Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penilaian Kinerja Supplier Kemasan Produk “Fruit Tea” Menggunakan Metode FANP (Studi Kasus di SInar Sosro Gresik) Silvia Paramita; Usman Effendi; Ika Atsari Dewi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.995 KB)

Abstract

Abstrak Supplier merupakan salah satu bagian supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu pabrik. Pemilihan supplier yang tidak tepat dapat mengganggu kegiatan operational perusahaan, sedangkan pemilihan supplier yang tepat akan meminimalkan biaya pembelian, meningkatkan daya saing pasar dan kepuasan pengguna akhir. PT Sinar Sosro Gresik mengalami permasalahan terkait dengan supplier yaitu adanya ketidakstabilan kinerja yang ditunjukkan dengan ketidaksesuaian jadwal pengiriman dan kualitas. Permasalahan ini terjadi terutama pada supplier karton FTE, botol PET dan tutup botol. Penilaian kinerja supplier penting dilakukan di PT Sinar Sosro Gresik agar kinerja supplier dapat dikontrol dan ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menentukan bobot kriteria penilaian kinerja supplier dan mendapatkan peringkat kinerja supplier menggunakan metode Fuzzy Analytic Network Process. Kriteria penilaian kinerja dilakukan dengan pendekatan Dickson’s vendor selection criteria yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan meliputi kriteria quality, delivery, flexibility, responsiveness, price, sistem komunikasi dan manufacture. Hasil penilaian didapatkan kriteria price sebagai prioritas tertinggi dengan bobot 0,2683. Peringkat kinerja tertinggi supplier karton FTE, supplier botol PET dan supplier tutup botol adalah PT K2, PT B1 dan PT T1.Kata Kunci: SCM, purchasing, kriteria Dickson’s, FANPAbstract Supplier is one of important part in supply chain. Selecting inappropriate suppliers can disturb the manufacture operational’s activity, whereas selecting the appropriate one can reduce the purchasing cost, improves competitiveness of the market and the satisfaction of end-user product. PT Sinar Sosro Gresik faces some problem about instability suppliers performance showed by inexpediency delivery and quality. This problem occurs especially in suppliers of carton FTE, PET bottle and bottle cap. Assesment performance of suppliers is important so that performance of suppliers can be controlled and improved. The purpose of this research is to identify and determine the weight of the criteria in suppliers assessment performance and attain suppliers performance rank using Fuzzy Analytic Network Process method. The criteria of assesment performance is did by Dickson’s vendor selection criteria approach that is adjusted with manufacture’s condition include some criteria such as quality, delivery, flexibility, responsiveness, price, communication system and manufacture. The assesment result is price as highest priority criteria with of weight 0,2683. The highest performance rank in carton FTE, PET bottle and bottle cup suppliers are PT K2, PT B1 and PT T1.Keywords: SCM, purchasing, Dickson’s criteria, FANP
Aplikasi Just-In-Time pada Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Kentang (Studi kasus di Perusahaan Agronas Gizi Food Batu) Wike Agustin Prima Dania; Usman Effendi; Firdha Anggasta
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.633 KB)

Abstract

Permasalahan yang timbul terkait dengan persediaan pada Perusahaan Agronas Gizi Food Batu adalah tingginya jumlah bahan baku (kentang) yang disimpan dalam gudang bahan baku dan tingginya keripik krecek dalam gudang WIP (Work in process). Selama ini perusahaan belum memiliki dan belum pernah menggunakan metode tertentu dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku kentang, sehingga tingkat persediaan bahan baku kentang di gudang tinggi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan pendekatan JIT, menentukan dan membandingkan dengan metode tradisonal besar biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan dan menentukan jumlah optimum kanban. Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan, jumlah bahan baku yang harus dibeli sebesar 84.476,67 Kg sedangkan jumlah bahan baku yang diproduksi menjadi keripik kentang 84.178,21 Kg. Biaya pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan pendekatan JIT sebesar Rp506.952.447,16 sedangkan biaya pengendalian persediaan WIP sebesar Rp2.361.933,34. Perbandingan biaya persediaan bahan baku berdasarkan pendekatan JIT dan sebelum menggunakan JIT sebesar Rp313.543.680,84 atau terjadi penghematan sebesar 38,21% sedangkan pada WIP sebesar Rp10.453.047,85 atau terjadi penghematan sebesar 81,57%. Jumlah kanban optimum untuk vendor kanban sebanyak satu dimana jumlah optimum kanban produksi memiliki nilai yang berbeda untuk setiap harinya.Kata Kunci : Just-In-Time, Kanban, Pengendalian persediaan.
ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PUREE MANGGA PODANG URANG PADA SKALA INDUSTRI KECIL MENENGAH (STUDI KASUS PADA IKM KELOMPOK WANITA TANI BUDIDAYA TIRON MAKMUR BANYAKAN, KEDIRI) Lutfiana Mutmainnah; Usman Effendi; Ika Atsari Dewi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.922 KB)

Abstract

Abstrak Mangga podang urang merupakan komoditas utama di Kabupaten Kediri. Ketersedian bahan baku untuk pembuatan produk berbasis mangga podang urang tidak tersedia sepanjang tahun. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengolahnya menjadi puree mangga podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Budidaya memproduksi puree mangga podang urang sebagai produk antara untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mangga podang urang diluar masa panen. Diperlukan analisis kelayakan teknis dan finansial untuk mengupayakan keberhasilan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis teknis pembuatan puree mangga podang urang layak untuk dilakukan. Pemanfaatan satu mesin untuk dua proses produksi menyebabkan terjadinya bottleneck dan kualitas bahan baku menurun sehingga ditambahkan usulan perbaikan berupa penambahan mesin pencampur. Kapasitas produksi puree mangga podang urang direncanakan sebesar 210 kg/hari atau 139 unit @ 1 kg. HPP usulan perbaikan Rp9.900,00 harga jual per unit Rp12.200,00. BEP unit usulan perbaikan 8.074 unit atau Rp98.358.400,00. R/C ratio usulan perbaikan 1.24, NPV usulan perbaikan Rp29.179.600,00. IRR usulan perbaikan 22.2%. Payback period usulan perbaikan 3 tahun 1 bulan. Incremental IRR lebih besar dari suku bunga yaitu 75.9%. Pengembangan usaha produksi puree mangga podang urang layak untuk dilakukan.Kata kunci: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mesin PencampurAbstract Mango podang urang is the main commodity in Kediri Regency. The availability of raw materials for the manufacture of mango-based podang urang products is not available throughout the year. One alternative to overcome the problem is to process it into puree mango podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cultivation produces puree mango podang urang as intermediate product to meet raw material requirement of mangoes urang podang outside harvest period. Technical and financial feasibility analysis is required to pursue that success. The results showed that technical analysis of puree mango podang urang was feasible to be done. Utilization of one machine for two production process causing bottleneck and quality of raw material decrease so that added suggestion of improvement in the form of addition of mixing machine. Production capacity of puree mango podang urang is planned to be 210 kg / day or 139 units @ 1 kg. HPP proposed repair Rp9.900,00 selling price per unit Rp12.200,00. BEP proposed repair unit 8,074 units or Rp98,358,400.00. R / C ratio proposed improvement 1.24, NPV proposed repair Rp29.179.600,00. IRR proposed improvement of 22.2%. Payback period proposal improvement 3 years 1 month. Incremental IRR is greater than the interest rate of 75.9%. Development of production business puree mango podang urang feasible to do.Keywords: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mixing machine
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PERSONALIA BERDASARKAN KOMPETENSI DENGAN METODE 360 DERAJAT Tia Dwi Chasanah; Usman Effendi; Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.825 KB)

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan bobot kriteria kompetensi dan bobot penilai untuk menilai kinerja karyawan tetap bagian personalia dengan Analytic Network Process (ANP), dan menentukan peringkat kinerja karyawan berdasarkan kompetensi dengan metode 360 derajat. Hasil pembobotan dengan ANP didapatkan bobot kelompok kriteria keterampilan kerja sama dan menjaga kenyamanan lingkungan (0.438), kelompok kriteria kepribadian (0.291), kelompok kriteria keterampilan teknis pelaksaan tugas (0.151), dan kelompok kriteria keterampilan mengelola tugas (0.120). Hasil bobot penilai dari bobot tertinggi hingga terendah yaitu atasan langsung (0.320), atasan berikutnya (0.307), rekan kerja dari unit kerja yang sama (0.218), rekan kerja dari unit kerja yang berbeda (0.111), dan diri sendiri (0.044). Peringkat kinerja enam karyawan bagian personalia dari peringkat pertama hingga ketiga dengan kategori kinerja tinggi yaitu Su, Ba, Ma dan dari peringkat keempat hingga keenam dengan kategori kinerja sesuai standar yaitu It, Si, Nu.Kata kunci: analytic network process, metode 360 derajat, penilaian kinerjaAbstract The purpose of this research is to determine the weight of competency criteria and weight of appraiser to assess employee performance with Analytic Network Process (ANP), and determine the level of employee performance based on competence with 360-degree method. ANP weighting method showed that the weight value of job role environment skill competency group was 0.438, personality competency group was 0.291, task skills competency group was 0.151, and task management skills competency group was 0.120. Moreover, appraiser weight calculation showed that the weight value of direct supervisor was 0.32), next supervisor was 0.307, co-worker from same unit was 0.218, coworkers from different units was 0.111, and themself was 0.044. The performance level of six employee of human resources department from the first level to the third with high performance category was Su, Ba, Ma and from the fourth to the sixth with adequate performance category was It, Si, Nu.Keywords: 360-degree method, analytic network process, performance appraisal
ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KONSUMEN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Aprilliya Putri R; Usman Effendi; Mas'ud Effendi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.896 KB)

Abstract

Abstrak Mawadah Ratu merupakan salah satu usaha kecil yang bergerak di bidang pangan yaitu roti, yang berada di Malang, Jawa Timur. Permasalahan yang dialami adalah kurang mampu bersaing dengan pesaing dari segi promosi, dan ingin meningkatkan kualitas pelayanan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perencanaan strategi peningkatan kualitas pelayanan yang dapat diterapkan oleh UKM Mawadah Ratu dengan metode Quality Function Deployment (QFD). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2012 dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan yang berjumlah 12 butir, baik untuk kuesioner tingkat kepentingan maupun tingkat kepuasan, semuanya valid dan reliabel. Perencanaan strategi peningkatan kualitas pelayanan konsumen yang dapat diterapakan di adalah dengan membuat jadwal kerja yang jelas untuk karyawan dalam menjaga outlet, membuat jadwal pembersihan outlet, membuat media informasi, mempertimbangkan untuk menyediakan produk dalam kemasan kardus kecil, dan membuka outlet di tepi jalan raya atau bekerja sama dengan pihak lain.Kata kunci: kualitas pelayanan, perencanaan strategi, QFDAbstract Mawadah Ratu is a small bussines involved in the food industry that produces bread, located in Malang, East Java. Problems experienced are inability to compete with competitors in promotion, and wants to improve customer service quality. Research objective is to know the quality improvement strategic planning that can be applied with Quality Function Deployment (QFD) method. Data collection was conducted in July 2012 with 60 respondents. Validity and reliability test indicated that all questions are valid and reliable, in total of 12 items for both interest rates and levels of performance, are all valid and reliable. It can be concluded that the applicable strategic planning is to make a clear working shift for the in the outlet, clear schedule in maintaining and cleaning the outlet, utilize media information, consider providing products in smacll packed boxes, and open outlets at the roadside of a main street or cooperate with other parties.Keywords: QFD, service quality, strategic planning
Improvement of Ribbed Smoked Sheet (RSS) Production Effectiveness and Efficiency Using Total Productive Maintenance (TPM) Concept on Sheeter Machine Usman Effendi; Niken Yulia Anjas Juwita
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2021.010.03.3

Abstract

AbstractThis study aims to measure the sheeter machine's effectiveness, efficiency, and decline factors. Also, recommendations for improvement are made to counteract the decrease in RSS production efficiency. Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Total Equipment Efficiency (TEE) were used to measure the effectiveness and efficiency of the machine. The Failure Method Effect Analyze (FMEA) is used to investigate machine failure, while TPM provides recommendations for improvement. The results showed that the sheeter machine effectiveness value in one year was almost entirely above the international standard at 85%, except for April and May at 72.27% and 80.33%. Furthermore, the highest and lowest TEE value was in February and April with 86.29% and 58.11%, respectively. According to the Six Big Losses calculations, the causes of a decrease in the effectiveness and efficiency of the sheeter machine were breakdown, setup, and adjustment losses, and idling, and minor stoppages. The failures with the highest Risk Priority Number (RPN) based on the FMEA were rusty bearings and halted machines resulting from tucked sheets under the roller. Minimizing Six Big Losses and adopting an autonomous maintenance system were two recommendations based on the TPM concept for increasing the efficacy and efficiency of RSS manufacturing.Keywords: machine efficiency, maintenance, sheet rubber AbstrakTujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur nilai efektivitas, efisiensi dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dasar penurunan efisiensi produksi pada mesin sheeter. Rekomendasi perbaikan diberikan untuk mengatasi penurunan efisiensi produksi RSS. Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Total Equipment Efficiency (TEE) digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi mesin. Analisis penyebab kegagalan mesin dilakukan menggunakan Failure Method Effect Analyze (FMEA), sedangkan rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan konsep TPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai efektivitas mesin sheeter dalam satu tahun hampir keseluruhan berada di atas nilai standar internasional (85%) kecuali pada bulan April (72,27%) dan bulan Mei (80,33%). Nilai TEE pada mesin sheeter tertinggi terjadi pada bulan Februari (86,29%) dan terendah pada bulan April (58,11%). Hasil perhitungan Six Big Losses menunjukkan bahwa penyebab penurunan efektivitas dan efisiensi mesin sheeter adalah breakdown losses, setup and adjusment losses, dan idling and minor stoppages. Kegagalan yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi berdasarkan FMEA adalah bearing yang berkarat dan mesin yang berhenti karena sheet yang terselip di bawah roller. Rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi RSS berdasarkan konsep TPM adalah meminimalkan Six Big Losses dan menerapkan sistem pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance).Kata kunci : efisiensi mesin, karet lembaran, perawatan
EVALUASI KUALITAS KERIPIK BUAH NANGKA DENGAN METODE SIX SIGMA Sucipto Sucipto; Ismi Ardiyati; Usman Effendi
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.652 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.2.126-138.2018

Abstract

Jackfruit is one of tropical fruit that is widespread in the world. Jackfruit fruit had a seasonal charachteristic and very perishable, so it needed to be further processed. One of the fruit chips producers in Malang SJ produced defects in jackfruit chips that were broken 74.5% of all defects types in 2014. Six Sigma method can be applied to evaluate the quality of jackfruit chips. This study aimed to evaluate the quality of jackfruit chips with Six Sigma - Define, Measure, Analyze, Improve (DMAI) so that it was known the Sigma of production, the main factors causing the defect, the priority proposed improvement, and the alternative using of jackfruit. The result of quality evaluation obtained by Sigma of production is 2.05. Factors that cause broken of jackfruit chips were machine, material, human, and methods. Priority improvements were made by resetting rotation speed of spinner according to the standard, completed the spinner’s standard operational procedure (SOP) and selecting the right jackfruit. Jackfruit from Malang can be an alternative raw material because it produces more whole jackfruit chips.
ANALISIS PENERAPAN ISO 22000. MENGENAI PERENCANAAN DAN REALISASI PRODUK YANG AMAN (STUDI KASUS PADA PRODUK CINNAMON GROUND 60 MESH DI PT X) Marita Rahmawati; Usman Effendi; Masúd Effendi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.621 KB)

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan, pengembangan proses, dan menentukan produk Cinnamon Ground 60 mesh yang aman berdasarkan penerapan ISO 22000, mengidentifikasi tindakan perbaikan serta pencegahan yang diperlukan untuk menghilangkan ketidaksesuaian. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Pada proses produksi Cinnamon Ground 60 mesh bahaya yang termasuk dalam CCP yaitu pada tahapan proses sortir benda asing (Metal Detection). Semua raw material, packaging material dan produk akhir diberi identitas jelas untuk memudahkan sistem Traceability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap OPRP mengelompokkan bahaya pada raw material, packaging material dan tahapan proses produksi atau sesuai dengan hasil analisa bahaya.Kata kunci: OPRP, CCP, Sistem TraceabilityAbstract The purpose of this study was to analyze the planning, process development, and determine the safe 60 Cinh Cinnamon Ground based on the application of ISO 22000, identifying the corrective action and prevention necessary to eliminate nonconformities. The basic method used in this research is descriptive analysis. In the Cinnamon Ground 60 mesh production process the dangers that are included in the CCP are at the stage of the process of sorting foreign objects (Metal Detection). All raw materials, packaging materials and finished products are given a clear identity to facilitate the Traceability system. The results show that the OPRP stage classifies hazards to raw materials, packaging materials and production process stages or in accordance with hazard analysis results.Keywords: OPRP, CCP, Traceability System