Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Kepercayaan dan Perilaku Masyarakat Banjar dalam Hubungan Kekerabatan dengan Buaya Jelmaan di Banjarmasin dan Banjarbaru Basrian, Basrian; Maimanah, Maimanah; Arni, Arni
Jurnal Tashwir Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Tashwir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Some Banjar people believe in and eshtablish familiarity with crocodile incarnation. Such crocodiles are believed can help or even disrupt the keepers family. One of the rituals of the belief is that the family make offerings that is put into the river, so that the crocodile will not tempt to annoy and otherwise help the keepers family. The kinship with animals is called totemism which is a hereditary belief.Keywords: belief, behavior, incarnated crocodile.Sebagian masyarakat Banjar mempercayai dan menjalin keakraban dengan buaya jelmaan. Buaya jelmaan dipercaya dapat membantu, dan mengganggu keluarga pemeliharanya. Dari kepercayaan itu, mereka memberi sesajen yang dimasukan ke dalam air sungai, agar buaya jelmaan tidak mengganggu dan dapat membantu mereka. Hubungan kekerabatan dengan binatang adalah paham totem yang merupakan kepercayaan turun temurun yang diwariskan.Kata kunci: kepercayaan, perilaku, buaya jelmaan
Fenomena Aliran Keagamaan di Banjarmasin (Studi Kasus Ahmadiyah) Djazimah, Nurul; Arni, Arni; Maimah, Maimanah
TASHWIR Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : IAIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jt.v1i1.113

Abstract

Since its establishment, Ahmadiyah until today has always given rise to various controversies. The Organization of Islamic Conferences stated that Ahmadiyah was heretical. This is because some of its teachings are contradicted to those of Islam such as their belief in Mirza Ghulam Ahmad who is believed to be the prophet Isa al Masih and Tazkirah holy book as one of the source of Islamic teachings that its position equal to Al Qur’an. However, Ahmadiyah in various countries including Indonesia still exist, such as in Banjarmasin. Ahmadiyah that got into Banjarmasin in 1958 was brought by a Malaysian Ahmadiyya muballigh. Today, Ahmadiyyah Banjarmasin totaling 34 people while the total amount of its followers in Kalimantan is 113 people. Keywords : Controvercy, heresy, Mirza Ghulam Ahmad, Tazdkirah.
ANALISIS SURAT DINAS (SURAT UNDANGAN RESMI DAN SURAT SK DOSEN MENGAJAR) YANG DIKELUARKAN TAHUN 2010 OLEH LEMBAGA STKIP-PGRI PONTIANAK Arni, Arni
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.356 KB)

Abstract

Menulis surat yang baik, selain harus mempunyai pengetahuan yang cukup, juga harus menguasai ketepatan dalam pemilihan kata-kata, kepandaian  menyusun kalimat dalam alinea yang baik. Masalah dalam penelitian ini yaitu: penulisan surat dinas (surat undangan resmi dan surat SK Beban Mengajar) yang dikeluarkan tahun 2010 oleh lembaga STKIP PGRI Pontianak ditinjau dari bagian-bagian surat, penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis surat dinas (surat undangan resmi dan surat SK Beban Mengajar) yang dikeluarkan tahun 2010 oleh lembaga STKIP PGRI Pontianak, tujuan dalam penelitian ini mendeskripsikan penulisan surat dinas (surat undangan  resmi dan surat SK Beban Mengajar) yang dikeluarkan tahun 2010 oleh lembaga STKIP PGRI Pontianak ditinjau dari bagian-bagian surat. Mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis surat dinas (surat undangan resmi dan surat SK Beban Mengajar) yang dikeluarkan tahun 2010 oleh lembaga STKIP PGRI Pontianak.Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: bagian-bagian surat dinas (surat undangan dan surat SK Beban Dosen Mengajar) yang dikeluarka tahun 2010 oleh lembaga STKIP-PGRI Pontianak ada beberapa bagian yang masih salah dalam penulisannya, yaitu: tanggal surat, alamat yang dituju, isi surat, NIP dan tembusan surat. Sedangkan penempatan bagian-bagian surat yang lain dari penulisannya sudah benar, dapat disimpulkan secara umum dikategorikan cukup. Kata kunci: Menulis, Surat Dinas, Mengajar, Surat Keterangan (SK).
VARIASI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM MASYARAKAT DWIBAHASA KAJIAN SOSIOLINGUISTIK PADA MASYARAKAT MADURA DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Arni, Arni
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.231 KB) | DOI: 10.31571/bahasa.v3i1.174

Abstract

Sasaran perhatian penelitian pada peristiwa alih kode dan campur kode adalah pada bahasa-bahasa yang digunakan oleh dwibahasawan secara berselang-seling. Beberapa ahli bahasa membedakan antara alih kode dan campur kode, namun beberapa ahli bahasa yang lain hanya mengenal satu istilah saja untuk menyebut dua gejala kebahasaan tersebut, yaitu alih kode. Kedua istilah tersebut sama-sama merujuk pada hal yang sama, yakni masuknya unsur-unsur bahasa lain pada tuturan seorang dwibahasawan. Walaupun merujuk pada hal yang sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang jelas antara alih kode dan campur kode. Objek penutur dalam penelitian ini adalah penutur yang merupakan pendatang dari pulau Madura dan menggunakan bahasa Madura yang tinggal di kota Pontianak provinsi Kalimantan Barat dan berusia antara 20-60 tahun. Pembatasan penutur dari luar daerah Kalimantan Barat didasarkan pada alasan bahwa bahasa ibu/bahasa pertama (B1) yang mereka miliki bukanlah bahasa lokal yang ada di kota Pontianak. Ketika para pendatang dari pulau Madura tersebut datang ke kota Pontianak, maka terjadilah kontak bahasa yang memungkinkan munculnya alih kode dan campur kode. Kata Kunci: Alih kode, campur kode, masyarakat bahasa, bahasa Madura, sosiolinguistik 
KASYF SUFISTIK DALAM PERSPEKTIF ULAMA KOTA BANJARMASIN Arni, Arni
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 8, No 1 (2009): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.733 KB) | DOI: 10.18592/jiiu.v8i1.1359

Abstract

This article discusses the views of the ulama of Banjarmasin concerning the Sufi concept of kasyf.  The popular opinion in Banjarese society says that anybody who knows unseen and mysterious things is the one who gets kasyf. According to the ulama, however, kasyf means the uncovering of the unseen and the divine mysteries in which one can see and have a dialogue with God through his/her heart. Kasyf is the fruit of consistent pious life, controlling one‟s desires, remembrance of God and worshiping Him in seclusion.
KEPERCAYAAN BAGAMPIRAN ANTARA MANUSIA DENGAN MAKHLUK GAIB DI AMUNTAI Arni, Arni
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 9, No 1 (2010): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.794 KB) | DOI: 10.18592/jiiu.v9i1.1360

Abstract

Some Banjarese living in Amuntai believe that when a baby is born, some-times he or she is accompanied by another unseen baby. In other words, thebaby is twin, one is seen, while another is unseen. The latter will appear toa certain people of his/her family. The unseen person could be good or badto them. It is believed that if the family regularly feed the unseen personwith special traditional cakes, bitter and sweet coffee, he or she will be goodto the family.
MEMBEDAH KONSEP KASYF DALAM DUNIA SUFISTIK Arni, Arni
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 5, No 2 (2006): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5740.987 KB) | DOI: 10.18592/jiiu.v5i2.1361

Abstract

Dalam tulisan ini dipahami kasyf adalah terbukannya tirai kegaiban. Dalam dunia tasawuf, kasyf merupakan terbukanya tirai ketuhanan (kasyfrubûbiyyah), sehingga orang yang dianugerahi ilmu ini dapat melihat dan berdialog dengan Tuhan lewat hati sanubarinya. Sedang kasyf ghaybiyyab adalah kasyf yang terendah, yaitu tersingkapnya perkara-perkara gaib. Kasyf merupakan buah ketakwaan yang sebagiannya diberikan Tuhan di dunia kepada orang yang telah mensucikan dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi orang yang menemukan kasyf bukan hasil dari ketakwaan disebut kasyf syaythaniyyah.
TRADISI BAAYUN MULUD DI KOTA BANJARMASIN (KAJIAN FENOMENOLOGIS) Arni, Arni; Maimanah, Maimanah; Norhidayat, Norhidayat
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.854 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v16i2.1602

Abstract

Banjarese people carry out the celebration or commemoration of the birthday of Prophet Muhammad Saw. with swinging children or adults, this event commonly referred to baayun mulud. The purpose of this event is based on various motives, both religious, sociological, and some other political-cultural motives. The religious motivation is the belief that it will be granted all the luck, get blessings, health, safety, recover from illness, child is not naughty / fussy and because nadzar which granted Allah Swt. The sociological motivation of this event is to cultivate the spirit of togetherness, mutually cooperation, and unity in the midst of urban society that tends to be individualist today. While the political-cultural motivation can be felt from the statement of the organizing committee who firmly stated that this event was held in order to revive a tradition that has been forgotten, whereas it used to exist in the time of the Sultanate of Banjar. Along with the reaffirmation of the existence of the Sultanate of Banjar, then the existence of culture that ever existed in the heyday of this Sultanate also tried to be raised again.
KEPERCAYAAN DAN PERLAKUAN MASYARAKAT BANJAR TERHADAP JIMAT-JIMAT PENOLAK PENYAKIT Arni, Arni
Jurnal Studia Insania Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Humanities

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.822 KB) | DOI: 10.18592/jsi.v4i1.1112

Abstract

This study is an important part of exploring on local valuable object development related to belief and treatment of Banjarese society in using amulets for medication. Amulets or assortment magic power stuffs are Sarigading fabric, Kalimbutuhan, Samban, Kuwari, Caping, Buyu and Sawan bracelets, rings, and Gelang barajah (a bracelet with a special mystical writing on it), Picis, Sisik Tenggiling (Fur’s a hedgehog), baju and saputangan berajah (clothes and handkerchief with a special mystical writing on it), etc. Banjares society uses the entire amulets are for therapy medium because they have a kinship relationship with the unseen people. That is there is one of the member of family has twin brother or sister when she or he was born, but one of them was gone or invisible (unseen). In addition, it is caused that they feel having a genealogy relationship with former kings in the past. Another reason why they use the amulets is because they have a kinship relationship with crocodile incarnation. This circumstance compels them to use the amulets. These belief and treatment of most Banjarese society on the amulets are believed to be used as a medium of medication for illness which cannot be cured by medic. The amulets are worned on head, neck, shoulder, arm and finger. They can be tied on waist or they are worned as usual clothes, trousers and sarung. Before the amulets use for therapy, some of them are usually scented on kemenyan (burned incense), sometimes there are also Jasmine and Cananga flowers. This magic therapy is an implementation of life style which is completely mystical magic, as well as strong fanaticism on the instinct of ancestral. Medication through the amulets or the magic power stuffs are a primitive culture which common known as dynamism, animism, fetishism, and Totemism.
Tradisi Memprediksi Khasiat Batu Permata Arni, Arni
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 10, No 2 (2011)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.461 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v10i2.1041

Abstract

Memprediksi batu permata dilakukan oleh Sulaiman bin Rawi di Kecamatan Kapuas Timur adalah dalam rangka untuk mengetahui khasiat dari batu permata tersebut. Adapun peralatan  untuk mengetahui khasiat batu permata adalah  benang, batu permata, panduan khusus berupa kerta yang bergambar lingkaran yang di dalamya bertentuk jari-jari. Pada lingkaran dan jari-jari terdapat tulisan nama 25 orang nabi serta khasiat khasiat batu permata yang menggunakan tulisan huruf Arab Melayu dan ketika hendak mengetahui khasiat batu permata dengan menggunakan bacaan tertentu dari ayat Alquran, (QS:  An-Naml :30). Adapun cara untuk mengetahui khasiat sebuah batu permata adalah batu permata diikat dengan benang dan ujung benang dipegang dengan telunjuk dan ibu jari. Benang diangkat sehingga batu bergantung tepat di atas sebuah panduan yang berbentuk lingkaran yang bertuliskan nama nabi dan khasiat batu permata. Dalam posisi tangan yang tidak bergerak dibacakan ayat Alquran surah An-Naml ayat 30, kemudian  terlihat batu permata bergerak atau berayun dengan sendirinya dan menuju nama nabi dan khasiat tertentu. Sehingga diketahu khasiat atau baik tidaknya sebuah batu permata itu. Sebagian masyarakat Banjar mempercayai masing-masing batu permata yang alami mempunyai khasiat  seperti: menolak kefakiran, mengangkat derajat, menyembuhkan penyakit, membuat kebal dan lain-lain. Hal ini semata-mata kelebihan yang  merupakan anugerah dari Allah kepada benda atau ciptaan-Nya.