This Author published in this journals
All Journal Kultivasi
Fiky Yulianto Wicaksono
faperta unpad

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Respons tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida terhadap aplikasi paraquat pada lahan tanpa olah tanah (TOT) Agus Wahyudin; Dedi Widayat; Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Abdulah Hafiz
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.484 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18989

Abstract

Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil tanaman jagung akibat persiapan lahan dengan menggunakan herbisida paraquat pada lahan tanpa olah tanah (TOT), serta memperoleh dosis yang tepat yang dapat digunakan dalam budidaya jagung untuk menggantikan olah tanah sempurna (OTS). Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat ± 750 meter diatas permukaan laut  dan ordo tanah Inceptisol serta tipe curah hujan C3 menurut Oldeman (1975). Percobaan dilaksanakan dari bulan Mei 2017 hingga Agustus 2017.  Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 6 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut : Perlakuan TOT + Herbisida Paraquat Diklorida Dosis 207g/L, TOT + Herbisida Paraquat Diklorida  Dosis 276g/L, TOT + Herbisida Paraquat Diklorida Dosis  345g/L, TOT + Herbisida Paraquat Diklorida Dosis  414g/L, TOT + Penyiangan Manual, dan  Kontrol (OTS). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian herbisida paraquat 414 g/L untuk persiapan lahan dengan TOT pada tanaman jagung  dapat menyamai OTS.Kata kunci : Paraquat , Persiapan lahan, Jagung, Tanpa olah tanah  Abstract. This study aims to determine growth and yield of maize caused by land preparation using paraquat herbicide at zero tillage, then find the best dosage of paraquat that can be replaced full tillage in maize cultivation. The experiment was conducted at the experimental field Ciparanje, Faculty of Agriculture, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java at ± 750 meters above sea level, soil order was Inceptisols, the type of rainfall was C3 according Oldemann classification. The experiment conducted from May 2017 until August 2017. It used  randomized block design that consisted of 6 treatments and repeated four times. The treatments were: zero tillage + Paraquat Dicloride at the dosage 207g/L, zero tillage + Paraquat Dicloride at the dosage 276g/L, zero tillage + Paraquat Dicloride at the dosage 345g/L, zero tillage + Paraquat Dicloride at the dosage 414g/L, zero tillage +  weeding manual, and full tillage as control. The results of the experiments showed that application of paraquat 414 g/L can replace full tillage.Keyword : Land preparation, Paraquat, Maize, Zero tillage
Perbandingan pengukuran luas daun kedelai dengan metode gravimetri, regresi dan scanner Aep Wawan Irwan; Fiky Yulianto Wicaksono
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.419 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14448

Abstract

Luas daun merupakan salah satu parameter penting yang diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.), oleh karena itu diperlukan teknik pengukuran yang cepat dan tepat. Dengan mengetahui luas daun, maka akan diketahui indeks luas daunnya dengan cara membaginya dengan luas kanopi tanaman. Selain pengukuran dengan menggunakan Leaf Area Meter,  pengukuran dengan menggunakan metode dasar (gravimetri) masih sering dipergunakan. Penggunaan metode lainnya adalah dengan cara regresi dan penggunaan alat scanner, dimana metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pelaksanaan pengukuran luas daun kedelai ini digunakan tanaman kedelai kultivar Anjasmoro yang ditanam di polybag di Kebun Percobaan Hidroponik Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan September sampai dengan bulan November 2016.  Setelah dilakukan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa metode regresi dan metode scanner mendapatkan hasil pengukuran luas daun kedelai yang lebih teliti dibandingkan dengan metode gravimetri. Perlu disarankan penggunaan leaf area meter untuk kalibrasi terhadap tingkat ketelitian dari ketiga metode yang diuji. Kata kunci : luas daun, kedelai, gravimetri, scanner