Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Sudut Kemiringan, Dimensi Gesek dan Beban terhadap Kapasitas Pembutiran Tanah pada Teknologi Penghalus Yohanis B Yokasing; Antonius Pangalinan; Amiruddin Abdullah
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.565 KB)

Abstract

Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, yang terdiri dari campuran bahan mineral, organik, air, dan udara, merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Komposisi tanah yang demikian menyebabkan tanah cendrung bergumpal-gumpal, mengikat semua mineral yang ada. Namun tanah yang dibutuhkan sebagai media tumbuh, tidak membutuhkan semua mineral tersebut diatas, diantaranya frakmen batu. Untuk itu perlu perbaikan sifat-sifat tanah, yang dilakukan oleh para budidaya tanaman baik itu petani maupun para usaha tanaman. Salah satu cara yang sering dilakukan yakni menghaluskan tanah pada struktur-struktur yang halus guna memisahkan elemen lainnya sepert batu dan plastik. Menyadari akan tuntutan tersebut, maka dikaji teknologi penghalus tanah. Hasil kajian terhadap teknologi dengan spesifikasi; tinggi 800 mm, lebar 50 mm, penggerak manual mengunakan engkol, menunjukan semakin tinggi sudut alir atau kemiringan, kapasitas tanah yang dihaluskan pun meningkat (ukuran besar), dan begitu pula dengan kapasitas hopper, yang semakin meningkat, meningkap pula kapasitas tanah yang dihaluskan. Kapasitas tanah yang dihaluskan pada pelat baja biasa (permukaan rata) lebih banyak dibandingkan dengan pelat baja bordes (permukaan tidak rata).
Penggabungan Bubu Dasar dan Wewa sebagai Jebakan Ganda, dalam Inovasi Alat Tangkap Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Antonius Pangalinan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1570.482 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.3.327-334

Abstract

AbstractBubu Bubu is a fishing tools trap that is permanently installed in seawater for a certain period of time. The Bubu Dasar is used by traditional fisherman in East Nusa Tenggara and operation does not use bait. This research used bait that are placed in the Wewa in the Bubu Dasar, which is call as double trap. The research used method exploratory study, data processing, pre-design, design, manufacture, research and data analysis. The duration of research are 3 months, at Bolok Kupang as a place to mount traps. The research design used a completely randomized block design (CRBD). Variables that were examined are water depth in 10, 15 and 20 meters, the duration of observation are 3 months and the the total catch of fish as dependent variabele. The lowest number of catches in the second installment in August was 0.30 kg at a depth of 10 meters, while the highest number of catches occurred in the fourth installment in August and the fourth installment in September of 0.98 kg at a depth of 20 meters. The strength of the construction qualifies the strength of the construction requirement of 0.179 kg/mm2 < than permitted value of 52 kg/mm2.AbstrakBubu merupakan alat tangkap ikan yang dipasang secara tetap didalam air laut untuk jangka waktu tertentu. Bubu dasar digunakan oleh nelayan tradisional di Nusa Tenggara Timur, dan pengoperasiannya, tidak menggunakan umpan. Kajian jebakan ganda ini, menggunakan umpan yang diletakkan dalam wewa yang berada dalam bubu dasar, yang merupakan jebakan ganda. Kajian ini diawali observasi lapangan, perancangan dan perencanaan, pembuatan, kajian dan analisa data serta menyimpulkan. Lamanya penelitian 3 bulan dan bertempat di Bolok Kupang sebagai tempat pemasangan bubu. Rancangan penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Variabel-variabel yang dikaji; kedalaman air, (10, 15 dan 20 meter), lamanya pengamatan 3 bulan dan variabel terikatnya adalah jumlah tangkapan. Jumlah tangkapan terendah di pemasangan kedua di bulan Agustus sebanyak 0.30 kg pada kedalaman 10 meter, sedangkan jumlah tangkapan tertinggi terjadi di pemasangan keempat bulan Agustus dan pemasangan keempat bulan September sebanyak 0.98 kg pada kedalaman 20 meter. Kekuatan konstruksi untuk tegangan terjadi 0.179 kg/mm2 < tegangan yang diizinkan 52 kg/mm2.
PENGELOMPOKAN DAN PERLAKUAN SERTA KEMAMPUAN BAKAR KULIT BIJI MENTE PADA TEKNOLOGI BAKAR KULIT BIJI MENTE Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Antonius Pangalinan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 6, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.065 KB) | DOI: 10.24127/trb.v6i2.587

Abstract

Biji mente berukuran kecil, sedang dan besar, kulit biji mente yang keras, dan CNSL yang ada pada kulit biji, yang bersifat racun. Kacang mente yang bermutu harus bebas dari CNSL, utuh dan tetap berwarna putih. Untuk itu dibuat Teknologi Bakar Kulit Mente yang memiliki 3 Selinder Ruang Vertikal”. Untuk bahan bakar bambu prosentase CNSL terendah yakni 38,7 %, dengan perlakuan pengukusan 13 menit, pada dimensi biji kecil, sedangkan bahan bakar daun lontar terendah pada bahan bakar 44,7%, dengan perlakuan pengukusan 11 menit dan penjemuran selama 16 jam. Kacang mente berwarna kuning lebih banyak terjadi pada bahan bakau daun lontar. Prosentase CNSL tersedikit terdapat pada biji mente yang kecil, dibandingkan biji yang sedang, dan biji besar semakin tinggi prosentase.