Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

INTEGRASI PERENCANAAN PRIORITAS DAN KAPASITAS SISTEM MRP II DENGAN SISTEM KANBAN MENGGUNAKAN PROMODEL -, Natasari; Aribowo, Budi
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 9, No 1 (2008): INASEA Vol. 09 No. 1
Publisher : Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An important problem in manufacturing industry is the lack of capacity calculation in the planning of production. In addition, there are a lot of Work in Process (WIP) the production floor, subsequently increasing length of waiting time in manufacturing. The authors proposed the implementation of an integrated system of planning priorities and capacities in the MRP II system (Manufacturing Resource Planning) with the Kanban system to solve this problem. MRP II systems’ priority and capacity planning included capacity calculation to evaluate existing planning priorities, and applied Kanban system in the production floor will pull products when necessary. The actual system of Soho and Kanban system will be simulated with ProModel software to help understanding and analysis. From the results, this study concluded that with MRP II system’ priority and capacity planning, companies can plan production according to the design capacity, and the plan can be executed fairly well on the production floor with the Kanban system thereby reducing WIP and manufacturing waiting time on the production floor.
USULAN PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN PADA NEW LINE 2B ASSEMBLING UNIT PT ASTRA HONDA MOTOR Dory, Frans; Aribowo, Budi
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 7, No 1 (2006): INASEA Vol. 07 No. 1
Publisher : Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of important factor to design line assembling is by designing lightning system design and the system will effect on the quality of the operator performance. Therefor, it need to design a lightning that will be used in new line 2B assembling unit of Astra Honda Motor company.
USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO) Aribowo, Budi
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 5, No 2 (2004): INASEA Vol. 05 No. 2
Publisher : Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Article discusses an alternative quality control that has the same function with controlling map that has been known by the industry society but the suggested controlling map is offering a new approach, that is using the value of DPMO (Defect Per Millions). Procedure and view of DPMO and the suggested graphic control, hopefully can become suplement for the existent of controlling map so preventive action can be done and company can estimate the quality cost.
Analisis Pengendalian Kualitas Cacat Bintik Untuk Produk Hyundai Atoz (Type Mx) Di PT Hyundai Indonesia Motor Aribowo, Budi; Kushandayati, Kushandayati
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.3, September 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.583 KB) | DOI: 10.12777/jati.5.3.217-224

Abstract

PT.Hyundai Indonesia Motor (HIM) adalah perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif khususnya dalam perakitan mobil dengan merk Hyundai. Dalam upaya mempertahankan kualitas produk, PT.HIM berusaha untuk meminimasi jumlah kecacatan dalam setiap unit inspeksinya. Untuk itu diperlukan sebuah metode pengendalian dan peningkatan kualitas untuk mengidentifikasi cacat ke penyebab akar utamanya. Dari pengumpulan data yang dilakukan di PT. HIM dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2006, didapatkan bahwa cacat bintik (dirt) merupakan jenis cacat terbesar yang terjadi di PT.HIM yaitu sebesar 67,93% dan hal ini terjadi pada proses pengecatan Lalu pada tahap berikutnya setelah dilakukan proses brainstorming dengan pihak terkait di dalam perusahaan untuk mencari penyebab utama cacat bintik yang kemudian hasilnya ditampilkan melalui diagram fishbone. Untuk mengetahui prioritas perbaikan atau tindak lanjut terhadap penyebab ~penyebab yang dipaparkan dalam diagram fishbone maka digunakanlah metode AHP. Dari hasil pengolahan dengan metode AHP didapatkan penyebab utama yang paling signifikan dalam terhadap cacat bintik adalah faktor lingkungan dengan nilai bobot atau nilai eigen sebesar 51,13% disusul dengan faktor manusia dengan nilai bobot 19,11 %. Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis perbaikan dengan menggunakan model FMEA, setelah itu melalui hasil RPN yang didapatkan, modus kegagalan potensial yang paling utama sebagai penyebab terjadinya kecacatan yang harus segera ditangani. Dalam hal ini modus kegagalan potensial terbesar yang menyebabkan cacat bintik (dirt), dengan nilai RPN adalah 280, adalah tidak dibersihkannya blower yang terdapat di lantai produksi maupun di perlengkapan. Maka tindakan yang perlu dilakukan adalah melakukan pembersihan blower secara teratur terutama di ruang aplikasi pengecatan. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Cacat Bintik (Dirt), Atoz Type MX     Abstract   PT.Hyundai Indonesia Motor (HIM) is a company engaged in the automotive field, especially in assembling Hyundai cars with the brand. In an effort to maintain product quality, PT.HIM trying to minimize the number of defects in each inspection unit. It required a method of controlling and improving quality to identify the root causes of defects to the main. From data collection conducted at PT. HIM from March to August 2006, it was found that the defect spots (dirt) is the largest type of defect that occurs in PT.HIM that is equal to 67.93% and this occurs in the process of painting then at a later stage after the brainstorming process is carried out with related parties in the company to seek the main causes of disability spots which then results are displayed through a fishbone diagram. To determine priority of repairs or follow-up to cause ~ cause fishbone diagram presented in the AHP method is used. The results obtained with the AHP method is the most significant major cause of disability in the spots are environmental factors with weight value or eigen value of 51.13% followed by the human factor with a value of 19.11% weighting. In the next stage, analysis improvements using FMEA model, after it obtained through the NDP, the potential failure modes as the main cause of disability that must be addressed. In this case the greatest potential failure modes that cause defective spots (dirt), with the NDP is 280, is not cleaned the blower located on the production floor or in the equipment. Then action needs to be done is to do the cleaning blower regularly, especially in the space of painting applications. Keywords: Quality Control, Defect Spot (Dirt), Atoz Type MX
Analysis of Compressive Strength Quality of Aerated Lightweight Concrete Using Taguchi Methods at PT. XYZ Bianda Mayfiani Tiartanaya; Budi Aribowo
JIEMS (Journal of Industrial Engineering and Management Systems) Vol 6, No 2 (2013): Journal of Industrial Engineering and Management Systems (JIEMS)
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/jiems.v6i2.104

Abstract

Seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan yang bersaing dalam memasarkan produk dan kesetiaan terhadap pelanggan mereka. Hal itu penting dilakukan untuk menjaga kualitas produk dengan tujuan agar pelanggan tetap setia terhadap perusahaan. Salah satu pendekatan pengendalian kualitas adalah dengan metode Taguchi. Metode ini menggunakan pendekatan desain eksperimen, sehingga faktor-faktor yang berpengaruh dari kualitas produk dapat terlihat. PT XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang khusus menyediakan bahan untuk perumahan, yaitu produk beton aerasi ringan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kekuatan beton aerasi ringan untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Hasil perhitungan yang dihasilkan untuk mendapatkan parameter optimum dengan menggunakan metode Taguchi, setelah itu didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu pasir silika, semen, bubuk aluminium, gipsum dan kalsium oksida. Kombinasi optimum dari faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan beton aerasi ringan muncul pada tingkat 2 dimana 2,1 kg pasir silika, 0,75 kg semen, 0,011 bubuk aluminium, 0,225 gipsum dan 1,125kg kalsium oksida. Selisih kerugian yang ditimbulkan akibat kualitas yang cacat antara hasil eksperimen dan data aktual sebesar Rp 0,53 per beton aerasi ringan, serta pengurangan persentase kerugian setelah diterapkan metode Taguchi sebesar 2,06%.Keywords: Experiment Design, Taguchi Methods, Quality Loss Function, Reduction of Losses Percentage
USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA KARYAWAN CV ATHAM TOY’S MAINAN KAYU (ATMK) DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK Belia Perwitasari Maharani; Budi Aribowo; Nunung Nurhasanah
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 9, No 3 (2015): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2965.78 KB)

Abstract

ATMK merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) yang juga menjalankan optimasi metode kerja. Penanganan material oleh IKM sebagian besar dilakukan secara manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan analisis postur kerja karyawan (operator) dengan menggunakan metode quality exposure check (QEC). Penelitian diawali dengan mengamati postur kerja operator setiap stasiun kerja, pengumpulan data dengan pengisian lembar kuesioner oleh observer dan operator. Langkah berikutnya merekapitulasi data kuesioner dalam lembar skor QEC; menentukan exposure score dengan metode QEC; penghitungan exposure level. Langkah tersebut dilakukan untuk setiap operator stasiun kerja. Maka diperoleh exposure level tertinggi  pada operator stasiun kerja amplas mesin dengan presentase 62%, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan. Usulan rancangan perbaikan postur kerja yang disarankan untuk memperhatikan faktor risiko penting, seperti punggung tidak membungkuk, posisi tangan, kemudian frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan untuk bagian leher agar lebih rileks.Kata Kunci: Ergonomic, Work Posture, Quick Exposure Check
PENGEMBANGAN PRODUK PASTA DAN MACAROON TEPUNG GANYONG MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Ayu Lestari Ningtiyas; Budi Aribowo
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.696 KB)

Abstract

Tanaman ganyong (canna edulis) masih jarang ditemui diperkotaan karena lebih banyak dibudidayakan dipedesaan dan belum memiliki nilai jual atau nilai tambah maka dilakukan pengolahan tanaman ganyong menjadi produk olahan yang lebih memiliki nilai jual dan nilai tambah, oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan jenis produk olahan ganyong yang diminati oleh konsumen, beserta atribut-atribut penting apa yang harus diperhatikan agar produk olahan wortel yang dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen. Metode yang digunakan yaitu QFD (Quality Function Deployment) yang nantinya akan menghasilkan matriks HOQ (House of Quality). Dengan metode tersebut diketahui bahwa untuk produk olahan pasta ganyong terdapat 8 persyaratan teknis untuk menjawab 10 atribut kebutuhan konsumen yang berdasarkan dimensi garvin dan untuk produk olahan macaroon ganyong terdapat 8 persyaratan teknis untuk menjawab 10 atribut kebutuhan konsumen yang berdasarkan dimensi garvin pada produk macaroon tepung ganyong yang dilihat dari segi produk dan kemasan. Dan persyaratan teknis yang  sebaiknya menjadi  prioritas utama  dalam  proses produksi macaroon dan pasta tepung ganyong yaitu sama adalah sortasi bahan baku. Dan untuk atribut kebutuhan yang paling penting dari produk macaroon tepung ganyong adalah tidak terdapat rasa langu, sedangkan untuk produk pasta spaghetti tepung ganong adalah harga yang terjangkau. Kata kunci : house of quality, ganyong (canna edulis), quality function deployment
PERANCANGAN PERBAIKAN STASIUN KERJA PEMASANGAN GRANITO MENGGUNAKAN ANALISIS METODE PLIBEL CHECKLIST DI PT. LOUSERINDO MEGAH PERMAI Nabila Ramadhany Barley; Budi Aribowo
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem ketenagakerjaan perusahaan dan sumber daya manusia. Di samping itu, K3 juga memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan dan berbanding lurus dengan produktivitas perusahaan. Salah satu kajian K3 adalah ergonomi. Perancangan perbaikan stasiun kerja merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan untuk mencapai keselarasan dalam ergonomi. PT. Louserindo Megah Permai merupakan perusahaan yang bergerak di dalam bidang industri manufaktur lift. Pada lantai produksinya terlihat masih banyak pekerjaan yang dilakukan tidak ergonomis dan memiliki risiko menyebabkan musculoskeletal disorder. Sehingga pada kasus ini, diimplementasikan perancangan perbaikan stasiun kerja kritis dengan menggunakan analisis metode PLIBEL Checklist. Untuk menentukan operator kritis digunakan kuesioner Nordic Body Map dan untuk menentukan stasiun kerja kritis digunakan metode CTD Risk Index. Dari perhitungan yang telah dilakukan, operator kritis adalah operator pemotongan dan pengelasan dan operator granito pada subgroup RMS. Stasiun kerja kritis adalah stasiun kerja pemasangan granito. Usulan perancangan perbaikan stasiun kerja adalah lift table. Ukuran yang digunakan agar lift table ergonomis pada pekerjaan pemasangan granito yaitu dengan tinggi 679 mm, panjang 2460 mm, lebar 2232 mm, space bagian dalam lift table 1120 mm, dan panjang foot controller untuk hydraulic system 96 mm.
PERANCANGAN MODUL KANBAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA Hilda Yuliani; Budi Aribowo
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem   kanban  adalah  suatu   sistem   informasi   yang   secara  harmonis  mengendalikan   "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan"  dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan.  Kanban adalah suatu kartu yang berfungsi si sebagai alat  kontrol produksi Just in Time.  Just In Time merupakan pendekatan didasarkan pada sistem manufaktur ramping     yang   berkembang      untuk   mengoptimalkan       dan   meningkatkan      efisiensi  manufaktur     dengan mengurangi      manufaktur      lead   time   melalui   menghilangkan       pemborosan      Penelitian    ini  dilakukan  pembuatan SOP sistem Kanban untuk praktikum di labolatorium Teknik Industri Universitas Al-Azhar  Indonesia, karena pada saat ini belum ada alat untuk mensimulasikan sistem kanban untuk praktikum.  Perencanaan   sistem   kanban   perlu   digunakan   secara   optimal   untuk   dapat   mengendalikan   persediaan. Untuk memulai praktikum   sistem kanban diperlukan bentuk Kanban  kirim dan  kanban produksi   yang akan   digunakan.  Untuk   menghitung   jumlah   kontainer   yang   akan   digunakan   dibutuhkan   waktu   siklus setiap   stasiun   kerja   yang   didapatkan   dari   pengamatan   waktu   proses   dari   masing-masing   staisun   kerja  sebanyak 30 kali pengamatan. Praktikum sistem kanban di Universitas Al Azhar Indonesia, sebaiknya   terdapat lima proses produksi yaitu proses 1, proses 2 ,proses 3, proses 4 dan proses 5 dan terdapat 2  buah   GBB   untuk   bagian   A   empat   bagian   B   serta   1   GBJ,   terdapat   juga   dempatua   buah   In   Process  Storage. Dengan waktu baku masing-masing stasiun kerja yaitu 200,1 detik;                   70,4 detik ; 239,2 detik ; 76,6   detik;   dan  41 detik.  Dengan   kapasitas  kontainer  sebanyak  2   buah  produk  menggunakan  2   buah kontainer    sesuai   dengan    kebutuhan    maksimal     kontainer,   untuk    kapasitas   kontainer   3  buah    produk menggunakan   1      buah    kontainer   sesuai  dengan    kebutuhan   maksimal       kontainer   dan   untuk   kapasitas  kontainer 4 buah digunakan 1 buah  kontainer sesuai dengan  kebutuhan maksimal kontainer. Prosedur  untuk melakukan praktikum sistem terdapat  11 langkah yang harus dipenuhi dengan menggunakan tiga  stasiun kerja yang telah ditentukan dan mengikuti dari aturan sistem kanban yang telah ada.  Kata Kunci: sistem kanban, just in time, praktikum Teknik Industri
Identifikasi Pengetahuan Mahasiswa Teknik Industri Terhadap Implementasi Program MBKM dengan Pendekatan Analytical Network Process Nunung Nurhasanah; Budi Aribowo; Aprilia Tri Purwandari; Dicky Sumantri; Sopian Maulana; Moza Aisyah Yasmin; Raghdawulan Raghdawulan; Cut Shity
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v7i2.1016

Abstract

Outcome based education is the basis of thinking for the Industrial Engineering Department Program, Al-Azhar University, Indonesia in formulating graduate profiles. Determination of the graduate profile is an important education program so that this study program tries to accommodate the implementation of the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program as an alternative learning media that is beneficial for students. This study aims to identify students' knowledge of the implementation of the MBKM program. This study uses an analytical network process approach to rank 5 questions that are the focus of students' attention in implementing the MBKM program. In addition, a descriptive analysis was also conducted on the survey results based on the five priority survey questions. In general, based on the survey, it can be said that the MBKM program has its own charm for students to develop their competencies, skills, and soft skills as a provision for future graduates. In addition, students think that the MBKM program has significant benefits in improving students' abilities. This research is still limited in processing the questionnaire manually. Future research can be continued to carry out data mining on the results of an in-depth student survey. This research has the opportunity to be developed in terms of situational analysis of the MBKM program through the Soft system methodology (SSM) approach. The situational analysis carried out will produce activities that can be carried out for continuous improvement. Keywords – Analytical network process, Decision analysis, Industrial engineering department, Outcome based education, Survey