Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM BUMI PERKEMAHAN IPUKAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Eki Rusmana; Nina Herlina; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i1.4540

Abstract

Kawasan konservasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam, salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Ipukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata alam dan menjadi destinasi wisata yang menawarkan kesejukan dan keasrian udara khas pegunungan. Ipukan sangat cocok untuk aktifitas alam seperti berkemah, tracking, penelitian, pengamatan flora dan fauna. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata serta  menentukan strategi pengembangan ekowisata di kawasan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan Taman Nasional Gunung Ciremai.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan menghitung bobot dan rating dari EFAS dan IFAS. Buper Ipukan memiliki potensi wisata yang menarik bagi pengunjung seperti: bentang alam, flora dan fauna. Hasil analisis SWOT bahwa potensi wisata alam bumi perkemahan ipukan yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa bentang alam, flora dan fauna. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, strategi paling utama untuk diterapkan dalam pengembangan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strengths-Oportunities), yaitu dengan tetap mempertahankan kualitas estetika, meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan dengan tetap mempertahankan aspek kelestarian dan melakukan promosi wisata secara optimal. Salah satu alternatif pengembangan Obyek Wisata Alam Ipukan adalah memperbaiki aksesibilitas, melakukan kerjasama dengan intansi lain dan penambahan sarana wisata.Kata kunci : analisis SWOT; potensi wisata; ipukan; taman nasional 
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM CURUG NGELAY DESA BAGAWAT KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN Sahidin Sahidin; Nina Herlina; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4570

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan sumber daya alam. Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah ditemukannya berbagai macam tempat wisata alam dengan pesona dan ciri khas tersendiri. Kabupaten Kuningan memiliki tempat-tempat yang berpotensi menjadi destinasi wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata alam yang ada di Kabupaten Kuningan adalah Curug Ngelay yang berada di Desa Bagawat, Kecamatan Selajambe. Kondisi Curug Ngelay saat ini masih membutuhkan pengelolaan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay dan strategi dalam mengembangkan Objek Wisata Alam Curug Ngelay dengan potensi yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui potensi adalah metode eksplorasi sedangkan untuk pengembangan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay yaitu keberadaan keindahan alam, Curug Ngelay, serta Flora dan Fauna. Posisi pembangunan berada pada kuadran I. Strategi pembangunan yang diterapkan adalah dengan meningkatkan kualitas dan infrastruktur, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, kerjasama antara pengelola dengan masyarakat dan pengunjung. Kata Kunci: Strategi; Faktor Internal dan Eksternal; Analisis SWOT; Kawasan Wisata
Identifikasi Jenis Dan Pemanfaatan Bambu Di Hutan Gunung Tilu Blok Banjaran Kabupaten Kuningan Nurkholis Nurkholis; Nina Herlina; Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i2.4411

Abstract

Abstrak. Masyarakat di Desa Jabranti Blok Banjaran hanya memanfaatkan bambu sebagai bahan dasar kerajinan keranjang dan tepas. Bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan berkhasiat obat, bahan konsumsi, bahan kerajinan, bahan alat musik. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Gunung Tilu blok Banjaran Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis bambu dan morfologi jenis bambu dan mengetahui manfaat dari setiap bambu yg ditemukan. Metode yang digunakan adalah metode jelajah yaitu dengan cara menjelajahi objek penelitian. Ketika ditemukan rumpun bambu, maka dibuat petak ukur, kemudian dicatat, jenis bambu dan pohon yang terdapat di sekelilingnya. Jenis bambu yang ditemukan di Hutan Gunung Tilu Blok Banjaran sebanyak 5 genus, yaitu  4 bambu Gigantochloa, 3 bambu Bambusa, dua bambu Schizostachyum dan satu bambu Dendrocalamus. Manfaat dari beberapa jenis bambu tersebut adalah untuk bahan banguan,kerajinan tangan, obat, bahan konsumsi, alat musik,  dan bahan bangunan.Kata Kunci: Identifikasi jenis bambu, pemanfaatan bambu.
Pelatihan Pembuatan Media Tanam di Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat Yayan Hendrayana; Agus Yadi Ismail; Nina Herlina
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.764 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i4.1361

Abstract

Media tanam merupakan salah satu bagian penting dari proses pembuatan bibit di persemaian. Media tanam yang baik harus memenuhi persyaratan tidak mengandung bibit hama dan penyakit, bebas gulma, mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang atau mengalirkan kelebihan air, remah dan porous sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa pengenalan dan pembuatan media tanam untuk pembuatan persemaian. Pelaksanaan kegiatan di Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Hasil kegiatan ini adalah diikutinya oleh 20 orang anggota kelompok masyarakat. Adapun jenis media tanam yang ada disekitar Desa Karangsari adalah tanah, pakis, kompos, dan humus. Dengan mengetahui cara pembuatan media tanam yang baik maka kelompok masyarakat yang terlibat akan mempunyai pengetahuan dan secara mandiri akan mengadakan media tanam guna keperluan pengadaan bibit ataupun untuk diperjualbelikan.
Asosiasi Vegetasi Terhadap Komunitas Burung di Kampus I Universitas Kuningan Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Dede Kosasih; Nina Herlina
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v12i2.2672

Abstract

Interaksi ekologis antara vegetasi dan burung di Kampus I Universitas Kuningan merupakan sifat naluriah alami yang membentuk suatu asosiasi saling menguntungkan. Pembangunan dikhawatirkan berdampak terhadap penurunan tingkat keanekaragaman jenis burung sebagai bioindikator kualitas lingklungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kekayaan, keanekaragaman, dominansi jenis pohon dan burung, serta menganalisis asosiasi pohon terhadap komunitas burung di Kampus I UNIKU.  Hasil analisis data terdapat 42 jenis  dan 378 pohon, tingkat kekayaan(DMg=6,9) dan keanekaragaman jenis (H’=2,9)termasuk sedang didominasi oleh Polyalthia longifolia 86 batang.  Burung tercatat 19 jenis dan 1485 ekor, tingkat kekayaan (DMg=2,47) dan keanekaragaman jenis (H’=1,67) katagori rendah didominasi oleh Passer montanus 652 ekor. Asosiasi vegetasi pohon dan burung berdasarkan Key Performance Indeks (KPI) pada penilaian terhadap fungsi ekologis pohon menunjukan bahwa persentase jumlah tertinggi dengan katagori sangat baik (SB) adalah fungsi modifikasi sebagai  pohon penaung 22 jenis. Sedangkan pada fungsi sebagai kontrol kelembaban udara dan menghadirkan burung dengan katagori baik (BA) terdapat 13 jenis. Katagori buruk (BU) terdapat 2 jenis yaitu pada fungsi sebagai kontrol kelembaban udara dan menghadirkan burung. Kesimpulan penelitian ini bahwa asosiasi vegetasi pohon dan burung berdasarkan KPI  pada  penilaian  terhadap fungsi ekologis pohon untuk memodifikasi suhu sebagai penanung, pengontrol kelembaban udara, dan  fungsi menghadirkan burung katagori baik. Semakin tinggi nilai keanekeragaman jenis tumbuhan dan burung di Kampus I UNIKU, maka semakin tinggi pula kekayaan jenisnya. 
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BIOHANDSANITIZER DAN BIODESINFEKTAN BERBASIS ECO-COMMUNITY UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA Nurdin Nurdin; Iing Nasihin; Nina Herlina; Toto Supartono; Dede Kosasih; Ai Nurlaila
Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.551 KB) | DOI: 10.31316/jbm.v3i2.1780

Abstract

Covid-19 telah menyebar secara luas keseluruh dunia melaluli perantara manusia ke manusia. Upaya memutus mata rantai penyebaran virus tersebut salah satunya dengan menjalankan perilaku hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Upaya tersebut dimulai dari tingkatan rumah tangga melalui suatu komunitas peduli lingkungan Bale Riung yang kemudian dikenal dengan  “Bale Riung Eco Community (BREC). Kegiatan diawali dengan fermentasi sampah organik buah dan sayuran untuk menghasilkan eco enzyme. Setelah itu eco enzyme dibuat biohandsanitizer dan biodesinfektan. Pengurangan sampah organik mulai terlihat sebagai dampak positif  pengolahan sampah organik tersebut. Masyarakat sudah mulai menggunakan biodesinfektan untuk mengepel lantai, mencuci bak mandi dan membersihkan kaca. Tidak ditemukan indikasi adanya iritasi kulit setelah penggunaan biohandsanitizer.  Lingkungan rumah menjadi lebih bersih dan segar serta terbebas dari gangguan serangga yang membahayakan kesehatan. Kandungan asam asetat (H3COOH) dalam eco enzyme dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandungan enzyme lipase, tripsin, amilase  mampu membunuh /mencegah bakteri patogen. Kata Kunci: Covid-19, sampah, eco enzyme, biohandsanitizer, biodesimfektan.
Manfaat Tendani (Goniothalamus macrophyllus) Bagi Masyarakat di Desa Cimara Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Jawa Barat Ilham Adhya; Toto Supartono; Yayan Hendrayana; Nina Herlina; Fahrul Shobarudin Syahban; Heris Fujiman
Journal of Innovation and Sustainable Empowerment Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.194 KB) | DOI: 10.25134/jise.v1i2.17

Abstract

Masyarakat Desa Cimara sebagian besar masih memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar kawasan hutan Gunung Tilu untuk meningkatkan perekonomiannya berupa hasil hutan bukan kayu, perkebunan dan pertanian. Tendani (Goniothalamus macrophyllus) pada tingkatan semai, pancang dan tiang ditemukan pada kawasan hutan Gunung Tilu, Goniothalamus merupakan hasil hutan yang mempunyai potensi sebagai tumbuhan obat yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat Desa Cimara belum sepenuhnya mengetahui dan memahami mengenai manfaat dari Tendani sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Tendani sebagai sumberdaya alam berkhasiat obat. Pengetahuan mengenai Tendani (Goniothalamus macrophyllus) belum banyak didapat, sehingga sosialisasi ini merupakan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kekayaan sumberdaya alam yang ada disekitar kawasan hutan Gunung Tilu.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Kapasitas Mitigasi Bencana di Desa Cimara Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Nina Herlina; Yayan Hendrayana; Ilham Adhya; Toto Supartono; Zillan Zalila; Bima Aria Indra Prahasta
Journal of Innovation and Sustainable Empowerment Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.25 KB) | DOI: 10.25134/jise.v1i2.18

Abstract

The importance of the community to have disaster knowledge, community or community participation is the spearhead of activities to deal with floods and landslides based on the knowledge and abilities possessed by the community. As a result of the catastrophic floods, communities suffered incalculable damage such as loss of property, livestock and crops. Cimara Village is a village that borders the Gunung Tilu Forest, it is predicted that disasters will occur due to illegal logging and forest destruction which continues to increase every year. However, until now no efforts have been made by the village government. So the purpose of this activity is to increase knowledge about various handling problems related to environmental damage, mitigation and disaster management that often occur in Cimara Village. The method used is in the form of socialization/counseling on the material of environmental damage and disasters. Based on the results of this activity, participants are able to understand the impact of environmental damage, disaster mitigation and post-disaster can run smoothly and need further approaches so that they can open up participants' insight and mindset in understanding the environment.
PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK SADAR WISATA DESA CAGEUR KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN MENUJU DESA MANDIRI Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Dede Kosasih; Iing Nasihin; Nina Herlina
Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas
Publisher : STIE Ekuitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52250/p3m.v7i1.571

Abstract

The Cegeur Village Government tasked the Tourism Awareness Group (POKDARWIS) Rangers of Cageur Village, Darma District, and Kuningan Regency with managing the "Eyang Dalem Cageur" Cultural Heritage Site. Management in a 12.62 ha high conservation value area takes the form of religious tourist packages. This religious tourism site in Kuningan Regency is a graveyard for promoting Islam, and there is still a genetic tie with Wali Songo. Furthermore, it still has the indigenous flora of Mount Ciremai and is home to a variety of species, which are markers of regional sustainability. This region also serves as a catchment area for the neighboring communities and the Cisanggarung River's headwaters. If waste left by tourists is not properly managed, it can become a severe problem. Waste may be recycled or converted into valuable items. Eco-enzymes, which offer several advantages, produce family waste. The goal of arranging community service is to strengthen POKDARWIS Jagawana's capabilities via waste management. The projected advantage is the growth of productive, circular local economic institutions toward the establishment of an independent Cageur village. The lecture method is employed, with waste management seminar techniques followed by discussions packaged as workshops. Keywords: Pokdarwis, Waste, Eco-enzyme, Circular Economy. ABSTRAK Kelompok sadar wisata (POKDARWIS) Jagawana Desa Cageur Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan mendapatkan amanah dari Pemerintahan Desa Cegeur untuk mengelola Situs Cagar Budaya “Eyang Dalem Cageur”. Pengelolaan tersebut berbentuk paket wisata religi dalam kawasan bernilai konservasi tinggi seluas 12,62 Ha. Destinasi wisata religi tersebut merupakan pemakaman penyebar agama Islam di Kabupaten Kuningan dan masih terdapat keterkaitan silsilah dengan Wali Songo. Selain itu keanekaragaman hayatinya masih menyimpan flora endemik Gunung Ciremai dan dihuni oleh berbagai satwa yang menjadi indikator kelestarian kawasan. Kawasan tersebut juga merupakan catchment area bagi desa-desa di sekitarnya dan hulu Sungai Cisanggarung. Terdapatnya sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung menjadi permasalahan serius jika tidak dikelola dengan baik. Sampah tersebut dapat dipergunakan kembali atau diolah menjadi produk yang bernilai guna. Sampah keluarga dibuat eco-enzyme yang mempunya manfaat multi. Tujuan penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan kapasitas POKDARWIS Jagawana melalui pengelolaan sampah. Manfaat yang diharapkan adalah terbangunnya kelembagaan ekonomi lokal sirkural yang produktif menuju Desa Cageur yang mandiri. Metode yang dipergunakan melalui metode ceramah dengan teknik seminar pengelolaan sampah dilanjutkan dengan diskusi dikemas dalam bentuk workshop. Urgensi kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas pengelola cagar budaya sehingga menjadi penyumbang pagi pendapatan asli Desa Cageur menuju desa mandiri. Kata kunci: Pokdarwis, Sampah, Eco-enzyme, Ekonomi Sirkular.
Penyuluhan Konservasi Tanah dan Air di Desa Cikondang Kabupaten Kuningan Yayan Hendrayana; Ilham Adhya; Nina Herlina; Naufal Althaaf; Fahrul Shobarudin Syahban; Mardiatul Fauzian; Restri Sri Maduroh
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.069 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4421

Abstract

Pemahaman petani terhadap konservasi tanah dan air saat ini masih rendah sehingga rendah pula penerapan di lapangan yang mengakibatkan areal hutan, kebun dan sawah rentan terhadap erosi yang pada akhirnya menurukan produktivitas lahah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para petani mengenai pentingnya konservasi tanah dan air. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa penyuluhan kepada petani mengenai pentingnya penerapan konservasi tanah dan air di Desa Cikondang Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil data kuisioner yang telah dianalisis dapat disimpulkan pada awalnya peserta penyuluhan memiliki pengetahuan yang minim tentang wawasan konservasi tanah dan air baik itu tujuan, hubungan, metode konservasi serta penerapan di lapangan. Setelah dilakukan penyuluhan terlihat adanya peningkatan wawasan serta keinginan petani untuk menjaga areal hutan, kebun dan pertanian agar terhindar dari bencana erosi dan longsor.