Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DIPADUKAN DENGAN SENAM OTAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Puspananda, Dian Ratna
MAGISTRA Vol 26, No 89 (2014): Magistra Edisi September
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.153 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dipadukan dengan senam otak terhadap prestasi belajar matematika. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 64 orang dan sampel berjumlah 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data prestasi belajar Matematika dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan uji t. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas terlebih dahulu diuji keseimbangannya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) diapadukan dengan senam otak lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif STAD, senam otak, prestasi belajar matematika.
Efektivitas Direct Intruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Kognitif Zainudin, M.; Puspananda, Dian Ratna
Jurnal Varidika: Varia Pendidikan Volume 27 No. 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.277 KB)

Abstract

The research objective is to proof 1). models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2). students having a field dependent cognitive style have better learning outcomes than field independent, 3). In each of the learning model, whether the student has a field dependent cognitive style have better learning outcomes than independent field, 4). In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction. The population of this study was all students of mathematics education of IKIP PGRI Bojonegoro, fourth semester, in the academic year of 2014/2015. The sample of this study was all students of the fourth semester students in class A with the total number of 32 students and class B as many as 32 students. The sampling technique in this study was cluster random sampling. Results of the study were 1) models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2) students who have cognitive style independent field has learning outcomes that are better than field-dependent, 3) In each of the learning model, students who have cognitive style independent fields have significantly a better learning outcomes than field dependent, 4) In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer always provide better learning outcomes significantly than direct instruction.
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF MODIFIED JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI TINGKAT PERCAYA DIRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI SE-KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Puspananda, Dian Ratna; Kusmayadi, Tri Atmojo; Usodo, Budi
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 2, No 2 (2012): Journal of Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Journal of Mathematics and Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.505 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, antara model pembelajaran Modified Jigsaw, Jigsaw atau Konvensional, (2) Manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan tingkat percaya diri tinggi, sedang atau rendah, (3) Pada model pembelajaran  Modified Jigsaw, manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, tingkat percaya diri tinggi, sedang atau rendah, (4) Pada model pembelajaran Kooperatif Jigsaw, manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, tingkat percaya diri tinggi, sedang atau rendah, (5) Pada model pembelajaran  konvensional, manakah yang memberi prestasi belajar matematika lebih baik, tingkat percaya diri tinggi, sedang atau rendah, (6) Pada tingkat percaya diri tinggi, manakah yang memberi prestasi belajar matematika  lebih baik, model pembelajaran konvensional, Jigsaw atau Modified Jigsaw, (7) Pada tingkat percaya diri sedang, manakah yang memberi prestasi belajar matematika  lebih baik, model pembelajaran konvensional,  Jigsaw atau Modified Jigsaw, (8) Pada tingkat percaya diri rendah, manakah yang memberi prestasi belajar matematika  lebih baik, model pembelajaran konvensional,  Jigsaw atau Modified Jigsaw.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3x3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN se-Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara  stratified cluster random sampling sehingga terpilih tiga sekolah yaitu SMPN 3 Bojonegoro, SMPN 6 Bojonegoro, dan SMPN 7 Bojonegoro. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket sikap percaya diri dan tes prestasi belajar.Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif modified jigsaw mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran konvensional. Sedangkan siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif jigsaw mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa-siswa dengan pembelajaran konvensional, (2) Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai percaya diri tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai percaya diri sedang dan rendah. Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mempunyai percaya diri sedang dan rendah, (3) Pada pembelajaran kooperatif modified jigsaw, tidak ada perbedaan antara prestasi belajar matematika pada masing-masing tingkatan percaya diri, (4) Pada pembelajaran kooperatif jigsaw, tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa-siswa dengan tingkat percaya diri tinggi dan sedang. Begitu pula dengan prestasi belajar matematika siswa-siswa dengan tingkat percaya sedang dan rendah juga tidak mempunyai perbedaan. Tetapi untuk prestasi belajar matematika siswa-siswa dengan percaya diri tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa-siswa dengan percaya diri rendah, (5) Pada pembelajaran konvensional, tidak ada perbedaan antara prestasi belajar matematika pada masing-masing tingkatan percaya diri, (6) Pada siswa  yang memiliki percaya diri tinggi, tidak ada perbedaan antara prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif modified jigsaw dan pembelajaran kooperatif jigsaw. Akan tetapi prestasi belajar matematika siswa dengan percaya diri tinggi yang diberi pembelajaran jigsaw dan modified jigsaw lebih baik daripada siswa dengan percaya diri tinggi yang diberi pembelajaran konvensional, (7) Pada siswa  yang memiliki percaya diri sedang, prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif modified jigsaw lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran konvensional. Prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran konvensional, (8) Pada siswa  yang memiliki percaya diri rendah, tidak ada perbedaan antara prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran konvensional. Akan tetapi prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif modified jigsaw lebih baik daripada siswa dengan yang diberi pembelajaran jigsaw dan konvensional.Kata kunci:     Modified Jigsaw, Jigsaw, Konvensional, Percaya Diri Siswa, dan Prestasi Belajar Matematika
Efektivitas Direct Intruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Kognitif Zainudin, M.; Puspananda, Dian Ratna
Jurnal VARIDIKA Volume 27 No. 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.277 KB) | DOI: 10.23917/varidika.v27i2.1221

Abstract

The research objective is to proof 1). models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2). students having a field dependent cognitive style have better learning outcomes than field independent, 3). In each of the learning model, whether the student has a field dependent cognitive style have better learning outcomes than independent field, 4). In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction. The population of this study was all students of mathematics education of IKIP PGRI Bojonegoro, fourth semester, in the academic year of 2014/2015. The sample of this study was all students of the fourth semester students in class A with the total number of 32 students and class B as many as 32 students. The sampling technique in this study was cluster random sampling. Results of the study were 1) models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2) students who have cognitive style independent field has learning outcomes that are better than field-dependent, 3) In each of the learning model, students who have cognitive style independent fields have significantly a better learning outcomes than field dependent, 4) In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer always provide better learning outcomes significantly than direct instruction.
Studi Literatur: Komik Sebagai Media Pembelajaran yang Efektif Dian Ratna Puspananda
Jurnal Pendidikan Edutama Vol 9, No 1 (2022): January 2022
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/jpe.v9i1.1682

Abstract

Abstract: This study aims to gather sufficient information about the development of comics as an effective learning medium. This research method is a literature study that collects some previous research to answer the development of comics as an effective learning medium. The results of this study show that comics are a very effective learning medium to increase student and student interest, motivation, activities, and learning outcomes. Comic learning media is a learning media favored by students. This can be seen from the research results of the previous articles which show that the response of students is very positive with the presence of comics as a learning medium. Keywords: Literature Study, Comic, Learning Media Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang cukup tentang pengembangan komik sebagai media pembelajaran yang efektif. Metode penelitian ini adalah studi literatur yang mengumpulkan beberapa penelitian sebelumnya untuk menjawab pengembangan komik sebagai media pembelajaran yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komik adalah media pembelajaran  yang sangat efektif untuk meningkatkan  minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa serta mahasiswa. Media pembelajaran komik adalah media pembelajaran yang digemari peserta didik. Hal ini nampak dari hasil penelitian dari artikel-artikel sebelumnya yang menunjukkan bahwa respon peserta didik sangat positif dengan adanya komik sebagai media pembelajaran. Kata Kunci: Studi Literatur, Komik, Media Pembelajaran
IMPLEMETASI APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP HASIL BELAJAR EDUCATIONAL STATISTICS MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS IKIP PGRI BOJONEGORO Dian Ratna Puspananda
Journal of Mathematics Education and Science Vol. 2 No. 2 (2019): Journal of Mathematics Education and Science
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.47 KB) | DOI: 10.32665/james.v2i2.87

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the Aptitude Treatment Interaction learning model on the learning achievement of English education students in the subject of educational statistics. The instrument used is a subjective test. The sample used was 50 students, 22 students in the control class, and 28 students in the experiment class of the English Education study program at the Faculty of Language and Art Education at IKIP PGRI Bojonegoro. The data analysis used in this study is a t-test. The results of the study showed that the learning achievement of students of the English language education program became better after being given Aptitude Treatment Interaction in the Educational Statistics course. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Aptitude Treatment Interactionterhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan bahasa inggris pada mata kuliah educational statistics. Instrumen yang digunakan adalah soal uraian. Sampel yang digunakan sebanyak 50 mahasiswa, 22 mahasiswa pada kelas kontrol dan 28 mahasiswa pada kelas eksperimen dari program studi Pendidikan Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bojonegoro. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t- test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris menjadi lebih baik setelah diberikan pembelajaran Aptitude Treatment Interaction pada mata kuliah Educational Statistics.
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY Harvina Nur Zaeny; Sujiran; Dian Ratna Puspananda
Journal of Mathematics Education and Science Vol. 4 No. 2 (2021): Journal of Mathematics Education and Science
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.075 KB) | DOI: 10.32665/james.v4i2.212

Abstract

This study has the aim of describing the types and factors of student errors in solving Social Arithmetic story problems in terms of Keirsey's personality type based on Polya's error analysis. This research includes qualitative descriptive research. The research instrument was questioned for classifying Keirsey's personality types, questions about Social Arithmetic stories, and interview guidelines. The technical analysis of the data carried out includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that misunderstandings of seven problems were made by Artisan, Rational, and Idealist subjects. Artisan and rational subjects did not write what is known and asked in the problem completely. In the Idealist subject, write down what is asked in the question, but it is not quite right. Planning errors were made by the four personality type subjects, where they were not able to properly arrange the completion steps. Errors in carrying out the plan were made by the four personality type subjects, where the Guardian subject did not complete the completion step and miscalculated. Artisan and Idealist subjects did not write down the solution formula. At the same time, the Rational subject did not write conclusions and formulas in several steps of completion. Re-checking errors were carried out by the four personality type subjects, where the Guardian, Artisan, Rational, and Idealist subjects got the final result but were wrong. Rational subjects also do not perform calculations when checking again. On the other hand, the Idealist subject does not re-examine the solution obtained. Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan jenis dan faktor kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Aritmatika Sosial ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey berdasarkan analisis kesalahan Polya. Penelitian1ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen2penelitian berupa angket penggolongan tipe kepribadian3Keirsey, soal cerita aritmatika sosial dan pedoman wawancara. Teknis analisis2data mencakup pengurangan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan8bahwa kesalahan memahami7masalah dilakukan oleh subjek Artisan, Rational dan Idealist. Pada subjek Artisan dan rational tidak lengkap saat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan subjek Idealist menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal akan tetapi kurang tepat. Kesalahan menyusun rencana dilakukan keempat subjek tipe kepribadian, dimana mereka tidak mampu menyusun langkah penyelesaian dengan tepat. Kesalahan melaksanakan rencana dilakukan keempat subjek tipe kepribadian, dimana subjek Guardian tidak menyelesaikan langkah penyelesaian dan salah dalam perhitungan. Subjek Artisan dan Idealist tidak menuliskan rumus penyelesaian. Sedangkan subjek Rational tidak menuliskan kesimpulan dan rumus pada beberapa langkah penyelesaian. Kesalahan memeriksa kembali dilakukan keempat subjek tipe kepribadian, dimana subjek Guardian, Artisan, Rational dan Idealist memperoleh hasil akhir akan tetapi salah. Subjek Rational pula tidak melakukan perhitungan disaat memeriksa kembali. Sebaliknya subjek Idealist tidak memeriksa kembali penyelesaian yang diperoleh.
Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika sosial ditinjau dari tipe kepribadian siswa Ilham Riawan; Sujiran; Dian Ratna Puspananda
Educatif Journal of Education Research Vol 2 No 3 (2020): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36654/educatif.v2i3.20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan masalah aritmatika sosial yang ditinjau dari tipe kepribadian siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian terdiri dari angket penggolongan tipe kepribadian Keirsey, tes pemecahan masalah dan wawancara. Teknik analisis data yang dilakukan meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada masalah aritmatika sosial berdasarkan tipe kepribadian yaitu (1) siswa Guardian memecahkan masalah dapat melakukan 3 tahap polya yaitu memahami masalah dengan baik, merencanakan penyelesaian dengan tepat, melaksanakan rencana dengan benar namun tidak melakukan pemeriksaan kembali karena merasa jawaban sudah benar. (2) Siswa Artisan dapat melakukan 4 tahap polya. Memahami masalah dengan baik, menyusun rencana penyelesaian dengan runtut, melaksanakan rencana dengan perhitungan serta algoritma yang benar, dan melakukan pemeriksaan kembali (3) Siswa Rational dalam memecahkan masalah dengan tahap polya hanya mampu melakukan tahap memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian tidak dapat menyusun strategi dengan benar sehingga hasil akhir yang diperoleh menjadi salah (4) Siswa Idealist memecahkan masalah dapat melakukan 3 tahap polya yaitu memahami masalah dengan baik, mampu menyusun strategi, melaksanakan rencana dengan metode yang singkat dengan bahasa pemahamannya sendiri dan memeriksa kembali jawaban karena merasa yakin dengan jawabannya.
Efektivitas Direct Intruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Kognitif M. Zainudin; Dian Ratna Puspananda
Jurnal VARIDIKA Volume 27 No. 2, Desember 2015
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.277 KB) | DOI: 10.23917/varidika.v27i2.1221

Abstract

The research objective is to proof 1). models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2). students having a field dependent cognitive style have better learning outcomes than field independent, 3). In each of the learning model, whether the student has a field dependent cognitive style have better learning outcomes than independent field, 4). In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction. The population of this study was all students of mathematics education of IKIP PGRI Bojonegoro, fourth semester, in the academic year of 2014/2015. The sample of this study was all students of the fourth semester students in class A with the total number of 32 students and class B as many as 32 students. The sampling technique in this study was cluster random sampling. Results of the study were 1) models of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer learning can provide better results than direct instruction, 2) students who have cognitive style independent field has learning outcomes that are better than field-dependent, 3) In each of the learning model, students who have cognitive style independent fields have significantly a better learning outcomes than field dependent, 4) In each of the cognitive style, whether the model of direct instruction by involving students in self-evaluation and peer always provide better learning outcomes significantly than direct instruction.
Efektivitas pengondisian zona alfa melalui fun story dan music terhadap prestasi belajar statistika Dian Ratna Puspananda
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 12, No 2 (2021): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v12i2.6012

Abstract

Zona alfa merupakan bagian otak yang menandakan waktu kesadaran dengan kondisi terbaik untuk belajar. Kondisi zona alfa bisa terbentuk melalui fun story dan music.  Ketika gelombang otak peserta didik berada dalam zona alfa baik dengan cara fun story maupun music, maka pembelajaran akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai. sehingga diharapkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah statistika akan lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih efektif pengondisian zona alfa melalui fun story atau music terhadap hasil belajar statistika mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi experimental dengan membandingkan dua kelompok. Statitik uji yang digunakan adalah t test. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode tes menggunakan soal uraian. Sampel penelitian adalah mahasiswa tingkat III prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun akademik 2018/2019. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengondisian zona alfa dengan musik lebih efektif dibandingkan dengan fun story terhadap prestasi belajar statistika mahasiswa tingkat III prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang menggunakan uji t  yang menunjukkan nilai t obs = 5,705 lebih besar daripada nilai t tabel = 2,010. Pengondisian zona alfa dengan musik lebih efektif dikarenakan mempunyai pengaruh meningkatkan produksi serotonin dalam otak. Serotonin adalah sebuah neuro transmiter yang berperan penting dalam menyalurkan getaran – getaran syaraf dan membantu memunculkan perasaan gembira. Lagipula musik bisa dinikmati sepanjang pembelajaran berlangsung. Kata Kunci: Fun Story, Musik, Statistika, Zona Alfa The alpha zone is the part of the brain that marks the time of awareness with the best conditions for learning. Alpha zone conditions can be formed through fun stories and music. When the brain waves of students are in the alpha zone both by means of fun stories and music, the learning will run well and the learning objectives are achieved. so it is expected that student learning achievement in statistics courses will be better. The purpose of this research is to find out which alpha zone conditioning through fun stories or music is more effective towards the statistics learning outcomes of Indonesian language and literary education study program students. This research is a quantitative quasi experimental study by comparing two groups. The test statistic used is the t test. Data collection methods used are the documentation method and the test method using the problem description. The sample of the research is the third level students of Indonesian language and literature education study program in 2018/2019 academic year. The results of the study stated that the alpha zone conditioning with music was more effective than the fun story on the statistical learning achievement of third-level students in the Indonesian Language and Literature study program. This can be seen from the hypothesis test using the t test which shows the value of t obs = 5.705 is greater than the value of t table = 2.010. The alpha zone conditioning with music is more effective because it has the effect of increasing the production of serotonin in the brain. Serotonin is a neuro transmitter which plays an important role in transmitting nerve vibrations and helping to elicit feelings of joy. Besides music can be enjoyed throughout the learning process. Keywords: Fun Story, Music, Statistics, Alpha Zone