Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pengelolaan Drainase Terhadap Sifat Kimia Tanah Histosol di Rawa Gambut Tripa Kabupaten Aceh Barat Daya Ilham Wijaya; Teti Arabia; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.112 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.20091

Abstract

Abstrak. Pengelolaan tata air pada tanah gambut merupakan faktor kunci terwujudnya sistem pengelolaan tanah gambut berkelanjutan. Pengelolaan drainase yang tidak terkendali akibat dari penggunaan lahan yang tidak tepat dapat mempengaruhi beberapa sifat kimia tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan drainase kecil, sedang, dan besar terhadap beberapa sifat kimia di Rawa Gambut Tripa Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya pada drainase kecil, drainase sedang dan drainase besar di lahan Rawa Gambut Tripa. Parameter yang diamati terdiri dari beberapa sifat kimia tanah yang meliputi rasio C/N tanah, kation-kation basa tanah dapat ditukar (Ca, Mg, K, dan Na-dd). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rasio C/N tanah tergolong ke dalam kriteria sedang sampai sangat tinggi dengan rerata nilai 14,56 - 50,6%, nilai Ca-dd tergolong ke dalam kriteria rendah sampai sangat rendah dengan rerata nilai 0,32 - 4,6 cmol kg-1, nilai Mg-dd tergolong ke dalam kriteria rendah dengan rerata nilai 0,41 - 0,63 cmol kg-1, nilai K-dd tergolong ke dalam kriteria rendah dengan rerata nilai 0,1 - 0,25 cmol kg-1, nilai Na-dd tergolong ke dalam kriteria sangat rendah dengan rerata nilai 0,04 - 0,07 cmol kg-1. The Effect of Drainage Management on Some Chemical Properties of Histosol Soils in Tripa Peat Swamp, Southwest Aceh Abstract. Water management on peat soil is a key factor in realizing a sustainable peat soil management system. Uncontrolled drainage management as a result of inappropriate land use can affect some of the chemical properties of peat soil. This study aims to determine the effect of small, medium, and large drainage management on several chemical properties in the Tripa Peat Swamp, Southwest Aceh Regency. This research was carried out in Babahrot District, Southwest Aceh Regency on small drainage, medium drainage and large drainage on Tripa Peat Swamp land. The parameters observed consisted of several soil chemical properties including soil C/N ratio, exchangeable soil base cations (Ca, Mg, K, and Na-dd). The results showed that the C/N ratio of the soil was classified as moderate to very high with an average value of 14.56 - 50.6%, the Ca-dd value was classified into low to very low criteria with an average value of 0.32 – 4.6 cmol kg-1, the Mg-dd value belongs to the low criteria with an average value of 0.41 - 0.63 cmol kg-1, the K-dd value belongs to the low criteria with an average value of 0.1 - 0.25 cmol kg-1, the Na-dd value belongs to the very low criteria with an average value of 0.04 - 0.07 cmol kg-1.
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Sub DAS Lawe Natam Kabupaten Aceh Tenggara Ihsan Siddiq; Hairul Basri; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.267 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i3.17632

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai, sehingga banjir didefinisikan sebagai keberadaan air di suatu kawasan luas yang menutupi permukaan bumi. Kabupaten Aceh Tenggara dengan keadaan topografi yang berbukit dan bergunung sehingga banyak sungai di wilayah ini yang mempunyai aliran sungai yang cukup deras dan anak-anak sungai hingga ratusan jumlahnya. Dan Secara geografis Kabupaten Aceh Tenggara terletak antara 3º55’23” - 4º16’37” Lintang Utara dan 96º43’23” - 98º10’32” Bujur Timur dengan topografi daerah bervariasi berbentuk suatu dataran yang dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan yang merupakan gugusan Bukit Barisan. Sebagian kawasannya merupakan daerah suaka alam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).Abstract. Flooding is a natural phenomena in a region rich in streams. Thus, a flood is defined as the presence of water in a vast region that covers the earth’s surface. Because of the rugged and mountainous topography of aceh, many of the rivers in the region have swift streams and tributaries of hundreds of them. And geographically, Southeast Aceh Regency is located between 3º55'23 "- 4º16'37" North Latitude and 96º43'23 "- 98º10'32" East Longitude with varied regional topography in the form of a plain surrounded by hills and mountains which are the Bukit Barisan cluster. Part of the area is a nature reserve area of the Gunung Leuser National Park (TNGL).
Performansi Padi Lokal Mutan M8 dan Pemupukan terhadap Stress Air pada Lahan Suboptimal Dini Karina; Efendi Efendi; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.322 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i2.14852

Abstract

Abstrak. Indonesia negara yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Usaha untuk memenuhi kebutuhan beras di masadepan akan terus dihadapkan oleh berbagai kendala seperti berkurangnya luasan pertanian, keterbatasan lahan pertanian produktif dan adanya perubahan iklim (kekeringan) serta kendala-kendala lainnya. Namun memanfaatkan lahan suboptimal Ultisol, pemberian pupuk dan melakukan perakitan varietas unggul baru diharapkan dapat mendukung usaha tersebut. Ada sebanyak 84 pot percobaan diberikan perlakuan stress air selama 21 hari. Parameter percobaan terdiri dari pertumbuhan tanaman, hasil tanaman dan kekeringan. Hasil pengujian diperoleh bahwa galur Sanbei M8-1 memiliki tingkat toleransi kekeringan yang lebih baik dibandingkan dengan galur Sanbei lainnya dan varietas Inpari 42. Jenis pupuk berpengaruh terhadap tinggi tanaman, galur/varietas dan jenis pupuk berpengaruh terhadap panjang akar saat panen. Pada percobaan ini tidak terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan galur/varietas dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan, hasil tanaman padi dan kekeringan. Performance of Local Rice Mutants M8 and Fertilization of Water stress in Suboptimal LandsAbstract. Indonesia is a country where the majority of the population consume rice as the staple food. In the future, the efforts to fill the need of rice will be facing by various obstacles, such as the lack of agriculture area, the limitedness in agriculture productive land, climate change (drought), other obstacle. However, the efforts will be supported by utilizing the Ultisol suboptimal land, spreading the fertilizer, and assembling the new superior variety. There are 84 pots of subject test have  treated for 21 days with water stress. The parameters consist of plant growth, productivity and water stress. The results found that galur Sanbei M8-1 has a better drought tolerance than other galur and Inpari 42 variety. Moreover, the fertilizers types not only affect the plant and galur/variety height but also affect the roots lenght. In the experiment, there is not interaction between galur/variety treatment and the fertilizer type toward the growth, productivity of paddy and water stress.
Penentuan Tingkat Kerawanan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis Berdasarkan Parameter Curah Hujan (Studi Kasus di Kecamatan Tangse) Fadhi Maireza Putra; Muhammad Rusdi; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.984 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.10205

Abstract

Kecamatan Tangse terdiri dari wilayah pegunungan dan memiliki tingkat intensitas curah hujan yang sangat tinggi sehingga sering mengalami tanah longsor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan longsor adalah dengan mengetahui tingkat kerawanan longsor menggunakan sistem informasi geografis. Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem komputer yang berfungsi untuk memperoleh, menyimpan, menghitung, menganalisis, dan menampilkan data geospasial. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat kerawanan longsor dan mengetahui validitas berdasarkan kejadian longsor eksisting dengan menggunakan SIG di Kecamatan Tangse. Ada beberapa parameter yang berpengaruh terhadap terjadinya longsor salah satunya adalah curah hujan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Tangse terdiri dari rendah 7,054,81 ha (8,94%), sedang 68,451,21 ha (86,8%), tinggi 3,353,66 ha (4,25%) dan sangat tinggi 0,09 ha (0,01%) dari jumlah luas keseluruhan Kecamatan Tangse.Determination of Landslide Vulnerability Using a Geographic Information Systems Based on Rainfall Parameters Case Study In Tangse DistricTangse District consists of mountainous areas and has a very high intensity of rainfall so it often experiences landslides. One effort that can be done to reduce losses caused by landslides is to find out the level of vulnerability of landslides using a geographic information system. Geographical information system is a computer system that functions to obtain, store, calculate, analyze, and display geospatial data. This study aims to map the level of landslide vulnerability and determine the validity based on existing landslide events using GIS in Tangse District. There are several parameters that influence the occurrence of landslides, one of which is rainfall. The results showed that the level of landslide vulnerability in Tangse District consisted of a low of 7.054.81 ha (8.94%), while it was 68,451.21 ha (86.8%), a height of 3,353.66 ha (4.25%) and very high 0.09 ha (0.01%) of the total area of the Tangse District.
Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam di Air Terjun Suhom Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar dengan Metode Biaya Perjalanan Lisa Mutia; Ali Muhammad Muslih; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.802 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22815

Abstract

Abstrak. Sumber daya alam merupakan aset krusial bagi pembangunan suatu negara, terutama dalam bidang ekonomi. Terdapat suatu paradigma bahwa hasil kayu (timber oriented) adalah satu-satunya nilai ekonomi yang dapat diambil dari hutan dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya deforestasi di Indonesia. Padahal hutan memiliki nilai manfaat tidak langsung yang jika dilihat lebih besar potensinya dibanding manfaat dari hasil kayunya saja yaitu dari segi ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi Objek Wisata Alam di Air Terjun Suhom Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian menggunakan metode wawancara dan observasi serta dianalisis dengan menggunakan metode biaya perjalanan. Sampel dari penelitian yaitu 45 orang pengunjung dan masyarakat Desa Tunong Krueng Kala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari Objek Wisata alam Air Terjun Suhom dengan menggunakan Travel Cost Method adalah sebesar Rp3.467.706.528,00/tahun.The economic value of natural attractions in the Suhom Waterfall, Tunong Krueng Kala Village, Lhoong Sub-District, Aceh Besar District with travel cost methodAbstract. Natural resources are a crucial asset for the development of a country, especially in the economic field. There is a paradigm that timber products (timber oriented) is the only economic value that can be extracted from forests and this is one of the causes of deforestation in Indonesia. In fact, the forest has an indirect benefit value which, if seen, has a greater potential than the benefits from the wood products, namely in terms of ecotourism. This study aims to determine the economic value of Natural Tourism Objects at Suhom Waterfall, Tunong Krueng Kala Village, Lhoong District, Aceh Besar District. The study used interview and observation methods and analyzed using the travel cost method. The sample of this research is 45 visitors and the people of Tunong Krueng Kala Village. The results showed that the economic value of the natural tourism object of Suhom Waterfall by using the Travel Cost Method was Rp3.467.706.528,00/year.
Analisis Laju Infiltrasi pada Kebun Kopi Robusta di Kecamatan Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara Sartika Ningsih; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.557 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.19047

Abstract

Abstrak . Laju infiltrasi adalah kecepatan masuknya air ke dalam tanah dan tergantung pada kondisi tanah. Perkebunan kopi robusta tentunya memiliki beberapa tingkatan umur tanaman yaitu dari umur muda sampai umur dewasa. Akar tanaman yang matang mempengaruhi pori-pori di dalam tanah. Keberadaan akar tanaman di dalam tanah tidak hanya meningkatkan aktivitas mikroorganisme, tetapi pori-pori tanah juga semakin besar sehingga peluang masuknya air ke dalam tanah juga semakin besar. Penelitian ini mengkaji laju infiltrasi pada beberapa umur tanaman kopi Robusta. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kopi Robusta, Desa Bintang Bener, Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan Double Ring Infiltrometerdan perhitungan menggunakan model Horton. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju infiltrasi tertinggi terdapat pada titik pertama pada umur 9 bulan, laju infiltrasi awal (f0) adalah 24 cm jam־¹ dan laju infiltrasi konstan (fc) adalah 8,4 cm jam־¹ .Analisis Laju Infiltrasi Pada Perkebunan Kopi Robusta Kabupaten Ketambe Kabupaten Aceh TenggaraAbstrak. The infiltration rate is the rate at which water enters the soil and depends on soil conditions. Robusta coffee plantations certainly have several levels of plant age, namely from young age to adult age. Mature plant roots affect the pores in the soil. Plant roots in the soil are not only increasing the activity of microorganisms, but the pores of the soil are also getting bigger so that the opportunity for water to enter the soil is also greater. This study examines the infiltration rate at several ages of Robusta coffee plants. This research was carried out at the Robusta Coffee Garden, Bintang Bener Village, Ketambe District, Southeast Aceh Regency. This study uses a Double Ring Infiltrometer and calculations using the Horton model. The results of this study indicate that the highest infiltration rate is at the first point at the age of 9 months, the initial infiltration rate (f0) is 24 cm hour־¹ and the constant infiltration (fc) is 8.4 cm hour־¹.
Pengaruh Drainase terhadap Perubahan Sifat Morfologi di Rawa Gambut Tripa Kabupaten Aceh Barat Daya T.M. Hadhar Wijaya; Teti Arabia; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.572 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i2.20042

Abstract

Abstrak. Awal dari pembentukan gambut terjadi didataran rawa, yang mana pertama kali berupa aluvium dan setelahnya terjadi endapan disuatu tempat/kawasan yang lingkungannya memungkinkan terjadinya endapan tersebut, seperti sifatnya salin/payau, dan  juga  terdapat dibagian laut dangkal. Pengaturan tata air drainase pada lahan gambut harus mempertimbangkan beberapa karakteristik gambut yang sangat spesifik, diantaranya kemampuan gambut yang sangat tinggi dalam menyerap air (bersifat hidrofilik) bisa berubah menjadi hidrofobik (menolak air), jika gambut telah mengalami proses kering tak balik (irreversible drying). Parameter yang dianalisis terdiri dari pengamatan lapangan dan analisis laboratorium. Pengamatan lapangan yaitu tingkat kematangan gambut, kedalaman gambut, penurunan permukaan tanah (subsidence), warna tanah, daya menahan beban (bearing capacity) dan sifat kering tak balik (irreversible drying. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pada drainase kecil, sedang dan besar yaitu: tingkat kematangan gambutnya hemik, kedalaman gambut yaitu  dalam, warna tanah gambut pada penelitian ini yaitu hitam sampai coklat kehitaman,  subsidence dipengaruhi  oleh drainase pada setiap lahan kelapa sawit yang ditandai dengan akar yang muncul di permukaan tanah, irreversible drying  pada tanah gambut masih belum mengalami kering tak balik, dan bearing capacity tanaman mengalami kondisi yang tidak tegak (condong).Effect of Drainage on Changes in Soil Morphological Properties in the Tripa Peat Swamp Aceh Barat Daya DistrictAbstract. The beginning of the formation of peat occurs in the swampy plains, which is the first alluvium, and after that, there is sediment in a place/area where the environment allows the sediment to occur, such as saline/brackish, and is also found in shallow seas. The regulation of drainage water systems on peatlands must consider several very specific characteristics of peat, including the very high ability of peat to absorb water (hydrophilic) which can turn into hydrophobic (water repellent), if the peat has undergone an irreversible drying process. The parameters analyzed consisted of field observations and laboratory analysis. Field observations were peat maturity level, peat depth, subsidence, soil color, bearing capacity, and irreversible drying. Laboratory analysis, namely bulk density, water content, porosity. The results of field observations show that in small, medium, and large drainage, namely: the maturity level of the peat is hemic, the peat depth is deep, the color of the peat soil in this study is black to blackish brown, subsidence is influenced by drainage in each oil palm land which is marked by roots. that appears on the soil surface, irreversible drying on peat soil has not yet experienced irreversible drying, and the bearing capacity of plants is in a condition that is not upright (sloping). The results of the analysis in the laboratory show that in small, medium, and large drainage the average values are:  varying water content, which is between 227.0 – 480.7%, peat soil volume weight ranges from 0.22 to 0, 68 g cm-3, and the porosity of peat soil ranged from 73.84 - 91.54%.
Analisis Kualitas Air Irigasi Untuk Pertanian di Daerah Irigasi Pante Lhong kBupaten Bireuen Muhammad Aygun; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.656 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i4.12618

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dan kelas mutu air di Daerah Irigasi Pante Lhoeng Kabupaten Bireuen dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara di Daerah Irigasi Pante Lhoeng Kabupaten Bireuen menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggunakan survei lapangan 5 Intake), B (Saluran Primer), C (Saluran Sekunder), D (Saluran Tersier), dan E (Saluran Kuarter). Parameter yang di analisis yaitu kekeruhan udara, DHL (Daya Hantar Listrik), bau, Derajat Kemasaman (pH), Ca, Mg, Fe, Na dan SAR (Sodium Adsorption ratio). Hasil penelitian menunjukkan kualitas Air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tergolong dalam Kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air sama dengan kegunaan tersebut. Selanjutnya berdasarkan FAO (1976) dan (1976) melewati-ikut disertakan ke dalam kelas Baik dan Sangat Baik. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001.Analisis Kualitas Air Irigasi untuk Sawah di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten BireuenPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas udara dan kelas kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara di Daerah Irigasi Pante Lhong di Kabupaten Bireuen menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggunakan 5 survei lapangan Intake), B (Saluran Utama), C (Saluran Sekunder), D (Saluran Tersier), dan E (Saluran Kuarter). Parameter yang dianalisis adalah kekeruhan udara, DHL (konduktivitas listrik), bau, derajat keasaman (pH), Ca, Mg, Fe, Na dan SAR (Rasio Adsorpsi Natrium). Hasil penelitian yang menunjukkan kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong di Kabupaten Bireuen berdasarkan PP No.82 tahun 2001 diklasifikasikan sebagai Kelas I, yaitu air yang dapat digunakan untuk air minum mentah dan penggunaan lain yang mempersingkat air. menggunakan kegunaan ini. Selanjutnya, berdasarkan FAO (1976) dan (1976) inklusi termasuk dalam kelas Baik dan Sangat Baik. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 tahun 2001. 
Penilaian Sebaran Kekeringan Wilayah di Pesisir Timur Aceh Menggunakan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Geographical Information System (GIS) Zulia Chairani; Muhammad Rusdi; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.385 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i2.20086

Abstract

Abstak. Kekeringan terjadi akibat dari distribusi hujan yang hujan yang tidak merata. Kekeringan menyebabkan kerugian baik dalam bidang pertanian maupun non pertanian. Kekeringan menempati peringkat kedua bencana yang paling sering terjadi di Aceh. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisa dan merepresentasikan tingkat kekeringan suatu wilayah adalah metode indeks kekeringan SPI (Standardized Precipitation Index). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kekeringan di wilayah pesisir Timur Aceh. Data curah hujan diperoleh dari empat stasiun penakar hujan yaitu: Stasiun Meteorologi Malikussaleh, Pos Hujan Idi Rayeuk, Pos Hujan Langsa Barat dan Pos Hujan Bandar Pusaka. Penilaian indeks SPI dilakukan dengan menganalisis data curah hujan bulanan pada pos hujan kajian, analisis dilakukan pada periode 30 tahun yaitu dari tahun 1991 sampai 2020. Hasil analisis indeks kekeringan SPI di wilayah pesisir Timur Aceh menunjukkan adanya terjadi kekeringan dengan kondisi yang bervariasi, mulai dari kondisi kering, sangat kering dan amat sangat kering. Kondisi kekeringan pada tahun 2015, 2018, 2019 dan 2020 merupakan tahun terparah terjadinya kekeringan di lokasi kajian. Sebelum tahun 2015 kekeringan terparah terjadi dalam kurun waktu 3-4 tahun sekali, namun setelah tahun 2018 kekeringan terparah terjadi dalam kurun waktu setahun sekali, sehingga dapat diketahui ada kemungkinan terjadi kekeringan kembali di wilayah pesisir Timur Aceh di masa yang akan datang.Drought Distribution Assessment in East Coast of Aceh Using Standardized Precipitation Index (SPI) and Geographical Information System (GIS) MethodsAbstract. Drought occurs as a result of the uneven distribution of rain. Drought causes losses in both agriculture and non-agriculture. Drought is the second most frequent disaster in Aceh. One method that can be used to analyze and represent the level of drought in an area is the SPI (Standardized Precipitation Index) drought index method. This study aims to determine the distribution of drought on the East coast of Aceh. Rainfall data were obtained from four rain gauge stations, namely: Malikussaleh Meteorological Station, Idi Rayeuk Rain Post, Langsa Barat Rain Post, and Bandar Pusaka Rain Post. The SPI index assessment was carried out by analyzing monthly rainfall data at the study rain post, the analysis was carried out over 30 years, namely from 1991 to 2020. The results of the SPI drought index analysis in the East coast of Aceh showed that there was a drought with varying conditions, ranging from moderate drought, severe drought, and extreme drought. Drought conditions in 2015, 2018, 2019, and 2020 were the worst years of drought in the study location. Before 2015 the worst drought occurred every 3-4 years, but after 2018 the worst drought occurred once a year, so it can be seen that there is a possibility of another drought on the East coast of Aceh in the future.
Vegetasi Riparian dan Kesuburan Tanah di Sub DAS Senggapa Rainforest Lodge Kedah Sulasutri Sulasutri; Ryan Moulana; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.828 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18361

Abstract

Abstrak. Kondisi zona riparian di sungai Senggapa Rainforest Lodge Kedah Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh sebagian telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan. Alih fungsi lahan diduga berpengaruh terhadap kondisi zona riparian dan tingkat kesuburan tanah. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juli 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis berpetak, terdapat 20 plot contoh dari 10 transek yang diletakkan pada sisi kiri dan sisi kanan sungai. Jenis vegetasi riparian yang ditemukan di sub DAS Senggapa Rainforest Lodge Kedah yaitu sebanyak 533 individu dari 52 jenis dan 29 suku. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi vegetasi riparian berdasarkan tingkat pohon dimiliki oleh Lithocarpus sp. sebesar 35,59%, INP tertinggi vegetasi riparian tingkat tiang juga dimiliki oleh  Lithocarpus sp. sebesar 34,26%, INP tertinggi vegetasi riparian tingkat pancang dimiliki oleh  Aglaia argentea dan Magnolia montana masing-masing sebesar 13,69%, INP tertinggi vegetasi riparian tingkat semai dimiliki oleh Laportea sinuata sebesar 15,56%, dan INP tertinggi vegetasi riparian tumbuhan bawah dimiliki oleh Colocasia esculenta sebesar 42,28%. Indeks keanekaragaman tingkat pohon sebesar 3,21 tergolong tinggi, tiang sebesar 2,93 tergolong sedang, pancang sebesar 3,15 tergolong tinggi, semai sebesar 3,07 tergolong tinggi, dan tumbuhan bawah sebesar 2,19 tergolong sedang. Tingkat kesuburan tanah pada stasiun I dan stasiun II sama-sama tergolong rendah, hal ini disebabkan oleh salah satu parameter kimia tanah yang dianalisis diperoleh sangat rendah. Pada area hutan lebat dan kawasan perkebunan memiliki kandungan P2O5 tanah yang tergolong sangat rendah, sehingga mempengaruhi penilaian tingkat kesuburan tanah di sub DAS Senggapa rainforest Lodge Kedah.Abstract. The condition of the riparian zone in the Senggapa Rainforest Lodge Kedah river of Blangjerango Subdistrict, Gayo Lues Regency, Aceh Province has partially switched functions into plantation land. The transfer of function is thought to affects the condition of the riparian zone and the fertility rate of the soil. The study was conducted from February to July 2021. The method used in this study was the line-transect method with 20 sample plots of 10 transects placed on the left and right sides of the river. There were 533 individuals of riparian vegetation found in the Sub watershed Senggapa Rainforest Lodge Kedah consisting of 52 species and 29 families. The highest Importance Value Index (IVI) of riparian vegetation based on the tree level was found in Lithocarpus sp. at 35.59%. The highest IVI of riparian vegetation at the pole level was also found in Lithocarpus sp. at 34.26%. The highest IVI of riparian vegetation at the stake level were found in Aglaia argentea and Magnolia montana at13.69%. The highest IVI of riparian vegetation at the seedling level was found in Laportea sinuata at 15.56%, and the highest IVI of riparian vegetation of the lower plants was found in Colocasia esculenta at 42.28%. The diversity index of riparian vegetation is 3.21 at the tree level which is classified as high, 2.93 at the pole level which is classified as moderate, 3.15 at the stake level which is classified as high, 3.07 at the seedling level which is classified as high, and 2.19 at lower plants level which is classified as moderate. The fertility rate of soil both at station I and station II is relatively low. This is due to one of the chemical parameters of the analyzed soil was obtained very low. In areas of dense forest and plantation areas, the P2O5 soil content is classified as very low, thus affecting the assessment of soil fertility level in sub watershed Senggapa rainforest Lodge Kedah.
Co-Authors . Azmeri, . . Khairullah . Sugianto Abubakar Karim Afriadi Ihsan Ahmad Reza Kasuri Akbar Maulana Al Qarana Alfian Rusdi Ali Muhammad Muslih Amaluddin Amaluddin Andi Salasa Arif Habibal Umam Aris Marta Ashabul Anhar Ashabul Anhar Ashabul Anhar Attabari Aldin Ayu Mulia Ayuseara Putri Gayosia Bintang Bintang Chandra Priadi Dahlan D Dahlan Dahlan Darwin Darwin Deden Nurochman Devi Sundary Dian Permata Alhai Dina Firmadiana Dini Karina Efendi Efendi Eka Aulia Ellyanti Ellyanti Essy Harnelly Fadhi Maireza Putra Fajar Rahmah Faris Zahran Jemi Fatimah Aulia Silalahi Fauzi Harun Gatot Irianto Helmi Helmi Helmi Helmi Helmi Helmi Helmi Helmi Hema Hayati Heriadi Dedek Sahputra Herry Andrisa Hidayat Pawitan Husnan Husnan Husni Husni Ichsan Ichsan Ihsan Siddiq Ilham Hanafi Ilham Wijaya Indra Indra Intan Ridha Putri Intan Solehah Ismed Ramadhan Joko Widiyanto Khairini Hasri Khairullah Khairullah Khairun Purgawa Konadi Konadi Kukuh Murti Laksono Layli Nuriani Lilis Indriansyah Lisa Mutia M. Rusli Alibasyah Manfarizah Manfarizah Marisa marisa marisa Maunida Isnin Mhd Rizha Fahlevi Mira Mardhiah Mirza Junianto Mudinillah, Adam Muhammad Aygun Muhammad Hatta Muhammad Rusdi Muhammad Rusdi Muhammad Rusdi Muhammad Rusli Alibasyah Mukhsin Febi Mirza Muzakki Muzakki Niya Putri Utami Nurmala Ramadhani Lubis Oktri Sri Wahyuni Putri Ayuni Arsita Rahmad Fadhli Rasyid Alkhoir Lubis Ridha Tiara Suci Rifa Alayani RM Adjie Prakasa Roby Arnando Romano Romano Romi Rinaldi Ryan Moulana Sartika Ningsih Septyan Arief Subhan Subhan Sufardi Sufardi Sufardi Sufardi Sugianto Sugianto Sugianto Sulasutri Sulasutri Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syakur Syakur Syamaun A. Ali Syamaun A. Ali Syarifah Renny Fauzi T.M. Hadhar Wijaya Teti Arabia Teuku Alvisyahrin Teuku Muhammad Afrizal Yogi Ramadhan Ritonga Yulia Dewi Fazlina Yusni Eva Cus Endang Zainabun Zainabun Zulia Chairani