Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PELATIHAN OPERATOR CHAINSAW DAN TEKNIK PENEBANGAN DI PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) TASIKMALAYA Hendrayana, Yayan; Adhya, Ilham; Supartono, Toto; Karyaningsih, Ika; Nurlaela, Ai
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 02 (2020): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v3i02.3470

Abstract

Logging activities at Perum Perhutani are one of the determinants of the quality of wood produced. Mistakes in felling and errors in dividing the stems will greatly affect the quality of the wood produced. Therefore it requires operator knowledge and skills in carrying out these activities. This activity was carried out at the Tasikmalaya KPH Urug TPK which is part of the Tasikmalaya Forest Management Unit (BKPH). The activity was carried out on September 1, 2020. The activity began with an in-room presentation of chainsaw, usage theory, and logging techniques which was continued with practice in the field. The community service activity undertaken is to offer solutions in the form of training activities for chainsaw operators and logging techniques. The hope is that by knowing the types and parts of chainsaws as well as the proper felling techniques for operatots in the field, forest harvesting activities will run properly and correctly with optimum results.Kegiatan penebangan di Perum Perhutani menjadi salah satu penentu kualitas kayu yang diproduksi. Kesalahan dalam penebangan serta kesalahan dalam pembagian batang akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kayu yang dihasilkan. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan operator dalam melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilakukan di TPK Urug  KPH Tasikmalaya yang termasuk pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya. Kegiatan dilaksanakan pada Tanggal 1 September 2020. Kegiatan diawali dengan pemaparan di dalam ruangan mengenai chainsaw, teori penggunaan, serta teknik penebangan yang dilanjutkan melakukan praktek di lapangan. Kegiatan pengabdian kepada  masyarakat yang dilakukan adalah menawarkan solusi berupa kegiatan pelatihan bagi operator chainsaw dan teknik penebangan. Harapannya adalah dengan mengetahui jenis dan bagaian-bagian chainsaw serta teknik penebangan yang tepat bagi para operatot di lapangan maka kegiatan pemanenan hutan akan berjalan dengan baik dan benar dengan hasil yang optimum.
Perberdayaan Kelompok Masyarakat Melalui Ekplorasi Benih Pohon Hutan di Desa Karangsari Kabupaten Kuningan Jawa Barat Ismail, Agus Yadi; Adhya, Ilham
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 01 (2021): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v4i01.4015

Abstract

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan berupa pertanaman pohon semakin diminati. Namun ketersediaan sumber bibit yang berasal dari mutu benih yang baik masih terbatas .Tujuan dari pemberdayaan kepada masayarakat  adalah berupa pelatihan ,penyuluhan dan praktek pengunduhan benih tanaman hutan  yang dapat digunakan untuk pembuatan persemaian. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan,diskusi  dan praktek penggunduhan benih. Hasil dari kegiatan ini adalah  transfer pengetahuan berkaitan dengan ekplorasi benih meliputi Pemilihan lokasi kebun benih, tata cara ekplorasi sampai pada pembersihan dan sortasi benih, ekplorasi benih  dilakukan pada 25 pohon Caliandra spp dengan berat benih yang di hasilkan  sebanyak    1  kg benih basah.  Kegiatan Tehnik eksplorasi benih tanaman hutan bagi masyarakat desa sekitar hutan sangat diperlukan dengan harapan dapat memenuhi pasokan untuk penyediaan persemaian yang menghasilkan bibit yang bermutu baik untuk kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan sehingga kedepan perlu adanya kegiatan lebih lanjut terkait dengan pengunduhan benih.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN WISATA ALAM PASIR BATANG TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Trisno Trisno; Ilham Adhya; Yayan Hendrayana
Wanaraksa Vol 13, No 02 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v13i02.4685

Abstract

Ekowisata Pasir Batang di Taman Nasional Ciremai memiliki keanekaragaman tumbuhan yang belum diketahui jenis dan manfaatnya, sehingga mendorong penelitian tumbuhan obat. Metodenya adalah analisis vegetasi dengan memplot 75 sampel penelitian pada areal seluas 30 hektar. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat 25 jenis tanaman obat yang terdiri dari 18 famili yang diklasifikasikan ke dalam habitus pohon, herba, dan perdu. Jenis-jenis tersebut mempunyai manfaat untuk penyembuhan dan pencegahan penyakit. Hasil ini diharapkan menjadi dasar yang berharga untuk pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan obat..Kata Kunci: Keanekaragaman, Manfaat, Tanaman obat, Analisis vegetasi
KONTRIBUSI PENGELOLAAN AGROFORESTRY TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Desa Longkewang Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan) Ilham Adhya; Deni Deni; Deni Rusdeni
Wanaraksa Vol 11, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i01.1065

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komposisi jenis tanaman agroforestry dan berapa besar kontribusi agroforestry di Desa Longkewang Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan. Metode pengumpulan data terdiri dari 3 (tiga) bagian diantaranya: (1) Teknik Wawancara, dengan mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung terhadap responden, pejabat setempat dan pemimpin formal maupun informal desa. (2) Teknik Observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, (3) survey lapangan dan pengukuran objek yang diteliti. Pengumpulan data-data sekunder dari instansi terkait.Berdasarkan hasil penelitian, komposisi jenis tanaman agroforestry yang di tanam di Desa Longkewang Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan diantaranya tanaman pertanian : talas (Colocasia esculenta), singkong (Manihot esculenta), ketimun (Cucumis sativus),kacang tanah (Arachis hypogaea), ubi jalar (Ipomoea batatas), jagung (Zea mays),kapulaga (Amomum compactum),jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa),cabe (Capsicum annum), lengkuas (Alpinia galanga), kacang bogor (Vigna subterranea),dan lada (Piper nigrum); tanaman perkebunan : cengkeh (Syzygium aromaticicum), pisang (Musa paradisiaca),kopi (Coffea), melinjo (Gnetum gnemon), durian (Durio zibethinus), petai (Parkia speciosa)danpala (Myristica fragrans); tanaman kehutanan : sengon (Paraserianthes falcataria), jati (Tectona grandis), mahoni (Swietenia mahagoni), tisuk (Hibiscus macropyllus),suren (Toona sureni) dan jabon (Anthocephalus chinensis).Besarnya kontribusi agroforestry dan non agroforestry terhadap pendapatan masyarakat yaitu : untuk pendapatan agroforestry 39,65% atau rata-rata sebesar (44.358.956) per tahun dan non agroforestry 60,34% atau rata-rata sebesar (67.499.480) per tahun. Hal ini menunjukan bahwa sistem agroforestry memiliki peranan yang sangat penting bagi pendapatan masyarakat.Kata Kunci: kontribusi agroforestry, interaksi eklogis, pendapatan rumah tangga,
INVENTARISASI TANAMAN REHABILITASI DI WISATA ALAM PASIR BATANG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Helfia Noor Khotimah; Ilham Adhya; Yayan Hendrayana
Wanaraksa Vol 13, No 01 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v13i01.4651

Abstract

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur vegetasi dan jenis tumbuhan rehabilitasi pada kawasan wisata alam Pasir Batang di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Metode penelitian menggunakan metode jalur berpetak dengan ukuran petak 20 m x 20 m di sepanjang jalur penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, Ditemukan 20 jenis tanaman rehabilitasi dari 10 famili. pada tingkat pertumbuhan semai di dominansi oleh jenis Kipirit, tingkat pertumbuhan pancang, tiang di dominansi oleh jenis yang sama yaitu Kisereuh (Cinnamomum parthenoxylon), dan pada tingkat pertumbuhan pohon di dominansi oleh jenis Alpukat (Persea americana).  Indeks keanekaragaman jenis tanaman rehabilitasi pada kawasan Wisata Alam Pasir Batang TNGC memiliki nilai H’ pada tingkat semai rendah, tingkat pancang rendah, tingkat tiang sedang, dan tingkat pohon rendahKata kunci: Inventarisasi, Rehabilitasi, struktur vegetasi, Wisata Alam Pasir Batang, TNGC.
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI INDUSTRI PRIMER KAYU RAKYAT DI KABUPATEN MAJALENGKA PRIVINSI JAWA BARAT Agus Yadi Ismail; Yovi Mustikasari Elis; Ilham Adhya
Wanaraksa Vol 9, No 02 (2015)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v9i02.1048

Abstract

Hutan Rakyat Menjadi alternatif dalam pemasok bahan baku perindustrian. Industri Kayu rakyat memegang peranan yang penting dalam hal menyerap kayu yang dihasilkan oleh petani hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi Industri primer kayu rakyat, mendapatkan data dan informasi, serta mengetahui sebaran industri primer kayu hutan rakyat di Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan yaitu  metode survey dan wawancara di analisis secara analisis deskriptif dan kualitatif. Dari hasil penelitian terdapat 68 industri penggergajian (sawmill) yang tersebar merata hampir diseluruh kecamatan dari 26 kecamatan hanya satu kecamatan yang tidak terdapat industri penggergajian yaitu Kecamatan Panyingkiran. Jenis kayu yang digunakan yaitu jenis kayu Jati, Mahoni, Sengon, Suren, Afrika, Pinus, Akasia, Puspa, Nangka, Mangga, Campuran (Salam,Tisuk, Randu, Lamtoro, Waru dan Gempol).  Jenis kayu dengan jumlah produksi tertinggi setiap bualannya yaitu Jenis kayu sengon (Paraserianthes falcaria) 2.713 M3,  kayu Mahoni (Swietenia macrophylla) 2.652 M3 Jati (Tectona grandis),  1.352 M3 Afrika (Maesopsis eminii),  916 M3 Mangga (Mangifera indica), 338 M3 dan hasil produk olahan kayu log menjadi produk setengah jadi dengan jumlah semuanya sebesar 4.488.6 M3, menghasilkan papan sebanyak 1.730 M3, kusen 1.134 M3, kaso 669.2 M3, reng 165.5 M3, palet 789.8 M3. Sehingga Pemerintah Kabupaten Majalengka harus mempertahankan jumlah hutan rakyat yang ada, agar ketersedian  bahan baku kayu untuk proses produksi  tetap terpenuhi dan Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait dengan potensi ketersediaan bahan baku kebutuhan industri penggergajian (Sawmill).Kata kunci :Industri Primer, Penggergajian, Sawmill, Hutan Rakyat, Log.
PENGELOLAAN DAN NILAI EKONOMI HUTAN RAKYAT DESA PINARA KECAMATAN CINIRU KABUPATEN KUNINGAN Ilham Adhya; Nurdin Nurdin; Mohamda Arisona
Wanaraksa Vol 10, No 02 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i02.1057

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengelolaan dan nilai ekonomi Hutan Rakyat Desa Pinara Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi  bagi masyarakat sekitar kawasan hutan mengenai pengelolaan dan nilai ekonomi Hutan Rakyat Desa Pinara Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan.Untuk mengetahui besarnya nilai ekonomi hutan rakyat di Desa Pinara dalam penelitian ini disusun instrumen penelitian dalam bentuk operasional variabel yang menjaadi acuan penyusunan quisioner penelitian. Penyebaran quisioner dilakukan terhadap petani penggarap kawasan Hutan Rakyat, yaitu sebanyak 55 (lima puluh lima) orang (Profil Kelompok Petani Pengelola Hutan Rakyat Desa Pinara, 2015)Berdasarkan hasil penelitian, Hutan Rakyat Desa Pinara menurut komponen penyusun di Hutan Rakyat Desa Pinara Kecamatan Ciniru termasuk dalam Agrisilvikultur (Agrisilvikultural systems). Berdasarkan orientasi ekonomi termasuk dalam Agroforestri semi komersial (Semi Comersial Agroforestry). Berdasarkan sistem produksi termasuk dalam agroforestri berbasis pertanian (Farm based agroforestry). Jenis komoditas kayu yang ditanam diantaranya Akasia (Accacia mangium), Albazia (Albizia sp) dan Jabon (Neolamarckia cadamba). Sedangkan jenis komoditas tumpang sari diantaranya Alpukat (Persea americana), Kelapa (Cocos nucifera) dan Mangga (Mangivera indica). Komoditas kayu rata-rata usia tanam hingga siap panen adalah selama 5 tahun. Sedangkan untuk komoditas tanaman tumpang sari kelompok perkebunan masa panen dalam satu tahun hanya 1 (satu) kali, kelompok sayuran 3 (tiga) kali dan kelompok pangan 2 (dua) kali.Jumlah total pendapatan dari komoditas kayu adalah sebesar Rp 85.150.000 sedangkan pendapatan dari komoditas tumpang sari adalah sebesar Rp 73.791.203. Total keseluruhan pendapatan adalah Rp 158.941.203 dengan jumlah biaya total sebesar Rp 29.335.000 maka pendapatan bersih adalah sebesar Rp 129.606.203,. Nilai tersebut cukup tinggi dengan kisaran rata-rata pada lahan hutan rakyat (15 Ha) adalah sebesar Rp8.640.414 /Ha dalam satu tahun penggarapan lahan.Kata Kunci : Ekonomi, Hutan Rakyat, Kayu, Tumpangsari
KEANEKARAGAMAN JENISTUMBUHAN DI HUTAN KOTA CARACAS KABUPATEN KUNINGAN Ayu Sri Rahayu; Ilham Adhya; Nina Herlina
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1052

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan  dan tipe hutan Kota Caracas di Kabupaten Kuningan.Data pengambilan struktur tumbuhan menggunakan analisis vegetasi dengan metode sampling berpetak. Penentuan banyaknya sampel berdasarkan metode samel terpilih (Purposive sampling) sebanyak 18 plot. Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis, kerapatan relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, frekuensi jenis dan frekuensi relatif serta Indeks Nilai Penting.Hasil penelitian menunjukkan bahwa di hutan kota Caracas  memiliki nilai Indeks diversitas Shannon (H’) 1H’3 artinya bahwa nilai keanekaragaman jenis dari seluruh tingkat vegetasi sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada seluruh tingkat vegetasi memiliki karakteristik ekosistem vegetasi yang  tidak begitu kompleks.Kesetabilan kondisi struktur dan komposisi vegetasi dari beberapa Spesies menyediakan pasokan pakan yang cukup serta daya dukung lingkungan abiotik di masa yang akan datang bagi sejumlah satwa tersebut. Sedangkan dilihat dari jenis vegetasi unggulan diantaranya jenis Randu (Ceiba pentandra), Lengkeng (Euphoria longana), Salam (Syzygium polyanthum) dan Tisuk (Hibiscus macrophyllus).Hutan Kota Caracas termasuk dalam hutan kota tipe rekreasi  yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan rekreasi dan keindahan masyarakat.Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemerataan, Hutan Kota, Struktur  dan Komposisi.
IDENTIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI HUTAN KOTA BUNGKIRIT KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Faizal Muhamad Fasa; Ilham Adhya; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4568

Abstract

Serangga atau insekta merupakan kelompok dari hewan beruas arthopoda yang berkaki enam. Sehingga ditemukan hampir disemua ekosistem, semakin banyak tempat dengan berbagai penggolongan jenis serangga berdasarkan aktivitasnya dikenal serangga yang aktif di siang hari dan serangga yang aktif di malam hari. Keberadaan jenis serangga di hutan bungkirit sangat penting karena hutan kota bungkirit memiliki fungsi sebagai area lingkungan yang menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati di Kota Kuningan serta memiliki fungsi sebagai sumber daya alam yang sangat tinggi berupa Flora Dan Fauna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis serangga di areal hutan kota bungkirit Kabupaten Kuningan dan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis serangga yang terdapat di areal Hutan Kota Bungkirit Kabupaten Kuningan. Penetian ini dilakukan dengan menggunakan metode Sweep Net dan Light Trap. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 jenis serangga, nilai indeks keanekaragamannya (H’) adalah 2,31, indeks kemerataan pada lokasi sawah 0,90 mendapat nilai tertinggi sedangkan pada lokasi hutan campuran terdapat 0,88. Hasil perhitungan indeks sorenson mengetahui kesamaan jenis serangga pada lokasi penelitian sawah dan hutan campuran ditunjukkan dengan adanya kesamaan setiap lokasi penelitian sebesar 31% (sedang). Kata Kunci: Serangga, Hutan Kota, Sweep Net, Light Trap
IDENTIFIKASI KAPASITAS PRODUKSI DAN PASOKAN BAHAN BAKU INDUSTRI PRIMER KAYU RAKYAT DI KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT Ilham Adhya; Deni Deni; Ranitasari Pransiska
Wanaraksa Vol 10, No 02 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i02.1058

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran, kapasitas terpasang dan kapasitas produksi serta untuk mengetahui bahan baku, kebutuhan bahan baku, pasokan bahan baku industri primer kayu yang ada di Kabupaten Kuningan. Adapun manfaat yang hendak diambil adalah di harapkan dapat berguna sebagai informasi bagi pemerintah dan intansi terkait mengenai sebaran industri primer kayu di Kabupaten Kuningan.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa industri primer kayu yang di Kabupaten Kuningan tersebar di 20 Kecamatan yang diantaranya adalah kecamatan Ciawigebang, Cibingbin, Cigugur, Cilimus, Cimahi, Ciniru, Darma, Garawangi, Hantara, Jalaksana, Japara, Kadugede, Karangkencana, Karamatmulya, Kuningan, Lebakwangi, Luragung, Mandirancan, Nusaherang dan Selajambe.Total kapasitas produksi industri primer di Kabupaten Kuningan adalah sebesar 12.120 m3/Bulan menggunakan faktor produksi dengan total jumlah mesin  sebanyak 80 Unit dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 374 orang. Skema pengumpulan bahan baku yang dilakukan industri primer kayu di Kabupaten Kuningan pada umumnya bahan baku berasal dari hutan rakyat yang berasal dari dalam kabupaten dan hanya sebagian kecil yang berasal dari luar kabupaten. Sedangkan skema distribusi pemasaran yang diterapkan oleh industri primer kayu yang ada di Kabupaten Kuningan sebagian besar adalah pendistribusian langsung ke masyarakat.Kata Kunci : Produksi, Industri, Primer, Kayu, Hutan Rakyat