Yudithia Maxiselly
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh asam humat dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan klon Sulawesi 1 Arkan Azis Kusuma; Santi Rosniawaty; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.247 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.19217

Abstract

Sari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam. Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.  Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi Abstract.Problem of cocoa crops in Indonesia is low productivity. One of causes is lack of nutrients in the young plant. Effort to solve that problem is providing organic fertilizer, such as cattle manure and humic acid. This research aimed to find out effect of organic fertilizer (humic acid and cattle manure) on the growth of cocoa plants (Sulawesi 1 Clone), 7 months after planting. The experiment was conducted from September to December 2017 at Ciparanje Experimental Field of Agriculture Faculty, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java at the altitude of ± 752 m above sea level (asl). The type of rainfall at the experimental site was type C, according to Schmidt and Fergusson classification. The experimental design used Randomized Block Design with nine treatments and three replications. The treatments consisted of no organic fertilizer treatment (control); humic acid at concentration of 5, 10, 15, and 20 mL.L-1; and cattle manure at doses of 5, 10, 15, 20 kg per planting hole. The result showed that organic fertilizers (humic acid and cattle manure) had same plant height with control, while cattle manure 10 kg increased number of leaves at 4 weeks after treatment (WAT) and 12 WAT. Keywords: cocoa, young plants, humic acid, cattle manureSari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam[a1] . Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.  Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi [a1] Kg  per …?
Skrining fitokimia cangkang dan kulit batang tanaman jengkol asal Ciamis Jawa Barat sebagai inisiasi obat diabetes mellitus berbahan alam Yudithia Maxiselly; Ade Ismail; Santi Rosniawaty; Intan Ratna Dewi Anjarsari
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.791 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12069

Abstract

Pengembangan obat bahan alam semakin meningkat karena mempertimbangkan pola masyarakat yang kini lebih memilih hidup back to nature.Jengkol merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat bahan alam. Kandungan jengkol yang bermanfaat yaitu asam amino, vitamin, mineral, juga zat lain seperti saponin, flavonoid, dan tannin sangat dibutuhkan manusia. Potensi jengkol lainnya adalah mampu menurunkan kadar gula dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit Diabetes Mellitus (DM). Bagian jengkol yang diteliti memiliki zat antidiabetes adalah kulit batang, cangkang buah dan bijinya. Penelitian ini bertujuan melihat kandungan fitokimia pada cangkang dan kuit batang jengkol asal Ciamis Jawa Baratyang telah berhasil dikoleksi oleh Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran sebagai tahap awal untuk dikembang-kannya jengkol sebagai salah satu obat bahan alam. Penelitian dilakukan pada November 2013 – Januari 2014 di Laboratorium Farmasi Unpad dengan menggunakan 12 sampel yang terdiri dari bagian cangkang dan kulit batang jengkol. Hasil pengujian menunjukan terdapat variasi dari kandungan fitokimia yang ada pada cangkang dan kulit batang jengkol. Sepuluh dari dua belas sampel memiliki kandungan fenolat dan terpenoid sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan alam yang salah satunya berfungsi  untuk menurunkan kadar gula darah. Kandungan lainnya yang terkandung pada sampel yang diuji adalah alkaloid, saponin, kuinon, dan flavonoid yang juga merupakan metabolit sekunder pada tanaman. Kata kunci : Jengkol ∙ Kandungan fitokimia ∙ Jawa Barat
Pola penyebaran tanaman jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain.) di Jawa Barat bagian selatan berdasarkan karakter morfologi Yudithia Maxiselly; D Ustari; Ade Ismail; Agung Karuniawan
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.643 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12007

Abstract

Jawa Barat bagian selatan memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah. Salah satu komoditas yang berpotensi dikembangkan di Jawa Barat bagian selatan adalah tanaman jengkol (Pithecellobium Jiringa (Jack) Prain.). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pola penyebaran tanaman jengkol di Jawa Barat bagian selatan. Penelitian dilakukan dari bulan November sampai bulan Desember 2013. Lokasi survey meliputi beberapa desa di kabupaten Ciamis, kabupaten Tasikmalaya, dan kabupaten Garut dengan menggunakan metode eksplorasi dan penentuan lokasi secara purposive sampling. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dengan metode karakterisasi in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis) terdapat pola penyebaran yang acak atau tidak spesifik wilayah pada aksesi-aksesi jengkol yang dikoleksi dari Jawa Barat Selatan. Terdapat 3 aksesi jengkol yaitu JG 3, JG 7 dan JG 10 yang mengelompok berbeda dengan aksesi-aksesi jengkol yang lain diakibatkan karakter bentuk bunga, posisi bunga, dan lingkar buah yang merupakan karakter paling berkontribusi pada variasi jengkol di Jawa Barat bagian Selatan. Kata kunci: Analisis komponen utama ∙ Jengkol ∙ Purposive sampling 
Respon beberapa klon bibit kina (Chinchona sp) asal setek sambung dua spesies di berbagai media tanam Yudithia Maxiselly; Ahmad Shohibboniawan; Wawan Sutari; Noladhi Wicaksana; Heri Syahrian
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.878 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14450

Abstract

Kina merupakan tanaman yang selama ini dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit, seperti malaria dan jantung karena memiliki kandungan alkaloid yang beragam. Peningkatan produktifitas tanaman kina dibutuhkan untuk menunjang kuantitas dan kualitas obat bahan alam. Salah satu factor penting dalam kualitas tanaman kina adalah bahan tanam yang baik. Bahan tanam juga didukung dengan kecocokan media tanam. Media tanam yang selama ini digunakan pada pembibitan kina memiliki kendala di bobot media sehingga sulit untuk pendistribusian bibit. Penelitian ini bertujuan mencari media baru yang cocok untuk bahan tanam kina. Bahan tanam menggunakan 6 klon kina succi yang disambung dengan 1 jenis kina ledger pada 5 media tanam. Metode experiment menggunakan RAK sederhana yang diulang 2 kali. Pengamatan meliputi persentasi hidup, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah tunas yang diamati saat bibit kina berumur 3 bulan. Hasil pengamatan menunjukkanterdapat pengaruh pada presentasi hidup dan diameter batang. Klon 1, 4, dan 5 menunjukkan respon baik diberbagai media tanam pada variable tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi media yang dapat menggantikan media tanam kina yang selama ini digunakan. Kata Kunci : C.ledgeriana, C.succirubra, Fluff, Topsoil,
KERAGAMAN GENETIK 16 PLASMA NUTFAH KENTANG HITAM (Solenostemon rotundifolius (Poir.) J. K. Morton) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI DI JATINANGOR Leni Nuraeni; Citra Bakti; Yudithia Maxiselly; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6865

Abstract

Kegiatan pemuliaan tanaman terhadap plasma nutfah kentang hitam di Indonesia belum berkembang Pemuliaan kentang hitam baru hanya sebatas perbanyakan dalam kultur jaringan, sedangkan untuk analisis keragaman genetik kentang hitam di Indonesia berdasarkan karakter morfologi dan karakter hasil belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang keragaman genetik pada 16 aksesi kentang hitam asal Indonesia berdasarkan karakter morfologi dan agronominya. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dari bulan Oktober 2010 – Juli 2011 Materi genetik yang digunakan berupa stek dari 16 aksesi kentang hitam. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak dua kali. Keragaman yang diperoleh dari dendogram menunjukan jarak euclidian  0,71 – 3,39. Dari analisi PCA yang didapatkan bahwa terdapat 20 karakter yang mempengaruhi variasi pada populasi kentang hitam. Sedangkan pada grafik biplot  terdapat satu kelompok aksesi yang memiliki kemiripan yang jauh dari kelompok aksesi yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa keragaman genetik dari 16 aksesi kentang hitam luas dengan 20 karakter yang mempengaruhi variasi pada populasi kentang hitam.
KERAGAMAN GENETIK 27 AKSESI GANYONG (Canna edulis Kerr.) ASAL JAWA BARAT DI JATINANGOR Fadhillah Laila; Farida Damayanti; Yudithia Maxiselly; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6852

Abstract

Ganyong (C.edulis Kerr)  adalah  tanaman herba yang berasal dari Amerika  Selatan. Di Indonesia ganyong sudah dibudidayakan teratur di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jambi, dan Lampung. Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran memiliki 27 aksesi ganyong yang merupakan hasil eksplorasi di daerah Jawa Barat dimana keragaman genetiknya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi keragaman genetik 27 aksesi ganyong asal Jawa Barat di Jatinangor untuk mempermudah proses seleksi. Analisis hubungan kekerabatan mengunakan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis/ PCA) dan NTSYS ver 2.10s. Percobaan dilakukan sejak bulan Maret 2010 sampai dengan Februari 2011 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 27 aksesi ganyong sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Berdasarkan hasil analisis NTSYS dapat dilihat dari jarak Euclidian 1.09-5.86 menunjukkan bahwa variabilitas genotip dari 27 aksesi ganyong luas. Dari analisis PCA didapat hasil 15 karakter dari 24 karakter yang diamati mempengaruhi pola variasi dalam keragaman genetik. Dilihat dari gambar biplot terdapat satu aksesi yaitu aksesi 133 yang memilki kekerabatan yang jauh dibandingkan dengan keseluruhan aksesi. 
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TRIAKONTANOL DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) KULTIVAR NANI Bayu Adji Purwoko; Cucu Suherman; Yudithia Maxiselly
Jurnal Agroekoteknologi Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/j.agrtek.v9i1.5043

Abstract

Tobacco plant (Nicotiana tabacum L.) is an estate crop commodity that play an important role as a source of farmers and state income. The production of tobacco Cultivar Nani is categorized as low. The cultivation technique is not optimalized by the average of tobacco farmers was the factor. In consequence, cultivation technique improvement is required. Optimization of plant spacing and plant growth regulator triacontanol treatment are believed as a way to increase tobacco’s production along with the increase of plant growth. The purpose of this research was to find out the interaction between plant growth regulator triacontanol treatment and plant spacing on growth of tobacco Cultivar Nani. This experiment was conducted from January until June 2017 at the Ciparanje Experimental Station Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Province of West Java. This experiment was conducted using a split plot design with two factors and three replications. Plant spacing treatment as main plot was consisted of three level treatments that is 30 cm x 80 cm, 40 cm x 80 cm, and 50 cm x 100 cm. Plant growth regulator triacontanol as sub plot was consisted of four levels treatments that is 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm and 2000 ppm. The result of this experiment showed that there was interaction between triacontanol treatment and plant spacing in chlorophyll content of tobacco’s leaf. Plant spacing 30 cm x 80 cm was significant in tobacco’s height on 7 weeks after planting. Giving 2000 ppm concentration of triacontanol with 40 cm x 80 cm space generated to highest content of chlorophyll in tobacco’s leaf and efficient seed usage.Keywords: Growth, Plant spacing, Tobacco, Triacontanol