Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemenangan kandidat kepala desa nomor satu pada Pilkades 2019 di Desa Mojongapit yang berprofesi sebagai pedagang, tidak memiliki background politik, dan tidak menyandang status sarjana. Terpilihnya calon kepala desa karena adanya tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat (rasionalitas tindakan). Dengan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas masyarakat Desa Mojongapit dalam memilih calon kepala desa pada Pilkades 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Verstehen yang bertujuan untuk memaknai setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat, seperti tindakan dalam memilih calon kepala desa. Analisis dilakukan dengan menggunakan perspektif teori fenomenologi Max Weber yang berfokus pada rasionalitas tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan rasional masyarakat dalam memilih calon kepala desa nomor urut satu meliputi.: Pertama, tindakan instrumental : visi dan misi sesuai harapan masyarakat dan kemudahan dalam administrasi. Kedua, tindakan afektif : kekecewaan pada kepemimpinan sebelumnya, rasa kagum pada kewibawaan, rasa simpati yang disebabkan penampilan fisik dan sifat. Ketiga, tindakan berorientasi nilai: calon kepala desa pernah aktif dalam ikatan pelajar Nahdlatul Ulama. Keempat, tindakan tradisional latar belakang keluarga dan berada dalam lingkup rukun tetangga yang sama. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat memilih kepala desa didasarkan oleh rasionalitas.This research was motivated by the victory of the number one village head candidate in the 2019 Pilkades in Mojongapit Village who worked as a trader, did not have a political background, and did not holdca bachelor’s status. The candidate election for the village head was due to the community’s objectives (actioncrationality). With this phenomenon, this study aims to find out the rationality of the people of Mojongapit Village in choosing a candidate for a village head in the 2019 Pilkades. This study uses a qualitative methodcwith the Verstehen approach, which aims to interpret every action taken by the community, such as choosing a ccandidate for a village head. In addition, the research will analyze reality using the perspective of Max Weber’s phenomenological theory, which focuses on the rationality of action. The study results show that the community’s reasonable measures in choosing the number one candidate for village head include: First, instrumental actions: vision and mission according to community expectations and ease of administration. Second, effective measures: disappointment in previous leadership, admiration for authority, sympathy caused by physical appearance and character. Third, value-oriented action: the candidate for the village head has been active in the Nahdlatul Ulama student association. Fourth, traditional acts of family background are within the same neighbourhood’s scope. The conclusion of this study shows that the community chooses the village head based on rationality.