Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Budidaya Ikan Lele (Clarias SP) Dengan Sistim Kolam Bioflok Pada Pokdakan Tanah Berongga-Sido Urep Baihaqi Baihaqi; Imam Hadi Sutrisno; Zidni Ilman Navia
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 4 No 2 (2020): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v4i2.2033

Abstract

The proposed community service (PKM) aims to develop a biofloc system in catfish farming at Pokdakan Tanah Berongga- Sido Urep. The goal of the activity is providing new knowledge about catfish cultivation with a biofloc system. The target of this program is Pokdakan Tanah Berongga-Sido Urep. The main problem faced by the group is the catfish activities are still carried out conventionally using ground and stone ponds. These activities like affected to on environmental distruction especially the soil structure that has been eroded by the cultivation activities. The activities carried out such as: 1) Socialization of catfish culture with a biofloc system, 2) Provision of tools and materials for the manufacture of biofloc ponds, 3) Training for making biofloc ponds, 4) Distribution of catfish seedlings in biofloc ponds, 5) Catfish enlargement in biofloc ponds and 6) Harvesting catfish. The PKM team will also provide assistance during the activity. At the end of the activity, an evaluation and follow-up action plan (RTL) will be carried out so that the business carried out by partners can continue so that an independent business group can be realized
Revitalisasi Norma Adat Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Aceh: Studi Pelaksanan Syariat Islam Sarana Pembinaan Karakter Masyarakat Di Wilayah Pantai Timur Aceh Imam Hadi Sutrisno; Hartutik; Fitria Mustika
SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2020): Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan proses revitalisasi norma adat sebagai kearifan lokal masyarakat Aceh. Norma adalah harta budaya untuk setiap etnis. Norma hidup dan berkembang sesuai dengan keinginan masyarakat dalam bentuk adat, yang berarti bahwa lembaga-lembaga ini tanpa intervensi birokrasi akan berjalan sesuai dengan kemampuan mereka. Demikian juga norma yang dikembangkan di Wilayah Pantai Timur Aceh. Aceh Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang mengandalkan tehnik pengamatan dan wawancara yang mendalam dalam proses pengumpulan data; dan mengandalkan tehnik interpretatif dalam proses analisis data kualitatif. Proses analisis dan pengumpulan data dalam penelitian ini berorientasi pada paradigma kritis yakni mengacu pada teori kritis budaya dan metode dekontruksi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberadaan norma-norma adat yang sejatinya sebagai norma yang termuat dalam ajaran Islam, pola perilaku kehidupan tertata dengan baik dan mempunyai berpengaruh terhadap kharakter masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, penegakan norma adat digunakan dalam menyelesaikan masalah sosial di wilayah kota Langsa, Menjalankan syariat Islam secara kaffah akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap karakter masyarakatnya. Oleh karenanya masyarakat percaya perlu adanya instansi dinas sebagai wasit atau hakim di masyarakat dalam menegakkan syariat Islam tersebut. Hasil Penelitian disimpulkan bahwa nilai-nilai hukum dan norma adat yang menyatu dengan yang menyatu dengan Islam merupakan pandangan hidup (way of life) bagi masyarakat Aceh. Revitalisasi norma dan pelaksanaan syariat Islam di kabupaten Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Kota Langsa berlangsung dengan baik dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah kabupaten/kota. Secara universal masyarakat memahami bahwa syariat Islam muncul ketika masyarakat ingin menggali nilai-nilai lama yang luhur seperti pada zaman pemerintahan kesultanan tempo dulu.
Pemaknaan Simbolik Dalam Antologi Cerpen-Cerpen Sufisme Danarto Baihaqi Baihaqi; Imran Imran; Imam Hadi Sutrisno
SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2020): Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendetail makna-makna simbolik yang terdapat dalam antologi cerpen-cerpen sufisme danarto dimana pengarang mempunyai pola dan kepekaan dalam memilih latar dan tema dalam karya-karyanya. Hal ini terwujud dikarenakan tema utama yang sering ditampilkan diambil dari fenomena sosial dan budaya Jawa namun juga tradisi kerohanian timur sehingga bentuk-bentuk artistik merupakan perlambangan simbol yang ada di alam semesta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif melalui analisa teks. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa makna-makna simbolik terwujud dalam beberapa antologi cerpen-cerpen sufisme terutama makna simbolik melalui tokoh rintrik dalam antologi cerpen Godlob, tokoh wanita dalam kisah nabi sulaiman pada cerpen kecubung pengasihan, simbol alkitab dalam cerpen Asmaradana, simbol malaikat jibril menurunkan wahyu seperti layang-layang pada cerpen Mereka Toh Tidak Mungkin Menyaring Malaikat, simbol tasawuf dan cerita nabi dalam cerpen Adam Ma’rifat, simbol kematian dalam cerpen Dinding Anak, simbol perhubungan yang harmonis antara manusia dan makhluk lainnya dalam cerpen Gaharu dan simbol ayat-ayat suci dalam cerpen Lempengan-Lempengan Cahaya serta simbol bunga melati pada cerpen Setangkai Melati di Sayap Jibril. Dari hasil penelitin ini disimpulkan bahwa pengarang senantiasa memasukan makna-makna simbolik untuk memperkuat entitas karyanya sebagai karya sastra bercorak sufisme dan penciptaan karya sastra bercorak sufisme merupakan keupayaan untuk mencernakan pengalaman kerohanian yang disebut dengan tazkiyah al-nafs
DISEMINASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN GULA AREN SEBAGAI PRODUK UNGGULAN KABUPATEN ACEH TAMIANG Imam Hadi Sutrisno; Heri Irawan; Baihaqi Baihaqi; Zidni Ilman Navia
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 6 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.07 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i6.4785

Abstract

Abstrak:Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk menghasilkan produk gula aren ramah lingkungan melalui diseminasi teknologi pengolahan. Metode yang digunakan adalah pendekatan edukatif dan participatory technology development berupa introduksi teknologi mesin pengolahan gula aren pada kelompok pengrajin gula aren geneho kampung sungai kuruk I kecamatan seruway kabupaten aceh tamiang melalui serangkaian tahapan kegiatan seperti koordinasi, sosialisasi, perakitan mesin, uji coba penggunaan mesin, penguatan manajemen, pendampingan serta monitoring dan evaluasi. Seluruh tahapan kegiatan yang tercatat melalui hasil lembar post test menunjukkan 7 anggota kelompok (50%) sangat memahami prosedur penggunaan mesin, perbedaan konstur gula aren dan gula kelapa serta perbedaan waktu pengadukan antara mesin dan non mesin, 5 anggota kelompok (35,7%) memahami dengan baik perbedaan antara gula aren dan gula semut, serta teknik pengapian gula aren dan 2 anggota kelompok (14,3%) cukup memahami durasi pendidihan gula aren serta produk turunan dari gula aren. Hasil pendampingan memperlihatkan 9 anggota kelompok (64,2%) memahami prosedur administrasi dan 5 anggota kelompok (35,8%) cukup memahami manajemen keuangan dan pemasaran produk. Disimpulkan mesin pengolahan gula aren mampu menghasilkan produk gula aren ramah lingkungan dan menjadikan produk itu sebagai produk unggulan kabupaten aceh tamiangAbstract:This community service (PKM) aims to produce environmentally friendly palm sugar products through the dissemination of processing technology. The method used is an educative approach and participatory technology development in the form of the introduction of palm sugar processing machine technology to the geneho palm sugar producer group, Sungai Kuruk I Village, Seruway District, Aceh Tamiang Regency through a series of stages of activities such as coordination, socialization, machine assembly, testing the use of machines, strengthening management, assistance and monitoring and evaluation. All stages of activities recorded through the results of the post test sheet show that 7 group members (50%) really understand the procedure for using the machine, the differences in the textures of palm sugar and coconut sugar and the difference in mixing time between machine and non-machine 5 group members (35.7%) understand well the difference between palm sugar and ant sugar, as well as the technique of ignition of palm sugar and 2 group members (14.3%) quite understand the boiling duration of palm sugar and products derived from palm sugar. The results of the mentoring show that 9 group members (64.2%) understand administrative procedures and 5 group members (35.8%) quite understand financial management and product marketing. It was concluded that the palm sugar processing machine was able to produce environmentally friendly palm sugar products and made the product the extraordinary product of Aceh Tamiang Regency. 
PENYELESAIAN KONFLIK KEPEMILIKAN TANAH “DALAM KAJIAN HISTORIS KASUS RE-EGENDOM KE ULAYAT DI GAMPONG GAJAH MEUNTAH KEC. SUNGAI RAYA KAB. ACEH TIMUR Imam Hadi Sutrisno; Bachtiar Akob; T. Hasan Basri
Global Science Society Vol 2 No 2 (2020): Global Science Society (GSS) Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyaraka
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cases of land ownership conflicts often occur in Aceh, sometimes even pose a serious threat to the management of plantation companies, both private and state-owned. This threat is no joke, so the very undesirable thing is the release and transfer of ownership to the total community. The people of Gajah Meuntah Village are villagers who have lived for years mixed with plantation ownership of PT. Patria Kamou. It is difficult to distinguish which property belongs to the garden and which belongs to the village. The community believes that their lands and villages were stolen by the plantations in 1988, with PT. Gajah Meuntah became PT. Patria Kamou. Citizens' movement as a form of struggle began in 2010 but has always been stymied. After the period ended December 31, 2013, the turmoil emerged with extraordinary power, namely demanding re-egendom to the communal land. The negotiations were initiated by the Langsa Regional Police Station, and subsequently measured by the Aceh Regional Office in 2015, accompanied by the YARA Team.
PENDIDIKAN KARAKTER: MEMBANGUN PERILAKU SADAR SAMPAH PADA MASYARAKAT GAMPOENG MEURANDEH DAYAH, LANGSA LAMA Makhroji Makhroji; Imam Hadi Sutrisno; Mufti Riyani
Global Science Society Vol 2 No 2 (2020): Global Science Society (GSS) Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyaraka
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community Service is intended as a preventive effort in handling and managing waste that has had a real impact on the community of Meurandeh Dayah Village. The impact in question is the reduced quality and quantity of water resources, increased cases of Malaria and dengue fever as well as the decreased environmental quality which is generally caused by low public awareness of waste-conscious behavior. Preventive efforts that are expected to touch the root of the problem are the application of character education to be able to build Waste Conscious Behavior in the Community. In general, character education can be applied by 1). Building the character of Caring for the Environment through example. The real step that can be taken is the Establishment of Trash Awareness Cadres. As role models, cadres need to be equipped with knowledge, attitudes, behavior, and skills in managing and processing waste properly and intelligently. 2). Building Character through habituation, one of the habituation activities can be initiated through the Waste Awareness Campaign Program for young peopleCommunity Service is intended as a preventive effort in handling and managing waste that has had a real impact on the community of Meurandeh Dayah Village. The impact in question is the reduced quality and quantity of water resources, increased cases of Malaria and dengue fever as well as the decreased environmental quality which is generally caused by low public awareness of waste-conscious behavior. Preventive efforts that are expected to touch the root of the problem are the application of character education to be able to build Waste Conscious Behavior in the Community. In general, character education can be applied by 1). Building the character of Caring for the Environment through example. The real step that can be taken is the Establishment of Trash Awareness Cadres. As role models, cadres need to be equipped with knowledge, attitudes, behavior, and skills in managing and processing waste properly and intelligently. 2). Building Character through habituation, one of the habituation activities can be initiated through the Waste Awareness Campaign Program for young generation
Pelatihan Merangkai Bunga Papan Sebagai Upaya Peningkatan BUMK Tunas Baru Kampung Buket Panyang Sa Kecamatan Manyak Payed Imam Hadi Sutrisno; Salman; Mauliza
Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jbpkm.v3i1.758

Abstract

Pengabdian ini berjudul “Pelatihan Merangkai Bunga Papan Sebagai Upaya Peningkatan BUMK Tunas Baru Kampung Buket Panyang Sa Kecamatan Manyak Payed”. Pengabdian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya anggota BUMK Tunas Baru dalam membuat bunga papan sebagai salah satu cara meningkatkan ekonomi masyarakat. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan merangkai bunga papan telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Ada dua pertemuan yang dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertemuan pertama, tim PKM melaksanakan proses merakit bunga papan dari proses pembuatan bahan dasar, penempelan busa, dan penutupan papan dengan menggunakan terpal. Pertemuan kedua dilakukan dengan tahapan akhir yaitu merakit bunga dan mendesain pola pada papan yang akan dijadikan bunga papan. Ada beberapa solusi dan permasalahan mitra yang telah diselesaikan yaitu (1) Pelatihan tentang kreasi dan kebaruan design kepada pekerja di BUMK Tunas Baru dengan menampilkan design bunga papan terbaru dan modern. Luaran dalam indikator ini adalah adanya seni dan design yang relevan dengan perkembangan masa sehingga lebih menarik dan modern. (2) Perluasan jaringan pemasaran bunga papan dengan menerapkan konsep e-commerce melalui pembuatan akun media sosial dan akun kedaireka di aplikasi digital. (3) Membuat bentuk tampilan bunga papan dengan konsep printing, kayu, dan variasi bunga tusuk yang konvensensional, dan (4) Pembuatan dan peningkatan koleksi bunga.
ETNIS TIONGHOA LANGSA Nurul Tri Rizki; Imam Hadi Sutrisno; Ramazan Ramazan
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 7 No 1 (2020): SEUNEUBOK LADA VOL 7 NOMOR 1 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.887 KB) | DOI: 10.33059/jsnbl.v7i1.2244

Abstract

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) merupakan salah satu organisasi masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Langsa. Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini terbentuk di Kota Langsa pada tanggal 19 januari 2012 dan di ketuai oleh pak Samsu. Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini dibentuk agar masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Langsa menjadikan organisasi ini sebagai wadah silaturahmi bagi mereka yang sesama masyarakat Tionghoa. Organisasi ini hanya salah satu organisasi yang dimiliki oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan salah satu nya di Kota Langsa. Paguyuban sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) merupakan organisasi yang sering di bentuk dengan sekelompok orang atau sesama etnis. Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) juga sudah banyak membuat kegiatan sosial. Pada saat ini Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Langsa telah mengalami regenerasi kepengurusan sebanyak tiga kali.
REKONSTRUKSI RONGGENG MELAYU DI SUMATERA UTARA (1992-2016) namira yasmin namira; Imam Hadi Sutrisno; Hanif Harahap
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 7 No 1 (2020): SEUNEUBOK LADA VOL 7 NOMOR 1 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.234 KB) | DOI: 10.33059/jsnbl.v7i1.2246

Abstract

Kesenian Ronggeng Melayu salah satu kesenian melayu yang ada di Tanah Deli. Ronggeng Melayu berkembang pada masa Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang, Seiring perkembangan zaman kesenian ini semakin tidak banyak dikenal oleh masyarakat. Bahkan kesenian Ronggeng Melayu dianggap mati suri. Pada tahun 2016-2017 para seniman Ronggeng Melayu berupaya untuk merekonstruksi kesenian Ronggeng Melayu Di Medan. Para seniman yang tergabung dalam Kumpulan Pak Pong merekonstruksi kesenian Ronggeng Melayu Di Medan pada tahun 2017.
IDENTIFIKASI PENAMAAN KAMPUNG-KAMPUNG ETNIS JAWA DI KECAMATAN LANGSA LAMA KOTA LANGSA Mawaddah Mawaddah; Imam Hadi Sutrisno; Hartutik Hartutik
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Seuneubok Lada
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.368 KB) | DOI: 10.33059/jsnbl.v7i2.2262

Abstract

Transmigrasi merupakan proses memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Salah satu daerah tujuan transmigrasi di Indonesia adalah Aceh Timur yang dibawa oleh Belanda pada awal tahun 1904. Adapun program transmigrasi pertama kali dilakukan di Aceh Timur berjumlah 858 orang. Sejak saat itu mulai berdatangan transmigran dari Pulau Jawa ke daerah Aceh Timur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, dimana masuknya etnis Jawa ke gampong-gampong yang beridetitas nama Jawa di Kecamatan Langsa Lama tersebut berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing gampong. masuknya penduduk beretnis Jawa dikarenakan dengan adanya perjanjian kerja kontrak dan keinginan untuk merantau memperbaiki sektor perekonomian. Penamaan gampong di Kecamatan Langsa Lama yang beridentitas nama Jawa meskipun tempat tinggalnya di Aceh namun nama yang mereka berikan untuk identitas gampong berupa nama Jawa karena mayoritas penduduk rata-rata beretnis Jawa. Proses penamaan gampong dibuat berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi gampong