Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbedaan karakter hasil tiga varietas ubi jalar berdasarkan waktu panen Reza Prakoso Dwi Julianto; Edyson Indawan; Sukma Paramita
Kultivasi Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i3.29440

Abstract

Sari Ubi jalar (Ipomoea batatas L. (Lam)) merupakan jenis tanaman pangan yang mempunyai kandungan utama karbohidrat, selain itu juga mempunyai kandungan lain yang cukup tinggi seperti kalium, kalsium, protein, vitamin A, dan vitamin C. Masalah utama dalam pengembangan ubi jalar adalah rendahnya hasil dan kualitas hasil yang disebabkan oleh waktu panen yang tidak tepat. Pemanenan yang dilakukan secara tidak tepat akan menurunkan kuantitas dan kualitas hasil. Perbedaan waktu panen juga disebabkan perbedaan varietas tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui waktu panen yang optimal dari masing-masing varietas ubi jalar agar mendapatkan produksi hasil yang optimal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – September 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Perbedaan varietas sebagai faktor pertama terdiri dari 3 taraf meliputi : kuningan putih, beta-2, dan kuningan merah, sedangkan faktor kedua yaitu waktu panen terdiri dari 3 taraf meliputi : 90, 120, dan 150 hari setelah tanam. Semua kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi: jumlah ubi, bobot segar ubi, bobot segar brangkasan, bobot kering ubi, bobot kering brangkasan, persentase bobot kering ubi, persentase bobot kering brangkasan, bobot kering biomassa, dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan waktu panen terbaik untuk varietas kuningan putih, beta-2, dan kuningan merah yaitu pada 150 hst. Hasil analisis korelasi yang menunjukkan hubungan korelasi positif dan sangat nyata dengan parameter hasil adalah jumlah ubi, bobot segar ubi, bobot kering ubi, dan bobot kering biomassa.Kata Kunci: ubi jalar, waktu panen, varietas Abstract Sweet potato (Ipomoea batatas L. (Lam)) is a food crop which has the main content of carbohydrates, besides it has other nutrients such as potassium, calcium, protein, vitamin A, and vitamin C. The main problem in development sweet potato are low yield because of incorrect harvest time. Incorrectly harvesting reduce the quantity and quality of yield. The difference harvest time is caused by differences in plant varieties. The research aimed to determine the optimal harvest time of each sweet potato variety to get optimal yield. The research was conducted in March - September 2019. The experimental design used a factorial randomized block design. The difference varieties as the first factor consisted of 3 levels: kuningan putih, beta-2, and kuningan merah, and harvest time as the second factor consisted of 3 levels: 90 , 120, and 150 days after planting. All treatment combinations were replicated 3 times. Observation parameters include: tuber number, tuber fresh weight, shoot fresh weight, tuber dry weight, shoot dry weight, tuber dry matter percentage,shoot dry matter percentage, biomass dry mater, and harvest index. The results showed that the best harvest time for all varieties was 150 dap. Results of correlation analysis showed positive correlation between yield with the number of tubers, fresh weight of tubers, dry weight of tubers, and dry weight of biomass.Keywords : sweet potato, harvest time, varieties
Analisis Keragaman Genetik dan Kekerabatan Genotipe Ubi Jalar Berdasarkan Karakter Morfologi Sri Umi Lestari; Reza Prakoso Dwi Julianto
Buletin Palawija Vol 18, No 2 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 2, 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v18n2.2020.p113-122

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) merupakan komoditas sumber karbohidrat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Saat ini produktivitas ubi jalar nasional hanya sebesar 13,51 t/ha, lebih rendah dibandingkan  hasil penelitian yang mencapai 35 t/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter morfologi beberapa genotipe ubi jalar dan menganalisis jarak genetik genotipe-genotipe berdasarkan karakter kuantitatif. Hasil analisis kekerabatan dari 13 genotipe ubi jalar berkelompok pada 2 klaster (A dan B). Kemiripan antargenotipe didasarkan pada jarak Euclidean; terdapat dua kelompok genotipe yang memiliki nilai kemiripan tertinggi yaitu Beta 2--22 dengan Jago-OP-28, dan Beta 2--12 dengan Beta 2--15. Sepuluh variabel pengamatan yang mempengaruhi keragaman 13 genotipe tereduksi ke dalam empat komponen utama dengan nilai keragaman kumulatif sebesar 91,1%. Hasil analisis biplot dari 10 variabel pengamatan dengan menghilangkan empat variabel yang mempunyai vektor pendek mampu meningkatkan keragaman dari 59,7% menjadi 92,1%.
ANALISIS KORELASI DAN JALUR DALAM PENENTUAN KRITERIA SELEKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) BERDAYA HASIL TINGGI Reza Prakoso Dwi Julianto; Sri Umi Lestari; Edyson Indawan
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 23, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.23.1.53-60

Abstract

Analisis Keragaman Genetik dan Kekerabatan Genotipe Ubi Jalar Berdasarkan Karakter Morfologi Sri Umi Lestari; Reza Prakoso Dwi Julianto
Buletin Palawija Vol 18, No 2 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 2, 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v18n2.2020.p113-122

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) merupakan komoditas sumber karbohidrat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Saat ini produktivitas ubi jalar nasional hanya sebesar 13,51 t/ha, lebih rendah dibandingkan  hasil penelitian yang mencapai 35 t/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter morfologi beberapa genotipe ubi jalar dan menganalisis jarak genetik genotipe-genotipe berdasarkan karakter kuantitatif. Hasil analisis kekerabatan dari 13 genotipe ubi jalar berkelompok pada 2 klaster (A dan B). Kemiripan antargenotipe didasarkan pada jarak Euclidean; terdapat dua kelompok genotipe yang memiliki nilai kemiripan tertinggi yaitu Beta 2--22 dengan Jago-OP-28, dan Beta 2--12 dengan Beta 2--15. Sepuluh variabel pengamatan yang mempengaruhi keragaman 13 genotipe tereduksi ke dalam empat komponen utama dengan nilai keragaman kumulatif sebesar 91,1%. Hasil analisis biplot dari 10 variabel pengamatan dengan menghilangkan empat variabel yang mempunyai vektor pendek mampu meningkatkan keragaman dari 59,7% menjadi 92,1%.
EFEK DEFOLIASI TERHADAP LAJU PERIMBANGAN TANAMAN UBI JALAR Edyson Indawan; Reza Prakoso Dwi Julianto; Poppy Indri Hastuti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.397 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.609

Abstract

Defoliation of the leaves of sweet potato plants needs to be done to reduce the rate of vegetative growth, because the rate of vegetative growth that is not balanced with generative growth. The section of the sweet potato plant consists mainly of stems and leaves. The purpose of this study is to obtain sweet potato cultivars with criteria of tubers and stover yields through agronomic experiments with different defoliation and cultivars. Factorial Randomized Design by placing Cultivars as the first factor, (C) included: C₁ (Beta-2), C₂ (Kuningan Merah), C₃ (BIS OP-61-OP-22). The second factor of Defoliated (D), namely : D₁ (Defoliation 16 wap), D₂ (Defoliation 12 wap), D₃ (Defoliation 8 wap), with 3 replications. The results showed that: A high RGR value is followed by a large price URLˊ, meaning that the balance of new plant material is related to the ability of plants to carry out photosynthesis. Cultivar value Beta-2 RGR (8-4) = 71 mg.gˉ¹ dayˉ¹, Kuningan Merah URLˊ(8-12) = 65 mg.cmˉ². BIS OP-61-OP-22 cultivars produce large criteria (51.22 tubers/plot) and medium criteria (44.33 tubers/plot). Beta-2 cultivars produce small criteria (45.56 tubers/plot). Ratio F/R from BIS OP-61-OP-22 cultivars (high dual-purpose), cultivars Beta-2 and Kuningan Merah (high root production)
PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI MELALUI PRODUKSI BENIH JAGUNG MANDIRI Sri Umi Lestari; Reza Prakoso Dwi Julianto; Astri Sumiati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.383 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.594

Abstract

Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat. Selama ini petani dihadapkan oleh permasalahan dalam penyediaan benih yang bermutu. Benih jagung di pasaran pada saat ini harganya semakin meningkat, sehingga menyebabkan kesulitan bagi petani untuk melakukan kegiatan pertaniannya. Perlu adanya suatu upaya untuk membantu permasalahan tersebut salah satunya melalui kegiatan pemuliaan tanaman dengan tujuan untuk perakitan varietas unggul baru terutama untuk perakitan benih jagung. Hasil dari kegiatan ini adalah Pengenalan dan pembelajaran kegiatan pemuliaan tanaman kepada petani diharapkan dapat membantu petani menyelesaikan masalah terutama dalam penyediaan benih unggul.; Kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan melalui beberapa tahap pelaksanaan antara lain pemilihan induk jantan dan betina, isolasi tanaman, dan persilangan tanaman. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan cara menjatuhkan serbuk sari pada bunga jantan kepada putik bunga betina.; Penanaman yang dilakukan dengan tujuan untuk kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan dengan menggunakan jarak tanam yang lebih besar yaitu 100 x 30 cm, satu benih satu lubang.; Penanaman varietas yang sama di tanam dalam baris yang sama sehingga mempermudah dalam melakukan persilangan dan melakukan identifikasi tanaman
Peningkatan Pengetahuan Petani terhadap Bokashi dalam Kegiatan Pertanian “Problematika Tanaman Cabai” Reza Prakoso Dwi Julianto; Edyson Indawan; Poppy Indri Hastuti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v5i2.1832

Abstract

Peningkatan kualitas hasil pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pertanian organik salah satunya dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bokashi dalam kegiatan pemupukan. Pemupukan yang sering dilakukan oleh petani menggunakan pupuk kimiawi. Pupuk kimiawi yang diberikan dala dosis tinggi akan menyebabkan penurunan kesuburan tanah, menurunnya kenaekaragaman hayati, meningkatkan serangan hama dan penyakit, timbulnya resisten dan berkembangnya organisme parasit. Secara alami limbah akan terurai oleh mikroorganisme, akan tetapi bila kapasitas penumpukan lebih tinggi daripada aktifitas mikroorganisme pengurai, maka dipastikan limbah tersebut akan menimbulkan masalah dalam bentuk pencemaran lingkungan. Pembuatan pupuk bokashi sebagai biofertilizer diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas pertanian serta menghasilkan produk produk pertanian yang sehat, selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian petani. Hasil kegiatan ini adalah berupa limbah organik yang telah didekomposisikan menjadi bokashi dipergunakan sebagai sumber hara bagi tanaman sekaligus dapat menekan biaya pupuk anorganik yang mahal harganya, disisi lain secara langsung kegiatan ini dapat mengendalikan terjadinya pencemaran sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah dalam meningkatkan kualitas dan kuantutas tanaman cabai dan kesehatan lingkungan, hal ini akibat adanya peran penting dari bokashi dalam memperbaiki struktur tanah, memperbaiki tata air dan tata udara, suhu lebih teratur, daya absorbsi, dan daya Kapasitas Tukar Kation (KTK) besar, memperbaiki kehidupan jasad renik dan menekan hama dan penyakit tanaman cabai.
PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI MELALUI PRODUKSI BENIH JAGUNG MANDIRI Sri Umi Lestari; Reza Prakoso Dwi Julianto; Astri Sumiati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.383 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.594

Abstract

Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat. Selama ini petani dihadapkan oleh permasalahan dalam penyediaan benih yang bermutu. Benih jagung di pasaran pada saat ini harganya semakin meningkat, sehingga menyebabkan kesulitan bagi petani untuk melakukan kegiatan pertaniannya. Perlu adanya suatu upaya untuk membantu permasalahan tersebut salah satunya melalui kegiatan pemuliaan tanaman dengan tujuan untuk perakitan varietas unggul baru terutama untuk perakitan benih jagung. Hasil dari kegiatan ini adalah Pengenalan dan pembelajaran kegiatan pemuliaan tanaman kepada petani diharapkan dapat membantu petani menyelesaikan masalah terutama dalam penyediaan benih unggul.; Kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan melalui beberapa tahap pelaksanaan antara lain pemilihan induk jantan dan betina, isolasi tanaman, dan persilangan tanaman. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan cara menjatuhkan serbuk sari pada bunga jantan kepada putik bunga betina.; Penanaman yang dilakukan dengan tujuan untuk kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan dengan menggunakan jarak tanam yang lebih besar yaitu 100 x 30 cm, satu benih satu lubang.; Penanaman varietas yang sama di tanam dalam baris yang sama sehingga mempermudah dalam melakukan persilangan dan melakukan identifikasi tanaman
Peningkatan Pengetahuan Petani terhadap Bokashi dalam Kegiatan Pertanian “Problematika Tanaman Cabai” Reza Prakoso Dwi Julianto; Edyson Indawan; Poppy Indri Hastuti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.467 KB) | DOI: 10.33366/japi.v5i2.1832

Abstract

Peningkatan kualitas hasil pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pertanian organik salah satunya dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bokashi dalam kegiatan pemupukan. Pemupukan yang sering dilakukan oleh petani menggunakan pupuk kimiawi. Pupuk kimiawi yang diberikan dala dosis tinggi akan menyebabkan penurunan kesuburan tanah, menurunnya kenaekaragaman hayati, meningkatkan serangan hama dan penyakit, timbulnya resisten dan berkembangnya organisme parasit. Secara alami limbah akan terurai oleh mikroorganisme, akan tetapi bila kapasitas penumpukan lebih tinggi daripada aktifitas mikroorganisme pengurai, maka dipastikan limbah tersebut akan menimbulkan masalah dalam bentuk pencemaran lingkungan. Pembuatan pupuk bokashi sebagai biofertilizer diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas pertanian serta menghasilkan produk produk pertanian yang sehat, selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian petani. Hasil kegiatan ini adalah berupa limbah organik yang telah didekomposisikan menjadi bokashi dipergunakan sebagai sumber hara bagi tanaman sekaligus dapat menekan biaya pupuk anorganik yang mahal harganya, disisi lain secara langsung kegiatan ini dapat mengendalikan terjadinya pencemaran sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah dalam meningkatkan kualitas dan kuantutas tanaman cabai dan kesehatan lingkungan, hal ini akibat adanya peran penting dari bokashi dalam memperbaiki struktur tanah, memperbaiki tata air dan tata udara, suhu lebih teratur, daya absorbsi, dan daya Kapasitas Tukar Kation (KTK) besar, memperbaiki kehidupan jasad renik dan menekan hama dan penyakit tanaman cabai.
Pengaruh Manipulasi Ploidi Terhadap Efektivitas Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschene Dutchene) Reza Prakoso Dwi Julianto; I Made Indra Agastya; Wahyu Fikrinda
Rekayasa Vol 16, No 1: April 2023
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v16i1.11895

Abstract

Pumpkin (Cucurbita moschene Duthene) is plant sources of food that has high nutrition content. Increasing the productivity of pumpkin can be done through programs, which is the ploidy manipulation technique, the technique using a mutagen, namely colchicine. Application of colchicine in the wrong dose and soaking time can be toxic to plants. The research aim to gain recommendations for the right concentration of colchicine immersion to increase the growth and yield of pumpkin plants. Research was done by using a split plot design with subplots with colchicine concentration and the main plots of local Malang pumpkin varieties. The research results that application of colchicine immersion in several local pumpkin varieties showed a significant relationship at fruit quantity parameter. Application of colchicine with 3 dose ppm on local pumpkin variety Malang 1 (P3V1) showed the highest average fruit quantity compared to other treatments, which was 4 pieces. Optimal concentration of colchicine to increase the yield of local pumpkin plants is with 3 dose ppm can be seen from the highest average value on several parameters among others fruit number, fruit weight, and fruit diameter, but not significantly different from the colchicine concentration of 2 ppm and 4 ppm. The colchicine concentration of 2 ppm showed the highest average value of the sex ratio parameter was 25.51%.