Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Kajian Ruang Publik Dan Isu Yang Berkembang Di Dalamnya Dedi Hantono; Nike Ariantantrie
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.891 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2018.v8i1.005

Abstract

Ruang adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia selama masa hidupnya. Bahkan konsepsi ruang tersebut masih ada pada manusia yang telah meninggalkan dunia ini walaupun konsepsi ruang itu sendiri sudah berbeda pada masing-masing penganut agama dan kepercayaan. Dari berbagai macam bentuk dan kategori seluruh ruang maka ruang publik adalah ruang yang paling banyak digunakan oleh semua orang baik sendiri maupun secara bersamaan. Begitu banyaknya aktivitas dan berbagai lapisan golongan masyarakat yang menggunakan ruang publik membawa interpretasi masing-masing yang cukup berbeda. Dari interpretasi inilah timbul begitu banyak ragam penggunaannya baik yang sesuai dengan fungsi maupun berdasarkan intrpretasinya masing-masing. Untuk memberi gambaran mengenai apa itu ruang publik maka dibuatlah suatu kajian dengan menganalisa beberapa tulisan dari beberapa artikel jurnal baik dalam maupun luar negeri. Dari kajian inilah nantinya didapat beberapa temuan yang bisa menjelaskan keberadaan ruang publik di dalam persepsi ruang lingkupnya.
Peran Ruang Publik pada Kantor Rukun Warga Terhadap Aktivitas Masyarakat di Kelurahan Kebon Pala Jakarta Timur Dedi Hantono; Noer Aziza
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 3 No 2 (2020): September 2020
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/alur.v3i2.899

Abstract

Jakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dampak dari hal tersebut adalah semakin terbatasnya ruang publik yang dibutuhkan masyarakat untuk beraktivitas, seperti: sosial, refreshing, olahraga, dan lain-lain. Rukun Warga sebagai bagian dari lembaga pemerintah yang bersifat pelayanan publik dan memiliki bangunan kantor operasional sendiri sudah selayaknya juga dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun jika diperhatikan kantor RW masih terlihat sepi dari aktivitas masyakarat sehari-hari. Untuk itu dilakukan penelitian penyebab kurang berfungsinya kantor RW sebagai bangunan publik. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan diketahui ada beberapa faktor penyebab, diantaranya: dimensi ruang yang kurang memadai, kantor yang tertutup, dan ruang terbuka yang tidak terawatt bahkan beralih fungsi.
RESPON PENGGUNA JALAN TERHADAP KEBERADAAN PASAR KAGET DI JALAN KAMPUNG GUSTI JAKARTA UTARA Afied Dien Haqsaleh; Rivan Bryan Tirta; Dedi Hantono
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.335 KB) | DOI: 10.26905/mj.v21i1.3978

Abstract

Pasar merupakan tempat adanya transaksi jual beli antara pembeli dengan pedagang dan petani dengan para pedagang pasar. Di daerah kampung gusti Jakarta utara terdapat fenomena yang berupa pasar kaget. Pasar kaget merupakan pasar yang keberadaannya hanya di waktu tertentu dan lokasi tertentu yang ramai akan keberadaan para pengguna jalan. Keberadaan pasar kaget yang ada pada jalan kampung gusti memiliki dampak langsung kepada lingkungan sekitar dan pengguna jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap keberadaan pasar kaget di daerah para pengguna jalan tempat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan survey primer berupa observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah respon positif dan negative terhadap pasar kaget yang berupa antusiasme warga yang ramai berbelanja pada pasar kaget jalan kampung gusti.DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.3978
Penggunaan Kawasan Tepi Sungai oleh Pedagang Pasar Informal pada Banjir Kanal Timur (BKT) di Jakarta Muhammad Cakra Buana; Muhammad Rizky Teguh Wicaksono; Dedi Hantono
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2242.715 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.10909

Abstract

Kawasan tepian sungai merupakan daerah pertemuan antara air dan daratan yang sering disebut dengan waterfront. Saat ini komodifikasi lahan tepian sungai sering kali ditakar dari “nilai tukar” bukan “nilai guna” pada akhirnya akan menghasilkan intervensi publik yang menerus dan sistematik. Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan contoh konkrit proses perencanaan kota yang mendapatkan intervensi publik, walaupun penataan kawasan tepi sungai Banjir Kanal Timur sebagai kawasan waterfront city telah memiliki landasan hukum. Di samping itu adanya pertumbuhan pasar malam pada jalur Bajir Kanal tersebut, yang tumbuh secara organik dan memanjang sepanjang sungai Banjir Kanal Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui penggunaan ruang pada Banjir Kanal Timur oleh pedagang pasar informal yang tumbuh disana. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya pasar informal di lokasi penelitian, yang membawa dampak tumbuhnya wisata lokal khususnya kuliner.
Identifikasi Elemen Fisik Ruang Publik yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Visual Kawasan Kota Tua Jakarta Dedi Hantono; Abdul Hamid Hakim
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 5 No. 2 (2019): December 2019 ~ February 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v5i2.879

Abstract

The facade has become a major element in the formation of visual characters in an Old Jakarta area. But to improve the visual quality of the historic area, which is full of conserved buildings, changing the facade is one thing that is not permitted. Public space is the main alternative in improving the visual quality of the Jakarta Old Town area. This study aims to identify the physical elements that have an influence on the visual formation of the Jakarta Old Town area. Data were collected using a questionnaire for 10 respondents. By using a regression test, the relationship between variables was tested to investigate the effect between variables, and analyzed with a post positivistic approach. The results show that public space that affects the visual quality of Jakarta's Old City are four elements with linear formation; including roads, streams and pedestrian paths; and one square element (shared space)
ASPEK PERILAKU MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Dedi Hantono; Diananta Pramitasari
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 5 No 2 (2018): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v5i2a1

Abstract

Abstrak_Ruang terbuka publik merupakan elemen kota yang sangat penting kehadirannya dalam kehidupan kota. Sebagai ruang terbuka yang bersifat publik maka berbagai aktivitas dapat dilakukan manusia baik perorangan maupun berkelompok. Karakteristik manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial menjadi hal yang menarik untuk diteliti bagaimana manusia mempertahankan sifat keprivasian mereka dalam ruang terbuka publik yang dapat diakses siapa saja. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran bagaimana manusia mengaktualisasikan karakternya sebagai makhluk individu dalam suatu ruang sosial di ruang terbuka publiksehingga manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan para perancang ruang kota dalam memperhatikan kebutuhan karakter manusia sebagai pengguna ruang tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan pendekatan kajian literatur yaitu menggunakan beberapa teori dan artikel penelitian yang sesuai yang telah dilakukan.Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan ditemukan bahwa karakter manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam ruang terbuka publikterdapat 2 bentukan ruang yaitu ruang pribadi (personal space) yaitu ruang maya yang berada di sekeliling tubuh masing-masing individu dan teritori (territory) yang dibentuk sesuai dengan kondisi tertentunamunmasih dapat diusik oleh individu lain sehingga pertahanan manusia ini sifatnya tidak masif. Teritori juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu ekonomi dan budaya.Kata kunci: Arsitektur Perilaku; Ruang Publik, Ruang Terbuka Publik. Abstrak_Public open space is an element of the city that is very important of  its presence in city life. As a public open space, various activities can be carried out by humans, both individuals and groups. The characteristics of humans as individual and also social being; becoming interesting things to be investigated that how humans maintain their privacy in public open spaces that can be accessed by anyone. Therefore the purpose of this study is to gain the description of how humans actualize their characters as individual beings in a social space in public open space so that the benefits of this research are expected to be able to be used by urban space designers in concerning to the human character needs as the space user. The research method used was a qualitative method by conducting a literature study approach, which used several theories and research articles that were appropriate. Based on the literature review, it was found that human characters as individual and social being in public open spaces had 2 spatial forms, namely personal space which was the virtual space available around the body of each individual and territory formed according with certain conditions but can still be disturbed by other individuals so that the human defense is not massive. Territory is also influenced by two factors, namely economy and culture.Keywords: Behavior Architecture; Urban Space; Public Open Space; Personal Space; Territory.
Respon Masyarakat Terhadap Keberadaan Pasar Kaget Rawasari Di Jakarta Pusat Bella Mareta Thania; Kartika Sahar; Pramesti Eka Braniati; Dedi Hantono
Jurnal Linears Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Linears
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i1.3179

Abstract

Pasar Kaget merupakan pasar yang keberadaannya hanya diwaktu-waktu tertentu pada lokasi yang ramai pengunjung. Di daerah Rawasari, Jakarta Pusat, terdapat fenomena keberadaan pasar kaget ditengah permukiman warga dan bersebelahan dengan pasar tradisional yang buka setiap hari. Keberadaaan pasar kaget tersebut dapat mempengaruhi perkembangan lingkungan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui respon masyarakat terhadap keberadaan pasar kaget serta dampaknya terhadap perkembangan lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan survey primer melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat merespon positif keberadaan pasar kaget karena dapat membantu mereka terhadap kebutuhan sehari-hari dan lokasi yang strategis terhadap pemukiman sekitar. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme warga yang ramai berbelanja. 
KAJIAN PERILAKU PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Dedi Hantono
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.45-56

Abstract

ABSTRAK. Ruang terbuka publik merupakan elemen kota yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan suatu kota. Aksesibilitas yang tinggi menjadikan ruang ini menjadi tempat bertemunya bermacam aktivitas dari berbagai pengguna. Dalam interaksinya para pengguna menghadirkan aspek perilaku yang beragam. Untuk melihat aspek tersebut maka dilakukan penelitian berdasarkan teori dan penelitian yang sudah ada dan pernah dilakukan sebelumnya. Metode yang digunakan berupa content analysis yang didukung dengan teori dan literatur lainnya. Dari hasil yang didapat terbukti bahwa teori yang digunakan membuktikan penelitian-penelitian mengenai perilaku pengguna di ruang terbuka publik. Selain itu ada juga temuan bahwa ada atribut perilaku lain yang berperan, yaitu: kepercayaan dan jenis kelamin. Kata kunci: arsitektur, ruang terbuka publik, perilaku ABSTRACT. Public open space is one of an element of the city that cannot be separated from the development of a city. High accessibility makes this space become a meeting place for various activities from various users. In their interactions, the users present diverse behavioral aspects. To discover these aspects, this research conducted based on existing theory and previous research that had been done before. The method used is a content analysis which is supported by theory and other literature. From the results obtained it showed that the approach used proves studies regarding user behavior in public open space. Besides, there are also findings that there are other behavioral attributes that play a role: believe and gender. Keywords: architecture, public open space, behavior
IDENTIFIKASI PENYALAHGUNAAN PERUNTUKAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA PEMBANGUNAN KAWASAN KULINER DI PLUIT JAKARTA UTARA Almira Muthi Faliha; Annisa Aulia Suwandi; Dewi M Z S Pertiwi; Dedi Hantono
Jurnal Potensi Vol. 1 No. 1 (2021): MARET
Publisher : Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37776/jpot.v1i1.652

Abstract

The increasing demand for space, especially for settlements and built-up land, has an impact on the declining environmental quality of the area. The Spatial Plan that has been made is not able to prevent land conversion in urban areas so that the existence of Green Open Space (RTH) is increasingly threatened and the city is increasingly uncomfortable for activities, especially for joint activities. This study will discuss the "Identification of the Use of Green Open Land for the Development of Culinary Areas in Pluit, North Jakarta". The purpose of this study is to determine the availability of green open space in North Jakarta, as well as to find out the existence of matters concerning the misuse of green open space in Pluit, North Jakarta based on local regulations governing Green Open Space. The method used in this analysis is a qualitative descriptive method with data collection techniques in the form of secondary data. Based on the results of the study, it can be seen that the availability of green open land in North Jakarta is only about 5% of the total area, this percentage is still far from meeting the provisions of the law which stipulates that the proportion of green open space in urban areas must reach 30%. The development of the culinary area in Pluit has several violations such as Law Number 26 of 2007 concerning Spatial Planning, which only provides 11% open space, Regional Regulation no. 8 of 2007 concerning Public Order in DKI Jakarta in article 36, because it builds a culinary area adjacent to the High Voltage Air Line (SUTET) and there are buildings that stand on Green Open Land.
KAJIAN HAK KEPEMILIKAN PROPERTI OLEH WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA Asa Aulia; Dedi Hantono
Jurnal Potensi Vol. 1 No. 2 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37776/jpot.v1i2.771

Abstract

In developing the Indonesian state, a large amount of money is required. One of the financing comes from investment or capital invested by foreign parties with an investment permit of 30-60 years. The impact of this period causes foreigners to need housing facilities that can support their activities and streamline their business in the context of PMA. In response to these conditions, the government issued Government Regulation No. 41/1996. Based on such regulatory conditions, foreigners generally get a house by renting. This allows foreigners to apply for a rental period of more than 10 years for Indonesians who own the house. However, in practice there are many houses whose conditions, room arrangement, layout, environment, or so on do not suit the tastes of foreigners. In addition, the condition of ownership of property on a lease basis also prevents foreigners from being able to renovate space. According to the UUPA, foreigners are not allowed to own HGB and can only obtain usage rights. This needs to be revised to adapt to the current and more dynamic investment climate conditions. In other countries the right to use property reaches 99 years. The proposal to extend the right to use housing for foreigners will contribute foreign exchange for the country.