DYAH FAUZIAH, DYAH
Anatomical Pathology Department, Faculty Of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Published : 39 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Hubungan Invasi Pembuluh Limfe Dengan Metastasis ke Kelenjar Getah Bening Pelvis pada Kanker Serviks Stadium IB dan IIA HUTAPEA, MANUEL; -, SUHATNO; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.694 KB)

Abstract

Objective: to know the result of Hematoxyllin-eosin and immunostainning D2-40 Podoplanin examination in detecting lymph vessel invasion (LVI) and to analyze correlation between lymph vessel invasion with pelvic lymph node metastasis in stage IB and IIA cervical cancer. Design of this research was cross-sectional study. The clinicopathological data of 41 patients with stage IB and IIA cervical cancer who underwent radical hysterectomy and pelvic lymphadenectomy (RHPL) at Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, from January 2008 to June 2013 were retrospectively reviewed. Age, histology type, clinical stage, tumor size, number of removed pelvic lymph node, parametrial invasion and LVI were analyzed to define their correlation with pelvic node metastases. Immunohistochemical staining using MAb-D2-40 Podoplanin was used to detect lymph vessel invasion on the corresponding HE slides. Eligible criteria are paraffin wax embedded tissue from cervix cancer patients was diagnosed as cervix cancer, and patient’s medical record can be found and filled completely. Ineligible criteria are patients which is had chemotherapy or radiotherapy before surgery or patient’s paraffin wax embedded tissue was damaged. The correlation among variables was analyzed using Phi correlation test. Results: among of total 41 patients , lymph vessel invasion (LVI) was detected in 7 (17.07%) D2-40 Podoplanin slides, and 9 (21.95%) HE slides. Agreement rate with Kappa statistic between two method was significant, k = 0,381, p = 0,014. Lymph node metastasis was found in 6 (14.63%) samples. Positive LVI detected by D2-40 Podoplanin was significantly correlated with lymph node metastasis (? = 0.362; p = 0.02), but positive LVI detected by HE was not significantly correlated (? = 0.281; p = 0.072).
Hubungan antara Ekspresi Hsp 27 dan Hsp 70 Dengan Derajat Diferensiasi dan Angka Ketahanan Hidup Dua Tahun pada Penderita Kanker Endometrium Tipe I Pasca-Pembedahan di RSUD Dr. Soetomo YULIATI, INDRA; ASKANDAR, BRAHMANA; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.783 KB)

Abstract

This research was performed to know the relation between Hsp 27 and Hsp 70 expressions with degree of differentiation and two years survival rate in endometrial cancer type I that has undergone surgery in Dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Methods: using observational analysis with retrospective Cohort study design to the endometrial cancer type I patients that had undergone surgery in Dr. Soetomo Hospital. As many as 30 subjects were examined, with dependent variable: Hsp 27 and Hsp 70 expressions and Dependent Variable: the type of endometrial cancer differentiation and 2 years survival rate of the endometrial cancer type I patients. In this research, 30 patients with endometrial cancer type I that had undergone surgery were obtained, with well differentiation (grade I) for 20 samples (66.7%), moderate differentiation (grade II) for 3 samples (10%) and poor differentiation (grade III) accounts for 7 samples (23.3%). Positive results for Hsp 27 are 13 samples, while negative Hsp 27 results are 17 samples. From the analysis, correlation coefficient is -0.218 and p value 0.248 (p > 0.05). Samples with positive Hsp 70 results are 19 (63.3%) and negative Hsp 70 results are 11 samples (36.7%), with correlation coefficient -0.099 and p value 0.603 (p > 0.05). Overall survival rate for Hsp 27 is 22.5 months (log rank 0.066), survival rate 1 year for positive Hsp 27 are 100%, and negative Hsp 27 are 88.2%, while in Hsp 70, the overall survival rate is 22.5 months (log rank 0.076), survival rate 1 year for positive Hsp 70 are 100% and negative Hsp 70 are 81.8%. There are no significant relations between Hsp 27 expression with tumor cells differentiation (grade) and the 2 years survival rate of the endometrial cancer type I patients. And also there are no significant relations between Hsp 70 expressions with tumor cells differentiation (grade). 2 years survival rate of the endometrial cancer type I with positive or negative Hsp expressions are not significantly correlated. And there are no significant relations between 2 years survival rate of the endometrial cancer type I with the cells differentiation degree.Keywords: Hsp 27, Hsp 70, differentiation degree, survival rate, endometrial cancer typeI. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi Hsp 27 dan Hsp 70 dengan derajat diferensiasi dan angka ketahanan hidup dua tahun pada penderita kanker endometrium tipe I pasca-pembedahan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan rancangan studi kohort retrospektif terhadap penderita kanker endometrium tipe 1 yang telah dilakukan pembedahan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, sebanyak 30 subjek. Sebagai variabel bebas: ekspresi Hsp 27 dan Hsp 70. Variabel tergantung: jenis diferensiasi kanker endometrium dan angka ketahanan hidup 2 tahun penderita kanker endometrium tipe 1. Pada penelitian ini, didapatkan kanker endometrium tipe I yang telah dilakukan pembedahan sebanyak 30 penderita. Didapatkan sediaan dengan diferensiasi baik (grade I ) sebanyak 20 (66,7%), diferensiasi sedang (grade 2) 3 sediaan (10%), dan diferensiasi buruk (grade 3) sebanyak 7 sediaan (23,3%). Dengan ekspresi Hsp 27 positif sebanyak 13 sediaan, sedangkan dengan ekspresi Hsp 27 negatif sebanyak 17 sediaan. Dari hasil analisis didapatkan koefisienkorelasi -0,218 dan p value 0,248 (p>0,05). Sediaan dengan ekspresi Hsp 70 positif sebanyak 19 (63,3%), sedangkan Hsp 70 negatif 11 sediaan (36,7%), dengan koefisien korelasi -0,099 dan p value 0,603 (p > 0,05). Dengan overall survival sebesar 22,5 bulan (log rank 0,066), survival rate 1 tahun untuk Hsp 27 positif sebesar 100% dan Hsp 27 negatif sebesar 88,2%. Sedangkan pada Hsp 70, overall survival 22,5 bulan (log rank 0,076) dan survival rate 1 tahun untuk Hsp 70 positif sebesar 100% dan Hsp 70 negatif sebesar 81,8%. Tidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi Hsp 27 dengan diferensiasi sel tumor (grade) dan angka ketahanan hidup dua tahun penderita kanker endometrium tipe I. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna juga antara ekspresi Hsp 70 dengan diferensiasi sel tumor (grade) dan angka ketahanan hidup dua tahun penderita kanker endometrium tipe I dengan ekspresi Hsp 70 positif ataupun negatif. Tidak ada hubungan antara angka ketahanan hidup dua tahun penderita kanker endometrium tipe I dengan derajat diferensiasi sel (grade). Kata Kunci: Hsp 27, Hsp 70, derajat diferensiasi, angka ketahanan hidup, kanker endometrium tipe 1.
Ekspresi p53 Mutan dan caspase 3 sebagai Faktor Prediksi terhadap Operabilitas Kanker Serviks IIB setelah Mendapat Kemoterapi Neoajuvan Prakosa, Teguh; Askandar, Brahmana; Fauziah, Dyah
Indonesian Journal of Cancer Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.197 KB)

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui ekspresi caspase 3 dan p53 mutan dalam memprediksi respons operabilitas (pra-operatif) pada penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan paclitaxel-platinum.Metode: ekspresi caspase 3 dan p53 mutan diperiksa dengan pengecatan immunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inklusi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya mulai bulan Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan rejimen kemoterapi neoajuvan paclitaxel-platinum (cisplatin 75 mg/m2 atau carboplatin AUC 5 – paclitaxel 175 mg/m2) sebanyak tiga seri berturut-turut 3 mingguan dan telah dilakukan evaluasi operabilitasnya pasca-kemoterapi neoajuvan yang dilakukan sebelum operasi, 3 minggu sampai 4 minggu setelah kemoterapi yang terakhir. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan studi kasus kontrol.Hasil: hubungan antara ekspresi p53 mutan dan caspase 3 dengan operabilitas post kemoterapi neoajuvanpaclitaxel-platinum dianalisis dengan uji regresi logistik sederhana. Dari penelitian ini didapatkan sejumlah 22 (55%) pasien kanker serviks IIB yang mendapat kemoterapi neoajuvan memberikan respons inoperable dan 18 (45%) pasien memberikan respons operabel. Ekspresi p53 mutan terbanyak menunjukkan hasil ekspresi negatif, dengan rentang skor 0-1, yaitu sebanyak 33 (82,5%) penderita. Ekspresi positif didapatkan pada 7 (17,5 %) penderita, dan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p 0,48; OR: 0,55 (CI 95%:0,11-2,87)). Jumlah ekspresi caspase 3 yang positif dan negatif menunjukkan jumlah yang sama besarnya baik pada luaran inoperabel maupun operabel, yaitu masing-masing 13 (72,2%) dan 11 (50,0%); dengan p=0,158, OR:2,60(CI 95%:0,69-9,81).Kesimpulan: ekspresi caspase 3 dan p53 mutan tidak dapat memprediksi respons operabilitas pada pasien kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan paclitaxel-platinum.Kata kunci: kanker serviks stadium IIB, kemoterapi neoajuvan paclitaxel-platinum, operabilitas pascakemoterapi neoajuvan
Ekspresi Heat Shock Protein 70 (HSP70) dan Caspase-3 sebagai Prediktor terhadap Operabilitas Kanker Serviks Stadium IIB setelah Mendapat Kemoterapi Neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin Udiyanto, Hermawan; Askandar, Brahmana; Fauziah, Dyah
Indonesian Journal of Cancer Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.677 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspresi HSP70 dan Caspase-3 terhadap keberhasilan operabilitas kanker serviks stadium IIB setelah pemberian kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin 3 seri. Metode: ekspresi HSP70 dan caspase-3 diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inklusi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, mulai Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi penderita yang telah dilakukan evaluasi keberhasilan terapi (operabilitas) pasca-kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin sebanyak 3 seri berturut-turut, dengan interval pemberian 3 minggu. Evaluasi keberhasilan terapi (operabilitas) tidak mengikuti kriteria respons terapi berdasarkan RECIST (Response Evaluation Criteria in Solid Tumours). Waktu pemeriksaan 3 – 4 minggu setelah pemberian kemoterapi yang terakhir. Operabilitas tumor, yaitu kondisi klinis kanker serviks di mana pada pemeriksaan dalam vagina (vaginal toucher/VT) dan pemeriksaan dalam rektum oleh tim ginekologi onkologi setelah penderita mendapatkan kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin 3 seri dinyatakan bahwa pada parametrium secara klinis tidak didapatkan infiltrasi tumor. Jenis dan bentuk penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, studi case control pada penderita kanker serviks IIB yang mendapat kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin sebanyak 3 kali dengan interval pemberian kemoterapi 3 minggu.Hubungan antara ekspresi HSP70 dan caspase-3 dengan operabilitas post-kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin dianalisis dengan regresi logistik. Ekspresi HSP70 negatif dan HSP70 positif mempunyai jumlah total yang sama, yaitu 20 orang (50%), masing-masing 9 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara HSP70 dengan operabilitas ( p = 1 ), dengan OR = 1,00 ( 95%CI : 0,28-3,47 ). Ekspresi caspase-3 positif sebanyak 24 orang (60,0%), masing-masing 13 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Pada ekspresi Caspase-3 negatif, sebanyak 16 orang (40,0%), masing-masing 5 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara ekspresi caspase-3 dengan operabilitas ( p = 0,154 ), dengan OR = 0,06 ( 95%CI : 0,69-9,81). Kombinasi antara ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-), sebanyak 8 orang (20%), masing-masing 2 orang pada kelompok operabel dan 6 orang pada kelompok inoperabel. Sedangkan pada kelompok selain kombinasi antara ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-) sebanyak 32 orang (80%), masing-masing 16 orang pada kelompok inoperabel dan 16 orang pada kelompok operabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara kombinasi ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-) dengan operabilitas ( p = 0,217 ), dengan OR = 3,0 ( 95 % CI : 0,525-17,159).Kesimpulan: ekspresi HSP70 dan caspase-3 tidak dapat dijadikan sebagai prediktor operabilitas pada kanker serviks stadium IIB yang mendapatkan neoajuvant kemoterapi Paclitaxel-Carboplatin.Kata kunci: Kanker serviks stadium IIB, kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin, operabilitas pascakemoterapi neoajuvant.
Ekspresi Heat Shock Protein 70 (HSP-70) dan P53 Mutan sebagai Faktor Prediksi Operabilitas Pasca-kemoterapi Neoajuvan pada Kanker Serviks IIB SIMANJUNTAK, ROY YUSTIN; ASKANDAR, BRAHMANA; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui ekspresi HSP-70 dan p53 mutan dalam memprediksi respons operabilitas (pra-operatif) pada penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum. Metode: penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Ekspresi p53 mutan dan HSP 70 diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inkluasi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, mulai Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi ukuran tumor ? 4 cm, telah dievaluasi operabilitas melalui pemeriksaan klinis dan mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum (setiap 3 minggu selama 3 siklus).Hasil: dari penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak 40 pasien yang mendapat kemoterapi neoajuvan Paclitaxel- Platinum. Dari 40 sampel tersebut, 22 (55%) pasien kanker serviks IIB memberikan respons inoperable dan 18 (45%) pasien memberikan respons operabel. Ekspresi p53 mutan terbanyak menunjukkan hasil ekspresi negatif, dengan rentang skor 0-1, yaitu sebanyak 33 (82,5%) penderita. Ekspresi positif didapatkan pada 7 (17,5%) penderita dan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p 0,48; OR: 0,55 (CI 95%:0,11- 2,87)). Jumlah ekspresi HSP 70 yang positif dan negatif menunjukkan jumlah yang sama besarnya, baik pada luaran inoperabel maupun operabel, masing-masing 11 (50,0%) dan 9 (50,0%), dengan p=1,00, OR: 1,00 (CI 95%:0,289-3,48). Hubungan antara ekspresi p53 dan HSP 70 dengan operabilitas post kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum dianalisa dengan uji Chi-square.Kesimpulannya, ekspresi HSP 70 dan p53 mutan tidak dapat memprediksi respons operabilitas pada pasien kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum.Kata kunci: Kanker serviks stadium IIB, kemoterapi neoajuvan Paclitaxel- Platinum, operabilitas pasca-kemoterapi neoajuvan.
Myoepithelial Carcinoma Spindle cell type, Clear cell type, and Plasmacytoid type: Serial Kasus A Case Series of Myoepithelial Carcinoma Spindle cell type, Clear cell type, and Plasmacytoid type Lestari, Dian Yuliartha; Fauziah, Dyah
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 4 (2018): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Myoepithelial Carcinoma adalah salah satu keganasan kelenjar liur yang sangat jarang terjadi, dimana terdiri dari komponen sel-sel myoepithelial yang berdifferensiasi sebagai sel spindle, sel jernih (clear), sel epitheloid, sel stelate, maupun sel plasmacytoid. Kami melaporkan 3 kasus myoepithelial carcinoma yang didiagnosis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dengan ti ga tipeyang berbeda, yaitu; spindle cell type, clear cell type, dan plasmacytoid type. Dua kasus terjadi pada kelenjar parotis, lainnya pada kelenjar submandibula, dimana ketiganya terjadi pada wanita dengan rentangusia 45-76 tahun. Keluhan saat datang berobat adalah timbul benjolan semakin membesar secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri. Hasil pemeriksaan histopatologis menyatakan suatu carcinoma mengesankan myoepithelial carcinoma. Hasil pemeriksaan immunohistokimia smooth muscle actin (SMA)dan S100 mayoritas menunjukkan hasil yang positif, dimana menyokong diagnosis suatu myoepithelial carcinomaKata kunci: myoepithelial carcinoma, spindle cell type, clear cell type plasmacytoid type
Hubungan Peritoneal Carcinomatosis Index dan Predictive Index Value Fagotti dengan Kadar Serum Fatty Acid Binding Protein 4 pada Kanker Ovarium Epitel Stadium Lanjut YAZNIL, MUHAMMAD RIZKI; TJOKROPRAWIRO, BRAHMANA ASKANDAR; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.469 KB)

Abstract

In advanced ovarian cancer, the main goal of surgery is complete debulking with no visible residual tumor, and predicting it before surgery has become a goal that still unresolved. The ability in advanced ovarian cancer surgery varied between healthcare facilities. Recent discovery put forward the role of fatty acid as one of the main source of energy for ovarian cancer aggresiveness and the role of fatty acid binding protein (FABP) escpecially FABP4 expression as an important biomarker for predicting residual disease in ovarian cancer. There are no data about FABP4 serum in ovarian cancer and it’s role in predicting the extensiveness of advanced stage ovarian cancer. To evaluate correlation between FABP4 serum level with PIV Fagotti Score and Peritoneal Carcinomatosis Index (PCI) in advanced stage ovarian cancer. Analytic observational study. Among 28 subjects, most age groups (46.4%) are 40–45 years of age, 46.4% with normal body mass index, 71.4% with ovarian cancer stage IIIC, 75% with high grade serous adenocarcinoma, average ascites volume 3232.1 ± 2006.9 mL, median CA125 serum 1094 u/mL (12–19425 u/mL). The rate of optimal and complete debulking is 53.5% from 28 subjects. Strong expression of FABP4 on 42.9% subjects. MeanFABP serum 69.6 ± 51.4 ng/mL. Mean PCI score is 14.5 (3–29), mean PIV score is 6 (2–12). There is a significant correlation between FABP4 expression and FABP4 serum level (p<0.05) with moderate power (r=0.55), and a significant correlation with moderate power (r=0.421) between FABP4 serum level with PCI and PIV score. There is a significant correlation with moderate power between rising FABP4 serum and the extent of peritoneal carcinomatosis evaluated by PCI and PIV Fagotti Score in advanced stage ovarian cancer.ABSTRAKPrediksi resektabilitas pada kanker ovarium epitel masih merupakan masalah penting yang belum terpecahkan. Penelitian-penelitian mutakhir mengemukakan peran dari asam lemak sebagai salah satu sumber energi penting bagi progresivitas kanker ovarium. FABP4 sebagai salah satu protein yang berperan dalam transportasi asam lemak merupakan salah satu biomarker yang dijumpai pada kanker ovarium dengan residu tumor. Akan tetapi, penelitian mengenai kadar serum FABP4 pada stadium lanjut belum ada. Selain itu, apakah PCI dan PIV skor Fagotti mempunyai hubungan dengan kadar serum FABP4 pada kanker ovarium stadium lanjut belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi antara PIV skor Fagotti dan PCI dengan kadar serum FABP4 pada penderita kanker ovarium stadium lanjut. Observasional analitik digunakan dalam penelitian ini, di mana peneliti ingin melihat korelasi antara nilai skor PIV skor Fagotti dan PCI dengan kadar serum FABP4. Subjek penelitian berjumlah 28 orang dengan karakteristik: kelompok usia terbanyak 40–45 tahun (46,4%); indeks massa tubuh normal (46,4%); stadium FIGO IIIC (71,4%); high grade serous ovarian cancer (75%); jumlah rerata asites 3232,1 ± 2006,9 mL; median kadar serum CA125 1094 u/mL (12–19425 u/mL); 53,5% subjek dapat dilakukan sitoreduksi optimal dan komplit. Ekspresi FABP4 yang kuat terjadi pada 42,9% subjek. Rerata kadar serum FABP4 69,6 ± 51,4 ng/mL. Korelasi signifikan antara ekspresi FABP4 dengan kadar serum FABP4 pada penelitian ini (p<0,05), dengan tingkat korelasi sedang (r=0,55). Rerata PCI total 14,5. Rerata PIV adalah 6 dengan nilai minimum 2 dan maksimum 12.Didapatkan korelasi signifikan (p<0,05) antara kadar serum FABP4 dengan penilaian PCI dan PIV dengan tingkat korelasi sedang (r=0,421, r=0,458). Pada penelitian ini ditemukan korelasi signifikan dengan kekuatan korelasi sedang antara peningkatan skor PIC dan PIV skor Fagotti dengan peningkatan kadar serum FABP4 pada pasien kanker ovarium stadium lanjut.
Hubungan Invasi Pembuluh Limfe Dengan Metastasis ke Kelenjar Getah Bening Pelvis pada Kanker Serviks Stadium IB dan IIA HUTAPEA, MANUEL; -, SUHATNO; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.694 KB)

Abstract

Objective: to know the result of Hematoxyllin-eosin and immunostainning D2-40 Podoplanin examination in detecting lymph vessel invasion (LVI) and to analyze correlation between lymph vessel invasion with pelvic lymph node metastasis in stage IB and IIA cervical cancer. Design of this research was cross-sectional study. The clinicopathological data of 41 patients with stage IB and IIA cervical cancer who underwent radical hysterectomy and pelvic lymphadenectomy (RHPL) at Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, from January 2008 to June 2013 were retrospectively reviewed. Age, histology type, clinical stage, tumor size, number of removed pelvic lymph node, parametrial invasion and LVI were analyzed to define their correlation with pelvic node metastases. Immunohistochemical staining using MAb-D2-40 Podoplanin was used to detect lymph vessel invasion on the corresponding HE slides. Eligible criteria are paraffin wax embedded tissue from cervix cancer patients was diagnosed as cervix cancer, and patients medical record can be found and filled completely. Ineligible criteria are patients which is had chemotherapy or radiotherapy before surgery or patients paraffin wax embedded tissue was damaged. The correlation among variables was analyzed using Phi correlation test. Results: among of total 41 patients , lymph vessel invasion (LVI) was detected in 7 (17.07%) D2-40 Podoplanin slides, and 9 (21.95%) HE slides. Agreement rate with Kappa statistic between two method was significant, k = 0,381, p = 0,014. Lymph node metastasis was found in 6 (14.63%) samples. Positive LVI detected by D2-40 Podoplanin was significantly correlated with lymph node metastasis (? = 0.362; p = 0.02), but positive LVI detected by HE was not significantly correlated (? = 0.281; p = 0.072).
A CASE SERIES OF MYOEPITHELIAL CARCINOMA SPINDLE CELL TYPE, CLEAR CELL TYPE, AND PLASMACYTOID TYPE Lestari, Dian Yuliartha; Fauziah, Dyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v13i2.5524

Abstract

Myoepithelial Carcinoma adalah salah satu keganasan kelenjar liur yang sangat jarang terjadi, dimana terdiri dari komponen sel-sel myoepithelial yang berdifferensiasi sebagai sel spindle, sel jernih (clear), sel epitheloid, sel stelate, maupun sel plasmacytoid. Kami melaporkan 3 kasus myoepithelial carcinoma yang didiagnosis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dengan tiga tipe yang berbeda, yaitu; spindle cell type, clear cell type, dan plasmacytoid type. Dua kasus terjadi pada kelenjar parotis, lainnya pada kelenjar submandibula, dimana ketiganya terjadi pada wanita dengan rentang usia 45-76 tahun. Keluhan saat datang berobat adalah timbul benjolan semakin membesar secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri. Hasil pemeriksaan histopatologis menyatakan suatu carcinoma mengesankan myoepithelial carcinoma. Hasil pemeriksaan immunohistokimia smooth muscle actin (SMA) dan S100 mayoritas menunjukkan hasil yang positif, dimana menyokong diagnosis suatu myoepithelial carcinoma Kata kunci:  myoepithelial carcinoma, spindle cell type, clear cell type plasmacytoid type
Ekspresi p16 dan CDK4 pada Berbagai Stadium T Karsinoma Laring Diana Purnamasari; Dyah Fauziah
Majalah Patologi Indonesia Vol 29 No 1 (2020): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.885 KB) | DOI: 10.55816/mpi.v29i1.404

Abstract

BackgroundDefect in cell cycle control affect cell proliferation and play an important role in pathogenesis of cancer. Recently, some proteins areknown to have an influence in cell cycle proliferation. P16 and CDK4 may have influenced in laryngeal carcinoma. CDK4, anoncogene, can form cyclin D1-CDK4 complex that inactivates pRb so that the cell cycle goes from G1 phase to S phase. P16, atumor suppressor protein, can prevent cyclin D1-CDK4 complex so that inhibit cell proliferation.MethodsThis research was an observational analysis study with paraffin block samples, consists of 3 samples of stage T1 and each 10samples of stage T2, T3 and T4 in Laboratory of Anatomical Pathology of RSUD dr. Soetomo that was collected from 2013-2015.Samples were stained with antibody of p16 and CDK4. P16 and CDK4 expression were assessed based on the percentage andintensity of tumor cells that were stained. The differences between variables were analyzed by Kruskal-Wallis. The correlationbetween variables was analyzed by Spearman correlation test.ResultsP16 expression of carcinoma larynx T1 (88.33±7.64), T2 (85.00±5.27), T3 (61.00±21.83), and T4 (62.00±25.30). Besides CDK4expression of carcinoma larynx T1 (43.33±15.28), T2 (47.00±14.18), T3 (75.00±8.50), and T4 (70.00±9.43). Statistic analysisshowed significant differences between p16 and CDK4 expression on each stade of carcinoma larynx (p=0.017 and p=0.000). Andthere were corelation between p16 and CDK4 expression on each stage of carcinoma larynx (p=0.000 and p=0.000).ConclusionThe lower p16 expression and the higher CDK4 expression showed the higher stage of carcinoma larynx.