Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT PETANI KAKAO DI KABUPATEN MAMASA SULAWESI BARAT MELALUI GERAKAN NASIONAL KAKAO Agus Yuliono; Arman Amran
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 23 No. 1 (2021): Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/innofarm.v23i1.5693

Abstract

Berbagai permasalahan bermunculan menimpa perkebunan kakao, terbukti dari naik-turun maupun stagnansi pada tingkat produksi. Pemerintah bergerak untuk memecahkan kemerosotan produksi kakao dengan mengeluarkan kebijakan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) yang dimulai sejak tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Gerakan Nasional Kakao terhadap peningkatan taraf hidup petani kakao di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat melalui penghitungan penghasilan para petani kakao sebelum dan setelah dilaksanakannya Gernas Kakao. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis kuantitatif digunakan untuk membandingkan dan mengolah data. Penelitian ini menunjukkan bahwa Program Gernas Kakao telah berhasil meningkatkan jumlah produksi kakao dan pendapatan para petani. Hasil B/C rasio kegiatan pada Program Gernas Kakao meliputi Peremajaan, Rehabilitasi dan intensifikasi menunjukkan angka >1 artinya Program Gernas Kakao layak untuk diterapkan dan dilanjutkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kakao. Dukungan, kerja sama dan sinergi dalam Program Gernas Kakao sangat diperlukan antara semua pemangku kepentingan untuk mencapai pemberdayaan petani kakao.
Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa sebagai Media Tanam Hidroponik dalam Mendukung Pemenuhan Gizi dan Pendapatan Kelompok Tani Posi Lita di Masa Pandemi Covid-19. Dwi Ahrisa Putri; Arman Amran; Kurniati Kurniati
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v5i1.944

Abstract

Desa Tandung merupakan salah satu desa di Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar yang mengalami kendala tidak adanya sarana pengolahan limbah sabut kelapa yang ramah lingkungan, masyarakat setempat hanya memanfaatkan sabut kelapa untuk media pembakaran sebagai pengganti arang. Kondisi ini mengakibatkan penumpukan limbah sabut kelapa di sekitar rumah penduduk dan kebun petani, padahal sesungguhnya limbah ini dapat dikelola secara berkelanjutan sehingga dapat dimanfaatkan kembali dan juga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi. Beberapa keunggulan dari sabut kelapa adalah memiliki daya serap air tujuh kali lebih tinggi dibandingkan tanah, meningkatkan sirkulasi oksigen bagi akar tanaman, mengandung unsur hara, kalium, fosfor, nitrogen, kalsium, besi, magnesium, mangan, boron, dan seng. Metode pendekatan yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal), dimana melibatkan kelompok tani sebagai mitra yang akan melakukan proses kegiatan dengan didampingi oleh tim dosen sebagai fasilitator pelatihan. Dengan metode tersebut, memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak. Kegiatan pengabdian ini memberikan solusi dari permasalahan mitra, yaitu dengan adanya pelatihan hidroponik dan pendampingan kelompok masyarakat tani Posi Lita, masyarakat menjadi tahu dan mengenal olahan sabut kelapa menjadi cocopeat sebagai media tanam hidroponik.  Selain mampu meningkatkan pendapatan juga dapat memenuhi kebutuhan gizi dari sayuran organik yang dibudidayakan serta menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan melalui limbah yang dapat diolah lebih optimal.
The comparison of productivity before and after cocoa national movement program (gernas) implemented in Mamasa Regency West Sulawesi Arman Amran; Paulus Paulus; Warsidah Warsidah
Anjoro: International Journal of Agriculture and Business Vol 2 No 2 (2021): Anjoro
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture and Forestry Faculty, Universitas Sulawesi Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.322 KB) | DOI: 10.31605/anjoro.v2i2.943

Abstract

In early 1990, Indonesia entered as the third-largest exporter in the world after Ivory Coast and Ghana. The number of cocoa farmers is estimated to be 1.4 million households, generally on a small scale, with an area of about two hectares of cocoa. The very high increase in cocoa prices during the economic crisis in the late 1990s contributed significantly to the poverty alleviation of cocoa farming communities, especially those in rural areas. Almost 20 percent of the national cocoa production comes from West Sulawesi Province. The Cocoa National Movement Program (Gernas) in West Sulawesi is a locomotive for community-based development as a holistic, integrated program involving stakeholders to increase productivity and quality and encourage the growth of the cocoa trade and industry. The Central Government subsequently carried it out formed the National Movement for the Improvement of Cocoa Production and Quality. The research showed that there had been a significant increase in cocoa productivity in Mamasa Regency, West Sulawesi, between before the National Movement Program and after its implementation through rejuvenetion, rehabilitation, and intensification programs. Rehabilitation activities are higher than those of rejuvenation and intensification. Rejuvenation increased cocoa production from 342.68 kg.ha–1.year–1 in 2008 to 605.05 kg.ha–1.year–1. Rehabilitation increased cocoa productivity from 332.47 kg.ha–1.year–1 in 2008 to 720.98 kg.ha–1.year–1 and intensification increased cocoa productictivity from 328.27 kg.ha–1.year–1 in 2008 to 531.45 kg.ha–1.year–1 during the program implemented.
Partnership Based Green Economy With Kurrak Village Farming Communities in Post Harvest Coffee Processing in The Recovery of Covid-19 Arman Amran; Amir Amir; Ihsan Arham; Suryani Dewi; Asri Mulya Ashari; Andi Zulham Azwar Mustadjab
International Journal of Public Devotion Vol 6, No 1 (2023): January - July 2023
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/ijpd.v6i1.4017

Abstract

Kurrak Village, Polewali Mandar Regency is a coffee-producing village that has the opportunity to develop an organic coffee agro-industry to support the realization of a green economy, namely a program to improve the Indonesian economy by focusing on environmentally sound activities. Some of the problems faced by coffee farming communities in the region include how to harvest and handle post-harvest coffee. The purpose of this community service program (PKM) is to improve the ability of the Kurrak village coffee farming community in post-harvest processing and to increase the role of micro, small and medium enterprises (UMKM) in establishing partnerships with coffee farmers. The method of implementing the activity is by counseling and practice with several stages including preparation, implementation and evaluation of the program. The PKM activity was carried out in a coffee plantation for residents in Kurrak village, attended by 25 representatives of the Kurrak village community. The results of the PKM activities showed that the activity participants had the ability to apply post-harvest coffee processing techniques, the enthusiasm and motivation of the farmer members increased and they began to activate the collaboration of MSMEs and coffee farmers in Kurrak village.
PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI MELALUI PENGUATAN KAPASITAS TEKNIS DAN MANAJERIAL PETANI DI DESA KURRAK Suryani Dewi; Arman Amran; Andi Werawe Angka; Dian Utami Zainuddin; Fitri Fitri; Irwan Samad; Asrul Hidayat
RAMBIDEUN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Rambideun: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Al Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/pkm.v6i1.1563

Abstract

Kurrak Village Tapango District Polewali Mandar Regency has topography that met the criteria of the environmental requirements for growing Arabica and Robusta Coffee. Efforts to develop coffee commodities in Kurrak Village confronted by various problems, so that it requires the role and support of various institutions, both government, educational institutions and private institutions. Problems with coffee development range from the on-farm sector to the off-farm sector. The problems faced by farmers were the low knowledge of farmers in the technical application of good coffee cultivation and the low level of knowledge of farmer families in managing farming finances thus resulting in lack of farming capital of the farmers. This community empowerment through the Hadji Kalla Foundation's CSR program aimed to provide improvements to the on-farm sector in increasing farmer capacity, changing mindsets and increasing farming managerial capabilities. Empowerment methods used were counseling and mentoring. The results achieved were that farming families in Kurrak Village had sufficient capacity to apply Good Agriculture Practices (GAP) to coffee cultivation techniques and had knowledge of financial management in plantation farming, especially coffee plants.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MASYARAKAT PETANI KOPI DESA KURRAK DALAM BIOKONVERSI LIMBAH KULIT BUAH KOPI MENJADI KOMPOS Arman Amran
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i2.1452

Abstract

Peningkatan produktivitas buah kopi akan meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan saat proses pengolahan pada pasca panen buahnya. Biokonversi limbah kulit kopi menjadi kompos merupakan salah satu implementasi dari green economy di mana peningkatan aktivitas perekonomian dengan memfokuskan pada peningkatan produktivitas hasil perkebunan yang berwawasan lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat petani kopi di desa Kurrak dalam memanfaatkan limbah pengolahan kopi menjadi kompos yang dapat kembali dimanfaatkan untuk pupuk tanaman kopi di wilayah tersebut. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi langsung pembuatan kompos berbahan baku limbah kopi kepada 25 orang petani kopi desa Kurrak sebagai peserta pelatihan pada kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan tim pelaksana adalah dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat. Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan berdasarkan tanya jawab saat ceramah, serta pengamatan langsung pada hasil pengomposan kulit kopi yang dilakukan oleh peserta kegiatan PKM dengan indikator produk kompos yang tidak berbau busuk, warna menghitam, tekstur lembut dan rapuh serta tidak ada penggumpalan. Hasil kegiatan PkM ini menunjukkan peserta kegiatan telah mampu menghasilkan kompos yang dapat diaplikasikan langsung pada tanaman kopi di perkebunan kopi masyarakat setempat.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO INTEGRASI TERNAK Dwi Ahrisa Putri; Arman Amran; Nurmadina Nurmadina; Nurlaela Nurlaela
WIRATANI Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wiratani.v6i1.121

Abstract