  adalah  apakah penanaman nilai agama anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita pada kelompok B di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan. Penelitian dilaksanakan  di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan, melibatkan 20 orang anak terdiri atas 8 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian  ini  menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri  atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat  tahap  yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan melalui  observasi dan pemberian tugas selanjutnya diolah secara deskriptif dengan menggunakan kriteria penilaian dipindahkan ke dalam bentuk kuantitatif, untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak melalui metode bercerita  pada kelompok B di TK PGRI II  Kungguma Kecamatan Labuan. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian tentang pemahaman nilai agama anak dalam berdoa kategori SB 5%, B 10%, C 35%, dan K 50%, kemudian pemahaman nilai agama anak yang patuh pada guru kategori SB 5%, B 10%, C 49%, K 45%, dan kemampuan anak yang rajin belajar dengan kategori SB 10%, B 10%, C 30%, K 50%. Setelah dilakukan tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode bercerita dapat meningkatkan penanaman nilai agama anak, terbukti ada peningkatan kemampuan dari siklus I ke siklus II dalam berdoa kategori sangat baik dan baik dari 50% menjadi 80% (30%), kemampuan patuh pada guru kategori sangat baik dan baik dari 45% menjadi 85% (40%), kemampuan rajin belajar kategori sangat baik dan baik dari 50% menjadi 80% (30%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 33,33% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat nilai agama pada dirinya  tetapi hanya berkisar 6,66% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori kurang.   Kata Kunci :  Peningkatan Penanaman Nilai Agama Anak, Metode Bercerita
ALUR PROSES KOGNITIF DAN REAKSI NON-VERBAL KETIKA BERBOHONG Hutahaean, Erik Saut H; Supriyadi, Tugimin; Anifah, Anifah; Putra, Trias Fachman
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 14 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.338 KB) | DOI: 10.30587/psikosains.v14i1.932

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara proses kognitif yang terjadi ketika seseorang memodifikasi informasi dan mengenali reaksi non-verbal yang muncul secara bersamaan ketika individu berbohong. Subjek dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yang pertama adalah 25 orang dewasa dengan jenis kelamin pria dan wanita kami libatkan untuk mendapatkan sistematika proses kognitif berbohong, serta 20 orang dewasa yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok untuk melihat reaksi-reaksi yang muncul saat seseorang berbohong, yakni kelompok eksperimen dan kelompok control. Metode analisis yang kami gunakan adalah koefisien reprodisibilitas model skala Guttman, Serta metode eksperimen laboratorium untuk menganalisa reaksi-reaksi yang muncul saat seseorang berbohong. Hasil hitung koefisien reprodisibilitas mendapatkan ada lima tahapan kognitif yang sistematis. Hasil hitung komparasi antara kelompok yang mengatakan sebenarnya, dan yang tidak mengatakan sebenarnya, menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dalam kemunculan reaksi alis, mata yang mengarah ke sebelah kiri, reaksi menarik bibir, muncul senyuman, dan terjadi jeda sebelum melontarkan jawaban.
PENGEKANGAN PENGGUNAAN SENJATA API SEBAGAI AKSES BAGI BEBAN KERJA UNTUK MEMPENGARUHI BERFIKIR IDE BUNUH DIRI MENGGUNAKAN SENJARA API Supriyari, Tugimin; Hutahaean, Erik Saut H; Adetya, Sandra; Anifah, Anifah; Kurniawan, Reny
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 14 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.855 KB) | DOI: 10.30587/psikosains.v14i1.929

Abstract

Kepolisian sudah mempunyai regulasi yang mengatur penggunaan senjata api pada personilnya. Penggunaannya menjadi sebuah tema yang diperhatikan serius, karena sangat berkaitan dengan tindak kekerasan. Terlebih lagi kekerasan terhadap diri sendiri yang tercermin melalui kejadian bunuh diri anggota polisi. Penelitian bermaksud menggali faktor langsung dan tidak langsung, untuk mendapatkan penjelasannya. Sebanyak 219 anggota kepolisian dilibatkan menjadi responden dan mengisi skala pengukuran; beban kerja, pengekangan senjata api, dan berfikir ide bunuh diri. Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa beban kerja dapat berperan sebagai faktor langsung yang membentuk munculnya pikiran bunuh diri. Penelitian ini terbatas dalam lingkup sudut pandang personil dalam menilai keadaan-keadaan yang ada pada dirinya, kedepannya diperlukan perluasan linkupnya hingga sudut pandang organisasi. Seperti misalnya cara pemimpin mengelola beban kerja personilnya, tindakan organisasi dalam menangani masalah beban kerja personilnya dan melindungi personilnya dari resiko penyimpangan penggunaan senjata api.
ANALISIS BEBAN KERJA DAN STRES TRAUMATIK PADA ANGGOTA POLISI UNIT KRIMINAL Supriyadi, Tugimin; Hutahaean, Erik Saut H; Adetya, Sandra; Anifah, Anifah
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v10n2.p105-113

Abstract

The police officers working at the crime units often face a heavy workload due to the uncertainty of their work hours and the difficult situations they should deal with during their duties in solving criminal cases. This can cause them being prone to experience stress due to their exposure to situations that can cause trauma. This study aims to analyze the workload and traumatic stress in police officers serving in the crime units. Subjects involved in this study were 73 officers from eight crime divisions. All subjects were male and are serving their duties in Jakarta. Data were collected using a survey method and analyzed using correlation and a simple linear regression tests. The result shows that most subjects have  workload and stress levels in the medium category. The correlation test shows that there is a positive relationship between workload and traumatic among subjects, while the simple linear regression test shows that workload has a significant contribution in predicting the participants? traumatic stress. This result confirms previous studies which conclude that the workload experienced by police officers impacts on their stress.   Keywords: Workload, traumatic stress, police officersAbstrak: Anggota kepolisian yang bertugas di bagian unit kriminal sering menghadapi beban kerja yang berat karena harus mengalami ketidakpastian jam kerja dan situasi sulit yang tidak jarang melampaui ambang batas mereka ketika menyelesaikan kasus-kasus kriminal. Hal ini dapat berimplikasi pada kemungkinan terpaparnya para personel polisi dengan situasi traumatik. Hal tersebut menyebabkan polisi yang bertugas di bagian ini rawan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beban kerja dan stres traumatik pada anggota kepolisian yang bertugas di unit kriminal. Subjek yang terlibat berjumlah 73 orang berasal dari delapan divisi kriminal. Semua subjek berjenis kelamin laki-laki dan bertugas di Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan menyebarkan angket dan dianalisis menggunakan uji korelasi dan uji regresi linier sederhana. Hasil menunjukkan rata-rata subjek memiliki beban kerja dan tingkat stres dalam kategori sedang. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara beban kerja dan stres traumatik pada subjek, sedangkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa beban kerja berkontribusi secara signifikan terhadap stres traumatik subjek. Hasil penelitian ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa beban kerja anggota berdampak pada stres yang dialami.
PEMIKIRAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI TENTANG (ISLAMISASI PENGETAHUAN) DAN PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO TENTANG (PENGILMUAN ISLAM) Anifah, Anifah; Sulistiono, Rovi; Alfan, Wahyu Jauhari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jimrf.v6i1.2708

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan ditenggarai menjadi salah satu sumber permasalahan sosial yang berpotensi sangat merusak ditengah-tengah masyarakat yaitu ditandai dengan munculnya orang berilmu akan tetapi memiliki moralitas dan tanggung jawab sosial yang buruk. Persoalan itulah yang coba dijawab melalui tulisan ini yang merupakan konsepsi bangunan keilmuan ideal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sintesa epistimologi ilmu pengetahuan menurut al-Faruqi yang memiliki tesis berupa prinsip dasar Islamisasi pengetahuan adalah kesatuan tuhan, kesatuan alam, kesatuan kebenaran dan pengetahuan, kesatuan hidup, dan kesatuan umat manusia, dan kuntowijoyo menwarkan methodological objectivism, seraya menolak methodological secularism dengan membawa alternatif ilmu sosial profetik. Dari persinggungan pemikiran kedua tokoh tersebut diharapkan menjadi alternatif solutif dari persialan ilmu dan moralitas pemiliknya belakangan ini.
Analisis Beban Kerja dan Stres Traumatik pada Anggota Polisi Unit Kriminal Supriyadi, Tugimin; Hutahaean, Erik Saut H; Adetya, Sandra; Anifah, Anifah
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v10n2.p105-113

Abstract

The police officers working at the crime units often face a heavy workload due to the uncertainty of their work hours and the difficult situations they should deal with during their duties in solving criminal cases. This can cause them being prone to experience stress due to their exposure to situations that can cause trauma. This study aims to analyze the workload and traumatic stress in police officers serving in the crime units. Subjects involved in this study were 73 officers from eight crime divisions. All subjects were male and are serving their duties in Jakarta. Data were collected using a survey method and analyzed using correlation and a simple linear regression tests. The result shows that most subjects have  workload and stress levels in the medium category. The correlation test shows that there is a positive relationship between workload and traumatic among subjects, while the simple linear regression test shows that workload has a significant contribution in predicting the participants’ traumatic stress. This result confirms previous studies which conclude that the workload experienced by police officers impacts on their stress.   Keywords: Workload, traumatic stress, police officersAbstrak: Anggota kepolisian yang bertugas di bagian unit kriminal sering menghadapi beban kerja yang berat karena harus mengalami ketidakpastian jam kerja dan situasi sulit yang tidak jarang melampaui ambang batas mereka ketika menyelesaikan kasus-kasus kriminal. Hal ini dapat berimplikasi pada kemungkinan terpaparnya para personel polisi dengan situasi traumatik. Hal tersebut menyebabkan polisi yang bertugas di bagian ini rawan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beban kerja dan stres traumatik pada anggota kepolisian yang bertugas di unit kriminal. Subjek yang terlibat berjumlah 73 orang berasal dari delapan divisi kriminal. Semua subjek berjenis kelamin laki-laki dan bertugas di Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan menyebarkan angket dan dianalisis menggunakan uji korelasi dan uji regresi linier sederhana. Hasil menunjukkan rata-rata subjek memiliki beban kerja dan tingkat stres dalam kategori sedang. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara beban kerja dan stres traumatik pada subjek, sedangkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa beban kerja berkontribusi secara signifikan terhadap stres traumatik subjek. Hasil penelitian ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa beban kerja anggota berdampak pada stres yang dialami.
PEMIKIRAN ISMA’IL RAJI AL-FARUQI TENTANG (ISLAMISASI PENGETAHUAN) DAN PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO TENTANG (PENGILMUAN ISLAM) Anifah, Anifah; Sulistiono, Rovi; Alfan, Wahyu Jauhari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jimrf.v6i1.2708

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan ditenggarai menjadi salah satu sumber permasalahan sosial yang berpotensi sangat merusak ditengah-tengah masyarakat yaitu ditandai dengan munculnya orang berilmu akan tetapi memiliki moralitas dan tanggung jawab sosial yang buruk. Persoalan itulah yang coba dijawab melalui tulisan ini yang merupakan konsepsi bangunan keilmuan ideal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sintesa epistimologi ilmu pengetahuan menurut al-Faruqi yang memiliki tesis berupa prinsip dasar Islamisasi pengetahuan adalah kesatuan tuhan, kesatuan alam, kesatuan kebenaran dan pengetahuan, kesatuan hidup, dan kesatuan umat manusia, dan kuntowijoyo menwarkan methodological objectivism, seraya menolak methodological secularism dengan membawa alternatif ilmu sosial profetik. Dari persinggungan pemikiran kedua tokoh tersebut diharapkan menjadi alternatif solutif dari persialan ilmu dan moralitas pemiliknya belakangan ini.