Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELATIHAN PRODUKSI DODOL BERBASIS NANGKA DI DESA TRITIS YOGYAKARTA Cempaka, Laras; Asiah, Nurul
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 1 No. 01 (2019): June 2019
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v1i01.6

Abstract

Desa Tritis, Purwobinangun, Pakem, Sleman merupakan salah satu desa di kota Yogyakarta yang memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah. Desa tersebut memiliki potensi hasil kebun berupa buah nangka yang cukup melimpah, namun dengan harga jual yang sangat murah. Dodol nangka merupakan salah satu produk pangan olahan yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan nilai ekonomis buah nangka. Pada program pengabdian masyarakat kali ini, masyarakat diberi pelatihan pengembangan produk dodol nangka yang diberi inovasi dengan penambahan kacang sebagai isian dan dengan membuat desain kemasan yang berbeda dengan produk dodol yang umum beredar dipasaran. Adanya pelatihan olahan pangan berbasis nangka dan inovasi pengembangan produknya, diharapkan mampu memberdayakan potensi sumberdaya dan masyarakat Desa Tritis. Lebih jauh, produk ini diharapkan mampu menjadi salah satu produk pangan oleh oleh khas Yogyakarta, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian warga.
PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT DARI SUSU BUBUK INSTAN FULL CREAM PADA IBU-IBU KOTA PELANGI DI PANCORAN, JAKARTA SELATAN Cempaka, Laras; Asiah, Nurul
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.25

Abstract

Yoghurt merupakan minuman berbahan baku susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Umumnya susu yang digunakan adalah susu segar. Yoghurt menjadi produk minuman yang dipilih karena rasanya yang khas dan khasiat yang dimilikinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan pembuatan yoghurt dari bahan baku susu yang mudah didapat yaitu susu bubuk instan full cream kepada Ibu-Ibu UKM Kota Pelangi. Yoghurt yang dibuat dari susu bubuk ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penyampaian materi dan praktek simulasi pembuatan yoghurtnya. Pelatihan dengan pengamatan secara observatif ini dilaksanakan di salah satu rumah anggota UKM Kota Pelangi di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan. Sampel yoghurt yang sudah jadi kemudian dikreasikan dengan toping dan perisa yang berbeda. Pembuatan yoghurt dilakukan bersama susu yang sudah ditambah kultur bakteri lalu diinkubasi dalam waktu 12-14 jam. Selain membekali peserta dari sisi kemampuan pengolahan, pengetahuan tentang proses fermentasi dan aspek mikrobiologi yang baik juga perlu dipahami, agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Para peserta antusias dalam menyimak pemaparan dari sejumlah pemateri. Dalam praktek simulasi, peserta membuat yoghurt dan mengkreasikannya dengan aneka rasa maupun toping yang dibuat semenarik mungkin. Kesan dari para peserta, yoghurt yang dibuat dari susu bubuk ini tetap memiliki rasa yang enak dan tekstur yang sesuai. Pelatihan semacam ini sangat baik sekali dilakukan pada daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya bahan baku untuk diolah menjadi aneka pangan olahan.
PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT DARI SUSU BUBUK INSTAN FULL CREAM PADA IBU-IBU KOTA PELANGI DI PANCORAN, JAKARTA SELATAN Cempaka, Laras; Asiah, Nurul
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.25

Abstract

Yoghurt merupakan minuman berbahan baku susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Umumnya susu yang digunakan adalah susu segar. Yoghurt menjadi produk minuman yang dipilih karena rasanya yang khas dan khasiat yang dimilikinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan pembuatan yoghurt dari bahan baku susu yang mudah didapat yaitu susu bubuk instan full cream kepada Ibu-Ibu UKM Kota Pelangi. Yoghurt yang dibuat dari susu bubuk ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penyampaian materi dan praktek simulasi pembuatan yoghurtnya. Pelatihan dengan pengamatan secara observatif ini dilaksanakan di salah satu rumah anggota UKM Kota Pelangi di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan. Sampel yoghurt yang sudah jadi kemudian dikreasikan dengan toping dan perisa yang berbeda. Pembuatan yoghurt dilakukan bersama susu yang sudah ditambah kultur bakteri lalu diinkubasi dalam waktu 12-14 jam. Selain membekali peserta dari sisi kemampuan pengolahan, pengetahuan tentang proses fermentasi dan aspek mikrobiologi yang baik juga perlu dipahami, agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Para peserta antusias dalam menyimak pemaparan dari sejumlah pemateri. Dalam praktek simulasi, peserta membuat yoghurt dan mengkreasikannya dengan aneka rasa maupun toping yang dibuat semenarik mungkin. Kesan dari para peserta, yoghurt yang dibuat dari susu bubuk ini tetap memiliki rasa yang enak dan tekstur yang sesuai. Pelatihan semacam ini sangat baik sekali dilakukan pada daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya bahan baku untuk diolah menjadi aneka pangan olahan.
PREDIKSI UMUR SIMPAN DAN NILAI PENURUNAN MUTU TELUR ASIN PRESTO PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH Asiah, Nurul
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and Health) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v1i2.185

Abstract

Telur asin merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang mudah mengalami penurunan mutu selama proses penyimpanan. Salah satu metode untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang umur simpan adalah dengan penyimpanan suhu rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui umur simpan dan penurunan mutu telur asin presto selama penyimpanan suhu rendah. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemeraman telur itik selama 7 hari dengan menggunakan adonan garam dengan konsentrasi garam sebanyak 22,5% terdiri dari campuran serbuk batu bata halus, abu gosok, garam dan air dengan perbandingan 15:6:9:1 (b/b). Tahap kedua adalah pematangan dengan presto selama 20 menit. Proses pematangan dengan presto dipilih karena lebih cepat. Tahap ketiga adalah prediksi umur simpan telur asin dengan metode survival analysis. Tahap keempat adalah pengujian mutu (kadar air, pH dan warna) awal dan akhir telur asin. Hasil menunjukkan bahwa umur simpan telur asin presto pada penyimpanan suhu 4°C adalah 8 hari. Kadar air merupakan parameter mutu yang mengalami penurunan mutu paling besar, yaitu 7,13 % pada putih telur dan 15,46% pada kuning telur. Sedangkan pH dan warna hanya mengalami perubahan nilai sebesar ± 2 digit.  ABSTRACT: Salted egg is one of Indonesia's traditional foods that is easily degraded during storage. One method to maintain the quality and extend shelf life is store in low temperatures. This research was conducted with the aim of knowing the shelf life and quality change of presto salted egg during low temperature storage. This research was conducted in several stages. The first stage was ripening of duck eggs for 7 days using salt mixture with salt concentration of 22,5% consist of fine brick powder, rubbing ash, salt and water with ratio of 15:6:9:1 (w/w). The second stage was cooking with presto for 20 minutes. The cooking in presto pan was chosen because faster prosess. The third stage was shelf life prediction of salted eggs with a survival analysis method. The fourth step was analyzing the quality change of salted egg (water content, pH and color) at the beginning and end of storage. The results showed that predicted shelf life of salted eggs at a storage temperature of 4°C was 8 days. Water content was the highest quality parameter that changes ie 7,13% in egg whites and 15,46% in egg yolks. While the pH and color value only changes ± 2 digits. Keywords: presto, quality, salted egg, shelf life
PKM KELOMPOK USAHA DODOL KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT Sari, Dessy Agustina; Hakiim, Azafilmi; Efelina, Vita; Asiah, Nurul; Sukanta, Sukanta
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v5i1.2477

Abstract

AbstractDodol is a typical local food (snack heredity) and the making process applies the local community empowerment system. The initial treatment of raw materials to finished products runs manually (manpower) and production management has not been well ordered. This results in the selling price falling to third parties because the packaging segment is weak and the absence of packaging labels. The steps given to partners are the application of product distribution permit and business location permit, as well as post-dodol packaging tool technology cooled. The result of community service that has been running is the process of submitting SP-PIRT and SITU succeeded by the kelurahan - the implementing partner through the SKU before processing the document by the Bekasi District Health Office. Then, the implementation of 2 (two) pieces of equipment is completed to overcome the process of formation of the product - weighing and ending by the packaging in a vacuum. The goal is to save production time and overcome the adhesiveness of dodol, increase product shelf life due to vacuum sealed treatment, as well as make the product able to enter the food store or trip out of town. Aspects of increased production will also be examined for the solution provided. This is directed at improving daily production capacity and handling the number of workers when faced with orders on religious holidays. Keywords: dodol, packaging, SITU, SP-PIRT7 AbstrakDodol merupakan makanan khas lokal (kudapan turun-temurun) dan proses pengerjaannya menerapkan sistem pemberdayaan masyarakat setempat. Perlakuan awal bahan baku hingga produk jadi berjalan manual (tenaga manusia) dan manajemen produksi belum tertata dengan baik. Hal ini mengakibatkan harga jual jatuh kepada pihak ketiga karena segmen pengemasan bersifat lemah dan tidak adanya penyematan label kemasan. Langkah-langkah yang diberikan kepada mitra adalah pengajuan izin edar produk dan izin lokasi usaha, serta teknologi alat pengemas pasca produk dodol didinginkan. Hasil pengabdian masyarakat yang telah berjalan adalah proses pengajuan SP-PIRT dan SITU disukseskan oleh pihak kelurahan – mitra – tim pelaksana melalui SKU sebelum pemrosesan dokumen oleh pihak Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi. Lalu, pengimplementasian 2 (dua) buah peralatan tengah dirampungkan untuk mengatasi proses pembentukan wujud produk – penimbangan dan diakhiri oleh pengemasan secara vakum. Tujuannya adalah penghematan waktu produksi dan penanggulangan sifat kelengketan yang dimiliki dodol, peningkatan umur simpan produk karena perlakuan vacuum sealed, serta menjadikan produk mampu memasuki pertokoan makanan maupun perjalanan ke luar kota. Aspek peningkatan produksi juga akan ditelaah atas solusi yang diberikan. Hal ini diarahkan kepada pembenahan kapasitas produksi harian dan penanganan jumlah pekerja bila menghadapi order pada hari besar agama. Kata kunci :dodol, pengemasan, SITU, SP-PIRT7