Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Ekspresi Protein NM23-H1, Densitas Limfovaskuler Peri-tumoral dan Invasi Limfovaskuler dengan Stadium dan Diferensiasi Histopatologi Adenokarsinoma Kolorektal Tejo Jayadi; Harijadi -; Prijono Tirtoprod
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 2 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.422 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Salah satu penyebab kekambuhan karsinoma kolorektal adalah metastasis locoregional atau metastasis jauh. NM23-H1 salah satu gen penghambat metastasis yang berperan dalam menurunkan potensi metastasis. Hasil penelitian-penelitian tentang peran NM23-H1 dan invasi limfovaskuler terhadap peningkatan derajat histopatologi dan stadium adenokarsinoma hasilnya masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan ekspresi protein NM23-H1 dan invasi limfovaskuler dengan derajat histopatologi dan stadium karsinoma kolorektal. Metode Rancangan Penelitian adalah potong lintang dengan menggunakan 50blok parafin dari pasien karsinoma kolorektal yang diagnosisnya ditegakkan secara histopatologis sebagai adenokarsinoma kolorektal stadium Duke B dan C di RSUP. Dr. Sardjito mulai tanggal 1 Januari 2007. Blok parafin dipotong 4 μm diwarnai dengan antibodi poliklonal anti NM23-H1 dan antibodi monoklonal anti D2-40. Korelasi NM23-H1 dengan invasi limfovaskuler dianalisa dengan uji korelasi Spearman; asosiasi NM23-H1 dan invasi limfovaskuler dengan diferensiasi histopatologi dan stadium dianalisa menggunakan uji Chi-square. Hasil Penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi antara ekspresi NM23-H1 dan invasi limfovaskuler dengan stadium adenokarsinoma kolorektal Duke B dan C (p= 0,006 dan 0,013). Ekspresi NM23-H1 tidak berhubungan dengan diferensiasi histopatologi (p=0,644). Invasi limfovaskuler berhubungan dengan diferensiasi histopatologi (p=0,018). Densitas limfovaskuler peritumoral tidak berhubungan dengan diferensiasi histopatologi dan stadium (p=0,556 dan p=0,768). Penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya akorelasi antara NM23-H1 dengan densitas limfovaskuler peritumoral dan invasi limfovaskuler (p=0,996 dan p=0,176), dengan rasio odds 1,071 dan 2,1. Kesimpulan Ekspresi NM23-H1 dan invasi limfovaskuler berperan dalam perluasan dan metastasis adenokarsinoma kolorektal, sedangkan derajat diferensiasi sel tumor berhubungan dengan invasi limfovaskuler. Kata kunci : adenokarsinoma kolorektal, diferensiasi histopatologi, invasi limfovaskuler, NM23-H1, stadium. ABSTRACT Background One of the causes of colorectal carcinoma recurrence due to locoregional or distant metastasis. NM23-H1 is one of metastasis suppressor gene, and many studies showed that the influence of NM23-H1 expression and lymphovascular invasion to the grading and staging of colorectal carcinoma still controversial. The aim of this study is to determine the correlation of NM23-H1 expression and lymphovascular invasion with the grading and staging of colorectal carcinoma. Methods The study was retrospective cross sectional using 50 paraffin embedded tissue of patients with adenocarcinoma colorectal Duke B and C paraffin block, which diagnosed as adenocarcinoma colorectal Duke B and C by histopathological examination in Dr. Sardjito Central General Hospital since 1 January 2007. Those embeded tissues were cut 4μm and stained by NM23-H1 polyclonal antibody and D2-40 monoclonal antibodi. t. Correlation NM23-H1 with lymphovascular invasion were analyzed using Spearman test. Chi Square test was performed to analyzed the association of NM23-H1 and lymphovascular invasion with grading and staging of the tumor. Results There were correlations between NM23-H1 expression, lymphovascular invasion with adenocarcinoma colorectal stage B and C (p=0.006 and 0.013). There was no correlation between NM23-H1 expression with the grading of tumor (p=0.644). There was correlation between lymphovascular invasion and grading of the tumor (p=0.018). There was no correlation between peripheral lymphovessel density with grading dan staging of the tumor (p=0,556 and p=0,768). This study showed no correlation between NM23-H1 with peripheral lymphovessel density and lymphovascular invasion (p=0.996 and p=0.176), with odds ratio 1.071 and 2.1. Conclusion NM23-H1 expression and lymphovascular invasion may have a role in the adenocarcinoma colorectal expansion and metastasis, while moderate and high grade have relationship with lymphovascular invasion. Key words: adenocarcinoma colorectal, histopathology differentiation, lymphovascular invasion, Nm23-H1, stage.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK CURCUMA LONGA DENGAN TINGKAT TOKSISITAS PARASETAMOL PADA GASTER, HEPAR DAN RENAL MENCIT JANTAN GALUR SWISS Cindy Tamara Widagdo; Pingkan Naibaho; Tejo Jayadi; Sulanto Saleh Danu
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.153 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.15

Abstract

Latar Belakang: Curcuma longa dikatakan memiliki aktifitas hepatoprotektor, renoprotektor dan antiinflamasi terhadap dosis toksik parasetamol. Mengingat pemakaian jangka pendek dan jangka panjang, dan prevalensi toksisitas overdosis parasetamol semakin meningkat, perlu diteliti apakah Curcuma longa memproteksi kerusakan lambung, hepar dan renal sehingga dapat bersinergi dengan pengobatan overdosis parasetamol. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap (completely randomized design), menggunakan 36 ekor mencit jantan galur swiss. Dibagi 6 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol sham, kontrol positif, perlakuan satu, dua dan tiga. Tiga dosis ekstrak Curcuma longa terpurifikasi etil asetat 65 mg/kgBB, 487mg/kgBB dan 1040mg/kgBB diberikan selama 14 hari, dilanjutkan dosis tosik parasetamol 520 mg/kgBB selama 7 hari. Pemeriksaan serum SGOT, SGPT, ureum, kreatinin dan histopatologi lambung, hepar, renal untuk menilai apakah ekstrak Curcuma longa dapat memberikan proteksi kerusakan lambung, hepar dan renal dari akibat pemberian parasetamol dosis toksik. Hasil dan Diskusi: Hasil pemeriksaan SGOT (p = 0,233), SGPT (p = 0,004), ureum (p = 0,19), kreatinin (p = 0,009) dan histopatologi lambung (p = 0,00), hepar (p = 0,00), dan renal (p = 0,00) menunjukkan ekstrak Curcuma longa terpurifikasi etil asetat memberikan efek toksik yang simultan dengan dosis toksik parasetamol. Efek toksik ini dapat dijelaskan karena bioaviabilitas curcumin dalam ekstrak Curcuma longa rendah sehingga pengaruh terhadap dosis toksik parasetamol dalam hepatosit diragukan, meningkatkan efek sitotoksisitas, dan menurunkan ekskresi metabolit toksik parasetamol. Kesimpulan: Ekstrak Curcuma longa tidak memproteksi toksisitas terhadap gaster, hepar dan renal dari pemberian parasetamol dosis toksis pada mencit galur Swiss.
BIOFILMS AND ANTIBIOTIC RESISTANCE Tejo Jayadi
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 6, No 2 (2021): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v6i2.464

Abstract

The physician and health practitioner’s attention and alertness to biofilm existence and the consequences of biofilm in the biotic and abiotic environment are important to improve hygiene practice, rational antibiotic prescription, controlling the spread and emergence of emergency antibiotic resistance in healthcare facilities and community. The majority of chronic persistence and recurrent infection because of antibiotic resistance is biofilm infection, so needed precision and power alternative approach of management and therapy.
HEPATOPROTECTIVE EFFECT OF A 70% ETHANOL EXTRACT OF GOD'S CROWN FRUIT (PHALERIA MACROCARPA) AGAINST PARACETAMOL HEPATOTOXICITY IN SWISS WEBSTER MICE Tejo Jayadi
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 4, No 1 (2019): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5304.937 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v4i1.127

Abstract

Background: The god’s crown fruits have properties as antioxidants and anti-inflammatory. Toxic doses of paracetamol can injure the liver through toxic metabolite bonds with cytoplasmic proteins that cause free radicals to form. The aim of this research is to know the effect of the crown of gods extracts on paracetamol hepatotoxicity. Method: A total of 30 of Webster swiss mice with a weight of ± 20 grams, age 3 months were randomly assigned to five groups, negative control, positive control, treatment 1,2 and 3. A 70% ethanol extract of god’s crown fruit given in doses 60mg, 120mg and 240mg per kgBB mice. The extract was administered for 14 days in the treatment groups, then on day 15 paracetamol ware administered in a given dose 300mg/kgBB for 1 day for the positive control group and treatment groups. On day 16, the serum alanine aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) levels were examined from the orbital sinuses and animals terminated liver tissues taken and immediately fixed in 10% buffer formalin for histological examination. Results and Discussion: The 70% ethanol extract of the god’s crown fruits decreased blood serum levels of AST and ALT, and these results were supported by histopathologic scores of the liver in which histopathologic scores were improved with the increasing doses (p < 0.05). The secondary metabolite contents of the god’s crown fruit extract served as an antioxidant and anti-inflammatory, protecting hepatic injury from the toxic metabolite of paracetamol. Conclusion: A 70% ethanol extract of god’s crown fruit (Phaleria macrocarpa) have hepatoprotective properties that effectively prevent hepatic injury due to paracetamol toxic dose.
PENGARUH INFUSA TEH HITAM (CAMELIA SINENSIS) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR, RENAL DAN JUMLAH SEL-SEL ALFA DAN BETA PANKREAS TIKUS JANTAN SPRAGUEDAWLEY DIINDUKSI ETANOL 20% Ayu Anita Rosalia; Maria Chrisna Indrasari; Maria Anasthasia Tangsilan; Tejo Jayadi; Sulanto Saleh Danu
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 1 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.585 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i1.36

Abstract

Latar Belakang: Fungsi antioksidan dari teh telah banyak diteliti. Teh hitam memiliki kandungan utama theaflavins, thearubigins dan catechins. Konsumsi etanol kronik dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar, pankreas dan ren, yang disebabkan terutama disebabkan oleh proses stres oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh infusa teh hitam terhadap gangguan beberapa organ tersebut diinduksi etanol diteliti. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dikerjakan dengan rancangan completely randomized design, dengan 6 kelompok eksperimental yang masing-masing menggunakan 5 ekor tikus. K1 kontrol normal; K2 diberi infusa teh hitam 0,252 gr/ 200 grBB; (K3) diberi etanol 20% dengan volume 2 ml/ hari; K4, K5 dan K6 yaitu kelompok perlakuan diberi etanol 20% volume 2 ml, 1 jam kemudian diberi infusa teh hitam dengan dosis 0,126 gr/ 200 grBB; 0,252 gr/ 200 grBB;0, 50 gr/ 200 grBB setiap hari. Pada hari ke 31 hewan coba diterminasi dan diambil jaringan hepar, pankreas, dan renal. Kemudian dilakukan pembuatan sediaan histopatologi pada organ hepar dan ginjal, sediaan dengan pewarnaan histokimia Victoria blue. Hasil: Pengamatan dan analisis sediaan histopatologi hepar menunjukkan adanya perbedaan bermakna p=0,004 (p
PERBEDAAN INDIKATOR-INDIKATOR PENYEMBUHAN LUKA TIKUS WISTRAR NON DIABETIK DAN DIABETIK PADA PEMBERIAN CURCUMIN TOPIKAL Tejo Jayadi; Arum Krismi
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.2

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Di dunia dan Indonesia, penderita diabetes melitus akan meningkat, diperkirakan dua kali. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah penderita ulkus diabetikum, pada akhirnya dapat menyebabkan amputasi. Banyak faktor pertumbuhan berperan dalam penyembuhan luka, diantaranya TGF beta1 dan p63. Pada luka kronik, ekspresi TGF beta 1 menurun, sementara peran utama p63 adalah pertumbuhan epidermis. Curcumin memperbaiki penyembuhan luka. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah untuk mengenali efek kurkumin pada penyembuhan luka tikus wistar non diabetic dan diabetic dengan menilai ekspresi TGF beta1 dan p63, tingkat inflamasi, jaringan granu%asi, dan penutupan dermis. Metode Penelitian: Penelitian dikerjakan dengan metode quasi eksperimental dengan desain post-test only control group design pada 64 hewan coba, dengan 16 tikus non diabetik diterapi curcumin (A), 16 hewan coba diabetik tanpa curcumin (B), 16 tikus diabetik tanpa curcumin (C), 16 tikus diabetik diterapi salep curcumin (D). Hasil dan Diskusi: Pada uji marginal homogeneity derajat inflamasi sampe% A terhadap sampel B adalah p= 0,166, level ekspresi TGF beta1 nilai p= 0,03, pembentukan jaringan granulasi p= 0,317, penutupan dermis nilai p 0,317 (p= 0,05), ekspresi p63 ni%ai p&O,OOS. +urcumin meningkatkan derajat inflamasi dan %e/e% ekspresi TGF beta1 yang cenderung mempercepat proses penyembuhan luka pada hewan coba non diabetes. Uji marginal homogeneity sampel C dan D menunjukkan inflamasi ni%ai p& O,128, pembentukan jaringan granu%asi p& O,S69, sedang penutupan dermis sampel D p= 0,083, ekspresi TGF beta1 p= 0,884, ekspresi p63 p= 0,025. Curcumin meningkatkan ekspresi p63, tetapi tidak mempercepat proses penyembuhan luka. Kata Kunci: curcumin, TGF beta
PERBEDAAN INDIKATOR-INDIKATOR PENYEMBUHAN LUKA TIKUS WISTAR DIABETIK DIINDUKSI CURCUMIN Tejo Jayadi; Arum Krismi
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Perkembangan Terbaru Pemanfaatan Herbal Sebagai Agen Preventif Pada Tera
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.34 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.1196

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengenali efek kurkumin pada penyembuhan luka pada tikus wistar diabetik dengan mengukur ekspresi TGF beta-1 dan p63, level inflamasi, pembentukan jaringan granulasi dan penutupan dermis. Penelitian ini dikerjakan dengan metode quasi eksprerimental berdesain post-test only dengan kelompok kontrol, pada 32 hewan coba diabetik. Enam belas hewan coba diinsisi diberi placebo (A) , 16 berikutnya diinsisi diterapi salep kurkumin (B). Eksisi 3 hewan coba dikerjakan pada hari pertama, ke- 3, ke- 12, ke-18, ke- 30. Inflamasi sampel B cenderung lebih berat dibandingkan sampel A, uji marginal homogeneity 0,197. Peningkatan inflamasi ini, dimungkinkan karena infeksi, sehingga pembentukan jaringan granulasi cenderung lebih lambat  uji marginal homogeneity 0,564, dan penutupan dermis lebih lama dengan uji marginal homogeneity  0,083. Ekspresi TGF beta1 sampel B dibandingkan sampel A tidak didapatkan perbedaan dengan uji marginal homogeneity 0,814. Pada penelitian ini pemberian salep kurkumin meningkatkan ekspresi p63 semua pada semua sampel eksisi kulit tikus wistar diabetik. Kata Kunci: curcumin, TGF beta-1, p63, level inflamasi, jaringan granulasi, penutupan dermal