Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Benefit of Islamic Faith Education to Enhance Children Social and Emotional Skills Nuri Sadida; Arif Triman
Jurnal Pendidikan Islam Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v4i2.1863

Abstract

There is an increasing trend among parents nowadays to choose Islamic elementary school. This has triggered the increasing amount of schools that adopt religious bases such as Kuttab Al-Fatih (KAF), a school that emphasized manner education and Islamic faith teaching. The purposes of this study are to correlate Islamic faith education given by parents and student’s social and emotional skills and to compare children's emotional and social skills from parents whose children schooled in KAF and in other schools. The measurement of children's social and emotional skills contains three dimensions: persistence, self-control, and social competence. Meanwhile, faith education by parents was measured using how much parents teach faith indicator. There are 52 parents participated in this study. Results showed there is a significant correlation between faith education and social and emotional skills (r=.302, p < .05), and there is no significant difference in social and emotional skills between children who submitted to KAF and to other schools.
Adaptasi Alat Ukur Stres Berkendara bagi Pengendara Motor di Indonesia Novika Grasiaswaty; Alexandra Aliviary; Nuri Sadida
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v3i2.380

Abstract

ABTRACTThe driving stress scale is one of the tools for measuring stress on car drivers and so far, the Indonesian version has not been found. Adaptation of this measuring tool is needed considering that the construct has been more suitable for car drivers, while for motorbike riders, adaptation is needed, especially in Indonesia. The adaptation of measuring instruments using driving stress consists of 16 items and is a unidimensional measuring instrument. The adaptation process follows six stages (translate-synthesis-backward translate), both qualitative and quantitative. The results of the measurement tool translation were then given to eight online motorcycle taxi drivers and they were asked to read each item to check understanding in each item. Based on the qualitative process, some words were changed. The DS-Indonesia version was then returned to three online motorcycle taxi drivers to be re-tested for readability. These results were then tested (try out) to 28 online motorcycle taxi drivers to be analyzed quantitatively. Improvements were made again so that there were some item changes. The final result of this item was then collected data on 200 online motorcycle taxi drivers. Reliability testing and Confirmatory Factor Analysis with the R platform and Lavaan packages were used to check the suitability of each item with the DS-Indonesia unidimensional factor. It is known if the value of x2 : 57.114 p<0.001, CFI = 0.969; TLI = 0.906 . RMSEA =0.078 ; SRMR = 0.040 which indicates that the results of the DS-Indonesia adaptation data have a fairly good fitness value. The inter-item results are in the good range and the correlation with BFI-Indonesia shows that DS-Indonesia correlates with the neuroticism, consiousness, agreeableness and openness traits but not with extraversion.ABSTRAKDriving stress scale merupakan salah satu alat ukur stres pada pengendara mobil dan sejauh ini, belum ditemukan alat ukur versi bahasa Indonesia. Adaptasi alat ukur ini diperlukan mengingat konstruk tersebut selama ini lebih cocok untuk pengendara mobil, sementara untuk pengendara motor diperlukan adaptasi lagi terutama di Indonesian. Pengadaptasian alat ukur menggunakan driving stress terdiri dari 16 aitem dan merupakan alat ukur unidimensional. Proses adaptasi mengikuti enam tahapan (translate-sintesa-backward translate), baik kualitatif maupun kuantitatif. Hasil terjemahan alat ukur tersebut kemudian diberikan kepada delapan orang pengendara ojek online dan mereka diminta untuk membaca setiap aitem untuk mengecek pemahaman dalam setiap aitem. Berdasarkan proses kualitiatif tersebut, beberapa kata diubah. Versi DS-Indonesia ini kemudian dikembalikan kepada tiga orang pengemudi ojek online untuk kembali diuji keterbacaan. Hasil ini kemudian dilakukan uji coba (try out) kepada 28 orang pengemudi ojek online untuk dianalisis secara kuantitatif. Perbaikan kembali dilakukan sehingga terdapat beberapa perubahan aitem. Hasil akhir aitem ini kemudian dilakukan pengambilan data kepada 200 orang pengemudi ojek online. Uji reliabilitas dan Confirmatory Factor Analysis dengan platform R dan Lavaan packages digunakan untuk mengecek kesesuian setiap aitem dengan faktor unidimensional DS-Indonesia. Diketahui jika nilai x2 : 57.114 p<0.001, CFI = 0.969; TLI = 0.906  . RMSEA =0.078 ; SRMR =0.040 yang mengindikasikan jika hasil data adaptasi DS-Indonesia memiliki nilai fitness yang cukup baik. Hasil inter-aitem berada pada rentang baik dan korelasi dengan BFI-Indonesia mneunjukkan jika DS-Indonesia berkorelasi dengan trait neuroticism, consiousness, agreeableness dan openness tetapi tidak dengan extraversion.
Adaptasi Alat Ukur Stres Berkendara bagi Pengendara Motor di Indonesia Novika Grasiaswaty; Alexandra Aliviary; Nuri Sadida
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 17, No 2 (2021): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v17i2.4285

Abstract

The driving stress scale is one of the stress measuring tools for car drivers and so far, the Indonesian version of the measuring instrument has not been found. Adaptation of this measuring tool is needed considering that the construct has been more suitable for car drivers, while for motorcycle riders, adaptation is needed, especially in Indonesia. The adaptation of measuring instruments using driving stress consists of 16 items and is a unidimensional measuring instrument. The adaptation process follows six stages (translate-synthesis-backwards translate), both qualitative and quantitative. The results of the measurement tool translation were then given to eight online motorcycle taxi drivers and they were asked to read each item to check understanding in each item. Based on the qualitative process, some words were changed. The DS-Indonesia version was then returned to three online motorcycle taxi drivers to be re-tested for readability. These results were then tested (try out) to 28 online motorcycle taxi drivers to be analyzed quantitatively. Improvements were made again so that there were some item changes. The final result of this item was then collected data on 200 online motorcycle taxi drivers. Reliability testing and Confirmatory Factor Analysis with the R platform and Lavaan packages were used to check the suitability of each item with the DS-Indonesia unidimensional factor. It is known if the value of x2 : 57.114 p0.001, CFI = 0.969; TLI = 0.906 . RMSEA =0.078; SRMR = 0.040 which indicates that the results of the DS-Indonesia adaptation data have a fairly good fitness value. The inter-item results are in the good range and the correlation with BFI-Indonesia shows that DS-Indonesia correlates with the neuroticism, consciousness, agreeableness and openness traits but not with extraversion.
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI RELIGIUS DENGAN MOTIVASI MENGEKSPRESIKAN PRASANGKA DI MEDIA SOSIAL Chairunnisa Sofia; Nuri Sadida
Jurnal As-Salam Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal As-Salam
Publisher : Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37249/assalam.v5i1.249

Abstract

Internet semakin banyak digunakan masyarakat untuk mengakses media sosial karena menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai aspek. Namun di sisi lain, terdapat dampak negatif dari kemudahan mengakses dan menyebarkan informasi dengan penggunaan internet yaitu makin meningkatnya konten berisi ujaran kebencian dengan konten SARA. Aktivitas penyebaran ujaran kebencian sendiri merupakan tindakan mengekspresikan prasangka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan orientasi religius dengan motivasi mengekspresikan prasangka di media sosial. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 258 remaja akhir berumur 18-22 tahun, dan pengguna media sosial aktif, diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Alat ukur yang digunakan yaitu Religiousity Orientation Scale-Revised untuk mengukur orientasi religius dimensi intrinsik dan ekstrinsik dan Motivation Express to Prejudice untuk mengukur motivasi mengekpresikan prasangka. Kedua alat ukur ini memiliki derajat reliabilitas yang baik. Dari hasil pengolahan data menggunakan korelasi Pearson, ditemukan bahwa kedua dimensi orientasi religius berkorelasi signifikan dengan motivasi mengekspresikan prasangka. Pada dimensi orientasi religius intrinsik (r = 0,139, p< 0,05) dan pada dimensi orientasi religius ekstrinsik (r = 0,263, p< 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk bagaimana bersikap di media sosial agar terhindar dari prasangka yang dapat menimbulkan berbagai konflik.
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI RELIGIUS DENGAN MOTIVASI MENGEKSPRESIKAN PRASANGKA DI MEDIA SOSIAL Chairunnisa Sofia; Nuri Sadida
Jurnal As-Salam Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal As-Salam
Publisher : Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37249/assalam.v5i1.249

Abstract

Internet semakin banyak digunakan masyarakat untuk mengakses media sosial karena menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai aspek. Namun di sisi lain, terdapat dampak negatif dari kemudahan mengakses dan menyebarkan informasi dengan penggunaan internet yaitu makin meningkatnya konten berisi ujaran kebencian dengan konten SARA. Aktivitas penyebaran ujaran kebencian sendiri merupakan tindakan mengekspresikan prasangka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan orientasi religius dengan motivasi mengekspresikan prasangka di media sosial. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 258 remaja akhir berumur 18-22 tahun, dan pengguna media sosial aktif, diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Alat ukur yang digunakan yaitu Religiousity Orientation Scale-Revised untuk mengukur orientasi religius dimensi intrinsik dan ekstrinsik dan Motivation Express to Prejudice untuk mengukur motivasi mengekpresikan prasangka. Kedua alat ukur ini memiliki derajat reliabilitas yang baik. Dari hasil pengolahan data menggunakan korelasi Pearson, ditemukan bahwa kedua dimensi orientasi religius berkorelasi signifikan dengan motivasi mengekspresikan prasangka. Pada dimensi orientasi religius intrinsik (r = 0,139, p< 0,05) dan pada dimensi orientasi religius ekstrinsik (r = 0,263, p< 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk bagaimana bersikap di media sosial agar terhindar dari prasangka yang dapat menimbulkan berbagai konflik.
HUBUNGAN ANTARA HEALTH CONSCIOUSNESS DENGAN EMPLOYEE WELL-BEING PADA KARYAWAN DI DKI JAKARTA Nuri Sadida
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.998 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.19223

Abstract

Kesejahteraan merupakan aspek penting untuk menunjang produktivitas sumber  daya  manusia.  Kesejahteraan  di tempat kerja bukan  hanya kesejahteraan  fisik,  namun  juga  meliputi  kesejahteraan  psikologis. Kesejahteraan fisik dipengaruhi oleh kesadaran kesehatan dan gaya hidup, sementara  kesejahteraan  psikologis  dipengaruhi  oleh  beban  pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah tenggat waktu, beban kerja, tekanan dari atasan, dan kolega kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau   tidaknya   hubungan   antara   health   consciousness   (kesadaran kesehatan) dengan Employee Well-Being (kesejahteraan karyawan) pada karyawan. Penelitian ini  menggunakan  pendekatan  kuantitatif  dengan kuesioner  sebagai  instrumen  penelitian.  Pada  penelitian  ini  peneliti mengadaptasi alat ukur kesadaran kesehatan yang dibuat oleh Hong pada tahun 2009 dan  memodifikasi alat ukur  kesejahteraan  karyawan  yang disusun oleh Juniper pada tahun 2010. Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan kantoran (office) yang bekerja di DKI Jakarta sebanyak  164  partisipan.  Data diolah dengan uji Spearman, dan didapat hasil r = 0.209 (ρ= 0.007≤0.05) yang artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesadaran kesehatan dengan kesejahteraan  karyawan.