Novia Tri Astuti
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Pemukiman di Daerah Endemis Leptospirosis di Kota Semarang Ramadhani, Tri; Astuti, Novia Tri
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 25, No 3 Sep (2015)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.22 KB)

Abstract

Leptospirosis adalah penyakit demam akut yang dapat menginfeksi manusia dan hewan (zoonosis) dandisebabkan oleh bakteri leptospira. Kota Semarang merupakan salah satu daerah endemis leptospirosisdengan insiden pada tahun 2009 sebanyak 13,27/100.000 penduduk dan kematian 3,5%. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui karakteristik individu penderita leptospirosis dan hubungannya denganlingkungan pemukiman. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional.Populasi adalah semua pengunjung Puskesmas, sedangkan sampel adalah pengunjung Puskesmasdengan gejala klinis leptospirosis (terutama: demam dengan suhu tubuh > 37oC) atau demam disertaisakit kepala, nyeri otot, konjungtivitis dan ruam). Data lingkungan pemukiman diperoleh denganmelakukan pengamatan sedangkan karakteristik individu kasus leptospirosis dengan wawancara, datadianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan karakteristikresponden sebagian besar kelompok usia 10-19 tahun (38,1%), jenis kelamin laki-laki (56,2%), dantingkat pendidikan tidak tamat SD (30,5%). Kasus leptospirosis lebih banyak terjadi pada laki-laki,kelompok usia 0-19 tahun dengan (CFR=3,6). Kondisi lingkungan yang berhubungan dengan kejadianleptospirosis meliputi dinding dapur tidak permanen, tidak ada langit-langit, tempat sampah terbukadan kondisi rumah yang kotor. Upaya pencegahan penularan leptospirosis dapat dilakukan melaluikebersihan lingkungan, penanganan sampah yang baik sehingga tidak menjadi tempat bersarang tikus.