Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh berbagai sistem tanam terhadap fisiologi, pertumbuhan, dan hasil tiga kultivar tanaman padi di dataran medium Farhan Fadhillah; Yuyun Yuwariah; Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin
Kultivasi Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i1.31532

Abstract

Abstrak. Terdapat permasalahan dan kendala produksi padi (Oryza sativa L.) seperti luas lahan yang semakin sempit juga sistem budidaya yang masih tradisional. Sawah dataran medium dapat dijadikan perluasan lahan meskipun suhu lebih rendah dibandingkan dataran rendah yang menyebabkan pertumbuhan dan hasil rendah. Perlakuan sistem tanam Legowo dengan penggunaan kultivar unggul diharapkan mampu meningkatkan hasil padi di dataran medium. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi dari sistem tanam Legowodengan benih padi kultivar unggul (Ciherang, IR64, dan Mekongga). Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 – Mei 2020 di lahan persawahan Bojongsoang, Kab. Bandung, Jawa Barat dengan ketinggian 662 meter di atas permukaan laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian adalah rancangan petak terbagi, yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu kultivar padi (Ciherang, IR64, dan Mekongga) sebagai petak utama, sementara faktor kedua yaitu sistem tanam (tegel, Legowo 2:1, Legowo 4:1 tipe 1, dan Legowo 4:1 tipe 2) sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan sistem jajar Legowo dan kultivar unggul padi terhadap konduktan stomata dan tinggi tanaman pada umur 6 minggu setelah tanam. Kombinasi sistem Legowo 2:1 dengan kultivar unggul Ciherang memiliki hasil paling tinggi 11,63 kg per petak atau setara dengan 9,69 ton per hektar.Kata Kunci: Ciherang, IR64, Kultivar unggul, Mekongga, Padi, Sistem tanam jajar Legowo Abstract. There are problems on rice production (Oryza sativa L.) such as decreasing land area and the traditional cultivation system. Medium land rice fields can be used as land expansion even though its temperature is lower than the lowlands which causes low growth and yields. The treatment of the row systems with the use of superior cultivars was expected to increase rice yields in medium land. This study aims to study the interaction of the row system with superior cultivar rice seeds (Ciherang, IR64, and Mekongga). The research was conducted in December 2019 - May 2020 in the Bojongsoang rice fields, Bandung, West Java with an altitude of 662 meters above sea level. The method used experimental whose design was a split plot design. The treatment consisted of two factors and three replications. The first factor was rice cultivars (Ciherang, IR64, and Mekongga) as the main plot, while the second factor was the row systems (squares, Legowo 2:1, Legowo 4:1 type 1, and Legowo 4:1 type 2) as subplots. The results showed that there was an interaction between the Legowo row system treatment and superior rice cultivars on the stomatal conductance and plant height at 6 weeks after planting. The combination of the Legowo 2:1 system with the superior cultivar of Ciherang had the best yield of 11.63 kg per plot or the equivalent of 9.69 tonnes per hectare.Keywords: Ciherang, High-yield cultivars, IR64, Jajar Legowo row system, Mekongga, Rice
Respon pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pada panen awal akibat pemberian dosis pupuk biosilika dan paklobutrazol di lahan kering Jatinangor Ruminta Ruminta; Tati Nurmala; Yuyun Yuwariah; Nita Yuliani Pratiwi
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.865 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18438

Abstract

Sari. Hanjeli (Coix lacryma-jobiL) merupakan salah satu tanaman pangan alternatif dan tanaman fungsional. Hanjeli belum sepenuhnya dimanfaatkan petani salah satunya karena tanaman yang cukup tinggi dan memiliki umur cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk biosilika dan konsentrasi  paklobutrazol yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut dipanen awal (matang kuning). Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2017-Januari 2018 di Ciparanje, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi yang terdiri dari petak utama pupuk biosilika dengan dosis 0 kg/ha; 100 kg/ha; 200 kg/ha dan anak petak paklobutrazol dengan konsentrasi 0 ppm; 1250 ppm; 1500 ppm, diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pupuk biosilika dan paklobutrazol terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli. Perlakuan tanpa pupuk biosilika memberikan hasil yang sama dengan pupuk biosilika 100 kg/ha pada jumlah daun 10 MST. Pemberian paklobutrazol tidak memberikan pengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut. Kata Kunci: Hanjeli (Coix lacryma-jobi L), pupuk biosilika, paklobutrazol Abstract. Job's tears (Coix lacryma-jobi L.) are one of alternative food crops and functional crops. Job's tears has not been popular in farmers because crops are tall, long life, and low productivity. This study aims to determine the dosage of biosilica fertilizer and concentration of paclobutrazol which can give the best effect on growth and yield of job’s tears at early harvest. The experiment was conducted from August 2017 – January 2018, at Ciparanje research station, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang. This research used Split Plot Design. Main plot was dosages of biosilica (0 kg/ha, 100 kg/ha; 200 kg/ha), and subplot was paclobutrazol concentrations (0 ppm, 1250 ppm, 1500 ppm) with three replications. The results showed that there was no interaction between biosilica and paklobutrazol. Treatment without biosilica fertilizer gave a significant effect on the number of leaf at 10 weeks after planting. The treatment of paclobutrazol did not have a significant effect on the growth and yield of job’s tears. Keywords: biosilica fertilizer, job’s tears, paclobutrazol
Pola Pewarisan Karakter Jumlah Berkas Pembuluh Kedelai Yulia Alia; A. Baihaki; Nani Hermiati; Yuyun Yuwariah
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6820

Abstract

Jaringan pembuluh yang tersusun dalam berkas-berkas pembuluh mempunyai peranan penting terhadap peningkatan hasil kedelai. Dalam pemuliaan tanaman, heritabilitas, dan pola pewarisan suatu karakter merupakan parameter genetik yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan proses seleksi dan penggabungan karakter-karakter penting ke dalam suatu genotipe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai duga heritabilitas karakter jumlah berkas pembuluh, dan pola pewarisannya. Percobaan lapangan dilakukan di Sanggar Penelitian, Latihan, dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat 960 m dpl, jenis tanah Ultisol dengan pH rata-rata 5.7, tipe curah hujan B menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, dari bulan April 2003–Agustus 2003). Hasil percobaan menunjukkan bahwa nilai duga heritabilitas arti luas karakter jumlah berkas pembuluh untuk populasi bersegregasi adalah 0.40 pada populasi I dan 0.48 pada populasi II. Nilai duga heritabilitas arti sempit adalah 0.32 pada populasi I dan 0.46 pada populasi II. Pola pewarisan karakter jumlah berkas pembuluh mengikuti pola segregasi Mendel dengan rasio 3:1, menunjukkan bahwa karakter ini dikendalikan minimal oleh sepasang gen dengan aksi gen aditif dominan.
PENGEMBANGAN PRODUKSI PERTANIAN LAHAN KERING DENGAN SISTEM LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) DI DESA CIGADOG, DAN MANDALAGIRI KECAMATAN, LEUWISARI KABUPATEN TASIKMALAYA Yuyun Yuwariah
Dharmakarya Vol 4, No 2 (2015): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.722 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v4i2.10037

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat program KKNM PPMD Integratif Periode Januari-April 2014 denganjudul “Pengembangan Produksi Pertanian Lahan Kering dengan Sistem Low External Input SustainableAgriculture (LEISA) di Desa Cigadog dan Mandalagiri Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya”telah dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalammengembangkan pertanian di lahan kering dengan sistem LEISA. Hasil evaluasi menunjukkan bahwasecara umum, program penyuluhan telah berhasil karena adanya peningkatan sasaran antara strategisdari tidak tahu menjadi tahu dan terampil, beberapa sasaran antara strategis yang diberi penyuluhanmenyatakan ketertarikan untuk menggunakan sistem LEISA dengan memenfaatkan potensi local untukproduksi tanaman yang mereka usahakan khususnya di lahan kering, dan akan menularkan ilmunya kepetani lainnya. Salah satu masalah yang masih menjadi kendala dalam mendukung untuk merealisasikanpotensi tersebut adalah terbatasnya petugas penyuluh pertanian yang harus melayani daerah yang cukup luassehingga pembinaan terhadap petani kurang maksimal 
Respons fisiologi pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut terhadap cekaman kekeringan Yuyun Yuwariah; Sheli Mustikasari Dewi; Warid Ali Qosim; Anne Nuraini
Jurnal Agro Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/4590

Abstract

Jawawut merupakan salah satu tanaman pangan lokal Indonesia yang belum banyak dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotip jawawut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil pada berbagai tingkat pemberian air di rumah plastik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari tiga macam genotip yaitu genotip 44, 46, dan 48. Anak petak terdiri dari tiga taraf kapasitas lapang  yaitu 75%, 50% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian air 25% kapasitas lapang berpengaruh paling buruk terhadap  proses fisiologis pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut. Genotip 44 dan 46, pada pemberian air 50 % KL menghasilkan  konduktan stomata terbaik. Genotip 46 dan 48 memberikan pengaruh paling baik terhadap proses fisiologis pertumbuhan dan hasil jawawut yaitu jumlah anakan per rumpun.ABSTRACTMillet is one of Indonesia's local food crops that has not been widely developed as food sources. The purpose of this study was to obtain the genotypes of millet which gave the best effect on the growth and yield at various levels of water supply in the plastic house. The study was conducted from June to September 2017 at the Experimental Station of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The research used the Split Plot Design with three replications. The main plot factor consisted of three levels of treatment; genotypes 44, 46, and 48. The subplot factor consisted of three stages of different treatment of the field capacity; 75%, 50% and 25%. The results showed the treatment of 25% water to field capacity had the worst effect on the physiological process of growth and yield of three millet genotypes. Genotypes 44 and 46, at 50% field capacity, produced the best stomatal conductance. Genotype 46 and 48 showed the best response to the physiological processes for the number of tillers.
APLIKASI KOMBINASI KOMPOS JERAMI, KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK HAYATI UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH POPULASI BAKTERI PENAMBAT NITROGEN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI BERRBASIS IPAT-BO Ferina Rosiana; Tien Turmuktini; Yuyun Yuwariah; Mahfud Arifin; Tualar Simarmata
Agrovigor Vol 6, No 1 (2013): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.224 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v6i1.1461

Abstract

Penelitian untuk mengetahui efek pemberian kombinasi kompos jerami dengan Azolla dan pupuk hayati majemuk terhadap peningkatan populasi bakteri penambat N dan produktivitas tanaman padi dengan teknologi IPAT-BO dilaksanakan dari bulan April hingga Juli 2012 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian + 740 m dpl. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan dua belas perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari (A) tanpa kompos jerami, (B) kompos jerami 2,5 ton ha-1, (C) kompos jerami 5 ton ha-1, (D) kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (E) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (F) kompos jerami 5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (G) pupuk hayati 400 g ha-1, (H) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (I) kompos jerami 5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (J) kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (K) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (L) kompos jerami 5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1.Aplikasi perlakuan kompos jerami, kompos Azolla dan pupuk hayati majemuk memberikan pengaruh terhadap populasi penambat N (Azotobacter sp. dan Azospirilium sp.) dan produktifitas tanaman padi. Aplikasi kompos jerami 2,5 ton ha-1 dengan pupuk hayati 400 g ha-1 memberikan hasil GKP yaitu 64,39 g tanaman-1 (6,13 ton ha-1). Kata kunci: IPAT-BO, kompos Azolla, kompos jerami, pupuk hayati.
TEKNIK PENGATURAN AIR PADA INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI-BERBASIS ORGANIK (IPAT-BO) UNTUK MENINGKATKAN POPULASI RHIZOBACTERIA, EFISIENSI PENGGUNAAN AIR, PERAKARAN TANAMAN, DAN HASIL TANAMAN PADI Hingdri -; Tien Turmuktini; Yuyun Yuwariah; Tati Nurmala; Tualar Simarmata
Agrovigor Vol 6, No 1 (2013): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.918 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v6i1.1462

Abstract

Teknik pengaturan air pada budidaya tanaman padi melalui Intensifikasi Padi Aerob Terkendali-Berbasis Organik (IPAT-BO) perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui aktivitas rhizobacteria, tingkat efisiensi penggunaan air, perkaran tanaman, dan hasil tanaman pada berbagai teknik pengaturan air.Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti, Tanjungsari pada inceptisol pada skala pot plastik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 16 perlakuan dan diulang tiga kali, yaitu terdiri dari kombinasi antara perlakuan air dan empat varietas. Perlakuan air: tinggi muka air + 5cm, 0 cm, – 5 cm dan  – 10 cm. Empat varietas: Ciherang, Sintanur, Inpari 13 dan Fatmawati..Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruhnyata terhadap populasi Rhizobacteria, perkembangan akar, dan hasil tanaman. Perlakuan tinggi muka air – 10 cm varietas Fatmawati memberikan hasil tertinggi pada volume akar 186,67 ml, populasi bakteri Azotobacter sp. (1,43 x 1010 CFU g-1), bakteri pelarut fosfat (6,07 x 108 CFU g-1), hasil tanaman tertinggi 95,9 g rumpun-1 setara dengan 9,14 ton ha-1 serta meningkatkan efisiensi penggunaan air 47,1 % dibandingkan dengan pengenangan 5 cm.Kata kunci:  Teknik pengaturan air, efisiensi penggunaan air, IPAT-BO, populasi rhizobakteria
Karakterisasi dan Kekerabatan 23 Genotip Jawawut (Setaria italica L. Beauv) yang Ditanam Tumpangsari dengan Ubi Jalar Berdasarkan Karakter (Agromorfologi Characterization and Relationship of 23 Foxtail Millet (Setaria italica L. Beauv) Genotypes Intercropped With Sweet Potato Based on Agromorphological Traits) Warid Ali Qosim; Alan Randall; Yuyun Yuwariah; Anne Nuraini; Tati Nurmala; Aep Wawan Irwan
JURNAL PANGAN Vol. 25 No. 1 (2016): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v25i1.303

Abstract

Diversifikasi pangan lokal merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi krisis pangan akibat pertambahan jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun. Produksi dan pengembangan jawawut di Indonesia masih tergolong rendah karena terbatas oleh ketersediaan lahan. Tumpangsari merupakan praktek pertanian berkelanjutan dan alternatif dalam pengembangan jawawut di Indonesia. Namun, sistem tanam tumpangsari dapat menyebabkan kompetisi antar tanaman. Strategi untuk mengurangi tingkat kompetisi antar tanaman dapat dilakukan dengan penanaman dua jenis tanaman yang mempunyai morfologi, perakaran dan umur panen yang berbeda. Budidaya jawawut dan ubi jalar tidak membutuhkan irigasi. Berdasarkan informasi tersebut, jawawut dan ubi jalar dapat dibudidayakan secara tumpangsari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter agromorfologi yang memberikan kontribusi yang nyata terhadap keragaman 23 genotip jawawut yang ditanam secara tumpangsari dengan ubi jalar. Hasil penelitian menunjukkan koefisien ketidakmiripan yang terbentuk di antara 23 genotip jawawut yang diamati karakter agromorfologinya yaitu berkisar antara 0,24 - 2,34, dan membagi dua klaster utama, yaitu klaster A dan B. Karakter tinggi tanaman 14 hst, 28 hst, 42 hst dan 56 hst, jumlah daun 14 hst dan 42 hst, indeks luas daun 49 hst dan umur panen merupakan karakter yang memberikan kontribusi terhadap keragaman paling tinggi yaitu sebesar 46,82 persen.Local food diversification is one of attempt to anticipate food crisis due to population growth in Indonesia every year. Production and development of millet in Indonesia is still relatively low because it is limited by the availability of land. Intercropping is sustainable and alternative farming practices in the development of millet in Indonesia. However, intercropping system may be occur competition between plants. Strategies to reduce the level of competition between plants by planting two types of plants which have different morphology, root and harvesting time. Cultivation of millet and sweet potatoes do not require irrigation. Based on the information millet and sweet potatoes can be cultivated intercropped. The purpose of this study was to determine the agromorplogical traits which make a significant contribution to the diversity of 23 genotypes of millet were planted with sweet potatoes. Result showed that dissimilarity coefficient between 23 genotypes of millet were 0,24 to 2,34, and split two main clusters, cluster A and B. Plant height at 14 DAP, 28 DAP, 42 and 56 DAP, leaf number at 14 DAP and 42 DAP, leaf area index at 49 DAP and harvesting time were the highest character which contributes to the diversity, 46,82 percent. 
Seleksi Jagung Hibrida Pada Sistim Tumpang Sari dengan Kedelai Berdasarkan Karakter Morfo-agronomi dengan GYT Analysis Moh Ali Abdullah; Meddy Rachmadi; Yuyun Yuwariah; Ade Ismail; Noladhi Wicaksana; Dedi Ruswandi
Zuriat Vol 34, No 1 (2023): Mei, 2023
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v34i1.46669

Abstract

Kebutuhan jagung nasional cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring semakin menurunnya luas lahan pertanian. Tumpang sari dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi jagung dalam efisiensi penggunaan lahan pertanian yang semakin berkurang. Varietas toleran tumpang sari dapat dihasilkan melalui penggunaan plasma nutfah yang memiliki variabilitas dan heritabilitas yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui informasi mengenai parameter genetik serta hibrida jagung toleran terhadap penanaman tumpang sari dan berdaya hasil tinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan petak terbagi (Split Plot Design). Petak utama yaitu pola tanam yang terdiri dari tiga taraf yakni jagung tunggal, tumpang sari dengan kedelai dan tumpang sari dengan ubi jalar, sedangkan anak petak yaitu genotipe terdiri dari 20 genotipe Jagung Hibrida Padjadjaran dan 4 varietas cek. Analisis data penelitian menggunakan analisis Genotype by Yield*Trait (GYT) Biplot. Hasil penelitian berdasarkan GYT biplot menunjukkan genotipe dengan nilai terbaik pada tumpang sari jagung+kedelai adalah H13, H10, C2, H1 dan H8.