Tri Ardyati
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Brawijaya,

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Uji Potensi Perlekatan Bakteri Asam Laktat Isolat TLA-15 Dan TLA-20 Pada Sel Epitel Usus Tikus (Rattus norvegicus) Wijayanti, Ernanin Dyah; Ardyati, Tri
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2011): Oktober 2010 - Maret 2011
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.32 KB) | DOI: 10.22219/far.v1i2.1171

Abstract

In Vitro probiotic potential test that had been conducted before, which consist of probiotic bacteria test  resistance toward the gastro-intestinal track pH and the bile salt concentration shows that the strain bacteria TLA-15 and TLA-20 had potential as probiotic bacteria. An advance test are required to fullfill the requirement as the probiotic bacteria. So that, the objective of this research are to study the viability of lactic acid bacteria strain TLA-15 and TLA-20 at the Rattus norvegicus GI track. At the first step of this research was added 4 106 cell/ml lactic acid bacteria TLA-15 and TLA-20 given orally.
PRODUKSI SELULOSA BAKTERIAL DARI AIR BUAH KELAPA DALAM BERBAGAI KONSENTRASI SUKROSA DAN UREA (PRODUCTION OF BACTERIAL CELLULOSE FROM COCONUT FRUIT WATER Suharjono, Suharjono; Ardyati, Tri; Zubaidah, Elok; Munawaroh, Munawaroh; P, Citra Pradani
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.234 KB)

Abstract

ABSTRACT Cellulose is a nature biopolymer that mainly derived from plant and it has been application broadly in textile and paper industries. Usage of forest plants to cellulose fiber production continually caused negative impact to environment. Waste of coconut fruit water can be metabolism by some species of Gluconacetobacter (Acetobacter) to produce bacterial cellulose as alternative of plant cellulose. The objective of the research is to study effect of increasing of sucrose and urea concentration to bacterial cellulose productivity in coconut fruit water medium. Starter of microbial culture 10% with 2.2 x 107 cell/mL (90% of bacteria and 10 % of yeast) was inoculated into coconut fruit water medium with variation of sucrose and urea concentration. It was incubated seven days in static culture at room temperature. Productivity of cellulose bacterial highest was 10.849 gram in the medium with 5.0 % sucrose and 0.25 % urea concentration. Key words: Acetobacter, cellulose, sucrose, urea ABSTRAK Selulosa adalah biopolimer alamiah yang sebagian besar diperoleh dari tanaman dan telah diaplikasikan secara luas terutama di industri kertas dan tekstil. Penggunaan tanaman hutan untuk produksi serat selulosa secara kontinyu mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan. Limbah air buah kelapa dapat dimetabolisme oleh bakteri anggota Genus Gluconacetobacter (Acetobacter) menghasilkan selulosa bakterial sebagai alternatif bagi selulosa tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh peningkatan konsentrasi sukrosa dan urea pada produktivitas selulosa bakterial dalam medium air buah kelapa. Starter suspensi mikrobia 10% dengan densitas 2,2 x 107 sel/ml (90% bakteri dan 10 % khamir) diinokulasikan ke medium air buah kelapa 150 mL dengan variasi konsentrasi sukrosa dan urea yang dibiakkan secara statis selama tujuh hari pada suhu ruang. Produktivitas selulosa tertinggi 10,849 gram pada formula medium dengan konsentrasi sukrosa 5 % dan urea 0,25 %. Kata kunci: Acetobacter, selulosa, sukrosa, urea
Pengaruh Gula Reduksi dan Total Nitrogen Terhadap Densitas dan Viabilitas Sel Saccharomyces cerevisiae dalam Fermentasi Etanol dari Molase wiratno, ekwan nofa; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.307 KB)

Abstract

Fermentasi etanol dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah densitas dan viabilitas sel khamir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi total nitrogen dan gula reduksi terhadap densitas dan viabilitas sel Saccharomyces cerevisiae (SAF Instan) selama proses fermentasi etanol dari molase. Tahapan penelitian ini terdiri dari pengukuran kadar gula reduksi, total nitrogen, konsentrasi kalsium, penentuan densitas dan viabilitas sel khamir serta analisis data. Fermentasi dilakukan selama 72 jam dengan 3 ulangan. Perlakuan konsentrasi gula reduksi (GR) dan total nitrogen (N) yaitu GR 100 N 0, GR 100 N 6, GR 100 N 10, GR 125 N 0, GR 125 N 6 dan GR 125 N 10 g/l. Penghitungan viabilitas sel dilakukan setiap 24 jam. Viabilitas tertinggi adalah GR 125 N 0 (95,76 %) dan GR 100 N 6 (95,96 %). Penurunan viabilitas sel disebabkan oleh rendahnya perkembangbiakan sel khamir (tidak terjadi peningkatan jumlah sel secara signifikan (p>0,05)). Hal ini terjadi karena tingginya konsentrasi kalsium (0,21 %).
EXPLORATION NON-SYMBIOTIC NITROGEN FIXING BACTERIA PRODUCED IAA (INDOLE ACETIC ACID) AND PHOSPHATE SOLUBILIZATION FROM APPLE’S TREE RHIZOSPHERE IN BATU, EAST JAVA Ardyati, Tri; Israwan, Ratna Fadhilah; Suharjono, Suharjono
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.711 KB)

Abstract

Biofertilizer is fertilizer contain microbes that help provide available nutriens for plants. Non symbiotic nitrogen fixing bacteria has been widely utilized as a biofertilizer agent. The objective of this research was to explore bacteria have ability in fixing nitrogen, producing IAA (indole acetic acid) and solubilizing phosphate from rhizosfer of Apple tree in Batu City. East Java. Isolation of soil sample from Apple tree rhizosphere was carried out using serial dilution. Nitrogen fixation ability was assayed qualitatively using nitrogen free bromothymol blue (Nfb) medium enriched with tryptophan. Quantitative measurement of Nitrogen fixation was done by Visocolor ammonium alpha detection kit. IAA production was observed in Luria Bertani medium enriched with tryptophan and Salkowski reagent. Detection of phosphate solubilization was done using Pikovskaya agar and Mo-blue reagent. Four isolates were obtained, isolates TR1, TR2, TR4 and TR5. All isolates have ability to fix nitrogen and to produce IAA. Isolate TR5 has the highest ability of nitrogen fixing (1 mg/L). Isolate TR1 produce maximum IAA concentration (793,55 µg/mL) at 48 hours. Isolate TR4 has the highest ability to solubilize phosphate (31,28 ppm) with index of phosphate solubization 1,21. Isolate TR1, TR4 and TR5 are potential as biofertilizer agents. Keywords: Biofertilizer, IAA, nitrogen fixation, phosphate, rhizosphere  
DETEKSI AKTIVITAS PROTEOLITIK ISOLAT BAKTERI ASAL AMPAS TAHU PADA SUBSTRAT BEKATUL Badriyah, Baital Izzatul; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.534 KB)

Abstract

ABSTRAK Ampas tahu mengandung protein sebesar 23,7 % dan kemungkinan terdapat bakteri proteolitik. Bakteri proteolitik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri proteolitik asal ampas tahu dan mempelajari aktivitas protease yang dihasilkan pada substrat bekatul. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Tahapan penelitian meliputi isolasi bakteri proteolitik dari ampas tahu, pengujian aktivitas bakteri proteolitik pada media calcium casseinate agar (CCA), karakterisasi bakteri, uji patogenisitas, pembuatan kurva pertumbuhan dan pengujian aktivitas proteolitik bakteri pada media bekatul 2 %. Data luas zona bening pada media CCA dianalisis ragam (Anova) dan dilanjutkan dengan uji Tukey, sedangkan aktivitas protease isolat bakteri pada media bekatul 2 % dianalisis dengan uji Independent Sample T (α = 0,05). Sepuluh isolat bakteri proteolitik diperoleh dari ampas tahu dengan isolat TP5K1 dan TP6K5 memiliki aktivitas proteolitik (zona bening) terbesar serta tidak patogen. Aktivitas protease tertinggi pada media bekatul 2 % untuk isolat TP5K1 sebesar 2,24 Unit/mL dengan jumlah sel bakteri 5,13 x 107 sel/mL, sedangkan isolat TP6K5 sebesar 2,37 Unit/mL dengan jumlah sel bakteri 5,26 x 107 sel/mL. Kata kunci: aktivitas protease, ampas tahu, bakteri, bekatul
Isolasi Khamir dari Ampas Kasar Kecap dan Potensinya sebagai Starter Pembuatan Etanol Eko Putri, Wulan Sari; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.935 KB)

Abstract

ISOLASI KHAMIR DARI AMPAS KASAR KECAP DAN POTENSINYA SEBAGAI STARTER PEMBUATAN ETANOLWulan Sari Eko Putri dan Tri ArdyatiJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas BrawijayaABSTRAKAmpas kecap sebagai limbah agro-industri mengandung gula reduksi yang berpotensi sebagai habitat khamir dan bahan dasar pembuatan etanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat khamir lokal dari ampas kasar kecap yang selanjutnya digunakan untuk fermentasi etanol. Sampel ampas kecap dilakukan pengayaan pada media Yeast Malt (YM) cair dan diinkunbasi pada suhu 30 oC selama 48 jam, kemudian dilakukan pengenceran berseri dan ditumbuhkan pada media YM agar diinkubasi pada suhu 30 oC selama 48 jam. Isolat yang tumbuh dikarakterisasi morfologi koloni dan sel. Identifikasi isolat dilakukan menggunakan API 20 C Aux. Uji toleransi etanol dilakukan pada media YM cair dengan penambahan etanol absolut 0, 5, 10, 15, dan 20 %. Produksi etanol oleh masing-masing isolat dan kontrol (S. cerevisiae) dilakukan pada media filtrat ampas kasar kecap 20 Brix inkubasi pada suhu 30 oC, agitasi 120 rpm selama 3 hari. Parameter yang diamati adalah kadar etanol, pH, temperatur, gula reduksi, oksigen terlarut, dan jumlah sel. Kadar etanol diukur dengan Kromatografi Gas. Dua isolat didapatkan dari ampas kasar kecap yaitu I2YP5K1 dan I2YP5K2 dengan toleransi terhadap etanol sampai 10 %. Hasil identifikasi menggunakan API 20 C Aux menunjukkan isolat I2YP5K2 termasuk Candida krusei. Produksi etanol paling tinggi didapatkan dari perlakuan I2YP5K1 sebesar 1,52  % diikuti C. krusei sebesar 0,84 % pada hari ke-3. Ampas kasar kecap memiliki potensi menghasilkan kadar etanol dengan kadar 4,07 %.Kata kunci : ampas kasar kecap, etanol, khamir
Single Cell Protein Production using Yeast Isolates from Soy Factory Waste by Co-culture Method Corin, Chintya; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1799.344 KB)

Abstract

Nutrient content in soy waste able to allow growth of yeasts. Yeast isolates have potency to be used in the production of single cell protein. The research was carried out to study isolates for production of single cell protein using co-culture method and to determine the effect of co-culture method in protein content obtained. The isolates used were I2YP5K1, I2YP5K2, KYP6K1, KYP3K2, AYP6K1, AYP6K2, and AYP5K4. Steps used in this research were grown the yeast isolates in Yeast Malt Broth, assay of antagonist among yeast isolates, single cell protein production, and identification using API 20C AUX. Parameters measured were biomass, number of cells, and protein content. Design of research using two-way ANOVA with three replications. Isolates able to be used for co-culture method in the production of single cell protein were KYP3K2 (Saccharomyces cereviseae), AYP6K1, AYP6K2, and AYP5K4. Co-culture methods does not increase biomass and number of cells, however able to increase the protein content. Protein production by co-culture isolates KYP3K2 and AYP6K2 is highest than other co-culture isolates with protein content 1.31 mg / g.   Key words : Co-culture, single cell protein, soy waste, yeast.
Pengaruh Kombinasi Starter Bakteri Asam Laktat (BAL) pada Pembuatan Keju Kedelai (Soy Cheese) Anggraini, Ayu Arsyi; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.713 KB) | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2017.005.03.4

Abstract

Bahan dasar keju yaitu susu sapi yang menganduk lemak yang tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi seseorang yang sedang diet. Susu kedelai sebagai bahan dasar alternatif dalam pembuatan keju belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik sel BAL dan organoleptik keju kedelai. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor kombinasi BAL yaitu L. bulgaricus : S. thermophillus (1:1). Tahapan yang dilakukan meliputi karaketrisasi sel BAL, pembuatan soy cheese dan uji organoleptik. Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus memiliki hasil pewarnaan Gram positif. Berdasarkan hasil uji organoleptic, soy cheese dengan dua kombinasi BAL dapat diterima oleh responden (63,75 %).
Eksplorasi Bakteri Selulolitik yang Berpotensi Sebagai Agen Biofertilizer dari Tanah Perkebunan Apel Kota Batu, Jawa Timur Nugraha, Restu; Ardyati, Tri; Suharjono, Suharjono
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.572 KB)

Abstract

Biofertilizer adalah pupuk yang berasal dari biomassa berbagai mikroorganisme tanah, berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Bakteri selulolitik telah banyak dimanfaatkan sebagai salah satu agen biofertilizer. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri selulolitik yang berasal dari tanah perkebunan apel di Kota Batu, Jawa Timur yang berpotensi sebagai biofertilizer didasarkan pada kemampuan selulolitik, fiksasi nitrogen, dan pelarut fosfat. Sampel tanah diambil dari tanah perkebunan apel yang terletak di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Isolasi dilakukan dengan metode serial dilution kemudian ditumbuhkan pada media C-NFMM (Cellulose Nitrogen Free Mineral Media) agar. Uji aktivitas selulolitik isolat bakteri menggunakan pewarnaan Congo red 0,1% yang ditandai dengan terbentuknya zona bening. Uji kuantitatif aktivitas selulolitik dilakukan dengan DNS (dinitrosaly-cylic acid). Uji kemampuan pemfiksasi nitrogen menggunakan media N-Free Semisolid Malate dilanjutkan dengan Visocolor Alpha Ammonium Detection Kit. Deteksi aktivitas pelarut fosfat menggunakan media Pikovskaya agar. Hasil isolasi didapatkan 13 isolat kemudian dilakukan screening hingga didapatkan 3 isolat bakteri yang potensial, yaitu isolat SL4, SL5, dan SL7. Aktivitas selulolitik tertinggi adalah isolat SL4 pada jam ke-24 yaitu sebesar 0,05 ± 0,002 U/ml, sedangkan isolat SL7 pada jam ke-72 sebesar 0,05 ± 0,001 U/ml. Uji potensi sebagai agen biofertilizer berdasarkan kemampuan selulolitik, pemfiksasi nitrogen, dan pelarut fosfat didapatkan 3 isolat potensial yaitu SL4, SL5, dan SL7. Kata kunci : biofertilizer, fosfat, nitrogen, selulolitik, tanah
Skrining Bakteri Asam Laktat asal Susu Kambing Peranakan Etawa sebagai Penghasil Bakteriosin Fitria, Indah Nur; Ardyati, Tri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.231 KB)

Abstract

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan mikroorganisme yang tergolong GRAS (Generally Recognized as Safe). Sebagian besar  BAL memiliki potensi sebagai penghasil bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang disintesis oleh ribosom dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh BAL penghasil bakteriosin dan mempelajari daya hambat bakteriosin terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Tahapan dilakukan dengan isolasi BAL asal susu kambing Peranakan Etawa (PE) pada media MRS ditambah dengan CaCO3 1%, karakterisasi isolat BAL, deteksi penghambatan  kultur BAL terhadap bakteri uji, uji aktivitas penghambatan bakteriosin (CFS) terhadap bakteri uji, uji sensitivitas bakteriosin terhadap enzim proteolitik, serta identifikasi BAL dengan menggunakan API 50 CHL test kit. Dua belas isolat diperoleh dari isolasi, namun hanya 6 isolat (SKE5, SKE7, SKE8, SKE9, SKE10, dan SKE11) diduga mampu menghasilkan bakteriosin. Bakteriosin yang diproduksi oleh keenam isolat tersebut dapat terdegradasi oleh enzim Proteinase K (1 mg/ml). Isolat SKE9 teridentifikasi sebagai Lactobacillus curvatus merupakan kandidat isolat BAL terbaik karena menghasilkan  bakteriosin dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium dengan indeks penghambatan masing-masing sebesar 2,94 ± 0,59 dan 2,89 ± 0,89. Kata kunci : Bakteri asam laktat, Bakteriosin, Susu kambing Peranakan Etawa