Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Hiruk Pikuk Kehidupan Anak dalam Drama Monolog Anak Nanda Karya Riris Toha Sarumpaet Sebuah Pendekatan Mimetik Indah Amalia; Khaerunnisa Khaerunnisa
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/imajeri.v4i1.6912

Abstract

Abstrak Sastra adalah sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh pengarang dengan berdasarkan sebuah hasil pikiran, ide, gagasan, atau sebuah pengalaman pengarang itu sendiri, lalu dibuat menjadi sebuah karya seni yang bernamakan sastra. Kenyataan memanglah tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan. Sebuah kenyataan yang terkadang sulit rasanya untuk diterima, dikarenakan terlupanya hak-hak kita yang berjalan sebagai manusia. Manusia dengan hakikatnya sebagai manusia makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Dalam sebuah karya sastra yang dibuat sebagai penggambaran kehidupan manusia, dikemas dengan menambahkan hasil pikiran karangan, atau imajinasi pengarangnya, dapat kita teliti terkait hubungan antara karya sastra itu sendiri dengan kehidupan nyata. Penelitian yang menggunakan drama monolog anak yang berjudul Nanda karya Riris K. Toha Sarumpaet diteliti menggunakan metodologi pendekatan sastra mimetik. Dengan tujuan mengetahui seberapa erat penceritaan yang tertuliskan di dalam drama monolog anak tersebut dengan kehidupan nyata. Pada penelitian ini penulis juga menggunakan metode penelitian observasi kualitatif, dengan tujuan mencari makna yang sedalam-dalamnya yang dapat dilihat dari drama monolog anak tersebut. Hasil yang ditemukan dari penlitian ini, sebagai berikut: (1) kemanusian dengan hak-haknya; (2) humanisme manusia sebagai mahkluk individu; (3) dan humanisme manusia sebagai makhluk sosial. Abstract Literature is a work of art created by an author based on the author's own thoughts, ideas, ideas, or experience, then made into a work of art called literature. The reality is that it doesn't always go according to expectations. A reality that is sometimes difficult to accept, due to the neglect of our rights as human beings. Humans are essentially human beings as individuals and also as social beings. In a literary work that is made as a depiction of human life, packaged by adding the author's thoughts, or imagination, we can examine the relationship between the literary work itself and real life. The study used a children's monologue drama entitled Nanda by Riris K. Toha Sarumpaet, which was studied using a mimetic literary approach methodology. For the goal to find out how closely the narrative that is written in the children's monologue drama with real life. In this study the authors also used qualitative observation methods, with the aim of finding the deepest meaning that can be seen from the child's monologue drama. The results of this research are as follows: (1) humanity and its rights; (2) human humanism as an individual being; (3) and human humanism as a social being.
Pendidikan Multikultural di Indonesia Rina Nuryani; Khaerunnisa Khaerunnisa
Jurnal Fascho: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2020): Fascho : Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
Publisher : STKIP Muhammadiyah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara etimologi, pendidikan multikultural terdiri dari dua kata kunci, yaitu pendidikan dan multikultural. Pendidikan secara sederhana adalah proses pengembangan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok melalui pengajaran, pelatihan dan pembinaan. Sedangkan multikultural sendiri diartikan sebagai keanekaragaman budaya yang terdiri dari nilai-nilai, keyakinan, dasar asumsi, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok orang. Sejak masa perjuangan meraih kemerdekaan dan hingga merdeka pada tahun 1945, para pendahulu bangsa Indonesia menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman yang begitu tinggi. Pada Sumpah Pemuda, disebutkan bahwa meskipun Indonesia sangat beragam, tetapi memiliki satu bangsa, satu tumpah darah dan satu bahasa persatuan; Indonesia. Dari sini pula lahir lah "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti kesatuan dalam keragaman. Tulisan ini merupakan studi pustaka mengenai pelaksanaan pendidikan multikultural di tingkat sekolah dasar dan menengah di beberapa wilayah di Indonesia berdasarkan tujuh penelitian terdahulu. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa implementasi pendidikan multikultural di Indonesia pada saat ini ditunjukkan beberapa kelemahan dan kekurangan yang berlaku. Peningkatan terintegrasi baik dalam kuantitas dan kualitas multikultural pendidikan masih sangat diperlukan. Kata Kunci: Pendidikan, Multikultural, Bhineka Tunggal Ika
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI BERBANTUAN KAHOOT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT (HIKAYAT) KELAS X Devi Puspita Ayu; Khaerunnisa
Jurnal Fascho: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 10 No. 2 (2021): Fascho : Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
Publisher : STKIP Muhammadiyah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The background of the research is the low folklore listening skills and the lack of learning models and media applied to class X. It has impact to the students’ scores for under the KKM. This research was conducted during the Covid-19 (coronavirus disease) pandemic which implements distance learning (online) in class X MIPA 2 SMA Nusantara Plus, with total 26 students of the 2020/2021 school year. The research method used in this research is Classroom Action Research (CAR). Learning activities using this articulation model make the learning process easier to listen folklores. Kahoot media known as an attractive and more efficient evaluation media. This research was conducted in two cycles, in each cycle there were two meetings. The results of this study indicate an increase in the ability to listen to saga stories. This can be seen from the results of the pre-cycle average score of 55, cycle I increased to 70 but did not meet the KKM, followed by cycle II with an average value of 86. Thus it can be concluded that the use of Kahoot in articulation learning model can improve folklore listening skills of class X SMA Nusantara Plus. Keywords: articulation learning model, Kahoot, listening skills, folklores
KAIDAH PEMBELAJARAN 4 KETERAMPILAN BERBAHASA BAGI BIPA LEVEL 1 Indah Nur Amalia; Khaerunnisa Khaerunnisa
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 7, No 1 (2022): JURNAL KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v7i1.1615

Abstract

Banyaknya manusia di muka bumi ini, bukan hanya terlahir dari wilayah yang sama. Kaya akan ragam, budaya lintas kota, provinsi, bahkan negara, melahirkan banyaknya perbedaan. Perbedaan inilah yang terkadang harus kita pelajari untuk menjadi satu. Pembelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya diperuntukkan bagi yang berkewarganegaraan Indonesia saja, tetapi pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat dimiliki oleh pelajar atau penutur asing atau sering disebut BIPA. Belum banyaknya penelitian yang mengkaji mengenai kaidah pembelajaran BIPA. Pada penelitian ini, akan membahas mengenai kaidah keterampilan-keterampilan berbahasa yang harus dimiliki bagi PA, sebagai berikut: (1) Kaidah Pembelajaran BIPA dalam Menyimak, (2) Kaidah Pembelajaran BIPA dalam Berbicara, (3) Kaidah Pembelajaran BIPA dalam Membaca, dan (4) Kaidah Pembelajaran BIPA dalam Menulis. Kata Kunci: BIPA, Keterampilan berbahasa, Pembelajaran BIPA
PODCAST LITERA DISA (LITERASI DISABILITAS) SEBAGAI SARANA PEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS Khaerunnisa, Lutfi Syauki Faznur, Wika, Ahmad Fadly, Ratna Dewi Kartikasari, Aida Sumardi
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v5i1.883

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh mahasiswa penyandang tuna netra dalam mengakses referensi di bidang sastra. Kegiatan itu juga sekaligus mendukung Program Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (Teknologi Asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Melalui prosedur pengembangan, kegiatan pengabdian ini menghasilkan produk berupa Podcast Litera Disa. Podcast yang mengalihwahanakan karya sastra itu berisi teori sastra beserta contoh penerapan analisisnya. Baik konten maupun spesifikasi produk telah melalui tahapan penilaian dari ahli dan uji coba kepada pengguna. Dengan Podcast Litera Disa yang dapat diakses dan ditransmisikan melalui perangkat gawai, diharapkan mahasiswa tuna netra yang mendalami sastra dapat terbantu dalam memahami materi kesastraan.
DAMPAK PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI SMA CAHAYA QURAN BOGOR PADA MASA PANDEMI COVID-19 Khaerunnisa Khaerunnisa; Rina Nuryani; Wildan Awaludin; Abu Bakar Fadillah
Pena Literasi Vol 5, No 1 (2022): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.5.1.56-63

Abstract

Pandemi covid-19 melanda Indonesia bahkan ke penjuru dunia. Pandemi ini mempengaruhi dunia pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh SMA Cahaya Quran juga warga belajar dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada era pandemic covid-19. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Dalam pengambilan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Responden yang menjadi objek penelitian ini ada lima orang yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat SMA Cahaya Quran. Hasil penelitian menampilkan data berupa kurang setujunya pembelajaran secara jarak jauh, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua peserta didik, serta tokoh masyarakat. Kekuatan signal serta kurangnya menangkap materi menjadi faktor utama kurangnya semangat belajar peserta didik. Orang tua yang belum memahami materi anaknya pun menjadi hambatan untuk membantu mengajari anaknya dalam belajar. Pantauan guru yang kurang, serta fasilitas dari segi aplikasi yang belum maksimal pun turut andil dalam hambatan pembelajaran jarak jauh.
RAGAM BAHASA MAHASISWA UMJ DALAM PEMBELAJARAN DARING Ratna Dewi Kartikasari; Wika Soviana Devi; Khaerunnisa Khaerunnisa; Indah Nur Amalia
Pena Literasi Vol 4, No 2 (2021): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.4.2.117-127

Abstract

Penelitian ini membahas tentang ragam bahasa mahasiswa UMJ ketika pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan jenis pembelajaran yang dilakukan secara tidak tatap muka melainkan melalui dunia maya. Bahasa sangat berperan dalam hal komunikasi. Bahasa memiliki banyak ragam misalnya ragam lisan dan tulis, ragam baku dan tidak baku, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang ragam bahasa mahasiswa saat kuliah daring. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari hal-hal yang diamati, yakni ragam bahasa mahasiswa UMJ saat perkuliahan daring. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Hasil penelitian ini diemukan ragam-ragam bahasa sebagai berikut, diantaranya: (1) ragam lisan dengan bahasa baku; (2) ragam lisan dengan bahasa tidak baku; (3) ragam tulis dengan bahasa baku dan tidak baku.Kata kunci: ragam bahasa, kuliah daring, penelitian kualitatif.  
MENGUAK SASTRA DALAM SEJARAH ISLAM Khaerunnisa Khaerunnisa; Dini Septiana
Pena Literasi Vol 3, No 1 (2020): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.3.1.29-35

Abstract

Sejak dahulu sastra menjadi pendamping sejarah perjalanan Indonesia. Sastra menjadi salah satu wadah untuk mengisahkan setiap tragedi yang terjadi dalam perkembangan Indonesia. Begitu pula dalam sejarah perkembangan Islam yang sering sekali dikisahkan dalam syair-syair. Kata sastra sangat akrab dalam kehidupan masyarakat. Sastra dapat memainkan perannya sebagai media yang menjadi sumber informasi untuk menyampaikan tentang nilai-nilai pendidikan moral dan membudayakan sebauh kisah kegenerasi selanjutnya. Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan menguak sastra dan ajaran Islam serta menguak ajaran Islam dan sastra pada saat ini terkhusus di Indonesia. Karya sastra yang kental dengan budaya sering sekali diasumsikan tidak bisa dikaitkan denga agama, dalam pembahasan ini menguak sejarah Islam yang akrab dengan budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari studi pustaka, hasil akan disajikan dengan cara mendeskripsikan hasil yang telah didapat. Sastra sejak dulu sudah digandrungi sebagai alat penyampaian pesan dengan cara memainkan kata-kata sehingga indah dibaca dan didengar. Hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa sastra sesungguhnya telah ada pada zaman penyebaran Islam yaitu sebelum Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu yang dapat dibuktikan dari ayat dan kisahat sahabat pada masa itu. Hasil penelitian ini mengungkap sastra sebelum ajaran Islam dan unsur sastra yang terdapat pada kitab suci Alquran. Bangsa Arab pada masa penyebaran Islam memang telah mengenal sastra namun sering disebut pintar bermain kata. Pada masa itu jika seseorang pandai bermain kata indah maka mereka akan menjadi seseorang yang dihargai dan dianggap berintelektual, oleh karena itu manusia pada masa itu setelah Alquran diturunkan banyak yang mengagumi kata demi kata yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian ini terkuak bahwa benar Alquran mengandung nilai-nilai sastra yang terkandung di dalamnya.
PEMANFAATAN CERITA FABEL “KURA-KURA YANG PINTAR” KARYA LENI ARYANI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN BAHASA PADA USIA DINI 4-6 TAHUN Mila Rosa Amelia; Khaerunnisa
MATAPENA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 5 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Language skills consist of four components, namely speaking, writing, listening and reading. The most important thing for children is talking, because it provides enormous benefits, one of which is so that children can interact with their peers and other people around them and can add new knowledge. Storytelling is a communication medium that is favored by children, training their ability to discuss attention for a certain period of time. Children are able to express themselves through a process that makes them happy and creates a sense of satisfaction that makes them more confident. Fables are fairy tales with animals as characters. The benefits of fable stories are to train children's language skills. When telling or listening to stories, children learn to speak in a fun style and increase their vocabulary and language. Keywords: language, early childhood, story, fable
PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE: Sastra Anak, Kajian Semiotika Septiana Tanti; Khaerunnisa
Jurnal Pena Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Pena Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang kajian semiotik Ferdinand De Saussure pada cerpen anak yang berjudul “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi. Tujuan penelitian ini ialah mengupas penanda dan petanda pada cerpen anak “Ke Hutan” dengan studi semiotik Ferdinand De Saussure. Karena bukan hanya cerpen dewasa yang bisa dianalisis oleh pendekatan semiotik, tetapi cerpen anak juga bisa dianalisis, bahkan semua karya sastra dapat dianalisis dengan pendekatan semiotik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mana lebih menekankan pada makna dan diuraikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik membaca cerpen, memahami dan mencatat, seperti penelitian jenis pustaka. Hasil dan pembahasannya terdapat beberapa penanda (signifier) dan petanda (signifier) dalam cerpen anak "Ke Hutan" karya Yosep Rustandi yaitu ada 11 tanda yang dapat diamati yaitu, (1) benda untuk menunjukkan tujuan, (2) sifat tokoh Rakey, (3) nasihat kebaikan, (4) keadaan yang berlawanan, (5) latar belakang pengarang, (6) motivasi tersirat, (7) majas personifikasi, (8) solidaritas dan kebersamaan, (9) pesan moral, (10) unsur religius dan (11) kesederhanaan serta keasrian alam. Sehingga, muncul makna baru yang lebih kompleks.