Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH NILAI ABRASI AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK BETON ASPAL Arifin, Syamsul; Kasan, M.; Pradani, Novita
SMARTek Vol 5, No 1 (2007)
Publisher : SMARTek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.014 KB)

Abstract

Unsur terbesar penyusun campuran beton aspal adalah agregat, sehingga kualitas campuranbeton aspal sangat ditentukan oleh kualitas agregat penyusunnya. Salah satu indikator kekuatanagregat adalah nilai abrasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai abrasiagregat terhadap karakteristik campuran beton aspal. Variasi nilai abrasi yang digunakan yaitu16,41%, 20,44%, 25,71%, 28,57% dan 35,86%. Diketahui bahwa semakin besar nilai abrasi agregatmaka stabilitas campuran semakin menurun. Nilai stabilitas tertinggi sebesar 1787,477 kgdiperoleh pada nilai abrasi 20,44%. Rentang nilai abrasi yang memenuhi seluruh parameterkarakteristik campuran beton aspal (VMA, VIM, VFB, Flow, Kepadatan, MQ dan Stabilitas) yaituantara 7,592% dan 64,98%
ANALISA KUALITAS LAYANAN THROUGHPUT HANDPHONE DAN MODEM HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCES (HSDPA) ., Syamsul Arifin
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the quality of the download throughput using PS R99 ( Mobile ) and HSDPA Modem, with a concomitant growth in the number of users of telecommunications services so that each operator vying to provide the best quality and service, both data and other services. Therefore, the operator themselves must always maintain the quality of data throughput that user remain comfortable with the quality provider. It is necessary for observation of the quality of the throughput on the 3G network uses HSDPA modem of the mobile and the software used is Tems Investigation 8.04 to measure the quality of throughput during the break hour and busy hour. The results of measurements at rest is better than measurement at busy times, measurements using PS R99 (mobile) at recess throughput reached 342.885 Kbps during rush hour reached 313.389 Kbps. While measurement using HSDPA Modem at break hour reached 1459.651 Kbps and at busy hour only reached 866.911 Kbps. And calculation of the break hour throughput reached 1530 Kbps while in busy hour throughput reached 960 Kbps. Keywords-- Throughput PS R99 (Handphone), Modem High Speed Downlink Packet Acces (HSDPA)
PENGARUH DAYA DUKUNG SUBGRADE TERHADAP KEDALAMAN RUTTING PADA KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR Syamsul Arifin
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako Vol 7 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.631 KB) | DOI: 10.22487/jstt.v7i2.373

Abstract

Output yang perlu diketahui dalam merancang konstruksi perkerasan lentur AC WC adalah seberapa lama infrastruktur tersebut dapat memberikan pelayanan berdasarkan kualitas dan akumulasi beban yang tersedia. Dengan kata lain selama pelayanan diharapkan tidak terjadi kerusakan konstruksi yang berarti. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi umur layan jalan saat mulai retak halus dan menentukan kedalaman rutting untuk permukaan perkerasan lentur. Metode penelitian yang digunakan adalah HDM III dan AASHTO 1986 dan IRC Nomogram: 37-2001 digunakan untuk merencanakan tebal total kostruksi perkerasan baru berdasarkan parameter nilai CBR tanah dasar dari 2% sampai 10%. Penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan berupa pengambilan sampel briket dan volume lalu lintas (LHR). Pengambilan sampel briket dilakukan di 6 lokasi, masing-masing di STA: KM 00 + 300, STA: KM 00 + 350, dan STA: KM 00 + 375. Survei volume lalu lintas dilakukan selama 2 hari yaitu hari Senin (mewakili kerja hari) dan Sabtu (mewakili hari libur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) TYN terpanjang adalah 4,70 tahun, terjadi pada Wt 0,23 msa, dan dengan persentase pertumbuhan kendaraan sebesar 2,5%. TYN terkecil yaitu 0,49 tahun akan terjadi pada saat Wt 2,49 msa dengan laju pertumbuhan kendaraan sebesar 10%. 2) Besarnya RDM-NC tergantung pada besarnya akumulasi Wt dan nilai CBR tanah dasar. Semakin besar CBR tanah dasar maka semakin kecil rutting yang didapat dari perhitungan nilai RDM-NC untuk CBR tanah dasar masing-masing 3,45 mm, 3,42 mm, 3, 41 mm, 3,40 mm, 3,39 mm, 3,36 mm, 3,34 mm, 3,33 mm, 3,31 mm, dan 3,28 mm.