Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ATTITUDE OF QUEEN ZALEHA THE WOMAN WARRIOR OF SOUTH KALIMANTAN Kamariah Kamariah; Haswinda Harpriyanti
ISLLAC : Journal of Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.926 KB)

Abstract

This study aims to describe Queen Zaleha attitude during his life when facing the war of independence. The research method uses qualitative methods with descriptive research specifications, the research object of the life story of Queen Zaleha. The data collection techniques used are notes, interviews, and documentation. Techniques analysis use the semiotic model of Roland Barthes. The results showed that Queen Zaleha's stance was: a) conscious, b) clever, c) brave, d) fighting spirit, e) confident.
Character education in the folklore of South Kalimantan (the perspective of literary sociology) Haswinda Harpriyanti; Kamariah Kamariah
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 16, No 1 (2019): SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/socia.v16i1.25553

Abstract

This study is focused to reveal character education in the folklore of South Kalimantan. the matter will be examined in this study are: (1) How character education that relate to yourself?; (2) How character education that relate to our fellow humans?; and (3) How character education related to the environment?; The methods used in this research is descriptive analysis method. The techniques used for data collection are the techniques of exploration.The data in this study is a collection of the folklore of the South Kalimantan, published by Lembaga Pendidikan Banua Banjarmasin, the mold is second in 2006 and third in 2008 mold. The result of this study is there are few of character education values mentioned, divided by three object: that relate to yourself (hard work, curious, responsible, independent, entrepenuer,); relate to our fellow human beings (obedient, social care, democratic); and relate to the environment (care for the environment).
UNSUR BUDAYA DALAM KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN MANDI BUNGAS (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) haswinda harpriyanti; Siti Hadijah
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 8 No 1 (2023): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/sti.v8i1.2165

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan Unsur Budaya dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Mandi Bungas karya Rahmiyati. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan unsur budaya yang berhubungan dengan bahasa dalam kumpulan cerpen Perempuan Mandi Bungas, menemukan unsur budaya yang berhubungan dengan masyarakat sosial dalam kumpulan cerpen Perempuan Mandi Bungas, dan menemukan unsur budaya yang berhubungan dengan religi dalam kumpulan cerpen Perempuan Mandi Bungas. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian antropologi sastra. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Mandi Bungas diterbitkan oleh Tahura Media, Banjarmasin tahun 2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah kepustakaan dan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif interpretatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Analisis unsur budaya dengan bahasa dalam kumpulan cerpen Perempuan Mandi Bungas adalah penggunaan bahasa Banjar. (2) Analisis unsur budaya dalam kumpulan cerpen perempuan Mandi Bungasyang berhubungan dengan masyarakat sosial, meliputi: kantor polisi, kepolisian, kelurahan, rukun tetangga (RT), pos perjagaan, rumah sakit, desa, tetangga, karyawan, kampung halaman,pernikahan. (3) Analisis unsur budaya dalam kumpulan cerpen perempuan Mandi Bungas yang berhubungan dengan religi, meliputi: kain putih, kembang kenanga,mantra.
Mamanda sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi) Haswinda Harpriyanti; Noor Indah Wulandari
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i1.3062

Abstract

Mamanda Sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi): Jika dicermati berdasarkan ciri khasnya, Mamanda memiliki kemiripan dengan Lenong terutama dari segi kedekatan interaksi yang dibangun oleh para pemain kepada penonton. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan konsep fakta dalam Mamanda., (2) menemukan kebudayaan yang terdapat dalam Mamanda, dan (3) menemukan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Mamanda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan hasil pengamatan secara langsung. Analisis data dilakukan dengan cara induktif yang berawal dari pemahamankhusus ke umum serta dijelaskan secara detail sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, sebab penelitian akan melakukan penelitian tentang kebudayaan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. Hasil dari penelitian menunjukan konsep fakta yang dihasilkan dalam pertunjukan Mamanda yaitu, adanya kisah sejarah tentang kerajaan Negara Dipa. Unsur kebudayaan yang terdapat di dalam pertunjukan Mamanda antara lain, berupa penggunaan bahasa daerah, unsur kebudayaan terkait pengetahuan tentang pengobatan tradisonal yang sudah dipercaya sejak masa dahulu kala dan telah menjadi bagian hidup bagi masyarakat Banjar, unsur kebudayaan yang berkait tentang mata pencaharian masayarakat Banjar seperti maunjun. Selain itu adanya unsur kesenian berupa musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Banjar yang bermuatan nilai budaya karakatan (keakraban) yakni kesenian musik bapanting. Adapun Nilai-nilai kehidupan yang ditemukan pada pertunjukan Mamanda yakni, nilai kehidupan berupa peduli dengan konsep badingsanakan atau menganggap orang lain seperti keluarga sendiri, agar kita memiliki rasa sayang kepada siapapun. Ditemukannya nilai keimanan atau religius dalam pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dilakukan secara turun temurun.