Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hematocrite Values With High Measurement Of Eritrosit After Centrifugation On Serum Making Yunan Jiwintarum; Lalu Srigede; Rifki Khalidi Asyhaer
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 7, No 2 (2020): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v7i2.193

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah nilai hematokrit darah dapat diukur dengan pengukuran tinggi endapan eritrosit setelah disentrifugasi pada pembuatan serum.  Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Banyaknya perlakuan ada tiga, yaitu pembuatan serum dengan sentrifugasi kecepatan 3000 rpm selama 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.  Data yang dikumpulkan berupa nilai hematokrit dengan sentrifugasi pada pembuatan serum dibandingkan dengan nilai hematokrit dengan metode mikrohematokrit. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil menunjukkan bahwa rerata nilai hematokrit dengan metode mikrohematokrit adalah 46%, sedangkan rerata nilai hematokrit dengan pengukuran tinggi endapan eritrosit pada pembuatan serum setelah disentrifugasi selama 5 menit, 10 menit, dan 15 menit adalah 58,5%, 57,6%, dan 48,1%. Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan hasil pemeriksaan metode mikrohematokrit dan pemeriksaan dengan sentrifugasi 5 menit maupun 10 menit. Sedangkan antara metode mikrohematokrit dan pemeriksaan dengan sentrifugasi 15 menit tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan : Pengukuran tinggi endapan eritrosit setelah disentrifugasi selama 15 menit pada pembuatan serum dapat digunakan untuk pemeriksaan hematokrit.
Prevalensi Kecacingan Golongan Sth (Soil Transmitted Helminth) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Pasca Gempa Bumi Di Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur Uci Hardiyanti; Urip Urip; Yunan Jiwintarum
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.857 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i2.116

Abstract

Soil Transmitted Helminth adalah  cacing golongan nematode yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya.Di Indonesia golongan cacing yang penting dan menyebabkan masalah kesehatan masyarakat adalah ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang yaitu : Necator  Americanus dan Ancylostoma duodenale.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui Prevalensi Kecacingan Golongan STH(Soil Transmitted Helminth) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Pasca Gempa Bumi Di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini bersifat Observasional Deskriptif (Survey deskriptif) yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif. Hasil penelitian ini yang positif di temukan spesies telur cacing STH (Soil Transmitted Helminthes) yaituTrichuris trichiura sebesar 13,1% , Ascaris lumbricoide sebesar 0 % dan hookworm sebesar 0% dan hasil yang negatif sebesar 86,9%. Kesimpulan bahwa di Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur Pasca Gempa Bumi ditemukan anak yang terinfeksi telur cacing Trichuris trichiura sebanyak 13,1 % dengan tingkat infeksi ringan.
Efek Diuretik Daun Dan Buah Kacang Panjang (Vigna Sinensis Var. Sesquipedalis) Pada Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Iswidhani Iswidhani; Maruni Wiwin Diarti; Nurhidayati Nurhidayati; Yunan Jiwintarum
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.413 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v2i1.28

Abstract

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efek diuretik sediaan rebusan dan sediaan segar daun dan buah Kacang panjang  (Vigna sinensis var. sesquipedalis)  pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar. Penelitian ini adalah penelitian true eksperimental di laboratorium dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Ada dua kelompok variabel independent yaitu daun kacang panjang dalam bentuk rebusan dan segar dan buah kacang panjang dalam bentuk rebusan dan segar, sedangkan variabel dependentnya ada tiga yaitu onset, durasi dan volume urine yang dikeluarkan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar. Total perlakuan dalam penelitian ini adalah 18 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan volume urine hewan coba tikus putih pada kelompok K1(kontrol negatif) adalah 22.67 ± 2.5, K2 (kontrol positif)  Furosemid 39.3 ± 2.3, P1 38.67 ± 1.1, P2 33.33 ± 3.0, P3 31.00 ± 2.6, P4 25.33 ± 1.1, P5 40.67 ± 1.1, P6 35.00 ± 1.0, P7 30.67 ± 1.1, P8 26.33 ± 2.0, P9 37.33 ± 3.0, P10 31.00 ± 3.4, P11 29.33 ± 0.5, P12 25.33 ± 1.1, P13 39.33 ± 1.1, P14 32.67 ± 3.2, P15 30.00 ± 2.0, dan P16 25.33 ±2.3 dan rerata onset pengeluaran urine pada hewan coba tikus putih dengan durasi selama 5 jam adalah kelompok K1(kontrol negatif) adalah 9.67 kali, K2 (kontrol positif)  Furosemid 16 kali, P1 16 kali, P214.67 kali, P3 13.3 kali, P411 kali, P5 16 kali, P6 14.33 kali, P7 13 kali, P8 11 kali, P9 16 kali, P10 15.67 kali, P11 14 kali, P12 11.67 kali, P13 16 kali, P14 15.33 kali, P15 13.67 kali, dan P16 11.33 kali. Hasil uji stastistik  Two way Anova  atau Univariate analysis of variance tests of Between-Subjects Effect pada tingkat kepercayaan 95% (Pα = 0.05) menunjukkan bahwa nilai p=0.000<pα 0.05 pada setiap kelompok perlakuan. Kesimpulan terdapat efek diuretik sediaan rebusan dan sediaan segar daun dan buah Kacang panjang  (Vigna sinensis var. sesquipedalis) pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar diterima.
Penggunaan Bahan Dasar Pisang Ambon (Musa Acuminata) Sebagai Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur Aspergillus Niger Aida Wildatun Muthmainnah; Lalu Srigede; Yunan Jiwintarum
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 2 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.166 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i2.139

Abstract

Jamur adalah mikroorganisme yang tidak berklorofil sehingga dalam memenuhi kebutuhan pangannya sangat bergantung dari luar, media pertumbuhan yang baik adalah meia yang mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh organisme yang akan ditumbuhkan salah satunya adalah karbohidrat, sumber karbohidrat dalam penelitian ini diperoleh dari tepung pisang ambon.Tujuan Penelitian mengamati pertumbuhan jamur Aspergillus niger pada media alternatif berbahan dasar pisang ambon dengan konsentrasi 10% dan konsentrasi 20% secara makroskopis dan mikroskopis.Metode Penelitian: penelitian ini bersifat deskriptif penelitian ini berlangsung menggunakan metode purposive sampling, jamur Aspergillus niger diisolasi dari bahan pangan dan ditumbuhkan pada media PDA ( potato Dextrose Agar ) dan media alternatif pisang ambon ( musa acuminata ) di amati selama 5 hari dengan melihat warna,diukur diameter koloni dan bentuk koloninya.Hasil penelitian: konsentrasi 10% dan konsentrasi 20% koloni tumbuh dengan baik dilihat secara makroskopis dan mikroskopis. Kesimpulan: bubuk pisang ambon dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan jamur Aspergillus niger.
Identifikasi Bakteri Salmonella Sp Pada Lalat Hijau (Chrysomya Megacephala) Putu Femila; Yunan Jiwintarum; Erlin Yustin
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.616 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i1.100

Abstract

Lalat hijau (Chrysomya megacephala) hinggap pada makanan yang busuk, ikan yang mulai membusuk serta sampah dan bangkai yang busuk. Pembusukan disebabkan oleh bakteri. Bakteri-bakteri penyebab penyakit yang di bawa oleh lalat antara lain Salmonella typhi, Vibrio cholera,Shigella disentry. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional deskriptif atau exploratory study, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran bakteri Salmonella sp pada lalat hijau (Chrysomya megacephala). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random purposif sampling, adanya populasi lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang berada ditempat penjualan ikan yang berada di Pasar Kota Mataram. Sampel diambil pada 5 pasar yang tersebar di Kota Mataram dan diambil sebanyak 2 sampel. Data dianalisa secara deskriptif. Dengan hasil penelitian ditemukan positif (+) Salmonella typhi dengan presentase 70% dan Salmonella para typhosa dengan presentase 20%. Dan tidak ditemukannya spesies bakteri Salmonella entritidis.
Sediaan Spray Kombinasi Filtrat Rimpang Jeringo Dan Serai Wangi Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Lalat Rumah (Musca Domestica) Baiq Evianita Putri; Urip Urip; Yunan Jiwintarum; Danuyanti Danuyanti
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.974 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i1.77

Abstract

Lalat rumah (M. domestica) adalah lalat yang banyak terdapat di Indonesia, lalat ini dapat bertindak sebagai vector penyakit Typus, Diare, Disentri, Kolera dan kecacingan.  Pengendalian lalat rumah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengendalian alternatif yang dapat mengendalikan lalat secara efektif dan ramah lingkungan yaitu menggunakan insektisida nabati. Tujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi filtrat rimpang jeringo dan serai wangi sebagai insektisida nabati terhadap lalat rumah (M. domestica).Metode penelitian ini bersifat eksperimental di laboratorium dengan menggunakan 7 perlakuan dan 4 kali replikasi yaitu aquadest sebagai control, kombinasi filtrat rimpang jeringo dan serai wangi  konsentrasi 30%, 50%, 70%, 80%, 90% dan 100% dengan perbandingan 1:1. Hasil data kematian lalat rumah kemudian dilakukan uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% atau   α = 0,05. Hasil : Berdasarkan hasil uji laboratorium pada kelompok kontrol dan kombinasi filtrat rimpang jeringo dan serai wangi konsentrasi 30% & 50% tidak terdapat lalat rumah yang mati, sedangkan pada konsentrasi 70% rerata jumlah kematian lalat rumah sebanyak 1 ekor dengan persentase kematian 16,6%.  Rerata jumlah  kematian lalat rumah pada konsentrasi 80% sebanyak 1 ekor dengan persentase kematian 20,8%, rerata jumlah kematian lalat rumah pada konsentrasi 90% sebanyak 2 ekor dengan persentase kematian 29,1% dan rerata jumlah kematian lalat rumah pada konsentrasi 100% sebanyak 2 ekor dengan persentase kematian 37,5%.
Jenis dan Jumlah Sedimen Urine Organik dan Anorganik pada Penderita Demam Typhoid Sebelum dan setelah Pemberian Antibiotik Maruni Wiwin Diarti; Zainal Fikri; Ni Kadek Sintia Dewi; Yunan Jiwintarum
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 1 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i1.222

Abstract

Salmonella typhi merupakan kuman pathogen penyebab demam typhoid yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gejala demam, gangguan saluran cerna, dan mual muntah. Demam dengan suhu yang tinggi, akan terjadi komplikasi seperti perubahan pada urin yang menjadi lebih gelap karena pecahnya sejumlah sel darah merah, dan gagal ginjal. Diagnosis tersebut perlu membutuhkan pemeriksaan, seperti pemeriksaan sedimen urine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jenis dan jumlah sedimen urine pada penderita demam typhoid sebelum dan setelahpemberianAntibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pasien yang positif demam typhoid di Puskesmas Gerung Kabupaten Lombok Barat dan sampel sebanyak 23 orang. Analisis data menggunakan deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan jumlah sedimen urine sebelum pemberian Antibiotik adalah leukosit dan eritrosit abnormal (13,0%), epitel abnormal (47,8%), Kristal klasium abnormal (4,3%). Jumlah sedimen urine setelah pemberian Antibiotik adalah leukosit normal (100%), tidak ditemukan leukosit abnormal, eritrosit normal (56,5%) dan tidak ditemukannya eritrosit abnormal, sel epitel normal (60,8%), dan tidak ditemukannya sel epitel abnormal.
Pengaruh Waktu Penyimpanan Antisera Terhadap Daya Aglutinasi Metode Slide Raehun Raehun; Yunan Jiwintarum; Iswari Fauzi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.804 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i1.120

Abstract

Latar belakang: Penyimpanan reagen harus sangat diperhatikan agar mendapatkan hasil yang akurat. Antisera golongan darah merupakan reagen untuk melakukan pemeriksaan golongan darah metode slide, sebagai reagen alternatif dapat digunakan serum manusia.  Baik serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan segera digunakan atau disimpan dalam jangka waktu tertentu agar kandungan antibodi dalam serum tetap dalam keadaan optimal saat digunakan.  Penyimpanan pada suhu ruang (15-25°C) selama 4 jam praktis tidak mengubah metabolit, enzim-enzim dan elektrolit-elektrolit.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan antisera terhadap daya aglutinasi metode.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental Design).  Jumlah perlakuan sampel adalah 4 dengan replikasi sebanyak 6 kali sehingga menjadi 24 unit percobaan.  Analisis data dilakukan secara deskriptif, data yang dikumpulkan berupa data grade daya aglutinasi metode slide dengan menggunakan antisera dari serum sebagai reagen.Hasil: Didapatkan hasil daya aglutinasi pada 0 hari, 2 hari dan 4 hari penyimpanan antisera adalah +4, penyimpanan antisera pada 6 hari menyebabkan terjadinya perubahan daya aglutinasi menjadi +3.Kesimpulan: Ada pengaruh waktu penyimpanan antisera terhadap daya aglutinasi metode slide pada hari keenam penyimpanan
Sediaan “RAJALOM” (Ramuan Jamu Lombok) terhadap Kadar Asam Urat Plasma dan Gambaran Histopatologi Aorta Rattus novergicus: "RAJALOM" (Herb Herbal Lombok) Levels of Plasma Gout and Picture Histopathology Aortic Rattus novergicus Maruni Wiwin Diarti; Rohmi Rohmi; Yunan Jiwintarum
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 14 No. 2 (2020): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v14i2.222

Abstract

Hiperurisemia penyebab radang sendi memerlukan penatalaksanaan pengobatan menggunakan bahan-bahan alam. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aktivitas ramuan khas Lombok RAJALOM terhadap kadar asam urat pada plasma dan urin serta mempengaruhi gambaran histopatologi aorta pada hewan coba Rattus novergicus dengan hiperuricema diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin. Penelitian ini menggunakan hewan coba Rattus norvegicus yang diinduksi dengan diet tinggi purin dan koleterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus. Tikus putih dibagi menjadi 8 kelompok. Tikus putih hiperurecemia diberikan perlakuan pemberian aquades per sonde untuk kelompok kontrol negatif, alopurinol 1,8 mg/200gram BB Tikus untuk kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan diberikan ramuan khas Lombok RAJALOM. Pada akhir perlakuan diambil sampel darah, urin dan aorta untuk pemeriksaan kadar asam urat plasma, kadar asam urat urin dan gambaran histopatologi aorta. Hasil penelitian pemberian ramuan jamu dari Lombok RAJALOM selama 7 dan 14 hari mampu menurunkan kadar asam urat plasma hewan coba dengan rentang antara dan 45,7 %- 77,27 %, sedangkan pada kelompok kontrol positif / Allopurinol mampu menurunkan sampai dengan 86 % pada hari ke 14. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap kadar asam urat plasma hewan coba pada hari ke 7 dan hari ke 14.Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum perlakuan dengan sesuadah perlakuan pada semua kelompok penelitian. Pemberian induksi dengan pakan tinggi lemak/purin selama 3 minggu pada hewan coba tikus (Rattus Novergicus) tidak menimbulkan terbentuknya plak aterosklerosis. Kesimpulan pemberian ramuan jamu dari Lombok RAJALOM selama 7 dan 14 hari mampu menurunkan kadar asam urat plasma hewan.
Variasi Suhu Inkubasi Mempengaruhi Jumlah Sel Vegetatif dan Spora Bacillus Sphaericus Yunan Jiwintarum; Maruni Wiwin Diarti; Baiq Lely Zaeniati
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.415

Abstract

Aplikasi Bacillus sphaericus di lapang ditentukan oleh adanya inklusi kristal pada spora Bacillus sphaericus dan semua strain Bacillus sphaericus yang bersifat toksik terhadap nyamuk. Jumlahinklusi kristal pada spora dan sel vegetative Bacillus sphaericus sangat dipengaruhi oleh lingkungan inkubasinya, salah satunya adalah suhu inkubasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu inkubasi terhadap jumlah sel vegetatif dan spora Bacillus sphaericus” pada media NYSM padat dan media NYSM cair.Penelitian ini merupakan penelitian Pre eksperimental di laboratorium, menggunakan 10 macam perlakuan variasi waktu inkubasi yaitu suhu 37 oC selama 1 hari, 2 hari, 3 hari,4 hari,5 hari, 6 hari, 7 hari,8 hari,9 hari dan 10 hari pada media NYSM padat dan NYSM cair. Data yang diambil yaitu jumlah sel vegetative Bacillus sphaericus dan jumlah spora Bacillus sphaericus Data dianalisisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan hari pertama dan kedua (1 hari dan 2 hari) rerata jumlah sel vegetative 85,7 sel dan spora 14,3 spora. hari ke 3 sampai dengan ke -10 secara berurutan jumlah sel vegetative adalah 60,7; 36,4 ,18,4 ;10,4, 8,4;7,7dan 0. Jumlah Spora Bacillus sphaericus secara berurutan mulai hari ke-3 sampai dengan hari ke-10 adalah 39,4 ,63,7 ,81,7, 89,7, 91,7 ,92,3 dan 100. Kesimpulan yaitu semakin lamanya waktu inkubasi menyebabkan jumlah sel vegetative semakin berkurang dan jumlah spora semaki bertambah