Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai level tapioka terhadap kondisi kimia (pH, Bahan Kering, N-Amonia, Asam Laktat dan Nilai Fleigh) dan mikrobiologi (Populasi bakteri asam laktat) silase ampas tahu. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ampas tahu, tepung tapioka, dan probio-FM. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kain pemeras, selotip, pH meter, termometer, plastik bening bervolume 2 kg, karet, tali plastik, baskom, dan timbangan. Metode penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu persiapan alat dan bahan, pembuatan silase dan analisis kualitas silase secara fisik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah berbagai level penggunaan tapioka sebagai akselerator dalam silase ampas tahu yaitu : T0 (0%), T1 (3%), T2 (6%) dan T3 (9%). Data yang dihimpun dianalisis menggunakan analisis ragam, apabila terdapat hasil yang berpengaruh nyata pada perlakuan maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tapioka sampai 6% berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap Bahan Kering, Nilai pH dan Nilai Fleigh, namun tidak nyata (P>0.05) terhadap kandungan N-Amonia, asam laktat dan populasi bakteri asam laktat silase ampas tahu. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan 6% tapioka sebagai akselerator mampu menghasilkan silase ampas tahu berkualitas, yang ditandainya dengan populasi bakteri asam laktat, dan asam laktat yang tinggi, pH asam serta nilai NF yang cukup baik.