Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Pati Bengkoang T erhadap Karakteristik Fisik dan Mekanik Edible Film Cornelia, Melanie; Anugrahati, Nuri Arum; Christina, Christina
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 2 Oktober 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.161 KB)

Abstract

Kegunaan edible film sebagai kemasan primer makanan semakin meningkat. Pati bengkoang dan tapioka dapat digunakan sebagai sumber pati dalam pembuatan edible film. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi tapioka dan gliserol dan menentukan jenis asam lemak yang menghasilkan karakteristik fisik dan mekanik terbaik dari edible film dengan penambahan pati bengkoang. Pembuatan edible film dilakukan dengan menambahkan variasi konsentrasi tapioka dan gliserol dan dengan menambahkan 1% pati bengkoang. Pati bengkoang dapat menghasilkan edible film dengan elongasi yang cukup baik karena kandungan amilosa yang cukup tinggi yaitu 23%. Pengaruh variasi konsentrasi tapioka dan gliserol terhadap ketebalan, lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tapioka dan gliserol berpengaruh signifikan terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Peningkatan konsentrasi tapioka hingga 2% dan konsentrasi gliserol dari 0,5% hingga 1% dapat meningkatkan ketebalan dan persen pemanjangan. Peningkatan konsentrasi tapioka dan gliserol juga meningkatkan kuat tarik dan laju transmisi uap air. Edible film terbaik dihasilkan dari konsentrasi tapioka 2% dan gliserol 0.5%, dalam penelitian ini jenis asam lemak yang digunakan adalah asam lemak stearat dan asam lemak oleat. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis asam lemak juga berpengaruh signifikan terhadap lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Asam lemak stearat memberi pengaruh lebih baik pada karakteristik edible film dibandingkan dengan asam lemak oleat. Asam lemak stearat meningkatkan kuat tarik seiring dengan penurunan elongasi. Penambahan asam lemak stearat dapat menurunkan laju transmisi uap air edible film dari pati bengkoang walaupun dengan penurunan persen pemanjangan. 
Food Science and Technology (Kajian Buku) Anugrahati, Nuri Arum
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 1 (2010): February 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.74 KB) | DOI: 10.24002/biota.v15i1.2661

Abstract

Ilmu pangan merupakan disiplin ilmu terkait dengan teknik, biologi, dan fisik yang digunakan untuk mempelajari karakteristik pangan, penyebab kerusakan pangan, prinsip pengolahan pangan, dan usaha peningkatan pangan untuk konsumsi masyarakat. Teknologi pangan merupakan aplikasi ilmu pangan untuk menyeleksi, mengawetkan, mengolah, mengemas, dan mendistribusikan pangan yang bergizi tinggi sesuai dengan rambu-rambu keamanan pangan. Apabila dilihat dari definisinya, teknologi pangan terkait dengan ilmu pangan sebagai basisnya sehingga sering kedua definisi tersebut saling dipertukarkan. Alasannya seseorang yang menguasai ilmu pangan dan teknologi pangan harus memahami karakteristik komponen bahan pangan sekaligus mampu menghasilkan pangan yang bergizi dan aman untuk dikonsumsi.
Understanding Food (Kajian Buku) Anugrahati, Nuri Arum
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 1 (2009): February 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v14i1.2636

Abstract

Kata understanding menarik untuk dipahami, terutama bagi pembaca yang tertarik dan memilih untuk menekuni jalur ilmu di bidang ilmu aplikatif, seperti teknologi pangan. Buku berjudul Understanding Food: Principles and Preparation yang menyajikan informasi mengenai ilmu pangan, gizi, dan food service, baik yang berupa prinsip-prinsip dasar maupun tren terbaru di bidang teknologi pangan menjadi pilihan yang menarik untuk dibaca.
KARAKTERISTIK KWETIAU YANG DITAMBAH TEPUNG TAPIOKA DAN RUMPUT LAUT Gracilaria gigas HARVEY Hardoko, Hardoko; Saputra, Tefvina Irma; Anugrahati, Nuri Arum
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 18, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.18.2.1-11

Abstract

Gracilaria gigas, an edible seaweed was used as gelling agent. The objective ofthis study were to observe the effect of Gracilaria gigas addition as flat rice noodles’gelling agent. The experimental method was conducted to determine the bestconcentration of tapioca and concentration of Glacilaria powder (0%, 5%, 10%,15%,20%, 25%, and 30% based on total rice and tapioca flour weight) of flat rice noodlecharacteristic. The result showed that the best flat rice noodles made from 28.6% IR 64rice flour, 20% tapioca starch addition (based on rice flour weight), and 20% seaweedflour addition (based on total rice and tapioca flour weight). The addition of 20%seaweed flour (based on total rice and tapioca flour weight) on flat rice noodle gave thebest organoleptic acceptance and greater chewiness than others.
PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN (KPI) PATIN DALAM PEMBUATAN BISKUIT Nuri Arum Anugrahati; Joko Santoso; Indra Pratama
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.571 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i1.5332

Abstract

Biscuits are classified as cereal-based food products made from wheat flour or other flours. Addition of Fish Protein Concentrate (FPC) in biscuits was expected to produce biscuits with higher protein content and better characteristics. The objective of this research was to determine the concentration of FPC of patin fish in biscuit making. FPC concentration was added at 10-25% (w/w) of the total formula of biscuits. Determination of the best concentration of KPI based on the biscuit parameters of organoleptic and physical tests. Biscuits with 20% FPC had color and aroma similar to control biscuit. The control biscuits taste, crispiness, and hardness were similar to biscuits with 15% FPC. The best concentration of KPI added in biscuit was 15% of the total of formula biscuits. Biscuit with 15% KPI had higher levels of protein and the digestibility of proteins in vitro was higher than the control.Keywords: biscuit, fish protein concentrate, patin fish, crispiness
Pengaruh Penambahan Pati Bengkoang T erhadap Karakteristik Fisik dan Mekanik Edible Film Melanie Cornelia; Nuri Arum Anugrahati; Christina Christina
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 2 Oktober 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v34i2.1862

Abstract

Kegunaan edible film sebagai kemasan primer makanan semakin meningkat. Pati bengkoang dan tapioka dapat digunakan sebagai sumber pati dalam pembuatan edible film. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi tapioka dan gliserol dan menentukan jenis asam lemak yang menghasilkan karakteristik fisik dan mekanik terbaik dari edible film dengan penambahan pati bengkoang. Pembuatan edible film dilakukan dengan menambahkan variasi konsentrasi tapioka dan gliserol dan dengan menambahkan 1% pati bengkoang. Pati bengkoang dapat menghasilkan edible film dengan elongasi yang cukup baik karena kandungan amilosa yang cukup tinggi yaitu 23%. Pengaruh variasi konsentrasi tapioka dan gliserol terhadap ketebalan, lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tapioka dan gliserol berpengaruh signifikan terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Peningkatan konsentrasi tapioka hingga 2% dan konsentrasi gliserol dari 0,5% hingga 1% dapat meningkatkan ketebalan dan persen pemanjangan. Peningkatan konsentrasi tapioka dan gliserol juga meningkatkan kuat tarik dan laju transmisi uap air. Edible film terbaik dihasilkan dari konsentrasi tapioka 2% dan gliserol 0.5%, dalam penelitian ini jenis asam lemak yang digunakan adalah asam lemak stearat dan asam lemak oleat. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis asam lemak juga berpengaruh signifikan terhadap lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Asam lemak stearat memberi pengaruh lebih baik pada karakteristik edible film dibandingkan dengan asam lemak oleat. Asam lemak stearat meningkatkan kuat tarik seiring dengan penurunan elongasi. Penambahan asam lemak stearat dapat menurunkan laju transmisi uap air edible film dari pati bengkoang walaupun dengan penurunan persen pemanjangan. 
Pengaruh Penambahan Pati Bengkoang T erhadap Karakteristik Fisik dan Mekanik Edible Film Melanie Cornelia; Nuri Arum Anugrahati; Christina Christina
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 2 Oktober 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.161 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v34i2.1862

Abstract

Kegunaan edible film sebagai kemasan primer makanan semakin meningkat. Pati bengkoang dan tapioka dapat digunakan sebagai sumber pati dalam pembuatan edible film. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi tapioka dan gliserol dan menentukan jenis asam lemak yang menghasilkan karakteristik fisik dan mekanik terbaik dari edible film dengan penambahan pati bengkoang. Pembuatan edible film dilakukan dengan menambahkan variasi konsentrasi tapioka dan gliserol dan dengan menambahkan 1% pati bengkoang. Pati bengkoang dapat menghasilkan edible film dengan elongasi yang cukup baik karena kandungan amilosa yang cukup tinggi yaitu 23%. Pengaruh variasi konsentrasi tapioka dan gliserol terhadap ketebalan, lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tapioka dan gliserol berpengaruh signifikan terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Peningkatan konsentrasi tapioka hingga 2% dan konsentrasi gliserol dari 0,5% hingga 1% dapat meningkatkan ketebalan dan persen pemanjangan. Peningkatan konsentrasi tapioka dan gliserol juga meningkatkan kuat tarik dan laju transmisi uap air. Edible film terbaik dihasilkan dari konsentrasi tapioka 2% dan gliserol 0.5%, dalam penelitian ini jenis asam lemak yang digunakan adalah asam lemak stearat dan asam lemak oleat. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis asam lemak juga berpengaruh signifikan terhadap lightness, kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi uap air. Asam lemak stearat memberi pengaruh lebih baik pada karakteristik edible film dibandingkan dengan asam lemak oleat. Asam lemak stearat meningkatkan kuat tarik seiring dengan penurunan elongasi. Penambahan asam lemak stearat dapat menurunkan laju transmisi uap air edible film dari pati bengkoang walaupun dengan penurunan persen pemanjangan. 
Structural Changes in Cooked Rice Treated with Cooling-Reheating Process and Coconut Milk Addition as Observed With FT-IR and 13C NMR Nuri Arum Anugrahati; Yudi Pranoto; Yustinus Marsono; Djagal Wiseso Marseno
agriTECH Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.527 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10669

Abstract

The molecular structural changes of food could be observed by the technique of FT-IR and 13C NMR spectroscopy. This research was aimed to study the structural changes in cooked rice treated with cooling-reheating process and coconut milk addition using FT-IR and 13C NMR. It was found that the cooling-reheating process and addition of coconut milk cause several structural changes of cooked rice. The IR analysis showed the bands at 3,400, 2,900, 1,018 and 856 cm-1 changed due to the retrogradation during cooling process. The spectrum of 13C NMR showed the change of peaks at 100.28 and 100.10 ppm. These changes may be related to the addition of coconut milk during rice cooking.
Potensi DNA Sebagai Penguat Flavor Nuri Arum Anugrahati; C. Hanny Wijaya; Safir Abadi
agriTECH Vol 23, No 3 (2003)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1674.145 KB) | DOI: 10.22146/agritech.13506

Abstract

The application of DNA in food product is still limited. Meanwhile, nucleotides such as IMP and GMP have been widely used as flavour enhancer. The objectives of this research was to study the potency of DNA as a flavour enhancer. Firstly, the phsyco-chemical properties of single-stranded DNA were determined. The next step was the determination of treshold value using trained panels. Formulation of flavour enhancer premix and seasoning were also conducted in this research based on previous result. DNA was soluble in water and base solution. The viscosity of DNA solution was stable to oxygen exposure, but unstable to heat and light exposure. The water, ash, protein, fat, and carbohydrate content of single stranded DNA were 6.37%, 25.20%. 48.58%, 0.1%, and 19.75%, respectively as wet basis. DNA and MSG have shown synergistic effect. The ratio of MSG and DNA premix, which had the best organoleptic properties was 95:5, according to hedonic test result, the optimum formula for seasoning was 1 g of salt, 1 g of flavour enhancer premix, 1 g sugar, 0.8 g of garlic powder, and 0.4 g of pepper
Understanding Food (Kajian Buku) Nuri Arum Anugrahati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 1 (2009): February 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v14i1.2636

Abstract

Kata understanding menarik untuk dipahami, terutama bagi pembaca yang tertarik dan memilih untuk menekuni jalur ilmu di bidang ilmu aplikatif, seperti teknologi pangan. Buku berjudul Understanding Food: Principles and Preparation yang menyajikan informasi mengenai ilmu pangan, gizi, dan food service, baik yang berupa prinsip-prinsip dasar maupun tren terbaru di bidang teknologi pangan menjadi pilihan yang menarik untuk dibaca.