Santi Esterlita Purnamasari
Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFEKTIVITAS MENDENGARKAN BACAAN AL-QURAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA Listiani Amana; Santi Esterlita Purnamasari
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 17, No 1: Februari 2015
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.722 KB) | DOI: 10.26486/psikologi.v17i1.681

Abstract

Depresi pada lansia adalah suatu gangguan mental yang dijumpai pada lansia akibat proses penuaan. Depresi yang dialami para lansia menyebabkan gangguan kemampuan lansia untuk beraktivitas sehari-hari. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mendengarkan bacaan Al-Quran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mendengarkan bacaan Alquran terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia. Lansia yang mendengarkan bacaan Al-Quran akan mengalami penurunan tingkat depresi sedangkan lansia yang tidak mendengarkan bacaan Al-Quran tidak mengalami penurunan tingkat depresi. Subjek dalam penelitian ini adalah 26 lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wredha Unit Budhi Luhur. Desain eksperimen penelitian ini adalah pretest-posttest group design. Pengambilan data menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Analisis data menggunakan teknik non paramaterik yaitu uji wilcoxon dan mann-whitney U test. Hasil analis data terlihat nilai z sebesar 3,189 dengan probabilitas =0,001 (p0,05) pada kelompok eksperimen, menunjukkan bahwa ada perbedaan skor depresi sebelum dan sesudah mendengarkan bacaan Al-Quran. Hasil pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan skor sebelum dan sesudah dengan nilai z sebesar 1,633 dan probabilitas =0,102 (p0,05). Sedangkan hasil uji posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p0,05) yang berarti ada perbedaan skor depresi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan Al-Quran efektif untuk menurunkan tingkat depresi pada lansia.
PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK Parmanti Parmanti; Santi Esterlita Purnamasari
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 17, No 2: Agustus 2015
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.192 KB) | DOI: 10.26486/psikologi.v17i2.687

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran ayah dalam pengasuhan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Partisipan penelitian ini adalah 2 orang ayah yang berperan langsung dalam mengasuh anaknya yaitu periode anak usia dini 4-6 tahun, pra remaja 6-12 tahun dan remaja 18-21 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Partisipan penelitian ini adalah KR dan HR. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa peran KR pada anak usia dini dalam membina kedekatan dengan anak dengan cara menemani anak ketika bermain yaitu membuatkan aneka mainan dari kertas seperti pesawat terbang dan kapal laut. KR memberikan kebebasan bermain pada anak seperti bermain balok atau mobil-mobilan di dalam rumah tetapi KR selalu mengawasi anak. Pada usia 2,5 sampai 3 tahun KR telah melatih anak untuk mandiri seperti makan, mandi, berpakaian ataupun toilet training. Peran HR terhadap anak pra remaja yaitu sering menemani anak belajar misalnya mengajari anak ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumah. HR mengijinkan anaknya untuk melihat televisi tentang tata cara mengambar untuk mengembangkan bakat anak. Sementara itu peran ayah pada anak remaja, kedua partisipan mengijinkan anak untuk bermain dengan siapa saja asalkan saat bermain anak tersebut ingat waktu shalat, istirahat serta saatnya belajar. Kedua partisipan saat mengasuh anaknya yang remaja lebih mendalami masalah pada remaja terutama masalah pergaulannya. Oleh karena itu dalam membentengi anak dari pengaruh yang nantinya akan berefek negatif pada anak dengan cara memperkuat masalah agama, bagaimana cara memilih teman yang baik karena apabila anak tersebut memiliki teman yang baik maka akan berefek baik juga pada diri anak tersebut tetapi bila anak salah memilih teman maka anak juga akan terjerumus pada masalah yang berakibat kurang baik untuk masa depan anak tersebut
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA KELUARGA BROKEN HOME Aris Munandar; Santi Esterlita Purnamasari; Sheilla Varadhila Peristianto
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 22, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.142 KB) | DOI: 10.26486/psikologi.v22i1 Feb.959

Abstract

Ketidakharmonisan dalam suatu keluarga yaitu akibat kondisi broken home dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan psikologis individu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesejahteraan psikologis yang mengalami broken home pada usia dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik usia dewasa awal berjenis kelamin laki-laki dan berasal dari keluarga broken home. Partisipan berjumlah tiga orang yaitu dalam rentang usia masa dewasa awal berkisar antara 18 hingga 25 tahun. Pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan memiliki aspek aspek kesejahteraan subyektif yang berbeda-beda. Kesejahteraan psikologis OD bersifat kurang positif sedangkan RY dan WM bersifat positif.
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Ayu Rahmaditha Apsari; Santi Esterlita Purnamasari
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 19, No 1: Februari 2017
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.657 KB) | DOI: 10.26486/psikologi.v19i1.596

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konformitas dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Subjek penelitian ini adalah remaja tengah yang berada pada rentang usia 15-18 tahun sebanyak 60 subjek, 36 subjek laki-laki dan 24 subjek perempuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala konformitas dan skala perilaku seksual pranikah. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku seksual pranikah pada remaja, yaitu rxy 0,748. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara konformitas dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Sehingga hipotesis pada penelitian ini dapat diterima. Semakin tinggi tingkat konformitas maka perilaku seksual pranikah pada remaja semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah tingkat konformitas maka perilaku seksual ppranikah pada remaja semakin rendah.
Do Fear of Missing-out Mediated by Social Media Addiction Influence Academic Motivation Among Emerging Adulthood? Rahma Widyana; Santi Esterlita Purnamasari
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 9 No 3 September 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v9i3.15977

Abstract

Abstract The aim of this research was to examine the relationship between fear of missing out and academic motivation mediated by social media addiction among emerging adulthood. The participants involved in this research were 18 to 25 years emerging adulthood, who live in Special Region of Yogyakarta. They were active internet users and have used the internet for more than 6 months. Furthermore, they were students in both high school and university. The hypothesis proposed in this study was that there is a relationship between fear of missing out and academic motivation mediated by social media addiction. The results showed that the hypothesis was correct. This implies that the fear of missing out is negatively correlated with academic motivation mediated by social media addiction. However, it was discovered that there was a positive correlation between fear of missing out and social media addiction. There was also a negative correlation between social media addiction and academic motivation.Keywords: social media addiction, fear of missing out, academic motivation, emerging adulthood
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME Haesty Mulyana R.D; Santi E Purnamasari
Psycho Idea Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.673 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v8i2.233

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja dengan keluarga broken home. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara harga diri dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah. Pengambilan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 50 remaja dari keluarga broken home dengan batasan usia 16-18 tahun dan terdiri dari 28 remaja perempuan dan 22 remaja laki-laki. Pengambilan data penelitian menggunakan Skala Sikap terhadap Perilaku Seksual Pranikah dan Skala Harga Diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan nilai rxy sebesar -0.328 (p
Perception affection of parents and self-compassion on late adolescence in Yogyakarta Ni Luh Putu Diah Putri Rahayu; Santi Esterlita Purnamasari
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 24, No 2: August 2022
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/psikologi.v24i2.2574

Abstract

Self-compassion is important for late adolescence because it will have a positive impact, especially when experiencing a problem, but affectionate self-compassion is also influenced by adolescents' perceptions of the love given by their parents. Based on this, this study aims to determine the relationship between perceptions of parental love and self-compassion, where this study was applied to the subject of late adolescence as many as 102 people living in Yogyakarta with the age of 18-21 years. Data collection in this study used a scale, namely the Perception Scale of Parental Love and the Self-Compassion Scale, where the data analysis technique used was the Product Moment Technique correlation of Karl Pearson. When adolescents have a positive perception of their parents' affection, late adolescence will have high self-compassion. These findings indicate that there is a significant positive relationship between perceptions of parental affection and self-compassion.
Hubungan Antara Persepsi Budaya Patriarki Dengan Perilaku Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Pada Laki-Laki Dewasa Awal Adinda Pasya Pangestika; Santi Esterlita Purnamasari; Aditya Putra Kurniawan
Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi Vol 16 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/psikosains.v16i2.4578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi budaya patriarki dengan perilaku kekerasan seksual terhadap perempuan pada laki-laki dewasa awal. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan kriteria laki-laki dewasa awal berusia 20-40 tahun dan pernah melakukan hubungan seksual. Pengambilan data penelitian ini menggunakan Skala Persepsi Budaya Patriarki dan Skala Perilaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dari Karl Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.795 (p<0.01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi budaya patriarki dengan perilaku kekerasan seksual terhadap perempuan pada laki-laki dewasa awal. Hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0.632 yang berarti persepsi budaya patriarki memberikan sumbangan terhadap perilaku kekerasan seksual terhadap perempuan pada laki-laki dewasa awal sebesar 63.2%, sedangkan 36.8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Strategi Coping Pada Remaja Dengan Disleksia Desi Dwi Korani; Santi Esterlita Purnamasari; Mulianti Widanarti
Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi Vol 17 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/psikosains.v17i1.4562

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara mendalam tentang fenomena penggunaan strategi coping yang dilakukan oleh remaja dengan disleksia. Partisipan penelitian ini terdiri tiga orang remaja dengan disleksia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berusia 16, 17 dan 13 tahun. Ketiga partisipan memahami bahwa individu tersebut merupakan individu dengan disleksia pada saat ketiga partisipan tersebut berada di bangku Sekolah Dasar dengan keluhan awal berupa kesulitan membaca dan menulis hingga dilakukan test IQ, skrinning dan ditegakkanlah diagnosis disleksia oleh professional. Penelitian ini melibatkan tiga orang significant others yang merupakan ibu dari ketiga partisipan dan tiga orang observer lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terbuka secara dengan teknik pertanyaan bertingkat semi terstruktur yang dilakukan secara daring, observasi wawancara dan observasi lapangan oleh observer secara luring. Hasil penelitian menunjukkan pada ketiga partisipan menggunakan strategi coping dalam menekan stresor dari hambatan yang individu tersebut miliki. Ketiga partisipan lebih dominan menggunakan strategi coping berorientasi emosional (EFC) yaitu melarikan diri dari masalah di sebagian besar hambatannya dan disertai dengan meringankan beban permasalahan dan mencari arti namun apabila kondisi tersebut tidak dapat dihindari atau merasa gagal menggunakan strategi coping berorientasi emosional (EFC) maka partisipan akan menggunakan strategi coping berorientasi masalah (PFC) berupa kehati-hatian, tindakan langsung atau negosiasi.