Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA INDUKSI KALUS EMBRIOGENIK KLON CENDANA (Santalum album Linn.) Toni Herawan; Mohammad Na'iem; Sapto Indrioko; Ari Indrianto; Liliek Haryjanto; Titis Budi Widowati
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 11, No 2 (2017): Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan
Publisher : Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement (CFBTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.498 KB) | DOI: 10.20886/jpth.2017.11.2.151-158

Abstract

Sandalwood (Santalum album Linn.) is a tree which has a high rate of natural sprouting ability. Eventhough the propagation by the conventional techniques (shoot and root cuttings) and by the tissue culture have been reported, the percentage of plants regeneration is still low. The propagation using somatic embryogenesis was reported as better result than using shoots multiplication technique or organogenesis. The objective of this research is to examine the effect of clones, type and concentration of plant growth regulator on the development embryogenic callus of sandalwood. The three tested clones are C1, C2, and C3. The plant growth regulators are 2.4-D, Dicamba, and Picloram with the three level of concentrations:1 mg/L, 3 mg/L, and 5 mg/L. The result of study showed that the clone of C3 performed best on embryogenic callus development. It was observed through morphological analysis that 58.12% of explants performed embryogenic callus with friable texture and white, yellowish in colours. However, there were not significant differences between the types of plant growth regulator, the level of concentrations and their interactions on embryogenic callus development of sandalwood
PRODUKSI GALUR MURNI MELALUI INDUKSI EMBRIOGENIK MIKROSPORA CABAI MERAH BESAR DENGAN STRES Ari Indrianto; Endang Semiarti; , Surifah
Zuriat Vol 15, No 2 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i2.6801

Abstract

Induksi embriogenik mikrospora cabai merah besar dapat dilakukan dengan stres panas dan pelaparan (starvasi karbohidrat). Stres diperlukan untuk mengubah perkembangan gametofitik (mikrospora membelah asimetrik) kearah sporofitik (mikrospora membelah simetrik) untuk membentuk embrio. Mikrospora pada stadium uninukleat akhir dikulturkan secara aseptik didalam medium starvasi karbohidrat (medium B) masing-masing pada 25oC; 33oC dan 35oC selama 2; 4 dan 6 hari. Setelah praperlakuan stres, mikrospora disubkultur kedalam medium embriogenesis (medium A2) tanpa zat pengatur tumbuh dan diinkubasi pada suhu 25oC. Pengamatan sitologis terhadap tipe pembelahan inti dan mikrospora multiseluler (proembrio) dilakukan dengan pengecatan DAPI. Hasil penelitian menunjukkan, praperlakuan starvasi selama 4 hari dapat menginduksi 3.4% dari populasi mikrospora menjadi embriogenik, dimana 4% diantaranya tumbuh menjadi proembrio. Tambahan stres panas 33oC selama 4 hari meningkatkan persentase induksi embriogenik mikrospora menjadi 29%, dimana 30% diantaranya berkembang menjadi proembrio. Induksi embriogenik mikrospora cabai merah besar merupakan langkah awal untuk memproduksi tanaman haploid, penggandaan kromosom selanjutnya akan menghasilkan tanaman dobel haploid yang merupakan galur murni.
RESPON PERTUMBUHAN Pichia manshurica DAN Rhodosporodium paludigenum PADA BERBAGAI MEDIA BASAL SEBAGAI PENENTU UNTUK PROSES ISOLASI PROTOPLAS Wijanarka Wijanarka; Endang Sutariningsih; Kumala Dewi; Ari Indrianto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Pertumbuhan mikroorganisme biasanya ditunjukkan dengan adanya pertambahan jumlah sel atau masa sel yang sedang tumbuh. Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidupnya, salah satunya medium pertumbuhan. Medium tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan umur kultur dan profil fase pertumbuhan yang sangat penting pada saat isolasi protoplas. Tujuan penelitian ini adalah kinetika respon dan profil pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum Pada Berbagai Media Basal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2011 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNDIP Semarang. Khamir Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum ditumbuhkan pada media basal  MEB (M1), TEB (M2), ME (M3) dan YPD (M4) serta dilakukan pengamatan pertumbuhan  setiap 6 jam selama 42 jam. Tahap berikutnya dilakukan studi analisis kinetika pertumbuhan khamir pada media basal yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  media YPD (M4)  mempunyai kecepatan pertumbuhan (μ) tertinggi  (0.2086 mg/jam)  dan waktu generasi terpendek 3.3236 (menit) pada jam ke-18, sedangkan Rh. paludigenum mempunyai nilai μ sebesar 0.2751 (mg/jam)  dan g  sebesar 2.5197 (menit). Kesimpulan penelitian ini adalah media YPD (M4) dapat digunakan untuk pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum serta dapat digunakan  untuk media  isolasi protoplas   Kata Kunci:  Pertumbuhan, media basal, P. manshurica dan R. paludigenum
PERKEMBANGAN PENELITIAN INDUKSI KALUS EMBRIOGENIK PADA JARINGAN VEGETATIF TANAMAN KARET KLONAL (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Lestari Admojo; Ari Indrianto; Hananto Hadi
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 1 (2014): volume 33, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.72 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i1.46

Abstract

Perbanyakan tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) saat ini masih menggunakan cara konvensional yaitu okulasi. Kelemahan teknik ini antara lain membutuhkan waktu yang lama, kebutuhan lahan yang luas, musim biji yang terbatas di samping juga diperlukan tenaga kerja yang cukup banyak. Permasalahan tersebut mengharuskan penelitian diarahkan pada perbanyakan bibit dengan tehnik yang lebih efisien dalam skala massal. Teknik kultur jaringan melalui embriogenesis somatik (EGS) membuka peluang tersebut. Induksi kalus embriogenik merupakan langkah awal untuk keberhasilan teknik EGS secara tidak langsung. Tulisan ini merangkum hasil penelitian induksi kalus embriogenik pada jaringan vegetatif tanaman karet klonal yang dimulai pada tahun 2008 hingga 2012. Hasil pengujian terhadap 6 klon karet (PB 260, PB 330, IRR 111, IRR 39, GT 1 dan IRR 112) menunjukkan bahwa klon IRR 112 dan PB 330 merespon pembentukan kalus embriogenik, dan membentuk fase embrio dari globular (IRR 112) hingga jantung dan torpedo (PB 330). Hasil pengujian jaringan vegetatif yang digunakan sebagai eksplan (helai daun, tangkai, ketiak tangkai, mata tunas) menunjukkan bahwa jaringan tangkai dan ketiak tangkai merespon terbentuknya kalus embriogenik. Kombinasi media dasar MS+2,4 D 5 ppm memberikan respon induksi kalus friabel terbaik dan MS+NAA 0,1 ppm+BAP 2 ppm memberikan respon kalus embriogenik terbaik, namun frekuensinya masih rendah. Tingkat browning masih tinggi yang menjadi faktor pembatas perkembangan kalus. Kalus yang bersifat embriogenik diharapkan berpotensi untuk diinduksi menjadi planlet melalui teknik embriogenesis somatik.