Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DIVERSIFIKASI PRODUK TELUR ASIN MELALUI PENAMBAHAN TANAMAN HERBAL DAN PROSES PENYANGRAIAN Rokana, Efi
Jurnal Dedikasi Vol 15 (2018): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.305 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v15i0.6444

Abstract

Konsumen memiliki kekhawatiran adanya kandungan kolesterol yang tinggi pada telur asin itik.Kandungan lemak yang tinggi pada telur secara umum dapat mengakibatkan naiknya kadarkolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu perlu dicari upaya untuk mengurangi kolesterol tersebut,yaitu dengan menggunakan tanaman herbal dalam pengolahan telur asin. Berdasarkan hasilpenelitian tanaman herbal yang dapat digunakan  dalam pengolahan telur adalah  daun salam, jahedan bawang putih. Telur asin yang disangrai merupakan salah satu variasi dari pengolahan danpengawetan telur itik. Telur asin sangrai bertujuan mengurangi kandungan air dalam telur asinsetelah proses pemasakan. Kadar air yang berkurang dapat menyebabkan meningkatnya dayasimpan dan mengurangi bau amis telur asin. Daya simpan telur itik setelah diasinkan umumnya 4-6 minggu. Telur asin yang disangrai memiliki daya simpan lebih awet 3 minggu dibandingkandengan telur asin tanpa proses penyangraian.  Metode yang digunakan adalah metode partisipatif, penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan di lokasi kedua mitra di Desa Dawung KecamatanRinginrejo Kabupaten Kediri. Pemecahan masalah pada kedua mitra dari aspek produksi danaspek manajemen dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahap akan dilakukan kegiatan evaluasiuntuk mengetahui  hasil pelaksanaannya  berdasarkan indikator pencapaian dari masing-masingpermasalahan kedua mitra. Hasil kegiatan Program Kemitraan Masyarakat menunjukkan bahwatarget luaran sudah tercapai seluruhnya. Target luaran yang dicapai adalah: peningkatanpemahaman dan ketrampilan masyarakat dalam teknologi pengolahan telur asin herbal sangrai;pengemasan telur asin, pengoperasian dan perawatan mesin sangrai telur, pemasaran telur asin secara online, peningkatan kesehatan masyarakat; peningkatan pemahaman dan ketrampilanmasyarakat dalam pencatatan keuangan usaha, produk telur asin; peningkatan omzet pada mitra,peningkatan kualitas produk, dan  teknologi tepat guna, publikasi ilmiah di jurnal Nasional,  pemakalah dalam temu ilmiah, didapatkannya Hak Kekayaan intelektual,  Buku Ajar ber ISBN,dan publikasi di media massa.Kesimpulan dari pelaksanaan program PKM ini adalah bahwakedua mitra sudah  memahami dan memiliki ketrampilan dalam hal deversifikasi produk telurasin;  pengemasan produk yang aman dan memiliki nilai estetika; memahami dan memilikiketrampilan dalam hal pemasaran produk secara online; memahami arti pentingnya jaminankeamanan produk untuk dikonsumsi dan produk yang dihasilkan telah memiliki No PIRT dariDinas Kesehatan Kabupaten Kediri; memahami dan memiliki ketrampilan dalam hal pencatatankeuangan secara tertib dan teratur; sudah dapat mengoresikan dan merawat mesin penyangraitelur untuk mengurangi kadar air telur asin yang diproduksi. Saran yang dapat diberikan adalahagar pemanfaatan mesin penyangrai telur dan penerapan teknologi dalam pengolahan telur asinherbal dapat  dirasakan oleh masyarakat secara lebih luas, maka kiranya sangat diperlukanprogram kerja dan dukungan dana yang sinergis antara UNISKA dengan  instansi terkait baikpemerintah maupun swasta
DIVERSIFIKASI OLAHAN SUSU KAMBING MENJADI KRUPUK SUSU DI KELOMPOK WANITA TERNAK KECAMATAN SURUH KABUPATEN TRENGGALEK Daroini, Ahsin; Rokana, Efi; Sarbini, Riska Nurtantyo
Jurnal Dedikasi Vol 16 (2019): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2272.285 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v16i1.11973

Abstract

Penganekaragam produk susu menjadi dodol susu, permen susu, susu bubuk, yoghurt, dan es krim dilakukan dengan menggunakan bahan susu murni yang berkualitas, sedangkan pembuatan kerupuk susu justru memanfaatkan susu yang tidak memenuhi standar kualitas atau diistilahkan dengan susu pecah. Pengolahan susu pecah menjadi kerupuk susu merupakan solusi pemanfaatan bahan berkualitas rendah menjadi olahan berkualitas tinggi dan lebih berdaya saing. Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilakukan dengan menggunakan metode partisipatif, penyuluhan, endampingan, dan pelatihan di lokasi kedua mitra di Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Pemecahan masalah pada kedua mitra dari aspek produksi dan aspek manajemen dilakukan secara bertahap serta melibatkan peran aktif mitra dalam pelaksanaa program secara berkesinambungan. Hasil PKM menunjukkan bahwa permintaan pasar sangat terbuka luas dan bahan baku susu kambing di Kecamatan Suruh cukup tersedia. Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan tentang cara pengolahan susu kambing menjadi kerupuk susu dalam rangka diversifikasi produk, pengemasan produk, teknik pemasaran secara on line, pencatatan keuangan usaha, jaminan keamanan produk berupa nomor PIRT dan bantuan fasilitas produksi berupa mesin pengering dan pengiris/pemotong kerupuk sudah dilaksanakan di kedua mitra dan respon mitra sangat bagus untuk mendukung keberlanjutan program PKM ini dalam kegiatan usaha selanjutnya. Kesimpulan PKM adalah produk krupuk susu sudah diproduksi oleh mitra dengan melakukan pengemasan yang bagus dan memiliki PIRTserta jangkaun pemasaran yang lebih luas melalui media internet. Saran yang diberikan adalah sebaiknya instansi terkait senantiasa memberikan evaluasi dan pembinaan secara berkala mengenai keberlanjutan usaha pengolahan susu kambing khususnya di Kecamatan Suruh.
Sustainable Livestock Development Strategy Through Artificial Insemination Evaluation In Nganjuk Efi Rokana
Journal of Development Research Vol. 2 No. 2 (2018): Volume 2, Number 2, November 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.794 KB) | DOI: 10.28926/jdr.v2i2.36

Abstract

ABSTARCT This study aims to obtain the relationship between the breed and parity of fcattle against the success rate of AI in District Rejoso Nganjuk and to produce sustainable livestock development strategy through the application of AI technology in District Rejoso Nganjuk. This research conducted for 6 months in the District Rejoso Nganjuk Regency. The material used in this research is frozen semen (straw) from Limousin bull, female cattle as many as 45 cattle in different breed and parity namely Limousin cross, Simental cross, Ongole cross, and Brahman cross. This research method is survey. The research data are secondary data and primary data. The sample is determined by using purposive sampling method. The research variable is the success rate of AI calculated by knowing the value of S/ C (Service per conseption). The data obtained are analyzed descriptively and analytically. Statistical analysis by using logistic regression to determine the relationship between breed and parity with the success of AI. Descriptive analysis is used to explain that Artificial Insemination technology can be applied as one of sustainable livestock development strategy in Rejoso Sub-district of Nganjuk Regency, taking into account ecological, economic, socio-cultural, institutional, and technology and human resource aspects. The Brahman cross regression coefficient is 4,094 (p = 0.004) gives an interpretation that the success rate of 1 straw in the Brahman cross is higher and significantly different than that of the Limousin cross. Ongole cross regression coefficient is 1,628 (p = 0,148) giving interpretation that success rate with 1 straw on Ongole cross is higher but not significantly different compared to Limousin cross. Simental cross coefficient is 3.829 (p = 0.002) gives an interpretation that the success rate with 1 straw in the Simental crossd is higher and significantly different than the Limousin cross. So the results of comparison between four breeds, this success rate of pregnancy with 1 straw in sequence is the Brahman cross, Simental cross, Ongole cross and Limousin cross. Implementation of Artificial Insemination technology is very appropriately applied as one of sustainable breeding cattle breeding strategy in Nganjuk District because it fulfills the principles of relationship among ecological, economic, socio-cultural, institutional / institutional, and technology components. Key word: sustainable development, artificial insemination, service per conseption
DIVERSIFIKASI PRODUK TELUR ASIN MELALUI PENAMBAHAN TANAMAN HERBAL DAN PROSES PENYANGRAIAN Efi Rokana
Jurnal Dedikasi Vol. 15 (2018): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v15i0.6444

Abstract

Konsumen memiliki kekhawatiran adanya kandungan kolesterol yang tinggi pada telur asin itik.Kandungan lemak yang tinggi pada telur secara umum dapat mengakibatkan naiknya kadarkolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu perlu dicari upaya untuk mengurangi kolesterol tersebut,yaitu dengan menggunakan tanaman herbal dalam pengolahan telur asin. Berdasarkan hasilpenelitian tanaman herbal yang dapat digunakan  dalam pengolahan telur adalah  daun salam, jahedan bawang putih. Telur asin yang disangrai merupakan salah satu variasi dari pengolahan danpengawetan telur itik. Telur asin sangrai bertujuan mengurangi kandungan air dalam telur asinsetelah proses pemasakan. Kadar air yang berkurang dapat menyebabkan meningkatnya dayasimpan dan mengurangi bau amis telur asin. Daya simpan telur itik setelah diasinkan umumnya 4-6 minggu. Telur asin yang disangrai memiliki daya simpan lebih awet 3 minggu dibandingkandengan telur asin tanpa proses penyangraian.  Metode yang digunakan adalah metode partisipatif, penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan di lokasi kedua mitra di Desa Dawung KecamatanRinginrejo Kabupaten Kediri. Pemecahan masalah pada kedua mitra dari aspek produksi danaspek manajemen dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahap akan dilakukan kegiatan evaluasiuntuk mengetahui  hasil pelaksanaannya  berdasarkan indikator pencapaian dari masing-masingpermasalahan kedua mitra. Hasil kegiatan Program Kemitraan Masyarakat menunjukkan bahwatarget luaran sudah tercapai seluruhnya. Target luaran yang dicapai adalah: peningkatanpemahaman dan ketrampilan masyarakat dalam teknologi pengolahan telur asin herbal sangrai;pengemasan telur asin, pengoperasian dan perawatan mesin sangrai telur, pemasaran telur asin secara online, peningkatan kesehatan masyarakat; peningkatan pemahaman dan ketrampilanmasyarakat dalam pencatatan keuangan usaha, produk telur asin; peningkatan omzet pada mitra,peningkatan kualitas produk, dan  teknologi tepat guna, publikasi ilmiah di jurnal Nasional,  pemakalah dalam temu ilmiah, didapatkannya Hak Kekayaan intelektual,  Buku Ajar ber ISBN,dan publikasi di media massa.Kesimpulan dari pelaksanaan program PKM ini adalah bahwakedua mitra sudah  memahami dan memiliki ketrampilan dalam hal deversifikasi produk telurasin;  pengemasan produk yang aman dan memiliki nilai estetika; memahami dan memilikiketrampilan dalam hal pemasaran produk secara online; memahami arti pentingnya jaminankeamanan produk untuk dikonsumsi dan produk yang dihasilkan telah memiliki No PIRT dariDinas Kesehatan Kabupaten Kediri; memahami dan memiliki ketrampilan dalam hal pencatatankeuangan secara tertib dan teratur; sudah dapat mengoresikan dan merawat mesin penyangraitelur untuk mengurangi kadar air telur asin yang diproduksi. Saran yang dapat diberikan adalahagar pemanfaatan mesin penyangrai telur dan penerapan teknologi dalam pengolahan telur asinherbal dapat  dirasakan oleh masyarakat secara lebih luas, maka kiranya sangat diperlukanprogram kerja dan dukungan dana yang sinergis antara UNISKA dengan  instansi terkait baikpemerintah maupun swasta
DIVERSIFIKASI OLAHAN SUSU KAMBING MENJADI KRUPUK SUSU DI KELOMPOK WANITA TERNAK KECAMATAN SURUH KABUPATEN TRENGGALEK Ahsin Daroini; Efi Rokana; Riska Nurtantyo Sarbini
Jurnal Dedikasi Vol. 16 (2019): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v16i1.11973

Abstract

Penganekaragam produk susu menjadi dodol susu, permen susu, susu bubuk, yoghurt, dan es krim dilakukan dengan menggunakan bahan susu murni yang berkualitas, sedangkan pembuatan kerupuk susu justru memanfaatkan susu yang tidak memenuhi standar kualitas atau diistilahkan dengan susu pecah. Pengolahan susu pecah menjadi kerupuk susu merupakan solusi pemanfaatan bahan berkualitas rendah menjadi olahan berkualitas tinggi dan lebih berdaya saing. Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilakukan dengan menggunakan metode partisipatif, penyuluhan, endampingan, dan pelatihan di lokasi kedua mitra di Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Pemecahan masalah pada kedua mitra dari aspek produksi dan aspek manajemen dilakukan secara bertahap serta melibatkan peran aktif mitra dalam pelaksanaa program secara berkesinambungan. Hasil PKM menunjukkan bahwa permintaan pasar sangat terbuka luas dan bahan baku susu kambing di Kecamatan Suruh cukup tersedia. Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan tentang cara pengolahan susu kambing menjadi kerupuk susu dalam rangka diversifikasi produk, pengemasan produk, teknik pemasaran secara on line, pencatatan keuangan usaha, jaminan keamanan produk berupa nomor PIRT dan bantuan fasilitas produksi berupa mesin pengering dan pengiris/pemotong kerupuk sudah dilaksanakan di kedua mitra dan respon mitra sangat bagus untuk mendukung keberlanjutan program PKM ini dalam kegiatan usaha selanjutnya. Kesimpulan PKM adalah produk krupuk susu sudah diproduksi oleh mitra dengan melakukan pengemasan yang bagus dan memiliki PIRTserta jangkaun pemasaran yang lebih luas melalui media internet. Saran yang diberikan adalah sebaiknya instansi terkait senantiasa memberikan evaluasi dan pembinaan secara berkala mengenai keberlanjutan usaha pengolahan susu kambing khususnya di Kecamatan Suruh.
PENGARUH TARAF PENAMBAHAN TEPUNG KEDELAI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN METODE PEMASAKAN TERHADAP KADAR AIR DAN KADAR PROTEIN SOSIS AYAM Efi Rokana; Mariatul Kholisyah
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.719 KB)

Abstract

The aim of this reseach was to know the influence of soybean meal addition as a binder and cooking method to water content and protein content of chicken sausage. Variables in the study include: water content and protein levels in chicken sausage. The research method used was experimental using Factorial Random Design Randomized Design (RAL).The results showed that the average moisture content in the cooking method treatment from the smallest was the boiling method (66.27 ± 3.811) and the highest steaming method (68.93 ± 3.927), while the average protein content from the lowest was the steaming method (12.02 ± 1,058) and the highest method of boiling (13.68 ± 1.392). The average of water content in the treatment of soybean starch level from the lowest was 25% (62.36 ± 1.610), the level of 20% (68.23 ± 2.724), the level of 15% (68.85 ± 3.712), the highest was 0% (70.97 ± 1.282), while the average protein content from the lowest is 0% (11.88 ± 0.804), 15% (12.36 ± 0.690), 20% (12.99 ± 1.569), and the highest is 25% (14.16 ± 1.718).In conclusion of research, that the cooking method has a very significant effect on water content and chicken sausage protein level. The treatment of soybean starch level gave a very real effect to water content and protein content of chicken sausage. While the combination of treatment did not give effect to water content and protein content of chicken sausage.
Korelasi Antara Jumlah False Mounting Dan Produksi Semen Kambing Kacang Ery Diana Anggita Putri; Efi Rokana; Ertika Fitri Lisnanti
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/fillia.v6i1.1502

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2019 sampai dengan 10 Pebruari 2020 di kandang percobaan yang terletak di Jalan Sumber I No 16 Desa Ngronggo Kelurahan Ngronggo Kota Kediri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah korelasi antara jumlah false mounting dengan produksi semen kambing kacang Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data proses penampungan semen pejantan kambing kacang yaitu jumlah false mountng dan data hasil evaluasi kualitas semen pejantan kambing kacang yang meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey kemudian data dianalisa secara deskriptif dan analitis menggunakan program SPSS untuk mengetahui koefisien korelasi antara jumlah false mounting dengan produksi semen yang meliputi total spermatozoa dan total spermatozoa motil. Adapun bentuk hubungan antara variabel penelitian dianalisa dengan analisa regresi untuk mendapatkan persamaan regresinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata volume semen (cc), konsentrasi (x 106), dan motilitas (%) secara berturut-turut adalah 0,52±0,25 ; 4063,16±496.20 ; 84,21±8,014. Rata-rata jumlah false mounting 2,76±1,324, rata-rata total spermatozoa (x 106) 2177,95±1160,80 dan rata-rata total spermatozoa motil (x 106) 1836,4±974,023. Berdasarkan analisa regresi dan korelasi hubungan antara jumlah false mounting dengan total spermatozoa kambing kacang maka diketahui terdapat hubungan yang sangat nyata (P= 0,01) dengan nilai R2 = 0,170 (r = 0,330) dan persamaan regresi eksponensialnya adalah Y=1034,388(2,7140,210 X). Analisa regresi dan korelasi hubungan antara jumlah false mounting dengan total spermatozoa motil kambing kacang maka diketahui terdapat hubungan yang sangat nyata (P= 0,00) dengan nilai R2 = 0,175 (r = 0,361) dan persamaan regresi eksponensialnya yaitu Y=844,283(2,7140,220 X). Kesimpulan hasil penelitian adalah bahwa total spermatozoa dan total spermatozoa motil dipengaruhi oleh jumlah false mounting yang dilakukan sebelum penampungan semen, dan sebaiknya false mounting dilakukan 2-3 kali sebelum penampungan semen agar meningkatkan libido pejantan kambing kacang.
PENGARUH PEWARNAAN LAMPU TERHADAP PERFORMA AYAM FASE LAYER PADA SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE Ike Septa Krisnawati; Efi Rokana; Ertika Fitri Lisnanti
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.935 KB) | DOI: 10.32503/fillia.v3i2.258

Abstract

Enclosure is one of the success factors in a poultry farm. Closed house enclosure is a modern enclosure that has many advantages ranging from labor efficiency, temperature and humidity that can be adjusted, without being affected by the temperature from outside the enclosure. The purpose of this study was to determine the effect of lamp coloring on the performance of the chicken phase layer in the closed house cage system. The study was conducted in July 2018 on the farm owned by Mr. Rudyanto Margadji located in Balapan Village, Sukorejo District, Blitar Regency. Data obtained from farms is processed using unpaired t test. The variables observed included feed consumption (feed intake), daily egg production (Hen day), feed conversion (FCR). The results showed that the level of consumption of feed on red lights averaged = 120.3 g, whereas for yellow lights = 120.2 g, for Hen Day on average = 92.33% for red lights and for yellow lights = 86.22%. The FCR value at the red light indicates an average of 2.04 and for the yellow light is 2.13.
Application of herbal flour ingredients in the Duck Livestock Group, Sumber Rejeki, Kediri Regency Mubarak Akbar; Efi Rokana; Edy Soenyoto
Community Empowerment Vol 7 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.509 KB) | DOI: 10.31603/ce.6057

Abstract

Some residents of Dawung Village in Ringinrejo District, Kediri Regency work as duck breeders. Many breeders are dissatisfied with the government's policy prohibiting the use of Antibiotic Growth Promoter (AGP) in animal feed, resulting in decreased livestock production. The goal of this program is to improve the standard of living and productivity of duck breeders by teaching them how to make herbal flour that can be mixed into duck feed instead of antibiotics. The diffusion of science and technology is the method employed. The availability of feed containing herbal flour additives is a outcome of this program. Another benefit is a greater understanding and knowledge of herbal flours as antibiotic substitutes that are safer for animal feed.
PENGARUH LAMA WAKTU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN FISIK BISKUIT BIOSUPLEMEN “MORINGA” KELINCI (BBCi) Efi Rokana; Mubarak Akbar; Dyah Arie WK
BUANA SAINS Vol 22, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v22i3.4499

Abstract

This study aimed to determine the effect of heating time duration on the organoleptic and physical quality of rabbit moringa bio supplement biscuits (BBCi). This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and six replications. The research treatments were the duration of time heating at a temperature of 100°C (P), namely P1= 45 minutes; P2= 60 minutes; P3 = 75 minutes; P4 = 90 minutes; P5 = 105 minutes. The research variables included an organoleptic test, density test, water absorption, and shatter test. The results showed that different heating times showed a highly significant effect (P0.01) on the density and shatter test of BBCi, while the variables of color, smell, texture, density, and water absorption showed no significant effect. (P0.05). The highest average density and shatter test (%) of BBCi were 3.50±0.55 (P4) and 86.04±6.65 (P5). Whereas the lowest average density and shatter test (%) of BBCi was shown in the P1 = 1.00±0.00 and 11.20±12.32. The conclusion was that the best BBCi density and shatter test values were found in the treatment with a duration heating time of 90 and 105 minutes.