Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengolahan Serum Hemolisis Menggunakan Reagen Anti-Rh Pada Pemeriksaan Glukosa Darah Metode GOD-PAP Ira Rahmawati
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 7, No 2 (2020): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v7i2.185

Abstract

Pemeriksaan glukosa serum dengan metode GOD – PAP dapat diganggu dengan adanya hemoglobin di dalam serum akibat  pecahnya eritrosit dan mengakibatkan serum menjadi hemolisis. Penambahan reagen anti – Rh kedalam serum dapat mengikat hemoglobin sehingga serum hemolisis dapat dipisahkan antara bagian serum dan bagian hemoglobinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reagen anti – Rh sebagai pengendap hemoglobin pada serum hemolisis dan untuk mengetahui serum dapat digunakan kembali untuk pemeriksaan glukosa darah setelah penambahan reagen anti –Rh pada serum hemolisis. Metode penelitian ini bersifat eksperimen dengan melihat penurunan kadar glukosa darah setelah penambahan reagen anti – Rh pada serum hemolisis yang dibandingkan dengan kadar glukosa serum hemolisis yang selanjutnya dibandingkan dengan kadar glukosa serum normal. Data kemudian dianalisis dengan uji Friedman. Hasil menunjukkan serum hemolisis berbeda signifikan dengan P 0,008 yang lebih kecil dari alpha (0,05) yang dibandingkan dengan serum normal. Penggunaan reagen anti – Rh pada serum hemolisis menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan P 0,51 yang lebih besar dari alpha (0,05) dibandingkan dengan serum normal. Serum hemolisis dengan penambahan reagen anti – Rh menunjukkan hasil yang berbeda signifikan dengan P 0,008 yang lebih kecil dari alpha (0,05) dibandingkan dengan serum hemolisis. Reagen anti-rh dapat digunakan dalam pengolahan serum hemolisis.
HIV SCREENING TEST IN A NEWLY DIAGNOSED TB PATIENT: A CASE STUDY Ira Rahmawati; Sumirah Budi Pertami
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 2 No. 4 (2019): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.009 KB) | DOI: 10.35654/ijnhs.v2i4.294

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) is the most significant risk factor for having tuberculosis (TB) diseases as people with HIV are 20 times more likely to develop TB disease compared to non-HIV individuals. This paper discusses the case of Lucas (pseudonym), who presented to the emergency department (ED) with history of chronic diarrhoea and symptoms suggesting TB diseases. Lucas was then found to have an active TB infection and According to the guidance on provider-initiated HIV testing and counselling in health facilities, HIV screening should performed or offered to newly diagnosed TB patients. However, Lucas was not offered to do HIV testing, which may possibly cause inadequate TB therapy that he received. This paper further discusses the pathophysiology of HIV and TB coinfection, followed by a discussion of the nursing assessment and management as well as the medical management in the ED. Then, HIV related stigma will be discussed, as it can be a barrier for introducing HIV testing in TB patients.
Optimizing the Endorphin and Oxytocin Massage to Increase Breast Milk Production among Postpartum Mother in Indonesia Sumirah Budi Pertami; Budiono Budiono; Ira Rahmawati
NurseLine Journal Vol 5 No 1 (2020): May 2020
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/nlj.v5i1.16825

Abstract

Exclusive breastfeeding is the gold standard of infant feeding in the first six months of their life. In Indonesia, breastfeeding practice has become a social norm among women. However, some women have experienced inadequate breast milk production especially in the first and second days after birth. This study aimed to investigate the effect of endorphin and oxytocin massage on breast milk production among primiparous postpartum women and their baby weight. a quasi-experimental design was utilized with pre-test and post-test control group design. The population in this study were 175 postpartum mothers in Lawang Primary Health Care Indonesia. Forty postpartum mothers were selected and allocated to the intervention and control groups. Ten women were received endorphin massage, ten were given oxytocin massage, ten mothers were received the combination of endorphin and oxytocin massage and the remaining ten were allocated into the control group. The dependent variables were breast milk production and infant body weight, whereases the independent variables were endorphin massage, oxytocin massage and combination of endorphin and oxytocin massages. Data were analyzed by using t-test followed by One Way ANOVA Test with α = 0.05. The results indicated differences between the four group regarding the breast milk production and an increase in baby weight with p = 0, 00<α = 0, 05 and p = 0.046 <α = 0.05 respectively. According to the results, the combination of endorphin and oxytocin massage is the most effective technique to increase breast milk production among postpartum women and therefore, facilitating the baby weight gain in the first six months of their life.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ULKUS KAKI DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Ira Rahmawati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v11i2.829

Abstract

Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius  pada penderita DM tipe 2, komplikasi ekstremitas bawah ini muncul sebagai masalah kesehatan yang signifikan. Berbagai faktor dapat mempengaruhi prevalensi terjadinya ulkus kaki diabetik dan amputasi bahkan kematian. Tujuan dari penelitian ini  mengetahui faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya ulkus kaki diabetik. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan keyword: diabetes mellitus type 2, Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus,Risk Factor, Diabetic Foot, dan Foot ulcer. Pencarian pada database menghasilkan 132 artikel yang berasal dari Pub Med 87 artikel, Science Direct 30 artikel dan Google Scholar 13. Artikel yang sama dikeluarkan dan dilakukan critical appraisal dengan hasil akhir 10 artikel dimasukan kedalam literatur review ini. Penelitian ini menunjukan faktor resiko yang berhubungan dengan ulkus kaki diabetik adalah usia diatas 50 tahun, mengidap DM lebih dari 10 tahun, laki-laki, riwayat ulkus sebelumnya, obesitas, tinggal di pedesaan, kontrol glikemik buruk, perawatan kaki mandiri, status sosial ekonomi menengah ke bawah. Faktor yang paling dominan adalah neuropati perifer. Perhatian yang lebih pada kaki penderita DM dan pemeriksaan secara dini diharapkan akan mengurangi terjadinya komplikasi ulkus kaki diabetik
Faktor Kecemasan Mahasiswa dalam Menjalani Praktek Kerja Lapang Keperawatan di Saat terjadi Bencana Covid-19 Esti Widiani; Ira Rahmawati; Nurul Hidayah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 11, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.11.2.2023.315-322

Abstract

Kecemasan  merupakan salah satu dampak yang dirasakan mahasiswa yang sedang praktek kerja lapang di rumah sakit dan Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor kecemasan yang meliputi kelelahan kerja, mekanisme koping, dam kualitas tidur. Cross- sectional merupakan desain penelitian ini. Studi ini mendapatkan 373 responden yang dipilih berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi.  Purposive sampling digunakan dalam teknik pengambilan sampel. Data kecemasan diukur dengan Generalized Anxiety Disorder 7‐item scale (GAD-7). Data mekanisme koping diambil dengan kusioner Coping Orientation to Problems Experienced Inventory (Brief-COPE).  Data kualitas tidur diambil dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kelelahan kerja diukur menggunakan kuisioner kelelahan kerja Copenhagen Burnout Inventory (CBI). Regresi linier berganda digunakan dalam analisa statistik penelitian ini yang dilengkapi dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokolinearitas. Secara simultan kualitas tidur, mekanisme koping, dan kelelahan kerja  mempengaruhi kecemasan dengan sig <0,05. Dalam penelitian ini sebesar 55,2% kecemasan dipengaruhi oleh kelelahan kerja, mekanisme koping, dan kualitas tidur, sedangkan sisanya ada hal lain yang mempengaruhi yang tidak diteliti di penelitian ini.  Mekanisme koping, kualitas tidur dan kelelahan kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kecemasan, sehingga diperlukan cara untuk mengontrol faktor tersebut.
Keperawatan Pada Klien CKD (Chronic Kidney Disease) Dengan Masalah Hipervolemia di RSUD Mardi Waluyo Blitar Fandi Oktario; Abdul Hanan; Ira Rahmawati; Edi Sujarwo
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.3548

Abstract

Pendahuluan Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit sehingga menyebabkan penumpukan cairan dalam darah atau hipervolemia.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan masalah keperawatan hipervolemia di RSUD Mardi Waluyo kota Blitar. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi dan mendiskripsikan masalah asuhan keperawatan pada subjek 1 dan 2 dengan masalah hipervolemia dengan cara purposive sample dan memenuhi kriteria inklusi eksklusi. Hasil pengkajian yang didapatkan dari subjek 1 dan 2 ditemukan diagnosa keperawatan hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.tindakan keperawatan dilakukan selama 14 hari masa perawatan, adapun yang dilakukan yaitu: memonitor tanda gejala hipervolemia dan TTV, membalance cairan, memposisikan semi fowler, membatasi asupan cairan, edukasi makanan yang tidak boleh dikonsumsi, menjelaskan tanda gejala hipervolemia, mengajarkan cara menghitung input dan output cairan. Setelah dievaluasi, masalah Hipervolemia pada subjek 1 teratasi di hari ke 7 masa perawatan dan pada subjek 2 teratasi di hari ke 12 masa perawatan. Kesimpulan hasil dan pembahasan asuhan keperawatan pada subjek 1 dan 2 masalah hipervolemia yang dialami dapat teratasi sesuai dengan kriteria luaran keperawatan.Saran pada keluarga dan klien CKD (Chronic Kidney Disease) yang mengalami hipervolemia diharapkan bisa mematuhi jadwal cuci darah rutin dan memahami mengenai pembatasan asupan cairan serta mampu menghitung balance cairan sesuai yang telah diedukasikan peneliti.
Strategi Koping dan Depresi pada Mahasiswa yang Praktek Klinik Keperawatan saat Pandemi COVID-19 Esti Widiani; Ira Rahmawati; Nurul Hidayah
Ners Jurnal Keperawatan Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.19.2.190-119.2023

Abstract

Against the backdrop of the COVID-19 pandemic, the demands placed on nursing students during clinical practice have necessitated a heightened level of professionalism. Paradoxically, this intensified clinical environment has also given rise to increased rates of depression among nursing students, compounding the preexisting challenges they face. This study is driven by the objective of investigating the correlation between coping strategies and depression among nursing students actively engaged in clinical practice during the COVID-19 pandemic. A total of 373 nursing students participated in this cross-sectional study. The assessment of depression among the respondents was carried out using the Patient Health Questionnaire (PHQ-9). Coping strategies were evaluated through the application of the Coping Orientation to Problems Experienced Inventory (Brief-COPE). The results yielded significant insights, with the coping strategy of reframing (p=0.009) demonstrating a noteworthy correlation with depression. In the realm of emotion-focused coping strategies, while the acceptance subscale (p=0.310) did not exhibit a significant correlation with depression, emotional support (p=0.037), venting (p=0.000), humor (p=0.000), and self-blame (p=0.003) all displayed notable correlations with depression. Furthermore, within the domain of avoidance coping, self-distraction (p=0.000), denial (p=0.008), substance use (p=0.000), and behavioral disengagement (p=0.000) subscales were also found to be significantly correlated with depression. nThese findings underscore the paramount importance of fostering adaptive coping strategies and emphasize the pivotal role of clinical instructors in preparing and bolstering students to effectively manage their emotional well-being during clinical practice, particularly within the challenging context of the COVID-19 pandemic.