Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN SISTEM RAINWATER HARVESTING DI KOTA DAN DESA SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI KEKERINGAN (STUDI KASUS DESA KRAJAN TIMUR DAN DESA PANDUMAN, KAB. JEMBER) Retno Utami Agung Wiyono; Entin Hidayah; Fahir Hassan; Fista Pebriyanti; Alfiati Ningsih
TERAS JURNAL Vol 11, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i1.420

Abstract

Abstrak Air adalah sumber daya yang terus dibutuhkan manusia. Dengan menggunakan sistem Rainwater Harvesting RWH), air hujan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Penelitian ini tidak hanya membahas potensi air yang dapat dimanfaatkan dari sistem RWH yang ada pada satu lokasi saja, akan tetapi mempertimbangkan dua lokasi yang merupakan lokasi yang lebih padat penduduk dan dikategorikan sebagai wilayah kota (Desa Krajan Timur, Sumbersari) dan lokasi yang lebih jarang penduduknya dan dikategorikan sebagai wilayah desa (Desa Panduman, Jelbuk). Dalam penelitian ini digunakan beberapa data yaitu peta lokasi, data curah hujan, dan data kebutuhan air penduduk. Untuk mengetahui kebutuhan air dan sumber air yang digunakan penduduk sehari-hari, dilakukan survey kepada masyarakat yaitu 20 rumah di wilayah kota dan 20 rumah di wilayah desa. Perhitungan potensi air dari sistem RWH dilakukan dengan metode F. J. Mock menggunakan debit andalan 50%. Dari studi ini diperoleh hasil bahwa pada 20 rumah di wilayah kota, sistem RWH berpotensi menghasilkan air sejumlah 3,168 liter/bulan sampai 31,825 liter/bulan. Adapun pada 20 rumah di wilayah desa, potensi air dari sistem RWH pada setiap rumah berkisar antara 15,090 liter/bulan sampai 33,952 liter/bulan. Potensi air tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan air pada 20 rumah di desa dan 17 rumah di kota, serta dapat memenuhi 44% sampai 72% kebutuhan air pada 3 rumah di wilayah kota. Kata kunci: Rainwater harvesting, kebutuhan air, kesetimbangan air, kota, desa  Abstract Water has always become a vital resource that is needed by a human being. Rainwater may play an essential role as a domestic water supply by rainwater harvesting system. This study compares potential rainwater harvested at two locations considered an urban area with higher population density and a rural area with lower population density. The studied urban area and rural area are Desa Krajan Timur, Sumbersari and Desa Panduman, Jelbuk, respectively. Several data utilized in this study are location maps, precipitation data, and water needs data. Surveys are conducted by interviewing twenty residences in each urban and rural area to obtain water needs and water sources data. Water harvested potential was calculated using F J Mock method. The study results showed that rainwater harvesting system in 20 houses in the urban area could produce 3,168 liters/month until 31,825 liters/month of water. While the rainwater harvesting system in 20 houses in the rural area could produce 15,090 liters/month until 33,952 liters/month of water. The harvested water could fulfill all water needs in 20 houses in the rural area, 17 houses in the urban area, and 44% until 72% of water needs in 3 houses in the urban area. Keywords: Rainwater harvesting, water needs, water balance, urban area, rural area
Pemodelan Penurunan Sisa Chlor Jaringan Distribusi Air Minum Dengan EPANET (Studikasus Kecamatan Sukun Kota Malang) Fahir Hassan; Ali Masduqi
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.871 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7866

Abstract

Dalam upaya melakukan pemantauan dan upaya mempertahankan kualitas air minum pada sistem distribusi dengan menggunakan sisa chlor, sangat diperlukan pemodelan untuk mengetahui sisa chlor yang terdapat pada jaringan. Konsentrasi aman untuk sisa chlor minimum yaitu 0.2 mg/l, dimana pada konsentrasi tersebut masih mampu untuk menangani kontaminasi. Dengan mengetahui konstanta penurunan sisa chlor pada jaringan eksisting dengan survey lapangan, untuk mengetahui debit, diameter dan elevasi pipa distribusi dapat digunakan untuk mengoprasikan program EPANET. Dalam program EPANET dilakukan input data untuk data yang sudah di surfei dan dilakukan pengoprasian untuk aspek hidrolis. Apabila pada aspek hidrolis ini sudah memenuhi selanjutnya dilakukan analisa untuk penurunan sisa chlor menggunakan konstanta yang sudah didapatkan. EPANET dapat menganalisa secara keseluruhan faktor yang mempengaruhi penurunan sisa chlor dan menampilkan konsentrasi sisa chlor pada pipa dengan indikasi warna. Dalam proses analisa sisa chlor ini harus dilakukan pada kondisi jam puncak dan kondisi jam minimum. Hal ini ditujukan agar dapat diketahui konsentrasi maksimum dan konsentrasi minimum yang terdapat pada jaringan distribusi. Analisa sisa chlor menggunakan epanet ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui konstanta penurunan sisa chlor yang terjadi, Namun apabila terjadi kebocoran atau gangguan perpipaan yang lain masih belum dapat dianalisa dan perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut.