This Author published in this journals
All Journal Kultivasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Respons konduktansi stomata beberapa genotipe tebu sebagai parameter toleransi terhadap stress abiotik Mochamad Arief Soleh; Ranu Manggala; Yudithia Maxiselly; Mira Ariyanti; Intan Ratna Dewi Anjarsari
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.873 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14455

Abstract

Peningkatan produksi tebu saat ini akan terhambat dengan adanya fenomena pemanasan global yang disertai dengan perubahan iklim hingga mempengaruhi sebaran air hujan.  Akibatnya musim hujan sering terjadi secara sporadis dan kurang dapat diprediksi. Di sisi lain kondisi lahan kebanjiran akibat genangan air berpotensi menyebabkan stress abiotik pada tanaman tebu yang secara langsung berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Salahsatu sifat fisiologis yang berkaitan erat dengan ketahanan stress abiotik adalah respons konduktansi stomata (gs) sebagai representatif proses metabolisme tanaman berupa fotosintesis. Beberapa varietas tebu ditanam dalam kondisi genangan air memperlihatkan perbedaan nilai gs dari 240 mmol H2O·m-2·s-1 untuk Kidang Kencana (KK) sebagai varietas lokal sampai 516 mmol H2O·m-2·s-1 untuk PS921 sebagai varietas terbarukan. Perbedaan respons gs ini selaras dengan peningkatan suhu kanopi tanaman pada perlakuan genangan dibanding tanaman tanpa genangan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi para pemulia tanaman tebu dalam merakit tanaman yang lebih tahan stress abiotik berupa genangan air. Kata kunci: konduktansi stomata, tebu, cekaman abiotik, genangan.
Penurunan nilai konduktansi stomata, efisiensi penggunaan cahaya, dan komponen pertumbuhan akibat genangan air pada beberapa genotip tanaman tebu Mochamad Arief Soleh; Intan Ratna Dewi Anjarsari; Santi Rosniawaty
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.22471

Abstract

AbstrakFenomena perubahan iklim mempengaruhi distribusi hujan yang tidak merata. Kelebihan air hujan di lahan akan menyebabkan genangan air karena sistem drainase lahannya kurang baik yang berdampak terganggunya pertumbuhan dan hasil tanaman tebu. Dalam kondisi tergenang (G), jumlah anakan beberapa genotip tebu menurun bila dibandingkan dengan kondisi tanpa genangan (TG) pada 77 hari setelah penggenangan (HSP), kecuali genotip tebu GMP1. Jumlah anakan tersebut berkisar antara 6,7 untuk genotip KK sampai 10,3 anakan untuk genotip GMP1. Sedangkan pada kondisi tanpa genangan kisaran jumlah adalah 8 untuk genotip PS864 sampai 13,7 untuk genotip KK. Kondisi genangan air juga telah menurunkan nilai konduktansi stomata (gs) pada semua genotip tebu yang diamati pada 7 HSP yang nilainya berkisar 239,5 mmol H2O·m-2·s-1untuk genotip KK sampai 516,2 mmol H2O·m-2·s-1untuk genotip PSJT941. Genotip yang memiliki nilai perbedaan gs yang kecil pada perlakukan G dan TG seperti GMP1, cenderung memiliki jumlah anakan lebih banyak dibanding genotip yang lainnya. Cekaman abiotik seperti genangan telah mempengaruhi respons tinggi tanaman dan efisiensi penggunaan radiasi cahaya (RUE), dimana kondisi genangan telah meningkatkan tinggi tanaman dan nilai RUE menunjukkan tanaman dapat  beradaptasi dalam kondisi kekurangan oksigen tanah dengan mempertinggi bagian pupus dan memperpanjang akar. Penelitian ini telah menunjukkan beberapa sifat adaptif dalam kondisi genangan air pada beberapa genotip tebu yang nantinya dapat menjadi referensi pemulia tebu dalam merakit tebu toleran genangan dimasa datang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi faktor-faktor yang mendasari perbedaan respons dari beberapa genotip tebu dalam kondisi genangan dan atau kekeringan.Kata kunci: genangan, tebu, jumlah anakan, konduktansi stomata AbstractPhenomenon of climate change has been affecting imbalance rainy distribution at many places. Moreover, excessive rainfall in the field has often occurring waterlogging due to poor soil drainage system. This condition is affecting plant growth and yield. Tiller number of four sugarcane genotips grown under waterlogging (WL) tended to be reduce compared to well watered condition (WW) at 77 days after treatment (DAT) of WL except genotip of GMP1. It ranged from 6.7 of KK (Kidang Kencana) to 10.3 of GMP1, while under WW it ranged from 8 of PS864 and GMP1 to 13.7 of KK. WL condition has reduced stomatal conductance of all genotips at 7 DAT that ranged from 239.5 mmol H2O·m-2·s-1of KK to 516.2 mmol H2O·m-2·s-1 of PSJT941. Smaller difference in gs between 0 and 7 DAT of WL tended to be higher in tiller number such as in GMP1. Abiotic stresses of WL had affected to plant height and radiation use efficiency (RUE), there were higher in plant height and RUE under WL condition showed plant had adapted to cope limiting factor of soil oxygen content by produce higher in root and or shoot. This study showed adaptation trait of sugarcane genotips under WL condition, which is some of the traits could be taken for sugarcane breeding program in the future. Further research is needed to clarify wider of physiological factor affecting growth and development of sugarcane under WL and Drought condition.Keywords: waterlogging, sugarcane, tiller number, stomatal conductance.
Respons pertumbuhan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) dengan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik berbeda dosis Mira Ariyanti; Mochamad Arief Soleh; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.75 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11543

Abstract

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi dan potensial untuk terus dikembangkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas aren di Indonesia adalah dengan  pemupukan. Pupuk anorganik yang lazim diaplikasikan pada tanaman aren  memiliki kecenderungan untuk merusak kualitas tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk  untuk mengembalikan kesehatan tanah dengan cara mengimbangi pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik. Penelitian ini  dilakukan di kebun percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Oktober 2016 - Desember  2016. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok terdiri dari enam kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak empat kali. Perlakuan meliputi  tanpa pupuk, pupuk organik 100%, pupuk anorganik 100%, 25% pupuk organik + 75% pupuk anorganik, 50% pupuk organik + 50% pupuk anorganik, dan 75% pupuk organik + 25% pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 25% - 50% pupuk organik yang dikombinasikan dengan 50%-75% pupuk anorganik berpengaruh baik terhadap pertumbuhan aren TBM terutama pada parameter rata-rata pertambahan tinggi tanaman, rata-rata pertambahan lilit batang dan rata-rata pertambahan jumlah daun. Kata Kunci : Aren,  pupuk anorganik, pupuk organik
Faktor yang mendasari overestimasi pengukuran gas exchange tanaman dengan menggunakan Photosynthesis Analyzer Li-6400 Mochamad Arief Soleh
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.393 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11546

Abstract

Salah satu tujuan penelitian adalah dihasilkannya data penelitian yang valid dan terpercaya. Semuanya itu tentu memerlukan usaha keras dalam memahami topik penelitian, serta memahami cara kerja alat penelitian yang akan digunakan. Beberapa kesalahan yang penulis temui dalam mengukur laju fotosintesis tanaman atau gas exchange dengan alat LI-6400 adalah ditemukannya overestimasi pengukuran. Seperti ditemukan pada dua publikasi jurnal, misalnya laju fotosintesis tanaman bawang merah mencapai 97-158 μmol CO2 m-2 s-1 dan laju fotosintesis jangung mencapai 85 – 100 μmol CO2 m-2 s-1. Secara umum tanaman C4 (Jagung) memiliki laju fotosintesis jauh lebih tinggi dibanding tanaman C3 (Bawang). Ada dua faktor kemungkinan yang menyebabkan terjadinya overestimasi dalam mengestimasi pengukuran fortosintesis dengan menggunakan alat portable fotosintesis LI-6400 ini, pertama: faktor pengguna seperti kurang informasi berkenaan response fotosintesis tanaman, kesalahan teknis pemasangan alat serta kekurang hati-hatian dalam menggunakan alat. Kedua, faktor sample daun yang diukur seperti: laju pembukaan stomata sangat minim, kondisi daun terlalu muda atau tua, serta daun terlalu banyak disentuh fisik (tangan) sehingga stomata menutup. Untuk menghindari hal tersebut hendaknya para peneliti yang menggunakan alat portable fotosintesis ini agar lebih memahami informasi fisiologis tanaman yang diukurnya, memahami protokol penggunakan alat, serta memahami bagaimanan memilih daun sample terbaik untuk dijadikan wakil dari  proses fisiologi tanaman. Dengan demikian estimasi nilai fotosintesis tanaman akan lebih akurat.Kata Kunci: gas exchange, fotosintesis, LI-6400, overestimasi
Respons pertumbuhan biomassa bagian atas bibit kelapa sawit akibat pemberian kompos pelepah kelapa sawit, pupuk hayati, dan asam humat Mira Ariyanti; Esnakelga Bernadetha Keliat; Cucu Suherman; Santi Rosniawaty; Mochamad Arief Soleh
Kultivasi Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i3.37975

Abstract

AbstrakPemberian pupuk anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi penggunaan secara terus menerus menyebabkan dampak kurang baik bagi tanaman dan lingkungan pertanaman. Penelitian ini berkaitan dengan pentingnya penggunaan pupuk organik dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan biomassa bagian atas bibit kelapa sawit akibat pemberian kompos pelepah kelapa sawit yang dikombinasikan dengan pupuk hayati dan asam humat. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan Januari – Juli 2020. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan, yaitu (A) 10 g pupuk anorganik, (B) 10 g pupuk hayati, (C) 25 mL asam humat, (D) 800 g kompos pelepah kelapa sawit + 5 g pupuk hayati, (E) 800 g kompos pelepah kelapa sawit + 10 g pupuk hayati, (F) 800 g kompos pelepah kelapa sawit + 25 mL asam humat, (G) 1600 g kompos pelepah kelapa sawit + 5 g pupuk hayati, (H) 1600 g kompos pelepah kelapa sawit + 10 g pupuk hayati, (I) 1600 g kompos pelepah kelapa sawit + 25 mL asam humat. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan pemberian 1600 g kompos pelepah kelapa sawit yang dikombinasikan dengan 10 g pupuk hayati mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit, lilit batang, dan kandungan klorofil daun berturut-turut sebesar 62,67%, 25,88% dan  24,30% pada enam bulan setelah perlakuan.Kata Kunci: bibit kelapa sawit, kompos pelepah kelapa sawit, pupuk hayati, asam humat AbstractThe application of inorganic fertilizer is able to improve the plant growth, however, its application continuously stimulate negatice impact for both plant and environment. This research relates to the importance of using organic fertilizers in reducing the use of inorganic fertilizers as a step towards realizing sustainable oil palm plantations. This research aimed to determine the growth response of upper biomass of oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) seedlings due to application of oil palm frond compost, biofertilizer and humic acid. The experiment was conducted at Ciparanje Field of Experiment, Padjadjaran University, from January until July 2020. Experiment design used was randomized block design (RDB) with nine treatments and each treatment was replicated three times. The treatments consisted of (A) 10 g inorganic fertilizer, (B) 10 g biofertilizer, (C) 25 mL humic acid, (D) 800 g oil palm frond compost and 5 g biofertilizer, (E) 800 g oil palm frond compost and 10 g biofertilizer, (F) 800 g oil palm frond compost and 25 mL humic acid, (G) 1600 g oil palm frond compost and 5 g biofertilizer, (H) 1600 g oil palm frond compost and 10 g biofertilizer, (I) 1600 g oil palm frond compost and 25 mL humic acid. The results of this research showed that combination of 1600 g oil palm frond compost and 10 g biofertilizer was able to increase plant height up to 62.67 %, the stem diameter up to 25.95 % and increased chlorophyll content up to 24.30 % at 6 months after treatment.Keywords: oil palm seedling, oil palm frond compost, biofertilizer, humic acid
Application of legume cover crop and various vermicompost dosages on young cinchona in the marginal area Yudithia Maxiselly; Mira Ariyanti; Mochamad Arief Soleh; Naufal Fikri
Kultivasi Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i3.41634

Abstract

AbstractCinchona (Cinchona ledgeriana Moens) is one of the important medicinal plants that have the potential to cultivate as herbal medicine. This plant grows well in highland areas. Developing cinchona plants in the marginal area needs effort and modification techniques such as planting legume cover crop (LCC) to maintain the humidity and supply nutrition by fertilizing. Vermicompost is one of the organic fertilizers with rich nutrition to support plant growth. This research aimed to observe the effect of a combination of Mucuna bracteata as LCC and vermicompost dosage on young cinchona growth in a marginal area. This research was carried out from September 2019 to March 2020 at the Ciparanje Experimental Station, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The experimental research was conducted using a Randomized Block Design (RBD) method, which consisted of 12 treatments which were a combination of legume cover crop (Mucuna bracteata) and vermicompost dosages (0 g, 200 g, 400 g, 600 g, 800 g, and 1000 g per plant), with four replications. The result showed that the doses of vermicompost fertilizer of 400 g per plant combined with M. bracteata as cover crop gave the highest value on the leaf number and stem diameter. In contrast, the best treatment for leaf chlorophyll content was 200 g per plant vermicompost without LCC planting. Thus, the application of vermicompost combined with the planting of Mucuna bracteata cover crop on young cinchona plants is strongly recommended.Keywords: Cinchona ledgeriana, Mucuna bracteata, organic fertilizer, plant growth. AbstrakTanaman kina (Cinchona ledgeriana Moens) merupakan tanaman obat-obatan penting yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat bahan alam. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran tinggi. Penanaman kina di wilayah marjinal memerlukan berbagai modifikasi seperti pemberian tanaman penutup tanah (LCC) untuk mempertahankan kelembaban tanah dan pemenuhan nutrisi melalui pemupukan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh kombinasi dari penggunaan Mucuna bracteata sebagai LCC dan dosis pupuk kascing pada pertumbuhan tanaman kina belum menghasilkan di wilayah marjinal. Penelitian ini dilakukan sejak September 2019 hingga Maret 2020 di kebun percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan yang terdiri dari kombinasi tanaman penutup tanah (LCC) yaitu Mucuna bracteata dan pupuk kascing (0 g, 200 g, 400 g, 600 g, 800 g and 1000 g) per tanaman yang diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan dosis pupuk kascing 400 g/tanaman yang dikombinasikan dengan Mucuna bracteata menghasilkan jumlah daun dan diameter batang tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan 200 g pupuk kascing tanpa LCC merupakan perlakuan dengan nilai klorofil daun tertinggi. Berdasarkan hasil tersebut, penggunaan pupuk kascing yang dikombinasikan dengan Mucuna bracteata sebagai LCC dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kina belum menghasilkan.Kata Kunci: Cinchona ledgeriana, Mucuna bracteata, pupuk organik, pertumbuhan tanaman.