Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

SOKOGURU MARADEKA (DEMOKRASI): LA TADDAMPARE PUANG RI MAGGALATUNG Bahri, Bahri; Tati, Andi Dewi Riang
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.301 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v9i2.50

Abstract

Tiap periodisasi pemerintahan di setiap kerajaan memiliki dinamika yang berbeda dan sangat ditentukan oleh raja yang memerintah. Kerajaan Wajo sebelum Pemerintahan Arung Matowa IV, Lataddampare Puang ri Maggalatung, mengalami keterpurukan karena Raja La Pateddungi tidak mampu menjadi pemimpin yang baik bagi rakyatnya. Puang ri Maggalatung pun naik tahta, setelah perjanjian dengan rakyatnya terikrar. Amanah rakyat Wajo kepada Puang ri Maggalatung dijalankan dengan baik. Memimpin secara demokratis, jujur, dan adil menjadi ciri dalam pemerintahannya. Keberhasilan dalam memimpin Kerajaan Wajo dibuktikan dengan wilayah kekuasaan bertambah luas, kehidupan ekonomi stabil, dan struktur pemerintahan berjalan baik sesuai fungsinya, bahkan organisasi perangkat kerajaan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah, bersifat deskriptif analitik dengan tujuan menemukan dan mendeskripsikan secara analisis serta menginterpretasikan ajaran-ajaran La Taddampare Puang ri Maggalatung. Penelitian sejarah dilakukan melalui empat tahapan, yaitu; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pada tahap heuristik, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan sejumlah sumber dan informasi sebanyak mungkin untuk dijadikan data, baik kepustakaan maupun dokumentasi. Kritik sumber telah diperoleh pada kegiatan heuristik, kemudian diseleksi baik bentuk maupun isinya. Setelah ditemukan fakta-fakta yang relevan, tahap selanjutnya adalah menginterpetasikan fakta-fakta yang beragam atau berdiri sendiri untuk dijadikan suatu kisah sejarah yang utuh. Interpretasi merupakan penyebab timbulnya subjektivitas penulis. Historiografi adalah tahapan terakhir dari seluruh rangkaian metodologi penulisan sejarah.
ANALISIS MAKNA SYAIR SAYANG-SAYANG SUKU MANDAR SULAWESI BARAT MELALUI PENDEKATAN HERMENEUTIKA BAHRI, BAHRI
BAHASA DAN SASTRA Vol 4, No 3 (2019): Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : BAHASA DAN SASTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.042 KB)

Abstract

ABSTRAK - Permasalahan dalam penelitian bagaimanakah makna yang terkandung di dalam syair Sayang-sayang suku Mandar Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam syair Sayang-sayang Suku Mandar Sulawesi Barat. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermeneutika. Sumber data yaitu syair Sayang-sayang suku Mandar Sulawesi Barat. Teknik pengumpulan data diawali dengan mendengar,  menyimak syair Sayang-sayang dalam bentuk video kemudian mencatat data yang dibutuhkan. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, menyajikan data, memverifikasi data,  dan menarik kesimpulan. Sumber data penelitian ini adalah syair Sayang-sayang Mappesure’ Pandeng, Kaneko Narombengan, Nama’ Elong-elong Boma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam syair Sayang-sayang suku Mandar Sulawesi Barat. Terdapat dua jenis makna yaitu 1) makna denotasi, dan 2) makna konotasi. Kata Kunci: Makna, Syair,  Sayang-sayang Mandar,  Hermeneutika 
POLITIK INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN bahri, Bahri
Attoriolong Vol 10, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya, perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan sangat dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta dikeluarkannya Maklumat Politik 3 November 1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan pentingnya kemunculan partai-partai politik di Indonesia. Partai politik harus muncul sebelum pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat yang dilangsungkan pada Januari 1946.
Takalar Pada Masa Pemerintahan Burhanuddin Baharuddin, 2012-2017 Rahmawati, St.; Najamuddin, Najamuddin; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 18, No 1 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi Kabupaten Takalar sebelum pemerintahan Burhanuddin Baharuddin, strategi kebijakan yang menjadi prioritatas pada masa Burhanuddin Baharuddin, serta hasil yang dicapai pada masa pemerintahan Burhanuddin Baharuddin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan; Heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pemerintahan Burhanuddin Bahruddin, Kabupaten Takalar dari aspek pembangunan infrastruktur dan pendidikan masih relatif kurang dilihat dari produktifitas pembangunan lainnya. Selama lima tahun pemerintahannya Burhanuddin Bahruddin berhasil menjadikan Kabupaten Takalar menjadi Kabupaten yang lebih maju. Perkembangan Kabupaten Takalar dapat dilihat dari meningkatkan pembangunan daerah khususnya infrastruktur jalan, pembuatan jalan beton persawahan, pembuatan saluran irigasi pembangunan sarana dan prasarana umum lainnya seperti: Pembangunan Tribun, pembangunan taman, dan penambahan fasilitas umum dilapangan H. Makkatang Dg.Sibali. dibidang pendidikan (biaya pendidikan gratis dan bantuan biaya  penyelesaian studi bagi mahasiswa) , dibidang ekonomi (pertanian),  dan dibidang kesehatan (biaya kesehatan gratis dibuatnya Kartu Jaminan Kesehatan Daerah).
Usaha Tambang Pasir Batu di Desa Lonjoboko Kabupaten Gowa, 2006-2018 Aswan, Aswan; Najamuddin, Najamuddin; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 18, No 1 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang , dinamika perkembangan, dan dampak usaha tambang pasir batu di Desa Lonjoboko Kabupaten Gowa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya usaha tambang pasir batu adalah lokasinya yang strategis karena dekat dengan Sungai Je’neberang sebagai tempat untuk menambang, besarnya permintaan akan material untuk pembangunan serta letak desa lonjoboko yang juga strategis sebagai sentra produksi tambang. Dalam menjalankan usaha tambang pasir batu di Desa Lonjoboko mengalami beberapa dinamika baik dari segi permodalan, kegiatan produksi, serta beberapa pengeluaran untuk keperluan usaha sebagai penunjang berjalannya usaha tersebut.  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa munculnya usaha-usaha tambang pasir batu di Desa Lonjoboko Kabupaten Gowa telah mengakibatkan berbagai dampak diantaranya adalah dampak terhadap lingkungan seperti pencemaran tanah, pencemaran udara, debu yang berterbangan, kebisingan dan kerusakan jalan. Dampak sosial dengan adanya masala-masalah sosial seperti jalur lintasan penambangan yang harus melintasi tanah milik sendiri, rusaknya jalan sebagai sarana transportasi umum dan sengketa lahan. Selanjutnya dampak ekonomi, yakni dengan terserapnya beberapa tenaga kerja oleh usaha tambang tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif kesejarahan. Penelitian ini dilakukan melalui studi lapangan dan kajian pustaka dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang mempunyai tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi
ANALISIS PENGARUH HARGA, PELAYANAN, ATMOSFER KENYAMANAN, KERAGAMAN PRODUK, DAN DESAIN TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA GARDENA DEPARTMENT STORE) Bahri, Bahri; Muttaqiyathun, Ani
Jurnal Fokus Manajemen Bisnis Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/fokus.v1i2.1308

Abstract

One effort that may be company performed to improve the customer is to determine the price, service, comfort atmosphere, the diversity of products and store design is good and interesting. The purpose of this study, to examine the influence of price, service, atmosphere convenience, product diversity, and store design on consumer purchase decisions either partially or simultaneously. Techniques used in sampling in this study was purposive sampling. The number of samples used as much as 100 samples.Methods of analysis used to test the hypothesis that F Test and t-test. Measurement instruments used for the five independent variables are qualified validity and reliability.The results showed that the partial test results all independent variables (price, service, atmosphere convenience, product diversity, and store design) significantly influence consumer purchasing decisions. And test results together (F test) showed that all variables independent (X) has positive and significant impact on consumer purchasing decisions (Y).
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Di Bungin Kabupaten Enrekang 2008-2019 Nurlina, Nurlina; Jumadi, Jumadi; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang PLTMH, perkembangannya, dan dampak dari hadirnya PLTMH bagi kehidupan masyarakat di bungin terutama bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Bungin. Penelitian menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja yaitu melalui tahapan: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pembangkit memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 3 sampai 5 tahun dimana didalamnya ada penelitian debit air, penentuan lokasi dibangunnya pembangkit dan surat izin bangunan.Pada saat perencanaan pembangunan PLTMH ini sudah bekerja sama dengan PLN sehingga pada tahun 2013 PLTMH ini beroperasi langsung berhubungan dengan PLN. Sistemnya adalah PLTMH akan menyediakan listrik dan PLN yang menjualnya ke pelanggan. Dampak yang timbul dari adanya PLTMH ini yaitu ada dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak sosial pembangunan PLTMH yaitu adanya  perubahan-perubahan kesenangan hidup baik fisik ataupun non-fisik berupa kesehatan, keamanan, keselamatan, polusi yang menyebabkan perubahan cara hidup, perubahan aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial. Sedangkan dari dampak  ekonomi Pembanguna PLTMH ada dua yaitu dampak ekonomi kepada masyarakat dan dampak ekonomi kepada PLTMH. Dampak ekonomi kepada masyarakat yaitu akan membantu kemajuan dan perubahan yang positif di daerah pedesaan. Diantaranya dapat mempercepat perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah pedesaan untuk meningkatkan hasil-hasil produksinya baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, merangsang industri kecil dan rumah tangga untuk berkembang dan memungkinkan masyarakat desa menggunakan teknologi yang lebih maju.. Sedangkan dampak ekonomi bagi PLTMH yaitu memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan karena dari hasil penjualan daya ke PLN omset pertahunnya mencapai 2M. Dampak PLTMH terhadap lingkungan tidak terlalu besar karena pembangkit ini ramah lingkungan karena bahan utamanya adalah air.
Arung Tonra Andi Palantei, 1905-1950 Akbar, Muh; Amirullah, Amirullah; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 18, No 2 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan bagaimana latar belakang pengangkatan Andi Palantei sebagai Arung Tonra dan bagaimana Tonra pada masa pemerintahan Andi Palantei serta mengetahui bagaimana kebijakan pemerintahan Andi Palantei. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja yaitu melalui tahapan: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Tonra Kabupaten  Bone pernah terdapat pemerintahan Arung. Dalam perkembangannya pemerintahan Arung mendapat pengaruh dari  Kerajaan Bone, pengangkatan Andi Palantei Sebagai Arung dilakukan secara simbolik. selain itu juga ditemukan beberapa hal terkait dengan keadaan Tonra pada masa pemerintahan Andi Palantei Serta kebijakan pemerintahan Andi Palantei. Berdasarkan hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa, Arung Tonra Andi Palantei diangkat menjadi Arung pada saat peristiwa Rumpa’na Bone tahun 1905 dan Andi Palantei pada masa pemesintahannya mengeluarkan beberapa kebijakan.
Peranan Baddare Daeng Situru dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Maros 1945 – 1949 Ariyani, A. Rina; Amirullah, Amirullah; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan Baddare Daeng Situru, strategi Baddare Daeng Situru dalam mempertahankan kemerdekaan di Maros, serta dampak dari perjuangan Baddare Daeng Situru dalam mempertahankan kemerdekaan di Maros. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi yaitu penulisan sejarah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Maros terdapat salah seorang tokoh pejuang yang bernama Baddare Daeng Situru yang telah berperan penting dalam oraganisasi Kelaskaran di Maros khususnya di Camba. Baddare Daeng Situru adalah keturunan bangsawan yang memiliki sifat yang luar biasa. Dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan Baddare Daeng Situru menggunakan taktik strategi sistem sabotase dan sistem bersenjata. Akibat adanya perlawanan yang dilakukan oleh Baddare Daeng Situru terjadi politik adu domba, keadaan perekonomian masyarakat tidak stabil. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Baddare Daeng Situru sebagai salah satu tokoh pejuang memiliki peran penting dan pengaruh yang besar dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan di Maros.
Kelompok Wanita Tani Dalam Perekonomian Di Desa Tongkonan Basse Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekeng, 2004 Ilham, Ilham; Jumadi, Jumadi; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Kelompok Wanita Tani dalam perekonomian di Desa Tonkonan, megurakian Perkembangan Teknologi pertanian pada Tahun 2004 sampai tahun 2017  Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Sejarah yang terdiri dari 4 tahap, yakni : Heroistik (Mencari dan Megumpulkan Sumber), Kritik Sumber (Kritik Ekstren dan Kritik Interen,) Interprestasi (Penapsiran Sumber) dan Historiografi (Penulisan Sejarah). Penulisan ini di golongkan sebagai sejarah sosial ekonomi masyarakat Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan teknologi pertanian masuk  dan terbentuknya kelompok wanita tani (KWT) di Desa Tongkonan Bassse mulai dari tahu 2004 hingga bisa meguasai teknologi pada tahun 2017 pembentukan kelompok tani para petani terbukti berpeluang dan mampu berperan sebagai mitra kerja penyuluh dalam proses alih teknologi pertanian di pedesaan, Meningkatnya peran dan produktivitas wanita tani sebagai pengurus rumah tangga dan tenaga kerja pencari nafkah (tambahan maupun utama), juga berhubungan erat dengan peranannya sebagai pelaku usaha dalam upaya peningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa terjadinya perekembangan dan terbentunknya kelompok wanita tani (KWT) di Tonkonan Basse pada tahun 2004 hingga bisa menguasai peralatan teknologi hingga tahun 2017  dimana para KWT telah memberikan dampak yang sagat besar terhadap perkemabangan dunia pertanian di  Tongkonan Basse.