Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Produksi Program Acara Berita Feature “Harmoni Islam” di Cakra Semarang TV sebagai Produser Muhammad Imaduddin; M Bayu Widagdo; I Nyoman Winata; Hedi Pudjo Santosa; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.212 KB)

Abstract

Televisi memiliki peran penting bagi sarana edukasi dan hiburan bagi masyarakat. Persaingan antar televisi saat pada bulan Ramadhan terbilang cukup ketat. Stasiun televisi menjadikan momentum Ramadhan dengan membuat berbagai macam program dengan balutan Islami namun minim makna.Harmoni Islam sebagai sebuah program news feature hadir sebagai alternatif tayangan pada bulan Ramadhan. Harmoni Islam mengangkat topik-topik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dibahas dengan bahasa yang ringan namun tidak meninggalkan esensi.Pada program Harmoni Islam. produser bertugas untuk merencanakan topik apa yang akan diangkat, membuat rencana kerja, membuat anggaran produksi, membuat perijinan, hingga membuat agenda wawancara kepada narasumber. Setelah melalui tahapan praproduksi, proses produksi, pascaproduksi, karya ditayangkan di Cakra Semarang TV setiap hari selama Bulan Ramadhan mulai dari tanggal 28 Juni 2014sampai 27 Juli 2014 pukul 17.00 WIB. Melalui karya ini diharapkan masyarakat mendapatkan tayangan yang mendidik mengedukasi dan menambah informasi khalayak mengenai serba-serba Islam sehingga meningkatkan ibadah di Bulan Ramadhan dan menambah wawasanKata kunci : News Feature, jurnalistik, program acara, Islam
Karya Bidang Jurnalistik Feature Program Acara “TOKOH” di Stasiun Cakra Semarang TV Aditia Nurul Huda; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo; I Nyoman Winata
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.966 KB)

Abstract

Setiap stasiun televisi di Indonesia saat ini sedang bersaing ketat dalam meraih perhatian pemirsa. Untuk menghadapi persaingan, televisi memproduksi tayangan yang berbeda, dinamis, dan disukai para penonton. Program berita feature adalah salah satu program kreatif yang bisa menarik perhatian dan tidak membosankan untuk ditonton. Feature sebagai program reportase yang dikemas secara mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek human interest. Konsep feature ini disesuaikan dengan program acara “TOKOH” yang sudah ada di Cakra Semarang TV namun ada yang berbeda sebagai tambahan yaitu penambahan voxpop dari orang terdekat dan liputan profil. Ada 6 episode yang ditayangkan yaitu “Sastrawan Muda Berbakat”, “Ibu Anak Jalanan”, “Kyai Penjaga Makam”, “Tangan Kedua”, “Metode Belajar Berbahasa Melalui Bawah Sadar”, “Pembudidaya BuLe (Jambu dan Lele)”. Pembagian tugas dalam tim ini mendapat peran sebagai produser, juru kamera, dan editor.Setelah melalui proses pra produksi, proses produksi, dan paska produksi, karya ditayangkan di stasiun Cakra Semarang TV setiap hari senin pukul 18.00 WIB, dari tanggal 9 Juni 2014 sampai dengan 21 Juli 2014 dengan satu kali penayangan ulang episode 1 karena kesalahan teknis dari pihak Cakra Semarang TV. Melalui tayangan ini diharapkan dapat menjadikan tayangan ini sebagai media untuk mengedukasi masyarakat.Kata kunci : feature,human interest,Tokoh
Produksi Program Kebudayaan “Koboy Melukis Pusaka Jawa” Pada Program Acara Sluman Slumun Semarangan di Cakra Semarang Tv Wisnuadi Trianggoro; Djoko Setiabudi; I Nyoman Winata
Interaksi Online Vol 2, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.609 KB)

Abstract

Produksi Program Kebudayaan “Koboy Melukis Pusaka Jawa” PadaProgram Acara Sluman Slumun Semarangan di Cakra Semarang TvABSTRAKVideo dokumenter merupakan salah satu produk jurnalistik dalambentuk audio visual. Terdapat tim yang bekerja dari pra hingga pasca produksiuntuk pembuatannya, dokumentaris dalam hal ini menjabat posisi sebagaicameraperson dan merangkap sebagai editor. Pemilihan posisi tersebutmerupakan kemauan dan kemampuan jurnalis dalam menjalankan proyekdokumenter ini. Dokumentaris berkerja sesuai dengan naskah sekenario yang dibuat oleh sutradara. Dokumenter Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy)yang berjudul “Koboy Melukis Pusaka Jawa” menampilkan sekumpulan anakmuda yang gemar mengikuti kegiatan pewayangan di Sobokartti. Anak-anakmuda ini bersepakat untuk menggelorakan semangat cinta wayang padamasyarakat Semarang dan menghimpun siapa saja yang berminat terhadap duniapewayangan. Namun sayangnya tidak banyak generasi muda yang tertarik kepadawayang kulit. Wayang kulit selama ini identik dengan generasi lama atau orangtua, kuno, serta kolot untuk anak muda saat ini, karena bahasa pengantarnyabahasa Jawa yang tidak populer lagi di kalangan generasi muda. Untuk menarikminat generasi muda pada wayang sebagai kesenian tradisional, akhirnya merekaberdua berusaha memberikan inovasi terhadap pewayangan dengan sentuhankreatif yaitu dengan membuat sebuah wayang kreasi baru, yaitu denganmenggunakan fiber, tekson, kardus, serta e-wayang yang bisa diaplikasikanmenjadi komik, poster, video animasi, dan yang bersentuhan dengan bidangdigital teknologi agar bisa lebih mendekatkan dan menarik minat anak mudasekarang.Mereka sangat totalitas dalam menggelorakan semangat cintawayang pada masyarakat semarang dan menghimpun siapa saja yang berminatterhadap dunia pewayangan, tergambar pada kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh Koboy. Dari sekolah ke sekolah mereka bawa tongkat estafet budaya wayangyang diwariskan oleh nenek moyang untuk mengenalkan kembali ke anak-anakmuda saat ini, Koboy menjembatani dengan ketulusan mereka, ketekunan sertasemangat dan upaya-upaya agar anak muda semakin mengenal dan bangga sertadapat ikut menjaga kelestarian seni tradisional wayang dalam wadah komunitasKomplotan Bocah Wayang atau Koboy. Melalui Koboy, diharapkan wayang bisalebih dekat dengan masyarakat khususnya anak muda.Alat yang digunakan oleh jurnalis cameraperson dalampengambilan gambar adalah DSLR. Jurnalis menggunkaan kamera DSLR karenapenggunaannya di Semarang TV sudah memiliki standart HD dalam setiapprogamnya, tentunya aspek itu perlu di perhatikan. Proses editing dilakukanberdasarkan naskah editing yang dibuat oleh sutradara. Editor melakukanpemotongan di setiap gambar sesuai dengan naskah editing yang dibuat olehsutradara, selain itu editor memberi beberapa efek untuk menambah estetika.Visual effects yang digunakan dokumentaris dibagi menjadi 3 antara lain yaituAudio Transitions, Video Effects, VideoTransitions. Dalam proses editing jurnalismenggunakan aplikasi Adobe Premier CS 5Kata kunci: jurnalis, camera person, Editor, Wayang, Koboy.ABSTRACTVideo documentary is one of audio-visual journalism product .There is a team working from pre to post-production to production, documentaryin this case serves as a cameraperson and a concurrent position as editor . Theselection of these positions is the willingness and ability of journalists to carry outthis documentary project . Documentary work in accordance with the scenarioscript made by the director . Komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy)entitled “Koboy Draws Java‟s Heritage” featuring a bunch of young people wholove to take part in Sobokartti puppet . They are agreed to foster a spirit of lovepuppets in Semarang and gather people who are interested in the puppet world .But unfortunately not many young people are attracted to the shadow play .Wayang kulit is synonymous with the old generation or the old , ancient , and oldfashionedfor today's youth , because language introduction to the Java languageis no longer popular among the younger generation . To attract young people tothe puppet as traditional art , finally they both tried to deliver innovation to thepuppet with a creative touch to create a new puppet creations , using fiber , tekson, cardboard , as well as e - puppets that can be applied into comics , posters , videoanimation , and is in contact with the field of digital technology in order to getcloser and attract young people today .They are very total in spreading spirit of love puppets in Semarangand raise public who are interested in the puppet world , reflected in the activitiesundertaken by Koboy . From school to school they carry the baton puppet cultureinherited by the ancestors to introduce back to young kids today, Koboy bridgewith their sincerity , passion and perseverance as well as efforts to bring moreyoung people to know and be proud of and care for preservation of traditional artpuppets Komplotan Bocah Wayang or Koboy gang. Through Koboy , puppet isexpected to be closer to the public, especially young people .The tools used by the camera person is DSLR camera. Journalistsuse DSLR cameras because of the standart in TV program. The process of editingscript created by the director . Editor cuts in each image according to the script,and also gives some effect to add to the aesthetics . Visual effects are useddocumentary is divided into 3 parts : Audio Transitions , Video Effects ,VideoTransitions . In documentary, journalists using Adobe Premier CS 5 forediting.Keywords : Reporter , Camera Person , Editor , Puppet , Koboy .PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKegiatan Jurnalistik sangat berkaitan erat dengan media massacetak maupun elektronik, karena publikasi di media massa adalah salahsatu syarat utama agar sebuah produk tersebut dapat dikatakan sebagaiproduk jurnalistik. Media massa elektronik salah satunya televisimerupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasisecara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dalamwaktu bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditampilkan telahmampu menarik minat pemirsanya , dan mampu membius pemirsanyauntuk selalu menyaksikan berbagai tayangan yang disiarkan televisi.Terlebih lagi TV merupakan media yang menyuguhkan tampilan melaluibentuk audio visual (suara dan gambar) sehingga tentunya membuatmasyarakat lebih tertarik kepada televisi daripada media massa lainnya.Banyaknya audien televisi mejadikannya sebagai medium dengan efekyang besar terhadap orang, kultur dan juga terhadap media lain. Sekarangtelevisi adalah media massa dominan (Vivian, 2008:225).Televisi menjadi media komunikasi massa yang tidak terpisahkandengan masyarakat. Tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi jugamedia hiburan dan edukasi bagi masyarakat. Masyarakat dari segala usiamenjadi sangat akrab dengan TV. Banyaknya audien televisimejadikannya sebagai medium dengan efek yang besar terhadap orang,kultur dan juga terhadap media lain. Sekarang televisi adalah media massadominan (Vivian, 2008:225). Berbicara tentang televisi akan membawapada program-program yang ditayangkan di dalamnya, ada komedi situasi,berita, reality show, kuis, permainan dan salah satunya dokumenter.Dokumenter sebagai salah satu produk jurnalistik menjadi suatu programyang penting untuk tayang pada suatu stasiun televisi. Dokumenter sebagaisalah satu produk jurnalistik memiliki konten lengkap untuk dikonsumsi.Dokumenter mampu memberikan informasi, pendidikan, sekaligus hiburansecara mendalam terhadap suatu objek untuk audien.Beberapa jenis dan bentuk pengembangan documenter televisimeliputi expository documenter (penutur tunggal narrator), documenterdrama, news feature, reality show dan investigasi. Kami sebagai jurnalisingin mebuat sebuah produk jurnalistik dalam bentuk news feature denganformat documenter yang nantinya akan di publikasikan melalui mediatelevise. Alasan menggunakan format documenter karena kontendidalamnya lebih lengkap, yaitu seperti unsur informasi, ilmupengetahuan, dan yang dominan unsure hiburan yang kreatif (fachrudin,2012:314). Kami ingin mengangkat salah satu kesenian tradisional yangmulai terpinggirkan bahkan mulai ditinggalkan oleh anak muda khususnyaadalah kesenian wayang. Wayang selama ini kita kenal sebagai kekayaanbudaya jawa. Wayang telah menjadi etos dan pandangan hidup masyarakatjawa. Bahkan wayang menjadi esensi budaya jawa. Bagi masyarakat Jawa,wayang tidaklah hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan.Wayangbukan hanya sekedar sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai mediakomunikasi, media penyuluhan dan media pendidikan. Wayang telahmenjadi asset kebudayaan nasional, maka kewajiban itu berarti terletak dipundak masyarakat Indonesia seluruhnya.Tetapi tentulah masyarakat Jawakhususnya yang harus merasa lebih terpanggil untuk nguri-uri kekayaanbudayanya yang indah dan sarat nilai-nilai budaya yang adiluhung ini.Berbicara tentang eksistensi keberadaan wayang di tengah-tengahmasyarakat. Wayang atau dunia pewayangan pastilah akan lenyapmanakala masyarakat sudah tidak menyukainya lagi. Dan kesukaan ataukegemaran masyarakat itu pun selalu berubah dari waktu ke waktu. Olehkarena itu yang paling penting dalam upaya pelestarian wayang adalahmengusahakan agar masyarakat tetap menyenangi dan mencintai wayang.Upaya strategis untuk melestarikan eksistensi wayang yang paling menarikminat para pemuda dan anak-anak untuk menyenangi dan mencintaiwayang. Dalam hubungan ini kita perlu ingat pada pepatah lama: “ Takkenal maka tak sayang” atau ungkapan Jawa dengan makna yang sama,yakni : Witing trisna jalaran saka kulina. Jadi, sejak kecil mereka harusdibiasakan untuk mengenal ( menonton ) wayang. Ini berarti frekuensipertunjukkan wayang perlu digalakkan atau dipersering.Berbicara mengenai upaya pelestarian wayang masih terhitungsedikit terutama generasi muda. Salah satunya komunitas koboy(komplotan bocah wayang) yang berpusat di Sobokartti yang melakukankegiatan pelestarian dan pengenalan wayang dengan pelatihan dalang bagianak maupun remaja dan proses pembuatan wayang dengan berbagaimedium. Meskipun mereka bukan pelaku seni atau orang yang terlibatdalam kegiatan pewayangan namun kegiatan yang mereka lakukan denganmengenalkan wayang melalui workshop ke sekolah-sekolah atau tempattempatumum, sudah menjadi salah satu cara pelestarian terhadap wayang.Meski hanya workshop, setidaknya kegiatan itu mampu memberi pesanuntuk mengenalkan tentang wayang terlebih dahulu kepada anak-anak danorang tua, apabila kedepannya wayang tetap tidak diminatipun itu bukanmerupakan kegagalan para koboy, yang terpenting adalah masyarakat yangterutama anak-anak mengetahui bahwa kita mempunyai peninggalankebudayaan yang sangat bernilai yaitu wayang. Koboy sangat berperandalam melestarikan wayang meski tidak mampu meneruskan kebudayaansebagai pelaku, setidaknya koboy dapat meneruskan tongkat estafetkepada generasi muda, yang seharusnya tongkat estafet tersebut dibawaoleh orangtua untuk anak-anaknya namun terbentur orang tua jamansekarang banyak yang tidak peduli atau malah tidak mengenal tentangpewayangan, maka para orang tua sendiri tidak mampu berperan untukmengenalkan wayang kepada anak-anaknya didalam sistem pelestariankebudayaan wayang saat ini.1.2. PermasalahanMaka kami selaku para jurnalis melihat adanya persoalan mengenaiwayang yang tersisihkan, dengan ini kami ingin mengangkat tema iniuntuk menumbuhkan kembali rasa bangga kepada budaya kesenianwayang melalui news feature yang dikemas dalam video documenter.1.3. TujuanProduk Jurnalistik yang akan kami produksi dalam bentuk videodokunmenter dengan mengambil contoh kongkrit Koboy (KomunitasBocah Wayang), yang bertujuan untuk menginformasikan kepada targetaudiens bahwa masih ada anak muda yang masih peduli dan mencintaiwayang, mereka mempunyai upaya untuk melestarikan seni budayawayang, dan dengan melalui news feature ini supaya bisa menumbuhkankembali rasa cinta dan bangga masyarakat terhadap budaya kesenianwayang.1.4. Kerangka Pemikiran1. Jurnalistik dalam DokumenterJurnalistik didefinisikan sebagai seni dan ketrampilan mencari,mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwayang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segalakebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifatpendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.(Suhandang, 2004:21).Pengertian lain menyebutkan bahwa Good Journalism adalah kegiatan danproduk jurnalistik yang dapat mengajak kebersamaan masyarakat disaat krisis.Berbagai gambaran informasi dan krisis yang terjadi dan disampaikan mestimenjadi pengalaman bersama. Ketika sebuah kejadian terjadi, media mampumemberi sesuatu yang dapat dipegang oleh masyarakat. Fakta-fakta,penjelasan dan ruang diskusi yang menolong banyak orang terhadap sesuatuyang tak terduga kejadiannya. Downie dan Kaiser (dalam Santana, 2005:4).Video dokumenter merupakan sebuah produk jurnalistik berbentuk soft newsyang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan secaramenarik (Morrison, 2008:211). Sehingga dokumenter pun menjadi salah satudari sekian media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi,pendidikan, pengaruh dan sekaligus hiburan untuk kahalayak atau cakupanmassa. Video dokumenter dapat diputar dan dipertunjukan kepada khalayakdan target audience melalui ruang-ruang komunitas maupun secara massiveyaitu televisi. Televisi sendiri telah menjadi media komunikasi massa yangtidak terpisahkan dengan masyarakat. Masyarakat dari segala usia termasuk didalamnya adalah remaja yang sangat akrab dengan televisi. Menurut Vivian(2008:16) televisi merupakan salah satu media yang tidak menuntutaudiensnya untuk terlalu aktif , bahkan cukup pasif saja (cool media). Mediaseperti televisi, radio dan film yang diputar pada televisi merupakan jenisjenismedia yang masuk kedalam kategori itu.Dalam televisi, pemirsa tidak membutuhkan usaha intelektual apapun untukmenikmati sebagian besar acara. Selain itu, televisi menjadi media yang cukupstrategis untuk menayangkan produk jurnalistik seperti video dokumenter,karena hampir seluruh kalangan bisa mengakses media ini. Beberapa stasiuntelevisi baik berskala lokal maupun nasional sendiri juga telah memiliki jenisprogram dokumenter. Sehingga dengan tayangnya video dokumenter ini ditelevisi diharapkan semua pemirsa, khususnya yang berusia antara 15-35tahun sebagai target audiens utama karena dalam masa-masa usia tersebutaudiens dapat mencerna makna dengan baik dari sebuah informasi yangdikemas dalam bentuk audio-visual ini.2. Gaya Bertutur dan Strukur DokumenterAda banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam dokumenter. Dalambeberapa hal terlihat adanya kemiripan; yang membedakan adalahspesifikasinya. Beberapa contoh yang berdasarkan gaya dan bentuk bertuturitu, antara lain: laporan perjalanan, sejarah, potret atau biografi, perbandingan,kontradiksi, ilmu pengetahuan, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, associationpicture story, buku harian, dan dokudrama.Dalam pembuatan dokumenter ini, kami para jurnalis memilih menggunakangaya rekonstruksi. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian –bagianperistiwa masalampau maupun masa kini disusun atau direkonstruksiberdasarkan fakta sejarah. Pada saat merekonstruksi suatu peristiwa,latarbelakang sejarah, periode, serta lingkungan alam dan masyarakatnyamenjadi bagian dari konstruksi peristiwa tersebut. Konsep penuturanrekonstruksi terkadang tidak mementingkan unsur dramatic tetapi lebihterkonsentrasi pada pemaparan isi sesuai kronologi peristiwa (Ayawaila, 2008:40-43).Selain itu terdapat pula tiga cara umum berkaitan dengan stuktur penuturandokumenter, yakni secara kronologis, tematis, dan dialektik. Berkaitan denganpembuatan dokumenter televisi Koboy, kami para jurnalis menggunakanstruktur penuturan tematis dimana cerita dipecah kedalam beberapa kelompoktema yang menempatkan sebab dan akibat digabungkan kedalam tiap sekuens.Struktur penuturan ini biasanya digunakan apabila fokus cerita adalah sebuahobjek lokasi yang merupakan tempat sejumlah orang melakukan aktivitasnya.Seperti halnya Perkumpulan Koboy dimana merupakan sebagai tempatberkumpulnya para para pencinta atau penggiat kesenian wayang dikalangananak muda dalam melakukan kegiatan-kegiatannya, yang berpusat diSobokartti.1.5. Signifikansi1. Signifikansi Praktis- Bagi media TV lokal yang menayangkan, video dokumenter ini bisamenjadi salah satu tayangan yang mendidik bagi masyarakat luas.- Video ini menjadi salah satu acuan bagi pelaku dokumenter baik yangsudah maupun baru akan memulai praktek dokumenter. Dokumenterini juga menjadi media komunikasi baru selain media-media yangtelah ada, seperti televisi, radio, surat kabar, internet dan lain-lain.2. Signifikansi Akademis- Laporan ini dibuat dalam bentuk video dokumenter, merupakan salahsatu dari aplikasi matakuliah konsentrasi jurnalistik dalam bidangjurnalistik televisi. Video dokumenter ini menjadi salah satu kontribusijurnalistik dalam betuk audio visual.- Agar tidak hanya melihat berita-berita hangat saja, tapi melihat sesuatujuga harus dapat mengedukasi ketika dibagikan.3. Signifikansi SosialVideo documenter ini akan dikemas semenarik mungkin agar dapat mudahditerima oleh permirsa/ masyarakat yang menonton, dan mengajakmasyarakat agar bisa lebih menyukai menonton tayangan videodocumenter, serta tertarik untuk menonton video documenter-documenterlainnya.1.6. Format sajian dan Konsep FilmFormat sajian yang digunakan dalam project ini adalah video Dokumenter.Dengan durasi 20 – 24 menit. Rencana akan ditayangkan di Cakra Tv Semarangdalam acara „Sluman-Slumun‟. Video dokumenter ini dibagi menjadi 3 segment,yaitu : Segment 1 : menyajikan sebuah permasalahan yang terjadi, karena jarakgenerasi muda dengan kesenian wayang sangat jauh, maka itu persoalanyang harus dipecahkan. Segment 2 : menyajikan sebuah komunitas koboy yang berusaha menjadipemecah permasalahan itu dengan berperan sebagai penyalur tongkatesatafet tersebut, agar kesenian wayang bisa sampai ke generasi muda. Segment 3 : menyajikan solusi-solusi yang ditawarkan oleh narasumber..1.7. Personel dan Job DescriptionKarya bidang ini dibuat oleh tim yang terdiri dari 3 mahasiswa dalamsebuah sistem kerja yang dirancang sedemikian rupa untuk penilaian yangindependen dalam laporan yang disusun. Personil dan Job descriptiontersebut sebagai berikut :1. Rizka Putra Dinanti (D2C607042) Producer : Penanggung jawab dalam suatu produksi acara Lobi dengan pihak stasiun televisi untuk penayangan Lobi Narasumber Penanggung jawab anggaran untuk produksi2. Wisnuadi Trianggoro (D2C009129) Juru Kamera (cameraman) : melakukan riset lokasi riset narasumber,riset stockshoot kota semarang, melakukan pengambilan gambarwawancara, melakukan pengambilan gambar saat kegiatan objekdokumenter, memindahkan file untuk editor. Editor : bertugas memilih dan menyambung gambar atau siaran audio.3. Yuniawan Eko (D2C009136) Program Director/Sutradara : Orang yang bertanggung jawab dalammengarahkan suatu proses produksi acara radio atau televisi. Penulis Naskah/Reporter : Orang yang berprofesi sebagai peliput ataupencari berita, menulis naskah atau melaporkan (to report) suatu eventatau peristiwa atau kejadian pada media radio tau televisi.1.8. Time ScheduleNOPROSES LANGKAH09/2013 10/2013 11/2013 12/20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 PraProduksi Riset danpembuatanproposalFilter proposalPembuatankonsep visualMembuatshooting scriptdan daftarinterviewPengajuanproposal keCakra TVDeal denganCakra TV2 Produksi Pengambilanstock shotsPengambilangambarPengambilangambarwawancaranarasumber3 PaskaproduksiEditing & mixingLaporan karyabidangFinal ReleasePENUTUPPertama-tama yang harus dilakukan dalam membuat sebuah news feature yaituriset objek yang akan anda angkat secara dalam, riset juga lokasi dan narasumberyang ingin dimunculkan, dan pilihlah dengan alasan yang tepat. Semisal dalampemilihan narasumber, pertimbangkan latar belakang objek, apakah objek yangakan diambil sebagai narasumber mempunyai kapasitas dalam tema dan judulyang akan diangkat atau tidak. Untuk. Penentuan lokasi untuk stockshoot danwawancara narasumber harus diperhatikan, dan jangan lupakan nilai etika danestetika.Kesimpulan4.1. Kesimpulan1. Jurnalis sesuai dengan naskah sekenario yang di buat oleh sutradara,video dokumenter ini menampilkan sebuah komunitas komplotanbocah wayang atau koboy yaitu sekumpulan anak muda yang cintadengan wayang. Koboy sendiri mempunyai visi misi menumbuhkanrasa cinta dan bangga kepada anak muda dengan melakukan kegiatanmengenalkan wayang ke sekolah-sekolah. Hal ini sangat menarik danpatut mendapatkan apresiasi yang tinggi.2. Terdapat beberapa tanggung jawab jurnalis sebagai Camera Personterutama pada saat persiapan produksi dan saat produksi berlangsung,yaitu: meninjau lokasi tempat pengambilan pada saat produksiberlangsung, menentukan dimana akan dilakukan wawancara,mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan, danmengambil beberapa stok gambar, baik dalam bentuk foto maupunvideo untuk kepentingan dokumentasi produksi. Stok gambar tersebutberfungsi untuk memberi gambaran awal pada saat produksi danmembantu pembuatan shoting script yang dilakukan sutradara besertapenulis naskah.3. Pendalaman tokoh narasumber dan objek yang akan diangkat menjadiperhatian khusus, karena dengan memiliki kedekatan yang lebih intim,tidak lupa juga riset objek yang akan diangkat dan stockshoot kotasemarang untuk memudahkan dalam menentukan angle saat prosespengambilan gambar.4. Jurnalis sebagai Camera Person sekaligus editor ikut membantusutradara melakukan proses pemilihan data. Serta Proses lainnyaadalahpemindahan data hasil gambar dari MMC ke Komputer PC dan lalu dihubungkan ke perangkat komputer editing dengan software tertentu.Software yang di pakai untuk transfer data adalah Adobe Premiere ProCS 5.5. Editor melakukan pemotongan di setiap gambar sesuai dengan naskaheditor yang dibuat oleh sutradara, selain itu editor memberi beberapaefek agar menjadi satu kesatuan. Visual effects yang digunakandokumentaris dibagi menjadi 3 antara lain yaitu Audio Transitions,Video Effects, VideoTransitions. Selain itu editor menambahkan titleyang dilakuakan untuk memperjelas video.6. Alat yang digunakan oleh jurnalis Camera person dalam pengambilangambar adalah DSLR. Dokumentaris menggunkaan kamera DSLRkarena fitur DSRL sangat memudahkan kami untuk mendapatkan hasilyang dibutuhkan televisi. Agar lebih mendalami pembuatan newsfeature ini, riset secara mendalam sangat perlu dilakukan agar sudutpandang/Angle news feature yang dikerjakan nanti memiliki kualitasyang dibutuhkan industri televisi.7. Pengetahuan tentang kamera, jenis lensa dan kegunaanya sangatmutlak bagi seorang juru kamera, sehingga jika terdapat kendaladilapangan khususnya pencahayaan, tidak menjadi hambatan ketikamemasuki proses editing.8. Penggunaan SOP dalam sebuah stasiun Tv sangat penting di berikankepada mahasiswa yang akan membuat karya bidang, karena ini akanberkaitan dengan produk yang akan dibuat oleh mahasiswa tersebut.Informasi tentang “apakah munculnya running text mengganggugrafis, tittle dalam karya tersebut. Pemotongan adegan, gambar ataustatement dan lain sebagainya. Pada proses ini jurnalis, melakukankesalahan perhitungan lebar running text. Pada saat editing grafis/tittleyang telah dibuat oleh editor tertutupi oleh keberadaan running texttersebut. Sehingga bisa membuat informasi yang disampaikan tidaksampai.Daftar PustakaBukuVivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik. Bandung:Nuansa.Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter dari Ide sampai Produksi.Jakarta: FFTV -IKJ PRESS.Ernanto. 2c005. Wawasan Jurnalistik Praktis. Y0gyakarta: M humAndi fachrudin. 2012. Dasar – Dasar Produksi Televisi. Jakarta:Kencana Prenada Media GroupMorisson. (2008). Manajemen Media Penyiaran : Strategi MengelolaRadio dan Televisi. Jakarta : Kencana.Santana, Setiawan K. ( 2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.Internethttp://sobokartti.wordpress.com/ (diakses tanggal 5 September 2013)http://www.shnews.co/detile-26402-kutang-antakusuma-vs-%E2%80%9Ctank-top%E2%80%9D.html (diakses tanggal 16 oktober2013)
PRODUKSI PROGRAM BERITA FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” SEBAGAI PRODUSER PROGRAM Angga Dwipa; M Bayu Widagdo; I Nyoman Winata; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.175 KB)

Abstract

Banyak realita kehidupan anak muda begitu beragam dan menarik untuk diamati. Selain sebagai hiburan dalam bentuk program feature teleivisi, pembahasan fenomena ini juga sebagai bentuk kritikan kepada anak muda itu sendiri.Program acara feature “IS IT YOU?” berisikan wawancara berbagai anak muda dan membahas realita dalam kehidupan sehari-hari mereka. “IS IT YOU?” dibuat dengan tujuan memberikan hiburan kepada penonton yaitu anak muda itu sendiri tanpa mengurangi nilai edukasi.Tim pembuatan program acara feature “IS IT YOU?” ini terdiri dari, Produser, Penulis Naskah, Program Director, Juru Kamera, dan Penyunting gambar & grafis. Dimana setiap pemebagian kerja ini terdapat tugas dan tanggungjawab masing-masing. Penulis bertindak sebagai Produser acara ini.Produser bertanggung jawab atas konsep ide dan segala bentuk perencanaan, baik perencanaan anggaran maupun perencanaan jadwal produksi program. Produser juga bertanggung jawab ataas masalah-masalah yang muncul ditengah proses produksi, dan bertugaas untuk menyelesaikan bentuk permasalahan tersebut.Meskipun masih banyak kekurangan dalam hal teknis wawancara, berdasarkan testimoni penonton, program acara feature televisi “IS IT YOU?” hadir sebagai alternative hiburan yang khas bergaya anak muda, tanpa mengurangi nilai edukasi pada tiap tayangannya.Kata Kunci: Program berita feature, “IS IT YOU”, anak muda, pra produksi, produksi, paska produksi, produser
Produksi Program "Di Balik Nama" di Cakra Semarang TV ( Scriptwriter dan Narator ) Pranamya Dewati; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.19 KB)

Abstract

Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isusejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yangbertujuan menyampaikan informasi sekaligus menghibur pemirsanya. Dari beberapastasiun TV lokal yang ada di Semarang, belum ada tayangan news feature bertemakansejarah lokal yang pembahasannya berangkat dari sebuah nama. Program acara newsfeature “Di Balik Nama” yang mengangkat tema seputar sejarah dibalik nama-namakawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya, dapatmenjadi referensi tayangan baru yang segar dan informatif.Proses produksi karya bidang program acara “Di Balik Nama” melibatkan empatorang mahasiswa dengan pembagian tugas sebagai produser, kameramen, penulis naskah,pengisi suara, pengarah program, dan penyunting gambar. Laporan ini fokus menjabarkanapa saja tugas penulis naskah dan pengisi suara program “Di Balik Nama” mulai daritahap pra produksi, produksi, hingga paskaproduksi beserta hambatan dan solusinya.Program acara ini diproduksi sebanyak 13 episode dengan 3 tema dalam setiapepisodenya. Disajikan dengan narasi yang efektif dan ragam visual yang menarik,program ini menampilkan narasumber-narasumber yang kompeten untuk memperkuatinformasi yang disampaikan.Karya bidang ini tayang di stasiun televisi lokal Cakra Semarang TV setiap hariJumat jam 19.00 WIB mulai tanggal 17 April sampai dengan 24 Juli 2015. Tayangan inidiharapkan mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat dalam rangkapemenuhan informasi dan pengetahuan mengenai sejarah lokal dari nama-namakawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.
Produksi Program Acara Berita Feature “Harmoni Islam” di Cakra Semarang TV Sebagai Penulis Naskah Arum Sawitri Wahyuningtias; M Bayu Widagdo; Hedi Pudjo Santosa; I Nyoman Winata; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.367 KB)

Abstract

Televisi, sebagai media massa memiliki peran yang besar dalam pembentukan opini publik. Televisi menjadi salah satu media massa yang paling disukai masyarakat untuk memperoleh informasi dan hiburan. Karakteristik televisi yang dapat didengar dan dilihat (audiovisual) membuat televisi menjadi primadona bagi masyarakat. Berdasarkan fakta ini, menimbulkan persaingan dalam membuat konten program yang menarik bagi masyarakat antar stasiun televisi.Ketika bulan Ramadhan tiba, berbagai macam acara dihadirkan untuk menemani penonton disela-sela aktivitas. Sehingga, kemunculannya adalah, tayangan bulan Ramadhan yang banyak syarat akan hiburan namun kering dari esensi Ramadhan yang sebenarnya. Harmoni Islam adalah program acara di bulan Ramadhan dengan mengangkat isu-isu yang dekat sekali dengan masyarakat muslim, menjadi solusi ditengah konten program televisi yang tidak memperhatikan kualitas dan edukasi bagi penonton.Setelah melalui tahapan praproduksi, proses produksi, pascaproduksi, karya ditayangkan di Cakra Semarang TV setiap hari selama Bulan Ramadhan mulai dari tanggal 28 Juni 2014 sampai 27 Juli 2014 pukul 17.00 WIB. Melalui karya ini diharapkan masyarakat mendapatkan tayangan yang mendidik mengedukasi dan menambah informasi khalayak mengenai serba-serba Islam sehingga meningkatkan ibadah di Bulan Ramadhan dan menambah wawasan khasanah Isla di setiap insan umat muslim.Kata kunci : Program, Berita Feature, Islam, Televisi, Ramadhan.
Komunikasi Pemasaran Program Berita Feature “Di Balik Nama” Di Cakra Semarang TV (Marketing Communication Officer) Eggie Nurmahabbi; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.196 KB)

Abstract

Program TV “Di Balik Nama” adalah sebuah program tayangan baru di stasiun televisilokal Cakra Semarang TV. Tingkat pengetahuan (Brand Knowledge) masyarakat tentangprogram TV “Di Balik Nama” jelas masih nol. Dalam kondisi ini, fakta mennjukkan bahwapresentase share televisi lokal hanya 3% dibanding dengan televisi nasional. Ditambahdengan angka 1% untuk presentase share televisi lokal yang ada di Semarang. Hal inimenandakan rendahnya jumlah penonton televisi lokal di Semarang.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memasarkan program TV “Di Balik Nama”di Semarang dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif. Menggunakan kombinasi pulldan push strategy, juga dengan pemilihan penggunaan bauran alat komunikasi besertamedia baru dan konvensional untuk sasaran target audience yang berbeda, akan lebihmendekatkan program TV ini kepada masyarakatnya (local community).Hasil kegiatan komunikasi pemasaran terpadu ini menunjukkan keberhasilanmembangun awareness masyarakat Semarang terhadap program TV “Di Balik Nama”.Hal ini bisa dijadikan pijakan untuk menyusun langkah pemasaran berikutnya dalamperaihan penonton. Keberhasilan lain juga ditandai dengan suksesnya strategi partnershipdengan terciptanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung proses produksimaupun kegiatan pemasaran.Dengan membentuk identitas yang kuat dengan konsep brand focus, pesan yang jelasdan strategi yang inovatif, juga mengkoordinasikan alat komunikasi menjadi kuncikeberhasilan pencapaian goals. Kegiatan komunikasi pemasaran ini, besertapencapaianya diharapkan dapat menjadi contoh perancangan, hingga pengaplikasiankegiatan komunikasi pemasaran pada sebuah program televisi lokal lainya.
PRODUKSI PROGRAM NEWS FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DIVISI PENULIS NASKAH Vania Ristiyana; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.647 KB)

Abstract

Program news feature merupakan salah satu program televisi yang diciptakan dan diproduksi berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari. Dengan menghadirkan program news feature yang ringan maka suatu program bisa dengan mudah di nikmati dan dipahami oleh khalayak luas, terkhusus target audiens yang ingin dicapai. Dengan melihat keunggulan dari news feature maka dibuatlah suatu program news feature berjudul “IS IT YOU?”. “IS IT YOU?” merupakan suatu program news feature yang akan mengangkat realitas kehidupan anak muda jama sekarang, dengan kemasan yang menghibur tetapi tidak mengesampingkan unsur edukasi di dalamnya. Fenomena di sekitar anak muda sekarang ini yang nantinya akan dikritisi lewat program news feature ini.Pada program news feature “IS IT YOU?” penulis bertugas sebagai penulis naskah. Penulis naskah merupakan blueprint untuk semua tim produksi, karena naskah yang dibuat nantinya akan menjadi pedoman dalam pengambilan gambar hingga proses editing. Penulis naskah lebih banyak melakukan tugas pada saat pra produksi dengan melakukan riset naskah, riset narsumber dan juga pembuatan Standard Sequence Guide. Saat produksi berlangsung terdapat perubahan beberapa episode dan juga perubahan angel, sehingga penulis naskah harus membuat naskah yang baru, selain itu penulis naskah juga mempersiapkan list pertanyaan tambahan untuk setiap wawancara, sebagai cadangan ketika wawancara kekurangan list pertanyaan dan durasi yang dibutuhkan masih panjang. Kemudian beberapa hambatan juga dialami oleh penulis naskah kebanyakan terjadi ketika pergantian angel dan juga episode sehingga penulis naskah harus melakukan riset ulang dengan rentan waktu yang singkat. Tetapi secara keseluruhan dari testimoni yang diberikan oleh beberapa masyarakat bahwa isi dari program news feature sudah pas karena memang sekarang ini fenomena yang terjadi pada anak muda seperti itu, dan juga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga sudah cukup memberikan sentilan kepada anak muda, tetapi terdapat beberapa bagian yang harus masih diperbaiki agar program news feature “IS IT YOU?” bisa lebih baik.Kata kunci : Realitas Anak Muda, Penulis Naskah, News feature, Karya Bidang
Karya Bidang Jurnalistik Produksi Feature TOKOH Di Cakra Semarang TV Rijalul Vikry; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo; I Nyoman Winata
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.303 KB)

Abstract

Program feature adalah salah satu program kreatif yang bisa menarik perhatian dan tidak membosankan untuk ditonton. Program feature dipilih karena pengemasan informasinya yang ringan dan mudah dicerna oleh masyarakat. Dengan tema human interest program ini mengangkat kisah tentang perjalanan seorang mahasiswa penulis buku best seller, penjual sayur pengasuh anak-anak jalanan, kyai penjaga makam di pulau yang terkena abrasi, komunitas makelar bantuan sosial, belajar bahasa Inggris melalui metode penginstalan otak bawah sadar, dan mantan salesman yang menjadi pengusaha sukses yang memajukan desa tempat tinggalnya. Konsep produksi feature TOKOH ini disesuaikan dengan program TOKOH yang sudah ada di Cakra Semarang TV. Namun ada beberapa tambahan dan perubahan yang membuatnya berbeda yaitu liputan singkat profil narasumber, testimonial orang-orang terdekat narasumber, perubahan komposisi segmen, tips dan pesan yang menginspirasi dan memotivasi. Ada enam episode yang ditayangkan yaitu “Sastrawan Muda Berbakat”, “Ibu Asuh Anak Jalanan”, “Kyai Penjaga Makam”, “Komunitas Tangan Kedua”, “Belajar Bahasa Inggris Melalui Otak Bawah Sadar”, “Desa BuLe”. Posisi pekerjaan dibagi berdasarkan tugas dan tanggungjawab masing-masing yaitu sutradara, penulis naskah, koordinator talent host, penata kamera, dan penyedia alat.Setelah melalui tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi, produksi feature ini ditayangkan setiap hari Senin, pukul 18.00 WIB, dari tanggal 9 Juni 2014 sampai dengan 21 Juli 2014. Program feature ini diharapkan menjadi media yang mengedukasi, menginspirasi, dan memotivasi masyarakat dalam setiap episodenya.Kata kunci: feature, human interest, tokoh, prestasi, dedikasi
PRODUKSI PROGRAM BERITA FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DI CAKRA SEMARANG TV Shabara Wicaksono; I Nyoman Winata; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.711 KB)

Abstract

Dalam kehidupan anak muda, banyak fenomena-femonema menarik yang dapat diulas. Program feature televisi menjadi salah satu media yang tepat untuk menampilkan fenomena tersebut. Program feature “IS IT YOU?” mengulas berbagai realita dalam kehidupan sehari-hari anak muda dengan tujuan memberikan nilai edukasi dan hiburan pada penonton, yaitu anak muda itu sendiri.Dalam pembuatan program feature televisi terdapat proses pra produksi,produksi dan pasca produksi. Tiap proses dikerjakan oleh masing-masing individu dalam tim berdasar pembagian tugas yang telah dibebankan. Terdapat pembagian tugas sebagai Produser, Penulis Naskah, Program Director, Juru Kamera, dan Penyunting gambar & grafis dalam tim “IS IT YOU?”. Penulis bertugas sebagai Program Director, juru kamera, dan penyunting gambar & grafis.Pada proses pra-produksi, berdasar arahan produser, Program Director memilih narasumber dan melakukan perencanaan pengarahan presenter dan juru kamera. Juru kamera melakukan riset peralatan dan menyusun rencana komposisi pengambilan gambar. Penyunting gambar & grafis menyusun rancangan struktur editing berdasar koordinasi dengan produser.Pada proses produksi, Program Director mengarahkan presenter untuk menggunakan bahasa dan pembawaan yang santai khas anak muda. Juru Kamera melakukan pengambilan gambar dengan komposisi medium shot dan medium close up untuk menghindari gesture tubuh presenter dan lebih menonjolkan ekspresi wajah presenter yang khas. Penyunting gambar & grafis memilih backsound groovy, memilih warna yang soft dan menggunakan teknik cut by cut sebagai ciri khas program.Berdasar testimoni penonton, program feature televisi “IS IT YOU?” merupakan program yang khas bergaya anak muda, mampu menghibur dan tetap memberikan nilai edukasi pada tiap tayangannya. Kata Kunci : Program Berita Feature, Anak Muda, Program Director, Juru Kamera, Penyunting gambar & Grafis