Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Hippocampal Brain Derived Neurothropic Factor Levels in Response to Anaerobic Physical Exercises Mohammad Zulkarnain; Rostika Flora; Juliastuti Juliastuti; Anita Apriany; Dewi Pujiana; Septi Andrianti
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 6, No 2: June 2017
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.397 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v6i2.6643

Abstract

Anaerobic physical exercise does not only improve body fitness, but it also increases cognitive functions. The increase of cognitive functions is mediated by the increase of Brain Derived Neurothropic Factor (BDNF) level. Several studies revealed that anaerobic physical exercise can increase the BDNF level inhippocampal tissues. However, it is still questionable whether or notthe frequency of exercise influences the production of BDNF inhippocampal tissues. This study was to find out the BDNF mean level inhippocampal tissue of Wistarrats which were treated with anaerobic physical exercises conducted in different frequencies.This study used post test only control groupdesign. The research subject was 28 rats of Rattusnorvegicus strain wistar divided into 4 groups; 1 control group and 3 treatment groups (one-time, three-time, and five times a week treatment). The anaerobic physical exercise used animal treadmill running in the speed of 35m/min for 20 minutes at four-minute intervals. The mean levels of BDNF were increased in all treatment groups compared with control group (151.588 vs 57.059). The highest mean level of hippocampal tissue BDNF was found in the treatment group of three times a week (177.701). There was a significant difference in BDNF mean levels of Wistar rat brain tissues among the treatment groups.
PERBANDINGAN AKTIVITAS FISIK AEROBIK DAN ANAEROBIK TERHADAP KADAR LAKTAT DAN LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH) admin; Sari Octarina Piko; Rostika Flora; Theodorus
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan Vol 9 No 17 (2019): Jurnal Kesehatan dan Pembangunan
Publisher : LPPM STIKes Mitra Adiguna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52047/jkp.v9i17.33

Abstract

Aktivitas fisik atau olahraga adalah pergerakan tubuh yang dilakukan otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki kebugaran fisik. Ada dua jenis aktifitas fisik yaitu aktivtas fisik aerobik dan anaerobik. Kedua aktivitas ini berdampak pada pengeluaran kadar laktat dan LDH. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik aerobik dan anaerobik terhadapa kadar laktat dan LDH. Metode penelitian ini uji klinik berpembanding dengan rancangan pre dan post test only desighn. Pelaksanaan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik dilaksanakan di stadion Sriwijaya Sport Centre Jakabaring palembang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok aerobik dan anaerobik. Dilakukan pengambilan darah di vena cubiti sebanyak 5cc untuk pemeriksaan kadar laktat dan LDH. Terdapat perbedaan bermakna kadar laktat sebelum dan sesudah aktivitas fisik pada kelompok aerobik dan anaerobik (p<0,05). Akan tetapi apabila kedua kelompok dibandingkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Begitu juga pada kadar LDH, terdapat perbedaan bermakna kadar LDH sebelum dan sesudah aktivitas fisik aerobik dan anaerobik. Akan tetapi apabila kedua kelompok dibandingkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Aktivitas fisik aerobik dan anaerobik berpengaruh terhadap pengeluaran kadar asam laktat dan LDH.
PENGARUH AKTIVITAS FISIK ANAEROBIK TIAP HARI TERHADAP KADAR HEAT SHOCK PROTEIN (HSP)70 OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR Masayu Azizah; Rostika Flora; Theodoru Theodoru
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4009.586 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i1.16650

Abstract

AbstrakHeat Shock Protein (HSP) merupakan suatu protein yang dihasilkan karena adanya Heat Shock Response (HSR). HSR diperlukan sebagai tanggapan sel terhadap berbagai macam gangguan, baik yang bersifat fisiologis maupun yang berasal dari lingkungan. Peningkatan kadar HSP70 otot jantung ini dikarenakan adanya aktivitas fisik anaerobik. Aktivitas fisik ini mengakibatkan tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh, stres panas dan latihan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh aktivitas fisik anaerobik yang dilakukan setiap hari terhadap kadar Heat Shock Protein (HSP)70 otot jantung tikus wistar. Berdasarkan hasil penelitian, kelompok anaerobik menunjukkan peningkatan kadar HSP otot jantung dibandingkan kelompok pembanding.Kata kunci : aktivitas fisik anaerobik tiap hari, HSP70, treadmill, tikus rattus novergicus wistar.AbstractHeat Shock Protein (HSP) is a protein that is produced because of the Heat Shock Response (HSR). HSR is required as a response of cells to a variety of disorders, both physiological as well as from the environment. Increased levels of HSP70 heart muscle is due to anaerobic physical activity. Physical activity causes the body to increase body temperature, heat stress and latihan.Tujuan this study is to analyze the influence of anaerobic physical activity performed every day on levels of Heat Shock Protein (HSP) 70 wistar rat cardiac muscle. Based on the results of the study, the group showed increased levels of HSP anaerobic heart muscle than the comparison group.Keywords : anaerobic physical activity every day , HSP70 , body temperature, rattus novergicus wistar rat.
PENGARUH PERILAKU (KEBIASAAN BUANG AIR BESAR) DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Eichi Septiani; Nur Alam Fajar; Rico J Sitorus; Chairil Anwar; Mohammad Zulkarnain; Rostika Flora
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.579

Abstract

Latar Belakang: Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki iklim dan kelembaban yang mendukung parasit cacing untuk tetap melangsungkan hidupnya. Kecacingan merupakan suatu masalah kesehatan yang masih dijumpai pada  masyarakat khususnya yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi kecacingan lebih sering di jumpai pada anak, baik itu pra sekolah ataupun sekolah dasar. Tujuan: Untuk menganalisis pengarh perilaku dan sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Metode: Penelitian ini menggunakan  rancangan studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Seluma yang dilaksanakan pada April 2020. Sampel berjumlah 140  anak yang  merupakan anak Sekolah Dasar usia 9-12 tahun dan berasal dari 5 kecamatan.  Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui infeksi kecacingan. Hasil: Hasil pemeriksaan feses didapatkan bahwa 37,9% anak mengalami infeksi kecacingan,  45,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai kebiasaan defikasi kurang baik, 45,7% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai sumber air kurang baik serta 25,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai tempat BAB kurang baik. Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan kebiasaan defikasi didapatkan nilai p= 0,201 dan PR = 1,66 ; infeksi kecacingan dengan sumber air didapatkan nilai p= 0,028 dan PR 2,3 ; infeksi kecacingan dengan  kebersihan kuku didapatkan nilai p=0,268 dan PR=0,57. Saran: Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma dan jajarannya diharapkan terus menggalakkan lagi edukasi tentang pencegahan dan bahaya penyakit kecacingan serta melakukan pemberian obat cacing lebih rutin (6 bulan 1x) dan melakukan skrining infeksi STH untuk sebagai upaya preventif. Kata Kunci : Perilaku, Sanitasi Lingkungan, Kecacingan, Anak Sekolah Dasar
HUBUNGAN LAMA KERJA MENJADI KADER, SIKAP DAN PENGETAHUAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KOTA PALEMBANG Heni Fretty; Misnaniarti Misnaniarti; Rostika Flora
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.387

Abstract

Latar belakang: Kader mempunyai tugas untuk mengelola pelaksanaan posyandu mulai dari persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan posyandu. Bila kinerja kader kurang maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan dapat mengakibatkan status gizi Balita tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Kader sangat penting dalam posyandu karena merupakan ujung tombak pelaksanaan posyandu. adanya ketidaksesuaian capaian dan target posyandu merupakan masalah kesehatan yang penting. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana hubungan karateristik individu, sikap dan pengetahuan terhadap kinerja kader Posyandu yang berada diwilayah kerja Puskesmas di Kota Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan metode proportionate stratified random sampling yaitu teknik pengambilan dilakukan secara acak dan sampel diambil berdasarkan proporsi dari populasi penelitian untuk masing- masing kelompok karateristik, besar sampel sebanyak 180 sampel. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu analis univariat untuk mendeskripsikan setiap variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil: Hasil yang diperoleh, terdapat hubungan yang bermakna/ signifikan antara lama menjadi kader dengan kinerja kader Posyandu di Kota Palembang. Saran: Penambahan frekuensi pelatihan dan pembinaan kader Posyandu agar pengetahuan dan sikap kader Posyandu dapat meningkat melalui refreshing kader Posyandu serta materi pelatihan lebih banyak tentang penimbangan dan  pengisian KMS. Kata Kunci:Posyandu, Kinerja, Kader
Profil Zat Besi Ibu Hamil di Daerah Endemis Malaria Rostika Flora; Bina Melvia; Sigit Purwanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8 No. 5 Desember 2013
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.389 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v8i5.383

Abstract

Pada saat kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Apabila kebutuhan zat besi ini tidak terpenuhi, akan terjadi anemia defisiensi besi. Ibu hamil yang tinggal di daerah endemis malaria rentan terinfeksi malaria, yang berdampak terhadap anemia pada kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil zat besi pada ibu hamil yang berada di daerah endemis malaria vivax kota Bengkulu. Pemeriksaan mikroskopis malaria dan pengambilan sampel darah dilakukan untuk pemeriksaan profil zat besi terhadap 55 orang ibu hamil trimester II dan III yang mempunyai riwayat malaria di 5 wilayah kerja puskesmas. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis univariat. Pada ibu hamil yang tidak terinfeksi malaria tetapi mempunyai riwayat malaria, 90,5% mengalami anemia, 41,5% mengalami penurunan kadar Total Iron Binding Capacity (TIBC), dan 17% mengalami penurunan kadar Fe serum. Ibu hamil yang terinfeksi malaria vivax selain terjadi penurunan kadar hemoglobin juga disertai dengan penurunan kadar Fe serum dan kadar TIBC. Pada ibu hamil yang menderita malaria falsiparum, terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan kadar TIBC tetapi tidak disertai dengan penurunan kadar Fe serum. Ibu hamil yang terinfeksi malaria maupun yang mempunyai riwayat terinfeksi malaria mengalami anemia pada kehamilan.During pregnancy, the need of iron increase significantly. Iron is needed for increasing the amount of mother’s red blood cell and form the red blood cell of fetus and placenta. If this iron needs is not fulfilled, it could cause iron deficiency anemia. Pregnant women who live in endemic malaria will be vulnerable to be infected malaria, and will cause anemia in pregnancy. This research was aimed to know iron profile in pregnant women that live in endemic malaria area. Malaria microscopic examination and blood sampling for examination of iron profile in 55 pregnant women trimester II and III who have a history of malaria in 5 working area health centers. The data obtained was then performed univariate analysis. The results showed pregnant women who have malaria history, 90.5% are suffering anemia, decreasing of Total Iron Binding Capacity (TIBC) level (41.5%) and 17% Fe serum level (17%). Pregnant women who are infected vivax malaria not only experiencing decrease of hemoglobin level but also experiencing decrease of Fe serum level and TIBC level, while pregnant woman who suffers from falciparum malaria haemoglobin (Hb) level and TIBC are decreasing but not in serum Fe levels. Pregnant women with history of malaria infection will suffer from anemia during pregnancy.
Tumor Necrosis Factor-α sebagai Prediktor Terjadinya Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Endemis Malaria Rostika Flora; Mukni Mukni; Bina Melvia Girsang; Sigit Purwanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9 No. 3 Februari 2015
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.274 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v9i3.695

Abstract

Ibu hamil yang berada di daerah endemis malaria sangat rentan terhadap infeksi malaria selama kehamilan. Gejala malaria pada kelompok ini sering asimptomatik atau bahkan tidak terdeteksi sama sekali karena adanya efek imunitas protektif melalui infeksi yang berulang. Adanya peningkatan kadar tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi malaria. TNF-α berperan penting dalam respons imun pada malaria akut yang menghambat terjadinya eritropoesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar TNF-α dengan kejadian anemia pada ibu hamil didaerah endemik malaria vivax. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 di lima wilayah kerja puskesmas Kota Bengkulu. Sampel penelitian adalah ibu hamil di daerah endemis malaria vivax yang diambil secara accidental sampling. Dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan mikroskopis malaria, kadar TNF-α dan kadar hemoglobin (Hb). Hasil penelitian menunjukkan seluruh ibu hamil memiliki riwayat pernah terinfeksi malaria vivax, walaupun hasil pemeriksaan slide negatif. Terjadi peningkatan kadar TNF- α dengan rerata 6,90 ± 2,48 pg/mL dan penurunan kadar Hb dengan rerata 9,75 ± 0,88 g%. Uji korelasi Spearman didapatkan korelasi negatif yang kuat (r = -0,734) dan bermakna (nilai p < 0,05) antara Kadar TNF-α dengan kadar Hb. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar TNF-α dengan kejadian anemia.Tumor Necrosis Factor-α as Predictor of Anemia Occurrence among Pregnant Mothers in Malaria-Endemic AreasPregnant mothers living in malaria - endemic area are very susceptible to malaria infection during pregnancy. Malaria symptoms in this group are often asymptomatic or even not detected at all due to protective immunity effect through repeated infections. Any elevation of tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) level can be used as indicator of malaria infection. TNF-α takes an important role in immune response on acute malaria that hinders occurence eritropoesis process. This study aimed to find out relations between TNF-α level and anemia occurrence among pregnant women living in malaria vivax - endemic areas. The study used cross-sectional design conducted on January to February 2014 in five working areas in Bengkulu city. Sample of study was pregnant mothers in malaria vivax - endemic areas which was taken through accidental sampling. Blood was taken for malaria-microscopic examination, TNF-α and haemoglobine (Hb) level. The results showed that all of pregnant mothers have malaria vivax - infected record, although slide examination showed negative result. Any TNF-α level elevation with average 6.90 ± 2.48 pg/mL and decrease of Hb level with average 9.75 ± 0.88 g%. Spearman correlation test showed strong negative correlation (r = -0.734) and significant (p value < 0.05) between TNF-α level and Hb level. There was significant relation between TNF-α level and anemia occurrence.
The Risk Quotient of Sulfide Hydrogen toward Lung Vital Capacity of People Living Around Landfill Area Mohammad Zulkarnain; Rostika Flora; Novrikasari Novrikasari; Toto Harto; Dwi Apriani; Novita Adela
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 12, Issue 3, February 2018
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.353 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v12i3.1302

Abstract

Waste is one of factors causing air pollution in Palembang City. Volume of waste that should be processed increases every day, while condition of waste management service is still 70% of the total volume. The waste processing is managed by using open dumping system, which affects on the increase of air pollution. One of gases that exist as effect of the process of organic compound decomposition of anaerobic bacteria from garbage is sulfide hydrogen (H2S) pollutant which can promote health disorders, especially respiratory system. This study aimed to analyze correlation between characteristics (age, sex, nutritional status, smoking, and living distance) and the risk quotient of sulfide hydrogen concentration in air ambient to the lung capacity of people around landfillarea. This study used cross-sectional design with the sample of 78 people around landfill area. Data analysis used double logistic regression. Results showed that nutritional status (p value = 0.022, OR = 12.085) and RQ (p value = 0.016; OR = 7.547) significantly related to lung vital capacity of people around landfill area. People around landfill area having worse nutrition and lower RQ than the median were potential to have lung vital capacity disorder. The dominant variable significantly influencing to lung vital capacity of people living around Sukawinatan Landfill is nutritional status.AbstrakSampah merupakan salah satu penyebab terjadinya polusi udara di Kota Palembang. Setiap hari terjadi peningkatan volume sampah yang harus diolah, sedangkan kondisi pelayanan pengelolaan sampah baru mencapai sekitar 70% dari total sampah secara keseluruhan. Pengolahan sampah yang dilakukan menggunakan sistem open dumping berdampak terhadap peningkatan terjadinya polusi udara. Gas hidrogen sulfida (H2S) yang diperoleh dari proses penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob pada tumpukan sampah dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik (usia, jenis kelamin, status gizi, merokok, dan jarak tempat tinggal) dan besaran risiko konsentrasi H2S udara ambien terhadap kapasitas vital paru penduduk di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel 78 orang penduduk yang berada di sekitar TPA. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan nilai status gizi (nilai p = 0,022, OR = 12,085) dan RQ (nilai p = 0,016; OR = 7,547) berhubungan secara signifikan terhadap kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA. Penduduk yang berada di sekitar TPA dengan nilai status gizi buruk dan nilai RQ lebih rendah dari median berpotensi mengalami gangguan kapasitas vital paru. Variabel dominan yang secara signifikan memengaruhi kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA sampah Sukawintan adalah status gizi.
PELATIHAN SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI (DIABETES FOOT) Rostika Flora
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v1i1.1543

Abstract

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita Diabetes Melittus (DM) atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan judul ”Pelatihan Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Mellitus Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Diabetes Pada Kaki (Diabetes Foot)” telah dilaksanakan.di desa Indralaya Mulya. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta (100%) mengetahui tujuan dilakukannya senam kaki, mengetahui manfaat senam kaki, mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam kaki dan antusias, perhatian serta aktif selama kegiatan pelatihan senam kaki.
Pengaruh Guided Imagery And Music Therapy Terhadap Kecemasan Pasien Pre Operasi Laparatomi Herlinda Herlinda; Dian Wahyuni; Rostika Flora
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Guided imagery and music (GIM) merupakan tindakan mandiri keperawatan yang mengombinasikan relaksasi bimbingan imajinasi dan musik. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh GIM terhadap kecemasan pasien pre operasi laparotomi di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre experiment dengan pendekatan pre and post test withthout control group design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25 responden. Instrumen penelitian yang digunakan berupa modifikasi kuesioner Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) dan Amsterdam Preoperative and Information Scale (APAIS). Analisis data yang digunakan adalah uji statistik non parametrik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan GIM terhadap kecemasan pre operasi laparotomi di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja. Uji statistik Wilcoxon menunjukkan p value<0,05 (p value=0,001) dan Z hitung -3,746. Ada pengaruh yang signifikan antara GIM terhadap kecemasan pre operasi laparotomi di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja. Simpulan: Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian dengan jumlah sampel yang besar dan dengan desain quasi eksperiment dengan pengontrolan terhadap variabel perancu yang lebih ketat. Kata Kunci: guided imagery and music, kecemasan, pre operasi, laparotomi