Claim Missing Document
Check
Articles

INVENTARISASI KOSAKATA ARKAIS SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN DAN PERLINDUNGAN BAHASA MELAYU KUNO DI PROVINSI JAMBI Rengki Afria
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.766 KB) | DOI: 10.22437/titian.v1i2.4232

Abstract

Bahasa Melayu di Provinsi Jambi adalah salah satu bahasa daerah di kawasan Sumatera bagian tengah yang memiliki berbagai variasi-variasi bahasa dalam cakupan wilayah geografisnya. Bahasa Melayu di provinsi Jambi merupakan turunan dari cabang Austronesia dalam rumpun Malayik yakni bahasa Melayu yang bersejajar dengan Bahasa (isolek) Kerinci dan Bahasa Minangkabau, namun tidak saling menurunkan antara satu dengan yang lain. Berdasarkan fakta empiris, sebagian penutur bahasa Melayu tidak lagi menggunakan dan mengetahui makna kosakata arkais, apalagi digunakan dalam peristiwa tutur sehari-hari. Berangkat dari persoalan tersebut, seharusnya peneliti, akademisi bahasa, pemerhati, peminat, penikmat, pembelajar, pemerintah (daerah), dan masyarakat pengguna bahasa, dan lain-lain harus menyadari dan menaruh perhatian serta berkerja sama dengan bersungguh-sungguh agar kosakata bahasa tersebut tidak hilang dan punah tanpa kita sadari. Sebab hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, akan tetapi harus ditanggapi dengan serius dan penting demi identitas jati diri masyarakat melayu di provinsi Jambi. Kata Kunci: Inventarisasi, kosakata, arkais, penyelamatan, perlindungan
ANALISIS UNGKAPAN MAKIAN DALAM BAHASA KERINCI: STUDI SOSIOLINGUISTIK Ade Kusmana; Rengki Afria
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 02 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.933 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i02.6090

Abstract

Penelitian ini mencoba menjawab bentuk dan karakteristik ungkapan Makian dalam bahasa Kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan,, menganalisis dan mendeskripsikan ungkapan makian yang ada di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan linguistik makro. Metode yang digunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini ialah bahasa Kerinci, sasaran penelitian ini mencakupi tuturan yang bersumber penutur tersebut. Sumber data penelitian ini adalah data-data bahasa makian yang bersumber dari data lisan di lapangan. Instrumen yang digunakan adalah berupa alat rekam/kamera dan alat tulis.Metode dan teknik penyediaan data adalah metode cakap (teknik pancing dan teknik cakap semuka) dan metode simak (Teknik simak libat cakap dan teknik catat). Metode analisis data menggunakan metode analisis makna. Temuan data di lapangan referens dan bentuk penggunaan ungkapan makian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa makian di kabupaten Kerinci berdasarkan pemerolehan inventarisasi dan analisis data di lapangan didapatkan 7 bentuk makian, yaitu bentuk keadaan, kekerabatan, binatang, mahkluk halus, bagian tubuh, profesi, dan seruan. Jumlah dari semua data yang dihimpun dari 7 bentuk makian tersebut diperoleh 170 data makian. Dari temuan data tersebut didapatkan bahwa bentuk makian keadaan mendominasi data sebanyak 85 data (50%), hal ini disebabkan di dalam bentuk keadaan ini mempunyai turunan atau referensinya sebanyak 4 turunan, yakni tindakan, sifat, sumpah serapah, dan penyakit. Berikutnya adalah bentuk bagian tubuh sebanyak 21 data (12%); bentuk seruan sebanyak 18 data (11%); bentuk profesi sebanyak 13 data (8%); bentuk etnis 6 data (4%); dan terakhir bentuk mahkluk halus 4 data (2%). Dalam pengungkapan bahasa makian tersebut tentu ada beberapa factor penyebab munculnya makian, diantaranya adalah factor social dan situasional. Dengan adanya bahasa makian dan factor penyebabnya terdapat dampak penggunaan bahasa makian itu sendiri menurunnya kualitas bahasa dan rendahnya gejala-gejala social.
ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN KETEK IJO KARYA M. FAJAR KUSUMA julisah izar; Rengki Afria; Dimas Sanjaya
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.946 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i1.7026

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana bentuk kohesi gramatikal yang terdapat pada cerpen Ketek Ijo karya M.Fajar Kusuma dan (2) Bagaimana bentuk kohesi leksikal pada cerpen Ketek Ijo karya M.Fajar Kusuma Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan dan agih. Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial dengan teknik lanjutan unsur pilah penentu (PUP), yaitu dengan memilah kalimat-kalimat yang memiliki penanda kohesi gramatikal dan leksikal. Teknik dasar yang digunakan dalam metode agih adalah bagi unsur langsung (BUL). Keabsahan data diperoleh dari ketekunan pengamatan dan triangulasi. Instrumen penelitian adalah humant instrument. Peneliti menjadi alat pengumpul data utama sekaligus menganalisis langsung data yang telah dikumpul tersebut Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut. Pertama, bentuk penanda kohesi gramatikal yang muncul adalah referensi, substitusi, konjungsi, dan elipsis. Kedua, bentuk kohesi leksikal yang muncul adalah repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi dan metonimia.
Menelisik Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi Berbasis Cerita Rakyat dalam Membangun Peradaban Warni Warni; Rengki Afria
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.188 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i2.8222

Abstract

Sastra lama merupakan perwujudan dari budaya-budaya lokal masyarakat. Sastra lama hadir lewat tradisi yang secara turun-temurun terus dihadiahi dari generasi ke generasi. Di dalamnya, terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang jika ditelisik akan membuahkan suatu ide-ide baru. Kearifan lokal merupakan suatu identitas lokal yang eksistensinya dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat setempat. Suatu bentuk kreativitas dapat dihadirkan dengan memunculkan kembali sumber daya lokal yang terdapat pada nilai-nilai kearifan lokal. Dengan demikian, akan terbangun suatu bentuk kreativitas yang berlandaskan kearifan lokal. Ini merupakan upaya dalam melestarikan kearifan lokal masyarakat serta memanfaatkannya untuk menciptakan kreativitas baru tanpa menghilangkan nilai-nilai kearifan lokal. Oleh sebab itu, perlu digali kembali nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Melayu Jambi pada masa lampau agar kreativitas masyarakat terus berkembang dengan tidak menghilangkan identitas lokal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan kembali cerita rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Jambi. Dengan begitu, nilai-nilai kearifan lokal dapat digali dan diambil manfaatnya untuk membangun peradaban.
Leksikon-Leksikon Tradisional dalam Permainan Ekal dan Layangan di Jambi Rengki Afria; Dimas Sanjaya
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 4 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v4i1.9555

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan lekikon-leksikon tradisional dalam permainan ekal dan layangan di Jambi. Deskripsi leksikon-leksikon tersebut untuk mendukumentasikan dan merevitalisasi permainan tradisional yang sudah mulai hilang. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ditemukan leksikon dalam permainan ekal, terdapat 20 kosakata dan 6 gabungan kata. Terdiri dari 15 nomina, 4 verba, dan 8 adejktiva. Sedangkan pada permainan layangan terdapat 17 kosakata dan 1 kata turunan. Terdiri dari 4 nomina, 9 verba, dan 7 adjektiva. Setelah dianalisis, ada beberapa kosakata yang sudah ada dalam kehidupan sehari tetapi berbeda makna dalam permainan tradisional yaitu, batas, buah, bobot, buncit, gondol, mati, kilan, les, pot, ulur, tangsi, kendor, dan pecian. Lalu beberapa leksikon berdasarkan pelesetan dari kosakata sebelumnya yaitu, dekok, trek mundur, nyinteng, dan gedek. Dan terakhir leksikon yang memang digunakan dalam permainan tradisional secara khusus, ekal, epek, kuju, pala ulo, porces, traju, lego, singgareng, ambat, ambatan, anjung, timpo, gelasan, ceracahan dan nyate. Kata Kunci: permainan tradisional; leksikon; ekal; layangan
Expressive Speech Act in Comic Bintang Emon’s Speech in Social Media about Social Distancing Julisah Izar; M. Muslim Nasution; Rengki Afria; Neldi Harianto; Mar'atun Sholiha
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 5 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.426 KB) | DOI: 10.22437/titian.v5i1.13100

Abstract

Abstract This research aims to describe speech act form of angry expressive spoken by Comic Bintang Emon in social media about social distanting. The method of this research is qualitative by describing the data. The data source of this research is Comic Bintang Emon’s speech in social media about social distancing. Collecting data in this analysis used technique of listening, data reduction, and data analysis. The data were analysed to see how the form of speech act was spoken by Bintang Emon and relatedness of speaker’s sociopragmatics. The result of this research is speech act of angry expressive spoken by Comic Bintang Emon used speech strateries: literal direct speech act and unliteral direct speech act. Literal direct speech act in the speech consisted of two speeches while non-literal direct speech act consisted of five speeches. Keywords: speech act, qualitative, angry expressive speech, strategy/ speech form
Konstruksi Afiks Dalam Kumpulan Puisi “Buku Latihan Tidur” Karya Joko Pinurbo Rengki Afria; Ahyatun Magfiroh
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 5 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v5i2.15913

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konstruksi afiksasi dalam kumpulan puisi “Buku Latihan Tidur” karya Joko Pinurbo. Menjelaskan tentang proses pembubuhan afiks dalam suatu kata, pembubuhan afiks tersebut dapat berupa prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan simulfiks. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyimak dan mencatat berdasarkan pada objek kajian yang diteliti. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis data secara deskriptif dimana peneliti menggambarkan objek penelitian dengan apa adanya. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan yaitu metode formal dan informal dengan memaparkan hasil analisis dalam bentuk grafik dan menguraikannya. Adapun data diperoleh berdasarkan objek kajian yang diantaranya terdiri dari lima puisi yang terdapat pada kumpulan puisi “Buku Latihan Tidur” karya Joko Pinurbo. Penelitian ini membahas mengenai adanya pemakaian kata dan pemakaian afiks yang membangun konstruksi pada puisi tersebut sehingga terciptanya puisi yang tersusun dengan konstruksi yang baik dan menarik. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dari lima puisi yang di analisis terdapat 640 kata secara keseluruhan. Afiksasi yang ditemukan sejumlah 123 kata yang terdiri dari 73 prefiks, 2 Infiks, 23 sufiks, 10 konfiks, dan 15 simulfiks. Kata Kunci : Konstruksi, Afiksasi, Kata, Morfem, Puisi
RELASI BAHASA MELAYU RIAU, BUGIS, DAN BANJAR: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF Rengki Afria; Julisah Izar; Ike Selviana Prawolo; Baldi Arezky
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 18, No 1 (2020): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v18i1.2330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekerabatan bahasa Melayu Riau, Bugis, dan Banjar: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Penelitian ini menggunakan metode komparatif, leksikostatistik, dan glotokronologi.Berdasarkan analisis komparatif terdapat 16 data yang identik (kognat), 25 data korespondensi fonemis, dan 36 data korespondesi fonetis. Hasil perhitungan leksikostatistik didapatkan persentase kekerabatan Bahasa Melayu Riau (BMR) dan Bahasa Bugis (BBu) 32%, BBu dan bahasa Banjar (BBa) 30%, serta BMR dan BBa 83%. Dari perhitungan tersebut ditentukan status kebahasaan bahwa BMR dan BBa diklasifikasikan bahasa dari subkeluarga, sedangkan BBu diklasifikasikan sebagai bahasa.  Hasil glotokronologi menunjukkan bahwa waktu pisah antara bahasa Melayu Riau (BMR) dan bahasa Bugis (BBu) adalah 699 tahun yang lalu (25-50 abad), BBu dan bahasa Banjar (BBa) adalah 852 tahun yang lalu (25-50 abad), dan BMR dan BBa adalah 1975 tahun yang lalu (0-5 abad). Hasil komparatif dan glotokronologi tersebut menunjukkan bahwa bahasa Melayu Riau (BMR), bahasa Bugis (BBu), dan bahasa Banjar adalah berkerabat.
Tindak Tutur Representatif pada Film Surau dan Silek dalam Bahasa Minangkabau Wanti Fitri Ami; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.887 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak tutur representatif dalam film surau dan silek. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang dihasilkan berdasarkan jenis dan fungsi tindak tutur representatif ada 14 jenis, yakni tindak tutur asertif memiliki 30 data, tindak tutur retrodiktif memiliki 2 data, tindak tutur deskriptif memiliki 4 data, tindak tutur askriptif memiliki 2 data, tindak tutur informatif memiliki 43 data. Tindak tutur konfirmatif memiliki 13 data, tindak tutur konsensif memiliki 2 data, tindak tutur retraktif memiliki 1 data, tindak tutur asentif memiliki 14 data, tindak tutur dissentif memiliki 7 data, tindak tutur disputatif memiliki 16 data, tindak tutur responsif memiliki 18 data, tindak tutur sugestif memiliki 7 data, tindak tutur Supositif memiliki 5 data. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat kita ketahui bahwa setiap tuturan memiliki fungsi yang ingin ditunjukkan. Penelitian ini menunjukkan bagaimana bentuk dan fungsi tindak tutur yang direpsesentasikan pada konteks yang terjadi pada film.
Perubahan Bunyi Bahasa Proto Austronesia (PAN) pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing dan Bahasa Angkola: Kajian Linguistik Historis Komparatif dan Fonologi Erik D Siregar; Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.349 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perubahan bunyi Bahasa Proto Austronesia pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing, dan Bahasa Angkola. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif. Langkah ilmiah yang dilakukan dalam mengumpulkan data yakni, mempersiapkan 200 kosakata dasar Morris Swadesh, melakukan observasi sumber data, uji kelayakan sumber data, wawancara, penyalinan dan transkripsi data. Dalam analisis data dilakukan dalam beberapa langkah yakni, membandingkan data, analisis data dengan melihat perubahan bunyi yang terjadi, kemudian penyajian hasil analisis. Kajian teori yang digunakan merupakan teori Linguistik Historis Komparatif yang dikemukakan oleh Keraf, 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 bentuk perubahan bunyi yang ditemukan, 7 diantaranya berupa perubahan bunyi berdasarkan teori yang dikemukakan Keraf (1996) yaitu perubahan bunyi bentuk metatesis, aferesis, sinkop, apokop, protesis, epentesis dan paragog dan 2 lainnya berupa bentuk baru perubahan bunyi yang ditemukan oleh peneliti yaitu perubahan bunyi berupa pengulangan dan perubahan bunyi berupa penambahan fonem pada posisi tengah dan akhir kata.