Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DAN PERSALINAN PRETERM Lidia, Hepta; Emilia, Ova; Anwar, Moch.
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.183 KB) | DOI: 10.22146/jkr.12637

Abstract

HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DANPERSALINAN PRETERMHepta Lidia1, Ova Emilia2, Moch. Anwar3ABSTRACTBackground: Preterm birth remain becomes global issue due to its contribution on high neonatal mortalityrate. WHO (2012) estimated 15 million babies are born premature and Indonesia as one of 10 countries withhighest rates of preterm birth (15,5/100 live births). In the poorest countries, on average, 12% of babiesare born too soon compared with 9% in higher-income countries. Approximately 50% of spontaneouspreterm birth is associated with genital infection. Plenty of efforts had been done to detect risk factorearly, however if has not successfully decreased preterm birth rate. Because of that, it is a needed to doearly screening of lower genital tract in pregnant woman to prevent preterm birth.Method: Cross sectionalLocation of study: Senopati Bantul hospital and Sewon community health centerResult and Discussion: This study involved 134 pregnant woman. Bivariate and multivariate analysis resultshowed that bacterial vaginosis, increased preterm birth significantly (OR 4,26; IK 95% 1,16-15,62). Otherrisk factor that increased preterm birth are history of preterm birth (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Conclusion: Proportion of bacterial vaginosis in preterm birth significantly higher, compare to fulltermbirth. History of preterm birth in last pregnancy significantly increased the number of preterm birth.Keywords: Preterm Birth - bacterial vaginosis – early screeningABSTRAKLatar Belakang: Persalinan preterm masih menjadi masalah global oleh karena memberikan kontribusipada kematian bayi yang cukup tinggi, WHO (2012) memperkirakan 15 juta bayi lahir preterm dan Indonesiatermasuk salah satu dari 10 negara dengan angka persalinan preterm tertinggi (15,5/100 kelahiran hidup).Di negara-negara miskin, rata-rata 12% bayi lahir preterm dibandingkan 9% di negara berpendapatan lebihtinggi. Diperkirakan 50% dari kelahiran prematur spontan terkait dengan infeksi saluran genital. Banyakupaya yang telah dilakukan untuk mendeteksi risiko secara dini selain juga intervensi medis, namun belumbanyak menurunkan kejadian persalinan preterm. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu skrining awaluntuk infeksi saluran genital bawah pada wanita hamil untuk mencegah persalinan pretermMetode: cross sectionalTempat penelitian: RSUD Senopati Bantul dan Puskesmas SewonHasil dan Pembahasan: Penelitian melibatkan 134 ibu hamil. Hasil analisis bivariat dan multivariatmenunjukkan bahwa vaginosis bakterial meningkatkan kejadian persalinan preterm secara signifikan (OR2,70; IK 95% 1,29-5,67). Faktor risiko lainnya yang meningkatkan persalinan preterm secara signifikanadalah riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Kesimpulan: Kejadian vaginosis bakterial pada persalinan preterm secara signifikan lebih tinggi dibandingkanpada persalinan aterm. Demikian juga riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya secarasignifikan meningkatkan risiko kejadian persalinan preterm.Kata kunci: Persalinan preterm - vaginosis bakterial - skrining awal1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Penggunaan Isi Rumen Sapi dan Jarak Tanam Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pada Tanah Berpasir Anwar, Moch.; Saleh, Muhammad; Ernawati N.C.C, Hastin; Giyanto, Giyanto; Karli Dulin, Fither
Agrium Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v13i2.1899

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji respon tanaman bawang merah terhadap pemberian isi rumen sapi dan perlakuan jarak tanam  pada tanah berpasir sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di Kota Palangka Raya khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei – Agustus 2015 bertempat Jl. RTA Milono Km. 9 Palangka Raya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis isi rumen sapi (S) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : S0 (0 ton/ha), S1 (10 ton/ha), S2 (20ton/ha), S3 (30 ton/ha). Faktor kedua adalah jarak tanam (J) yang terdiri dari 3 variasi, yaitu : J1 (20 x 10 cm), J2 (20 x 15 cm) dan J3 (20 x 20 cm). Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi pengaruh interaksi antara perlakuan isi rumen sapi dan jarak tanam terhadap variabel diameter umbi (10,78 cm) dan berat umbi (6,34 ton/ha).Kata kunci : Bawang merah, Isi Rumen sapi, Jarak Tanam, Tanah Berpasir
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merrill) Dengan Pemberian Pupuk Ultra Gen Pada Tanah Podsolik Di Kalimantan Tengah Anwar, Moch.; Widyawati, Wahyu; Yasir, Muhammad
Agrium Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1067

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengkaji respon tiga varietas kedelai terhadap pemberian pupuk hayati ultra gen pada tanah podsolik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai pada tanah podsolik. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan 12 taraf percobaan yang diulang sebanyak 3(tiga) kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian dosis pupuk hayati cair (ultra gen) tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan sedangkan perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, berat polong dan berat 100 biji tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah polong. Tetapi dengan analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pemberian pupuk ultra gen dan varietas terhadap variable-variabel tersebut. Dimana pada variabel tinggi tanaman memiliki koefisisen determinan (R2) 97%, umur berbunga memiliki R2 33%, umur panen memiliki R2 32.6%, jumlah polong memiliki R2 40.6%, berat polong memiliki R2 60%, dan berat 100 biji memiliki koefisien determinan R2 36%.
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max Merr) Yang Diberi Pupuk Nitrogen Dan Molibdenum Pada Tanah Podsolik Merah Kuning T. Sirenden, Ruben; Anwar, Moch.; Damanik, Zafrullah
Agrium Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v13i2.1901

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang diberi pupuk N dan Mo pada tanah Pozolik Merah Kuning. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun menurut pola faktorial. Faktor pertama adalah adalah pemberian nitrogen (N) yang terdiri dari empat aras yaitu  0, 20, 40 dan 60 kg ha-1 dan faktor kedua adalah pemberian molibdenum (Mo) yang terdiri dari 0, 50, 100, dan 150 g ha-1.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  interaksi  N dan Mo tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati, tetapi  faktor tunggal N dan Mo berpengaruh nyata terhadap semua variabel  kecuali pada tinggi tanaman 3 mst. Dosis  60 kg ha-1 N memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman 68,13 cm, jumlah cabang 8,84,  jumlah biji 163.33 dan  berat biji kadar air 12 % adalah 13,43 g tanaman-1.  Dosis  150  g ha-1 Mo memberikan hasil terbaik yaitu tinggi tanaman 70,00 cm, jumlah cabang 8,42,   jumlah biji 160,50 dan  berat biji kadar air 12 % adalah  13,63 tanaman-1Kata Kunci : Tanah Pozolik Merah Kuning, Kedelai, Nitrogen (N) , Molibdenum (Mo)
Respons Hidrologi Akibat Deforestasi di DAS Barito Hulu, Kalimantan Tengah Moch. Anwar; Hidayat Pawitan; Kukuh Murtilaksono; I Nengah Surati Jaya
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 17 No. 3 (2011)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.096 KB)

Abstract

The landcover change, particularly deforestation, can to affect of hydrological response on watershed.Deforestation of natural forest is identical to degradation of watershed functions, such as loos of land productivity due to increased soil erosion, runoff, evapotranspiration, and decreased of water storage. The main objective of this study is describes the hydrologic response on the Barito Hulu watershed due to landcover change (particularly deforestation) by the use Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model. The result of the study showed that decreasing of forest area was 9.51% from initial condition can increase water yield, evapotranspiration, and erosion as much as 8.52%, 5.94%, and 1.73 t ha-1 year-1, respectively. Otherwise, water storage decreased as much as14.46%. The landcover on 1990 with rainfall 3,117.10 mm year-1 provided water yield of approximately 1,387.13 mm, evapotranspiration of 1,152.10 mm, water storage of 577.87 mm, and erosion of about 20.52 t ha-1 year-1. The landcover on 2003 with rainfall 2,613.2 mm year-1 provided water yield of approximately 1,385.50 mm, evapotranspiration of 1,121.10 mm, water storage of 106.60 mm, and erosion of about 33.15 t ha-1 year-1 with erosion tolerance of about 43.57 t ha-1 year-1.
HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DAN PERSALINAN PRETERM Hepta Lidia; Ova Emilia; Moch. Anwar
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.12637

Abstract

HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DANPERSALINAN PRETERMHepta Lidia1, Ova Emilia2, Moch. Anwar3ABSTRACTBackground: Preterm birth remain becomes global issue due to its contribution on high neonatal mortalityrate. WHO (2012) estimated 15 million babies are born premature and Indonesia as one of 10 countries withhighest rates of preterm birth (15,5/100 live births). In the poorest countries, on average, 12% of babiesare born too soon compared with 9% in higher-income countries. Approximately 50% of spontaneouspreterm birth is associated with genital infection. Plenty of efforts had been done to detect risk factorearly, however if has not successfully decreased preterm birth rate. Because of that, it is a needed to doearly screening of lower genital tract in pregnant woman to prevent preterm birth.Method: Cross sectionalLocation of study: Senopati Bantul hospital and Sewon community health centerResult and Discussion: This study involved 134 pregnant woman. Bivariate and multivariate analysis resultshowed that bacterial vaginosis, increased preterm birth significantly (OR 4,26; IK 95% 1,16-15,62). Otherrisk factor that increased preterm birth are history of preterm birth (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Conclusion: Proportion of bacterial vaginosis in preterm birth significantly higher, compare to fulltermbirth. History of preterm birth in last pregnancy significantly increased the number of preterm birth.Keywords: Preterm Birth - bacterial vaginosis – early screeningABSTRAKLatar Belakang: Persalinan preterm masih menjadi masalah global oleh karena memberikan kontribusipada kematian bayi yang cukup tinggi, WHO (2012) memperkirakan 15 juta bayi lahir preterm dan Indonesiatermasuk salah satu dari 10 negara dengan angka persalinan preterm tertinggi (15,5/100 kelahiran hidup).Di negara-negara miskin, rata-rata 12% bayi lahir preterm dibandingkan 9% di negara berpendapatan lebihtinggi. Diperkirakan 50% dari kelahiran prematur spontan terkait dengan infeksi saluran genital. Banyakupaya yang telah dilakukan untuk mendeteksi risiko secara dini selain juga intervensi medis, namun belumbanyak menurunkan kejadian persalinan preterm. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu skrining awaluntuk infeksi saluran genital bawah pada wanita hamil untuk mencegah persalinan pretermMetode: cross sectionalTempat penelitian: RSUD Senopati Bantul dan Puskesmas SewonHasil dan Pembahasan: Penelitian melibatkan 134 ibu hamil. Hasil analisis bivariat dan multivariatmenunjukkan bahwa vaginosis bakterial meningkatkan kejadian persalinan preterm secara signifikan (OR2,70; IK 95% 1,29-5,67). Faktor risiko lainnya yang meningkatkan persalinan preterm secara signifikanadalah riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Kesimpulan: Kejadian vaginosis bakterial pada persalinan preterm secara signifikan lebih tinggi dibandingkanpada persalinan aterm. Demikian juga riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya secarasignifikan meningkatkan risiko kejadian persalinan preterm.Kata kunci: Persalinan preterm - vaginosis bakterial - skrining awal1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta