Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemadatan Tanah dan Hasil Kedelai (Glycine max L Merill) Akibat Pemupukan Urea dan Tekanan Ban Traktor Yusran Akbar; Darusman Darusman; Syamaun A. Ali
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
Publisher : Program Studi Magister Konservasi Sumberdaya Lahan, Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.169 KB)

Abstract

Abstrak. Mekanisasi pertanian dengan menggunakan traktor sebagai tenaga penggerak sudah lama dilakukan, dampak buruk penggunaan traktor dan peralatan mekanis lainnya adalah pemadatan tanah. Penelitian bertujuan untuk mengkaji perubahan sifat fisika tanah serta pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai akibat tekanan ban sebagai tumpuan berat traktor dan pemberian pupuk urea pada pengolahan tanah. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan dengan menggunakan rancangan petak terbagi, terdiri dari tiga variasi tekanan angin ban dan tiga dosis pemberian pupuk urea yaitu: 0 kg.ha-1, 25 kg.ha-1 and 50 kg.ha-1. Parameter yang diamati adalah : (1) sifat fisika tanah (2) kapasitas lapang pembajakan dan (3) hasil kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan ban dan pemberian pupuk nitrogen secara interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap permeabilitas tanah. Tekanan ban traktor sangat nyata berpengaruh terhadap berat volume tanah, porositas tanah, permeabilitas tanah, kadar air tanah pada pF 2,54 dan 4,2. Pemberian pupuk nitrogen sangat nyata berpengaruh terhadap permeabilitas tanah, tinggi tanaman dan jumlah cabang produktif pada masing-masing 30 dan 45 HST serta pada berat 100 biji kedelai.Soil Compaction and Soybean Yield Due to Urea and Tractor Tire Pressure TreatmentsAbstract. Mechanization of agriculture by using a tractor propulsion system is old, the adverse effects the use of tractors and other mechanical equipment is soil compaction. Research was aimed to study some soil physical properties, crop growth and yield of soybean affected by tire pressure, as the support heavy tractors and nitrogen. This research is a field experiment using a split plot design, consists of three variations of the tire pressure and the three doses of urea  fertilizer was : 0 kg.ha-1, 25 kg.ha-1 and 50 kg.ha-1.The parameters observed was : (1) physical properties of soil (2) plowing field capacity and (3) soybean yields. The results showed that the effect of tire pressure and nitrogen fertilizer interaction was highly significant for soil permeability. Tractor tire pressure has significant influential on the weight of the volume of soil, soil porosity, soil permeability, soil moisture content at pF 2.54 and 4.2. Nitrogen fertilizer has significant influential on the permeability of the soil, plant height and number of productive branches on each of 30 and 45 days after planting, and the weight of 100 seeds of soybean.
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota Banda Aceh Saiful Bahri; Darusman Darusman; Syamaun A. Ali
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
Publisher : Program Studi Magister Konservasi Sumberdaya Lahan, Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.002 KB)

Abstract

Abstrak. Dampak negatif dari sub-optimalisasi ruang terbuka hijau berupa menurunnya kenyamanan kota, penurunan kapasitas dan daya dukung wilayah yang dicirikan dengan meningkatnya pencemaran, menurunnya kualitas air tanah, meningkatkan suhu kota, serta menurunnya kualitas oksigen atau udara bersih di perkotaan. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Banda Aceh, maka perlu mempertahankan dan mengembangkan RTH. Penelitian diskriptif ini bertujuan untuk menentukan standar luas minimal dan kecukupan RTH yang dibutuhkan di Kota Banda Aceh berdasarkan pendekatan luas wilayah dan kebutuhan oksigen. Data Primer diperoleh melalui pengamatan, survei lapangan, wawancara dan analisis Peta Kota Banda Aceh sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dari berbagai instansi terkait yang berhubungan dengan analisis ini. Analisis data kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah dilakukan menurut Undang-Undang No, 26 Tahun 2007 dan berdasarkan kebutuhan oksigen menggunakan formula Gerakis yang dimodifikasi oleh Wisesa (1998). Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar luas minimal RTH yang dibutuhkan di Kota Banda Aceh berdasarkan luas wilayah  seluas 1.840,77 ha terdiri dari 1.227,2 ha RTH publik dan 613,6 ha RTH privat, sedangkan berdasarkan kebutuhan oksigen penduduk, kendaraan bermotor dan ternak dibutuhkan RTH seluas 1.605,82 ha tahun 2011, 1.838,31 ha tahun 2014 dan  2.148,58  ha  tahun 2018. Kondisi eksisting RTH yang ada di Kota Banda Aceh seluas 1.474,79 ha yang terdiri dari 676.27 ha RTH Publik dan 798,52 ha RTH Privat, sehingga belum memenuhi standar kecukupan minimal kebutuhan RTH ditinjau berdasarkan luas wilayah dan kebutuhan oksigen.Green Open Space Needs Area in the City of Banda AcehAbstract. The negative impact of sub-optimization of green open space in the form of declining urban comfort, reduced capacity and carrying capacity of the region which is characterized by the increasing pollution, declining water quality of the soil, increasing the temperature of the city, as well as the decrease in oxygen or air quality in urban areas clean. In order to maintain and improve environmental quality in the city of Banda Aceh, it is necessary to maintain and develop the green space. This descriptive study aimed to determine the broad minimum standards and the adequacy of the required green space in the city of Banda Aceh area based approach and the need for oxygen. Primary data obtained through observation, field surveys, interviews and analysis of maps of Banda Aceh, while the secondary data obtained through the study of literature and of the various agencies associated with this analysis. Data analysis was based on an area of green open space needs be done according to Law No. 26 Year 2007 and based on the need for oxygen using a modified formula Gerakis by Wisesa (1998). The results showed that the standard minimum area needed green space in the city of Banda Aceh based on an area of 1840.77 ha area consists of 1227.2 ha and 613.6 ha of public green space private green space, while based on the oxygen demand of the population, motor vehicles and livestock needed green space an area of 1605.82 ha in 2011, 1838.31 ha 2148.58 ha in 2014 and 2018. Existing condition of existing green space in the city of Banda Aceh area of 1474.79 ha consisting of 676.27 ha and 798.52 ha of Public RTH RTH Privat, so do not meet minimum adequacy standards are reviewed based on the needs of an area of green space and the need for oxygen.