Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PELATIHAN K3 & KEWIRAUSAHAAN UNTUK MASYARAKAT USIA PRODUKTIF DI KELURAHAN TANGKERANG SELATAN KECAMATAN BUKITRAYA KOTA PEKANBARU Satriardi Satriardi; Zayyinul Hayati Zen; Dedi Dermawan; Denny Astrie Anggraini; Nova Meirizha; Faradila Ananda Yul
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 1 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v1i1.35

Abstract

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsaIndonesia yang belum bisa terpecahkan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS)Provinsi Riau jumlah pengangguran di Riau meningkat. Jumlah pengangguran padaFebruari 2015 mencapai 199.769 orang. Peningkatan terbesar terjadi pada lulusanDiploma yaitu dari 10,14 % pada Februari 2014 menjadi 19.49 pada Februari 2015.Peningkatan tersebut seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Provinsi Riauyang berjumlah sekitar 6.349 juta. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar generasimuda putus sekolah tidak memiliki keterampilan untuk mendapatkan atau menciptakanlapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan ini dinilai penting dilakukan untuk memberikanpemahaman mengenai konsep K3 dan kewirausahaan. Metode yang digunakan adalahberupa pelatihan atau penyuluhan K3 & Kewirausahaan, tanya jawab dan diskusi diKelurahan Tengkerang Selatan, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru. Dengankegiatan ini diharapkan masyrakat mampu membangun sebuah usaha untukkeberlanjutan hidupnya, mampu membina kerjasama antar kelompok untuk melakukanusaha dan untuk menggalakkan industri rumah tangga dan kecil sebagai prioritas dalampeningkatan ekonomi masyarakat.
PELATIHAN DESAIN KEMASAN PRODUK UMKM DI KECAMATAN TAMBANG, KABUPATEN KAMPAR Zayyinul Hayati Zen; Satriardi Satriardi; Dedi Dermawan; Denny Astrie Anggraini; St. Nova Meirizha; Faradila Ananda Yul
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 2 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.446 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i2.225

Abstract

Kemasan (packaging) merupakan salah satu ujung tombak penjualan suatu produk. Kemasan mempunyai peranan yang sangat penting karena akan selalu terkait dengan komoditi yang dikemas dan sekaligus merupakan nilai jual dan citra produk. Nilai jual ini meningkat ketika produk yang dihasilkan mendapat nilai tambah dari kemasan yang menarik. Sedangkan citra produk terkait dengan gambaran produk dalam benak konsumen akan semakin baik apabila produk itu dikemas secara baik, dengan kata lain produk dapat memberi kesan baik bagi konsumen. Pelatihan desain kemasan produk untuk pelaku UMKM di Kabupaten Kampar ini untuk memberikan wawasan desain dan bentuk kemasan baru yang membuat produk menjadi lebih bernilai dan aman. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah metode presentasi mengenai pengenalan bentuk dan desain packaging, Metode demonstrasi mengenai contoh kemasan produk yang baik disesuaikan dengan produk yang diproduksi oleh UMKM, dilanjutkan dengan diskusi untuk menganalisis beberapa kemasan produk pembanding. Metode evaluasi dengan mengamati hasil pelatihan yang didapat, yaitu peserta terlihat sangat antusias dan berdiskusi aktif untuk pengembangan kemasan produknya agar lebih bernilai jual. Pendampingan akan terus dilakukan setelah kegiatan pelatihan ini. Tim pelaksana dari Program Studi Teknik Industri akan selalu siap membimbing dan mengarahkan pelaku usaha dalam pengembangan usahanya.
Analisis Kelayakan Kapasitas Produksi dengan Metode RCCP (Studi Kasus PT. Sewangi Sejati Luhur) St Nova Meirizha; Ardiansyah Ardiansyah
Jurnal Surya Teknika Vol 5 No 01 (2017): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v5i01.607

Abstract

PT. Sewangi Sejati Luhur merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi CPO kelapa sawit sebagai komponen utama minyak goreng. Perusahaan ini sangat membutuhkan perencanaan kapasitas yang baik karena permintaan produknya yang terus bertambah dari tahun ke tahun, terutama perencanaan untuk produk yang menjadi andalan perusahaan yaitu produk CPO sawit. Kondisi yang terjadi saat ini ada beberapa stasiun kerja yang sumberdayanya menganggur pada saat-saat tertentu. Selain itu, ada juga beberapa stasiun kerja yang mesin atau tenaga kerjanya bekerja overload. Ini dapat dilihat dengan adanya antrian pada stasiun kerja tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan terhadap kapasitas produksi pada semua stasiun kerja yang ada dengan metode rough cut capacity planning (RCCP). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam analisis kelayakan kapasitas. Tahap pertama adalah menghitung kapasitas tersedia setiap stasiun kerja. Selanjutnya dilakukan perhitungan kapasitas yang dibutuhkan setiap stasiun kerja. Tahapan terakhir adalah uji kelayakan kapasitas dengan membandingkan kapasitas tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan Rough Cut Capacity Planning menggunakan metode CPOF dapat dilihat bahwa masih ada beberapa stasiun kerja yang menghasilkan nilai negatif untuk semua periode selama 12 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan kapasitas atau dengan kata lain kapasitas yang dibutuhkan jauh lebih besar dari kapasitas tersedia yang dimiliki oleh perusahaan.
Optimasi Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Sistem Antrian (Studi Kasus CV. Sispra Jaya Logam) St Nova Meirizha; Faradila Ananda Yul; Julian Prayuda
Jurnal Surya Teknika Vol 5 No 02 (2017): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v5i02.643

Abstract

CV. Sispra Jaya Logam adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industry manufaktur pengecoran logam. Perusahaan ini memproduksi berbagai kebutuhan perusahaan industri seperti roda gigi, gibol joint, greacer, dan lain-lain. Salah satu penyebab antrian pada CV. Sispra Jaya Logam adalah ketidakseimbangan kebutuhan kapasitas dengan ketersediaan kapasitas di lantai produksi. Hal ini disebabkan oleh adanya kekurangan dan kelebihan material yang akan diproses khususnya pada mesin bubut, dimana jumlah produksi yang direncanakan tidak sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Rough Cut Capacity Planning (RCCP) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas stasiun kerja sehingga dapat diketahui apakah suatu jadwal produksi dapat memenuhi permintaan tepat waktu. Berdasarkan proses produksi terlihat banyaknya antrian di stasiun kerja pembubutan. Penelitian terhadap antrian pada proses produksi di CV. Sispra Jaya Logam dilakukan dengan metode RCCP dan model antrian. Langkah pertama dalam perhitungan RCCP adalah perhitungan kapasitas tersedia, setelah itu dilakukan perhitungan kapasitas yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan verifikasi kapasitas. Untuk stasiun kerja yang kekurangan kapasitas maka dilakukan penyeimbangan kapasitas dengan pendekatan model antrian. Pendekatan model antrian meliputi uji distribusi, perhitungan antrian pada kondisi sekarang dan perhitungan antrian pada kondisi usulan. Dari implementasi metode diperoleh usulan terbaik adalah dengan menambahkan satu server (mesin) pada stasiun kerja pembubutan. Dari penambahan satu server tersebut diperoleh jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian sebesar 0,199 dan waktu menunggu rata-rata dalam antrian adalah 0,232 menit.
Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan Menggunakan Metode Servqual (Studi Kasus : PT. Perawang Kencana Motor siti nova meirizha
Jurnal Surya Teknika Vol 1 No 04 (2016): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.498 KB) | DOI: 10.37859/jst.v1i04.1191

Abstract

Sebuah perusahan jasa sangat erat kaitannya dengan pelanggan, karena salah satu dari karakteristik perusahaan jasa adalah berhubungan dengan konsumen secara intensif. Untuk itu tingkat kesuksesan perusahaan jasa dapat diukur dari seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi tingkat kepuasan pelanggan dengan metode Servqual pada PT.Perawang Kencana Motor yang merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang penjualan motor dan penyediaan jasa service. Proses identifikasi dimulai dengan penyebaran kuesioner terbuka untuk mengetahui variabel apa saja yang harus diperhatikan dalam peningkatan kepuasan konsumen dan variabel tersebut akan digunakan pada kuesioner tertutup untuk melihat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap kualitas kepuasan pada PT. Perawang Kencana Motor. Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil penyebaran kuesioner. Setelah itu dilakukan perhitungan gap antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan konsumen maka dilakukan Importance – Performance Analisys (IPA). Berdasarkan IPA maka diperoleh beberapa dimensi kualitas yang kurang baik dalam memberikan kepuasan terhadap pelayanan, yaitu mengenai kecepatan dan tanggapan karyawan dalam proses pembayaran, kecepatan karyawan dalam menanggapi keluhan dari pelanggan, keterampilan mekanik untuk menanggapi kerusakan yang terjadi pada sepeda motor, keramahan dan kesopanan dalam melayani pelanggan.
PENERAPAN METODE CROSSDOCKING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN PADA PT. XYZ St. Nova Meirizha; Ari Andriyas Puji; Ardi Adrian
Jurnal Surya Teknika Vol 7 No 2 (2020): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v7i2.2389

Abstract

Rapid technological development changes the form of competition between profit-oriented companies. The presence of new methods of company management is getting more intense due to the demands of a competitive advantage with other companies. One of the areas that can create competitive advantage is the operational sector. Furthermore, Supply Chain Management has become one of the main components as a competitive strategy to develop the productivity and profitability capabilities of a company. Meanwhile, crossdocking systems have been found for a long time, but the application is often not too significant for companies and there is still room for optimization. Therefore, the researcher was interested in carrying out research related to crossdocking. In this study, the target company is PT. XYZ as a distribution center company that has problems in managing distribution costs and supplies to its partners. By implementing crossdocking, it can help companies in minimizing distribution and inventory costs. The steps in this study are determining vehicle distribution routes, calculating the number of distribution fleets, scheduling distribution fleets, calculating the total safety stock and calculating the ratio of the total cost of supplies in the current condition to the proposed conditions. The research results obtained 2 optimal distribution routes with a total distribution fleet of 2 units, divided into fleet 1 with a capacity of 800 units and fleet 2 with a capacity of 767 units. As for the scheduling results, the makespan value of each fleet is obtained, namely 240 minutes for fleet 1 and 248 minutes for fleet 2. The amount of safety stock for each type of cellphone is Y19 with 27 units of safety stock, Y12 with 102 units of safety stock, Y30 with safety stock 75 units and V19 with safety stock 54 units. The total cost of supplies is 2,989,055 rupiah in one order process.
ANALISIS KECACATAN PRODUK CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) PADA PT.RAMAJAYA PRAMUKTI St Nova Meirizha; Dian Kristina
Jurnal Surya Teknika Vol 8 No 1 (2021): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v8i1.2616

Abstract

Quality is the overall characteristics and characteristics of a product or service whose ability to satisfy needs, both expressed and implied (Irwan & Haryono, 2015). In this era of increasingly competitive industrialization, every business person who wants to win the competition in the industrial world will pay full attention to quality. QCC is a new concept to improve the quality and productivity of industrial/service work. It is evident that one of the success factors of industrialization in Japan is the effective implementation of QCC. In this research journal, the quality of crude palm oil (CPO) levels is decreasing. There are 3 types of defects, namely levels of FFA (Free Fatty Acids), levels of Moisture (Water) and levels of Dirt (Stool). Of these three, the most dominant are FFA levels and Moisture levels. Free fatty acid content (FFA) of 158 samples tested contained 150 samples of free fatty acids (FFA) which were outside the company standard. Then followed by moisture content with a total defect of 45 samples from 158 test samples. At the level of dirt (Dirt) there are absolutely no samples that are outside the company's standards.
PENGEMBANGAN SOP (STANDART OPERATING PROSEDURES) PELAPORAN GANGGUAN DENGAN METODE GAP ANALYSIS St.Nova Meirizha; Dian Oktaviani
Jurnal Surya Teknika Vol 8 No 2 (2021): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v8i2.3262

Abstract

PT.XYZ Pekanbaru sector was formed through the decision of the board of directors number 001.k/023/DIR/1996 dated February 7, 1996. It can be seen that one of PT.PLN's service activities is receiving reports of disturbances from service units. In reporting the disturbances received by the Operations and Maintenance Department (OPHAR), there were still several problems with disturbances from each service unit (UL), namely (ULPTG) Teluk Lembu, (PLTA) Koto Panjang, and (PLTG/MG) Duri, in reporting disturbance, the information provided is not detailed so that the information received is not in accordance with the needs of the operation and selection department, there is no schedule for sending disturbance reports, disturbance reports are past schedule when there is a disturbance and long delivery times, and there is no evaluation report and recommendation report from the unit. services as well as the absence of a chronology of disturbance validation reports. By conducting a gap analysis, we will compare the current conditions with the ideal conditions expected by the OPHAR department regarding the current SOP for reporting disturbances. From the results of the gap analysis, it can be concluded that there are 2 (two) SOP procedures that have gaps because they are not in accordance with the company's EAM standards.
Optimasi Vehicle Routing Problem di PT. XYZ Menggunakan Metode Clarke and Wright Saving Heuristic dan Nearest Neighbour Vivi Engraini; Nova Meirizha; Dedi Dermawan
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri 2020: SNTIKI 12
Publisher : UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rute distribusi yang dapat meminimasi jarak, waktu dan biaya di PT. XYZ. Permasalahan penentuan rute termasuk dalam Vehicle Routing Problem (VRP). Adapun penyelesaian VRP dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode Clarke and Wright Saving Heusristic dan metode Nearest Neighbour lalu memilih rute dengan total jarak tempuh dan total waktu penyelesaian yang lebih kecil sebagai rute usulan yang optimal. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara rute usulan yang optimal dengan rute distribusi perusahaan saat ini dari segi jarak, waktu dan biaya. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa rute yang dihasilkan oleh metode Nearest Neighbour lebih optimal karena memiliki total jarak tempuh dan total waktu penyelesaian yang lebih kecil dibandingkan rute yang dihasilkan oleh metode Clarke and Wright Saving Heuristic serta mampu memberikan penghematan jarak tempuh, waktu penyelesaian dan biaya distribusi berturut-turut sebesar 19,9%, 9,6% dan 24,4% dari rute distribusi perusahaan saat ini.
Pengendalian Persediaan Darah dan Penentuan Titik Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang Optimal Di Kota PEKANBARU Faradila Ananda Yul; nova meirizha
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri 2018: SNTIKI 10
Publisher : UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.8 KB)

Abstract

Saat ini Unit Tranfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia Pekanbaru harus menyediakan darah minimal 21.830 kantung darah namun yang mampu disediakan PMI hanya 5760 kantung darah atau 26,39% dari kebutuhan. Pelayanan yang diberikan saat ini belum maksimal karena PMI harus melayani permintaan darah dari 32 rumah sakit di kota Pekanbaru karena belum ada rumah sakit yang mampu mengolah darah sendiri. Padahal menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 423/Menkes/SK/ IV/2007, setiap RS harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) sendiri. Meskipun sudah ada enam  rumah sakit yang sudah memiliki BDRS, namun belum ada yang mampu mengolah darah sendiri. Sementara jika PMI harus menyediakan mesin pengolah darah untuk enam rumah sakit yang memiliki BDRS untuk dijadikan sebagai unit pembantu UTD PMI butuh biaya yang sangat besar yaitu untuk membangun 1 BDRS membutuhkan dana Rp. 117.251.200. Padahal jarak antar rumah sakit-rumah sakit yang memiliki  BDRS cukup dekat. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang berapa jumlah persediaan darah yang tepat disediakan UTD PMI dan berapa jumlah titik BDRS optimal di kota Pekanbaru dengan mempertimbangkan biaya dan jarak antar rumah sakit. Proses pemecahan masalah dilakukan sesuai dengan ketentuan metode perhitungan sistem persediaan yang digunakan yaitu melalui pendekatan continuous review system. Adapun tahapannya adalah menghitung safety stock, menghitung jumlah pesanan optimal, menghitung Total Inventory Cost. Selanjutnya akan ditentukan titik BDRS yang optimal di Kota Pekanbaru dengan tahapannya adalah penentuan lokasi BDRS, penentuan koordinat Rumah Sakit, penentuan jarak dari BDRS ke Rumah Sakit, serta Penentuan jumlah dan lokasi optimal BDRS Rumah Sakit.  Dari pengendalian persediaan darah yang dilakukan diperoleh penghematan sekitar 75.000 rupiah atau 56% per kantung darah. Untuk jumlah BDRS optimal  yaitu pada percobaan 3 BDRS meliputi RSUD Arifin Ahmad, RS Awal Bros Sudirman, dan Eka Hospital.