Yonathan Wingit Pramono
Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, Semarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Arkeologi Alkitabiah (Biblical Archaeology) Dalam Hermeneutik Sebagai Metode Penafsiran Alkitab Jhon Leonardo Presley Purba; Yonathan Wingit Pramono; Robinson Rimun
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 2, No 2 (2021): December
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.066 KB) | DOI: 10.47900/nptrs.v2i2.51

Abstract

Abstract Biblical archaeology has very important roles in the method of hermeneutic interpretation to obtain an accurate, valid, precise and accountable interpretation of the Bible. Through a qualitative approach with a literature study method, this study concludes that biblical archaeology in hermeneutics has the implementations as a tool to reveal the historical context and cultural meaning of a text by understanding the archaeological relationship with the biblical text, as a tool to identify the text to adapt its content to the context of the Ancient Near East through the identification of historical, cultural, social, and religious issues provided by archaeological data, as a tool to build the construction of biblical-archaeological exegesis by combining both of data sources through critical thinking to adjust archaeological data with biblical data, as a tool control for context history and a tool produce more accurate historical information for listeners for more accurate application.Abstrak Arkeologi alkitabiah dalam metode penafsiran hermeneutik untuk mendapatkan penafsiran Alkitab yang akurat, valid, teliti dan dapat dipertanggungjawabkan sangat penting. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literature, penelitian ini menyimpulkan bahwa arkeologi alkitabiah dalam hermeneutik memiliki implementasi sebagai alat untuk mengungkap konteks historis dan makna budaya sebuah teks dengan memahami hubungan arkeologi dengan teks Alkitab, sebagai alat untuk mengidentifikasi teks untuk menyesuaikan kontennya dengan konteks Timur Dekat Kuno melalui identifikasi sejarah, budaya, sosial, dan masalah-masalah keagamaan yang disediakan oleh data-data arkeologi, sebagai alat membangun konstruksi eksegesis alkitabiah-arkeologis dengan menggabungkan kedua sumber data tersebut melalui pemikiran kritis untuk menyesuaikan data arkeologi dengan data alkitabiah, sebagai alat kontrol untuk konteks sejarah dan alat menghasilkan informasi historis yang lebih akurat bagi pendengar agar penerapan lebih akurat.
Implementasi Pemuridan Kristen Dalam Keluarga di Era Disrupsi Yonathan Wingit Pramono; Sari Saptorini; Jhon Leonardo Presley Purba
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.795 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i2.35

Abstract

Abstrak: Keluarga merupakan dasar dan tempat utama pemuridan Kristen untuk mewujudkan pertumbuhan rohani anak-anak Kristen agar siap menghadapi tantangan kehidupan di era disrupsi seperti saat ini. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana implementasi pemuridan Kristen di dalam keluarga di era disrupsi saat ini. Hasil penelitian menyimpulkan bawah pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi merupakan hal yang esensial dan krusial. Orang tua berperan penting melakukan pemuridan Kristen dalam keluarga untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak Kristen menjadi generasi yang konsisten dan bertumbuh dalam iman kepada Tuhan dan menjadi murid Kristus yang sejati. Menjadi dewasa dalam kepribadian, kerohanian dan moralitas sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam aspek negative dari perkembangan teknologi informasi digital saat ini. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam implementasi pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi untuk menghindari distraksi atau disrupsi dari berbagai informasi media digital yang ada, sebaliknya harus menyediakan waktu yang khusus untuk melakukan pemuridan dengan memanfaatkan perkembangan digitalisasi teknologi informasi di era disrupsi secara positif. Salah satunya melakukan pemuridan keluarga secara virtual. Dengan demikian pemuridan Kristen dalam keluarga tetap dapat dilakukan walaupun orang tua dan anak terpisah jarak dan tempat.Abstract: The family is the basis and the main place for Christian discipleship to realize the spiritual growth of Christian children so that they are ready to face the challenges of life in this era of disruption. Using a descriptive qualitative approach with a literature study method. This study aims to answer research questions about how to implement Christian discipleship in families in the current era of disruption. The results of this study conclude that Christian discipleship in families in the era of disruption is essential and crucial. Parents play an important role in carrying out Christian discipleship in the family to educate and direct Christian children to become a generation that is consistent and grows the faith in God and becomes the true disciples of Christ. Become mature in personality, spirituality and morality so that it is not easy to fall into the negative aspects of the development of digital information technology today. It takes commitment and consistency in the implementation of Christian discipleship in families in the era of disruption to avoid distraction or disruption from various existing digital media information, on the contrary, must provide special time for discipleship by utilizing the development of digitalization of information technology in the era of disruption in a positive way. One of them is doing virtual family discipleship. Thus, Christian discipleship in the family can still be done even though parents and children are separated by distance and place.
Tantangan Humanisme dalam Era Disrupsi Sebagai Sosio-Pluralisme Iman Kristen Yonathan Wingit Pramono; Aji Suseno
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.773 KB)

Abstract

Humanisme adalah sebuah topik yang selalu menuai perdebatan, kata ini bukanlah sebuah istilah dengan pemaknaan tunggal yang mudah disepakati. Era disrupsi menjadi fokus yang utama seiring dengan perkembangan teknologi media masa secara daring dibandingkan dengan humaniora, dan sejarah. Dalam pembahasan tulisan ini akan meneliti dan membahas tantangan humanisme dalam era disrupsi sebagai sosio pluralisme iman Kristen. Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian paper ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Dengan kesimpulan tantangan humanisme dalam era disrupsi sebagai sosio pluralisme iman Kristen bagi kehidupan manusia dalam pandangan sosiologis, melalui setiap perkembangan teknologi manusia akan mengalami perubahan yang sekarang dikenal dengan disrupsi. Dimana era disrupsi membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia, yang berdampak pada perubahan tatanan sosial secara struktural. Humanisme menekankan   otonomi   manusia   sebagai penentu     diri     sendiri     dalam     segala aspeknya. Sosio pluralisme yang dipayungi   oleh   ide   humanisme   sering menggiring manusia kepada kebergantungan   pada   diri   sendiri   dan sangat individualistik. Mereka tidak ingin control   dari   luar,   bahkan   oleh   Allah sekalipun. Dalam  hal  ini, harus dipahami dalam Iman Kristen dengan nilai-nilai  Kristen  yang  bersumber  dari kebenaran Allah. 
Problematika Etis Penyalahgunaan Dana Bantuan Mengatasnamakan Kemanusiaan Yonathan Wingit Pramono; Priyantoro Widodo
APOSTOLOS Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v1i2.64

Abstract

The protracted conflict between Israel and Palestine until now, heated up again after the incident at the Al Aqsa Mosque, made many sympathetic people to raise aid funds, using the momentum in this incident. Misuse of aid funds in the name of Palestine is likely to occur, with the phenomenological method of seeking information on various social media with events that occur in the community, so that the misuse of aid funds in the name of Palestine is reduced and can be distributed properly. regents, can make fundraising activities right on target and carried out with clear reports to the community in their management.