Kemampuan merumuskan, menerapkan, dan memahami matematika disebut literasi matematika. Pada kenyataannya, aritmatika adalah mata pelajaran yang menurut sebagian besar siswa tidak menarik. Kemampuan memecahkan masalah tidak diperlukan karena anak-anak tidak perlu memikirkannya. Ketika melakukan penelitian ini, tujuannya adalah untuk membangun model matematika untuk siswa kelas X yang memanfaatkan lingkungan ritel online, dan penelitian pengembangan digunakan sebagai metode penelitian. Penelitian pendahuluan atau persiapan diikuti oleh prototyping (penilaian formatif), yang meliputi evaluasi diri, tinjauan ahli, dan tes satu lawan satu, kelompok, dan lapangan. Validitas dan kepraktisan model matematika ditunjukkan oleh hasil. Selama fase expert review, peneliti menerima ide dan komentar atas pertanyaan dari segi substansi, struktur, dan bahasa dari validator, yang mengevaluasi validitas pertanyaan. Selama fase satu-satu, siswa diminta untuk umpan balik atau saran tentang cara meningkatkan keterbacaan soal ujian. Pada titik ini, siswa mampu menerapkan pengetahuan mereka tentang pemodelan matematika untuk situasi dunia nyata dalam kelompok. Dampak potensial dari pertanyaan-pertanyaan ini pada keterampilan literasi matematika siswa dievaluasi pada fase uji coba lapangan menggunakan pertanyaan pemodelan matematika yang valid dan praktis.