Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Gagasan Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda (Sebuah Kajian Literatur) Mirza Hardian; Yayuk Hidayah; Anis Suryaningsih; Yoga Ardian Feriandi
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 6, No 3 (2021): Volume 6 Nomor 3, Agustus 2021
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.22 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v6i3.653

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah memberikan gagasan mengenai konsep pendidikan politik bagi warga negara muda dalam konteks Indonesia. Hal ini muncul dari adanya permasalahan menurunnya kepedulian aspek politik pada warga negara muda yang menjadi tantangan dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Metode penelitian menggunakan library research. Data kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal nasional dan internasional, majalah, hasil penelitian, laporan penelitian dan kepustaakn lainnya yang berkaitan dengan pendidikan politik bagi generasi muda baik dalam bentuk online dan offline. Setelah melakukan kajian, peneliti menemukan bahwa  konsep pendidikan politik  bagi warga negara muda dalam konteks Indonesia setidaknya menggunakan dua acara yaitu: 1) pendidikan politik bagi warga negara muda dalam dalam konteks Indonesia harus memperhatikan beberapa dimensi pendidikan politik yaitu kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan politik, afektif yang berhubungan dengan pembentukan karakter  dan aspek psikomotor yang berhubungan dengan kecakapan baik berupa intelektual maupun partisipatoris. 2) Konten pendidikan politik dalam konteks Indonesia adalah demokrasi, budaya politik Pancasilla dan isu global. Kesimpulan penelitian ini adalah Pendidikan politik merupakan upaya yang sistematis dan keberlanjutan. Gagasan mengenai konsep pendidikan politik bagi warga negara muda dalam konteks Indonesia merupakan usaha dalam menjawab tantangan tentang ke apatisan warga negara muda terhadap politik.
Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa Rusnaini Rusnaini; Raharjo Raharjo; Anis Suryaningsih; Widya Noventari
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 27, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.67613

Abstract

The dynamics of social, national and state life continue to develop along with the development of phenomena, science, and technology. Nowadays, national problems continue to appear in the form of various phenomena that can be said to be actual, but clichéd. In the world of education, recently, for example, several viral news have appeared in the mass media and social media about problems that can be said to be clichés, namely intolerance. News or news about the issue of intolerance, for example, is a recorded conversation between the Principal of SMKN 2 Padang and a student's parents regarding the issue of uniforms for students to wear headscarves even though they are not Muslim. It can be said that this problem is not a new problem, because a few years ago there was also a problem that was essentially the same, only in a different context, namely the prohibition of the use of the hijab in several schools in the province of Bali. Then several other problems also emerged, such as the news about the case of a teacher at SMAN 58 Ciracas, East Jakarta who intervened in the election of the OSIS chairman, as well as what happened at SMAN 6 Depok which had gone viral on social media regarding the same issue, namely the problem of selecting the OSIS chairman. All of these problems are about intolerance. However, there are not a few other problems that occur in the world of primary and secondary education such as problems of radicalism and bullying. These problems are considered as a violation of the values of Pancasila. Therefore, the Ministry of Education and Culture continues to strive to prepare and implement appropriate policies to overcome these various problems. One of the efforts made is by initiating the "Profil Pelajar Pancasila", an ideal profile of Indonesian students, of course according to Pancasila. The purpose of this study is to find out more about the "Profil Pelajar Pancasila", and what its implications are for students' personal resilience. The method used in this study is a qualitative method. The results of the study indicate that the profile referred to in the "Profil Pelajar Pancasila are noble, independent, critical reasoning, creative, mutual cooperation and global diversity. The Ministry of Education and Culture in the idea of a student profile has conveyed what are the indicators of the "Profil Pelajar Pancasila". This profile is an indicator used to measure how the criteria for Indonesian students are in accordance with Pancasila, which was initiated by the Ministry of Education and Culture's Character Strengthening Center. In his study of the "Profil Pelajar Pancasila" which contains characters that refer to Pancasila, it has implications for students' personal resilience, where the Pancasila Student Profile directs students to become individuals with character in accordance with Pancasila which is summarized in a "Profil Pelajar Pancasila".
Moral Entrepreneur Islami Melalui Pendidikan Pancasila Sebagai Konsep Pembentukan Generasi Perbankan Syariah Di Era Global Meiwatizal Trihastuti; Yayuk Hidayah; Anis Suryaningsih; Muhammad Mona Adha; Syifa Siti Aulia
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 5 No 1 (2020): Volume 5, Nomor 1 - Juni 2020
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.854 KB) | DOI: 10.21067/jmk.v5i1.4306

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis moral entrepreneur Islami melalui Pendidikan Pancasila sebagai konsep pembentukan generasi perbankan syariah di era global. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam rangka perwujudan entrepreneur islami di era global upaya yang dapat dilakukan adalah 1) Penguatan karakter Integritas agar dapat menjadi pribadi yang dapat dipercaya. 2) Internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi untuk memupuk entrepreneur islami. 3) upaya persiapan generasi perbankan Syariah di era global dapat dimulai dengan pembudayaan peningkatan kualitas sumber daya yang professional di bidang perbankan Syariah.
Dinamika Aktualisasi Nilai-Nilai Oleh Mahasiswa Sebagai Modal Sosial pada Masa Kenormalan Baru Anis Suryaningsih; Raharjo Raharjo; Widya Noventari
PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan Vol 16, No 1 (2021): Jurnal PKn Progresif Volume 16 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/pknp.v16i1.56836

Abstract

Pengembangan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia khususnya generasi muda dalam hal ini mahasiswa ditengah masa pandemi covid-19 saat ini baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap warga masyarakat khususnya mahasiswa ditengah masa pandemi ini bukan hanya menhadapi tantangan dan ujian untuk melawan virus covid-19, tetap bertahan untuk stabilitas perekonomian pribadi dan keluarga, tetapi juga ujian dalam konsistensi implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai modal sosial pada masa pandemi dan kenormalan baru ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika dan tantangan aktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh para generasi muda sebagai salah satu modal sosial pada masa pandemi dan kenormalan baru ini. Sehingga metode penelitian yang digunakan yakni dengan pendekatan kualitatif. teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kajian pustaka berasal dari buku dan jurnal terkait dengan aktualisasi Pancasila. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para generasi muda dalam hal ini adalah mahasiswa sudah mampu mengimplementasikkan nilai-nilai Pancasila ditengah masa pandemi mulai dari lingkung terkecil yakni dari keluarga maupun masyarakat disekitarnya, dengan membantu orang tua, gotong royong melawan covid-19 dengan saling berbagi kepada sesama, memaksimalkan prose pembelajaran daring meskipun ini semua bukanlah hal yang mudah. Harapan yang diinginkan yakni agara para mahasiswa ini dapat mempertahankan sikap dan kebiasaan yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila sebagai salah satu modal sosial mereka di masa kenormalanKata kunci:  Aktualisasi, Nilai Pancasila, Mahasiswa, Kenormalan Baru.
Students Conceptualization on Citizen Participation in Digital Era: A Mixed Method Research Meiwatizal Trihastuti; Dianasari Dianasari; Lisa Retnasari; Yayuk Hidayah; Anis Suryaningsih
Jurnal Pendidikan Progresif Vol 12, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Progresif
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6578.005 KB) | DOI: 10.23960/24466

Abstract

Abstract: Students Conceptualization on Citizen Participation in Digital Era: A Mixed Method Research. Objective: This study aims to find out how to conceptualize citizen participation in the digital era with a focus on Ahmad Dahlan University students, Yogyakarta. Methods: This research uses mixed methods. The location of the study was at Ahmad Dahlan University Yogyakarta. In data collection, the researcher provided online questionnaire by using Google Form and process the data by using SPSS 24 programs. Findings: The results of the study revealed that 1) students at Ahmad Dahlan University Yogyakarta had experience as citizen engagement through several individual and group dimensions. 2) Most of the informants stated that the fulfillment of the rights and obligations of citizens needs to be realized in a structured format. 3) The experience of student participation is expected to be able to increase civic intelligence. Conclusion: This study concludes that student participation culture is influenced by civic literacy, information literacy, self-awareness, and participation alone, but there are also some students who are enthusiastic about following the civic context, but some are passive and only participate.Keywords: communication culture, university student, participation, citizen.Abstrak: Konseptualisasi Mahasiswa tentang Partisipasi Warga di Era Digital: Suatu Penelitian Mixed Method. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konseptualisasi partisipasi warga di era digital dengan fokus pada mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode mixed methods. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Kuisioner online dengan Google Form digunakan untuk pengumpulan data dan selanjutnya diproses dengan program SPSS 24. Temuan: Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1) mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta memiliki pengalaman sebagai citizen engagement melalui beberapa dimensi individu dan kelompok. 2) Sebagian besar informan menyatakan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban warga negara perlu diwujudkan dalam format yang terstruktur. 3) Pengalaman partisipasi mahasiswa diharapkan mampu menambah kecerdasan kewarganegaraan. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan jika Budaya partisipasi mahasiswa dipengaruhi oleh literasi kewarganegaraan, literasi informasi, kesadaran diri, dan partisipasi semata, namun juga Ada beberapa siswa yang antusias mengikuti konteks kewarganegaraan, namun ada juga yang pasif dan hanya berpartisipasi. Kata kunci: budaya komunikasi, mahasiswa, partisipasi, warga negara. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpp.v12.i2.202241
Kajian Urgensi Pendidikan Hak Asasi Manusia Dalam Dinamika Masyarakat Multikultural di Indonesia Widya Noventari; Yudi Ariana; Raharjo Raharjo; Anis Suryaningsih
PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal PKn Progresif Volume 17 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/pknp.v17i1.64757

Abstract

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak kondrati yang dimiliki oleh setiap individu sejak lahir dan sampai meninggal dunia yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Dewasa ini kesadaran akan pentingnya HAM dalam kehidupan bersama harus terus ditingkatkan. Mengingat sampai saat ini masih banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai urgensi atau pentingnya pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM) di dalam keberagaman entitas, suku, ras, budaya, bahasa, dan agama yang ada di Indonesia. Penelitian menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara multikultural dengan dinamika dan tantangan keberagaman yang ada sangat rawan terjadinya kasus pelanggaran HAM. Oleh karenanya, pendidikan HAM dirasa penting untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati serta melindungan harkat dan martabat sesama manusia. Pendidikan HAM juga sebagai salah satu langkah preventif dan ikhtiar bersama dalam upaya memajukan, melindungi dan menghormati HAM ditengah dinamika multikultural masyarakat Indonesia. Kata Kunci:Penddikan, Hak Asasi Manusia, Multikultural.
TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING Nur Fatah Abidin; Ghufronudin Ghufronudin; Bagas Narendra Parahita; Anis Suryaningsih; Lies Nurhaini
Jurnal Pendidikan Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jp.13.2.93-103

Abstract

The success of online learning implementation in higher education is determined by internal factor such as student self-directedness. The article aimed to measure students’ self-directedness in higher education context. The research respondents were 472 students from the Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. The respondent were selected based on cluster and random sampling. The data were collected through the Self-rating Scale of Self-Directed Learning (SRSSDL). The results showed the level of student learning self-directed learning is at a medium and high level. The results also illustrate the transformative ability of students in the setting of online learning. Overall, this study shows the importance of student self-direction in supporting online learning readiness. Therefore, teacher must be able to provide constructivism-based learning strategies and student-centred approaches that can accommodate student independence in the learning process.
THE UTILIZATION OF ARTIFICIAL INTELLIGENCE COMPONENTS IN TECHNOLOGY ERA’S LEARNING Lili Halimah; Arnie Fajar; Yayuk Hidayah; Anis Suryaningsih
Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Program Studi PGSD Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1412.932 KB) | DOI: 10.37478/jpm.v2i2.925

Abstract

This study was to analyze the importance of component utilization of Artificial Intelligence (AI) in learning. This study was acknowledged by the results of a survey to the secondary school education teachers in the Subject Teachers' Association (MGMP) for Citizenship Education field in Cimahi as many as 42 schools and 146 teachers through the Google Form application and 104 teachers responded according to the Krejcie and Morgan tables. The method used in this research was descriptive survey. Based on the survey results, the main findings in this survey were not very encouraging, because most teachers in the learning process were not always even inclined. They sometimes never used technological media, social networks, use current issues, and assigned learning material widely and in depth. Further research on teachers must be able to master technological assiatance in to make the Citizenship Education was more crucial and urgent for students. On the other hand, students must be able to utilize social media in the daily lives. The school should also provide internet access for the continuation of the learning process. Thus, the government must be able to provide internet access for schools in remote areas, so that technology-based learning is no longer a barrier for teachers and students
Peningkatan Literasi Keagaamaan Kelompok Remaja Masjid Ihtimam sebagai Upaya Preventif Perilaku Intoleransi Beragama: Increasing Religious Literacy of Youth Group of Ihtimam Mosque as a Preventive Effort for Religious Intolerance Behavior Ghufronudin Ghufronudin; Bagas Narendra Parahita; Anis Suryaningsih; Yuhastina Yuhastina; Aris Arif Mundayat
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i3.4589

Abstract

Adolescents' participation in a religious community can influence the formation of patterns of social interaction in their environment. Ihtimam Mosque Community Youth (REKOMAS) is a youth religious organization that focuses on mosque activities for the community around the mosque's location. The existence of youth in the mosque community has had many positive impacts on the community, especially in providing facilities for social, educational, and religious activities. In the organizational process, they must gain new knowledge about religious literacy to strengthen the members' mentality. Therefore, this service activity is carried out to increase the capacity of youth religious literacy as a preventive effort to overcome intolerant behavior. Technically, implementing community service activities is carried out through informal sharing activities discussing various contextual problems experienced by most members. The selection of problem topics was chosen based on the closeness of the topic to the members and the interest of the topic for discussion through a social and religious perspective approach. Through this activity, it is hoped that it will be able to increase the capacity of religious literacy to overcome the behavior of religious intolerance in society.